The Doll

Bodyguard
Please Subscribe to read the full chapter

Sulli memandangi Krystal yang  tengah fokus mengobati luka di jemari tangannya. Kedua sudut bibir Sulli terangkat ke atas begitu Krystal meniup-niup lukanya. Krystal bertingkah seolah Sulli adalah adik kecilnya. Padahal Sulli jauh terlihat lebih tinggi dari pada Krystal.

“Sudah selesai,” kata Krystal membuat Sulli menghentikan aktivitasnya memperhatikannya.

“Gomawo, Krystal-ssi,” kata Sulli sambil membenarkan letak kaca matanya dan tersenyum manis. Krystal hanya mengangguk sambil mengangkat kedua sudut bibirnya ke atas. Meski tak terlihat seperti senyuman, Sulli dapat melihat bahwa gadis itu sedang berusaha tersenyum padanya.

“Krystal-ssi, boleh aku bertanya sesuatu?” tanya Sulli ragu. Krystal tak menjawab hanya balas mengangguk.

“Kau, kenapa kau menolongku?” tanya Sulli hati-hati.

“Apakah menolong seseorang butuh alasan?” Krystal malah balik bertanya dengan nada datarnya.

“Bu-bukan begitu, hanya saja kau kan teman mereka,” jawab Sulli beralasan. Krystal hanya menghembuskan napasnya pelan, membuat Sulli menatapnya penasaran.

“Aku juga pernah seperti dirimu,” kata Krystal pelan.

“Aku pernah dijadikan boneka sepertimu. Yah, dibully oleh seisi sekolah,” jelas Krystal. Sulli menatapnya tak percaya. Krystal begitu cantik dan menawan, dandanannya pun tampak layak disandingkan dengan model dan artis ternama. Berbeda dengan dirinya yang tampak culun dan kuno dengan kacamata super tebal yang bertengger di hidungnya.

“Kau tak percaya?” Sulli terkejut karena Krystal seperti dapat menebak alur pikirnya.

“Yah, penampilanku tampak normal, jadi sangat mustahil jika aku dibully dan dikerjai. Tapi aku ingatkan bahwa sekolah lamaku ada di California. Di sana aku tampak berbeda. Rambutku hitam bukan pirang, lensa mataku kecokelatan, bukan biru. Dan itu membuatku berbeda, seperti dirimu sekarang,” jelas Krystal. Sulli mengangguk mengerti.

“Dan lagi aku terkesan sombong dan dingin, sehingga mereka semakin suka mengerjaiku,” tambah Krystal lagi.

“Bagaimana bisa aku menceritakan ini pada orang asing sepertimu?” Krystal menyadari bahwa ia bercerita tentang dirinya terlalu banyak. Meski Sulli terlihat baik, dia tetap saja orang asing.

“Kupikir kau menganggapku teman,” kata Sulli sambil tersenyum.

“Aku tidak menganggapnya begitu,” sahut Krystal cepat. Krystal menyadari ucapannya mampu menyakiti Sulli, namun ia hanya mencoba jujur pada gadis itu.

“Ah, aku penasaran, kenapa tadi kau berani sekali menyahuti perintah Seulgi?” tanya Krystal mencoba mencairkan kecanggungan yang ada.

“Karena aku mengikuti saranmu. Kau bilang kalau aku tidak salah maka aku tidak boleh meminta maaf,” jawab Sulli sambil memperlihatkan cengirannya. Krystal mendesah keras.

“Tapi kau tidak seharusnya mengikuti saranku pada kondisi seperti tadi,” protes Krystal sambil mempautkan kedua bibirnya. Sulli tersenyum melihatnya. Satu ekspresi lain ditunjukkan oleh Krystal Jung dan itu sangat menggemaskan.

“Aku hanya percaya pada kata-katamu. Dan lagi aku percaya kau pasti akan menolongku,” Krystal mengerjapkan matanya tertegun mendengar pengakuan Sulli.

“Ayo, kembali ke kelas, sebelum kena marah guru,” ajak Sulli sambil mengulum senyumnya melihat tingkah Krystal.

“Sebaiknya kalian tidak ke kelas dulu sekarang,” kata seseorang tiba-tiba menginterupsi mereka. Krystal memandangi orang itu dari atas hingga ke bawah. Seorang pemuda, yang tidak terlalu tinggi meski lebih tinggi darinya, dengan wajah dan senyum yang menarik.

“Kau siapa?” tanya Krystal datar. Pemuda itu hanya mengulas senyumnya.

“Aku ketua OSIS di sini. Namaku Kim Suho,” kata pemuda bernama Suho itu tanpa menghapus senyumnya sama sekali.

“Choi Sulli, ini tasmu bukan?” tanya Suho sambil memberikan tas yang dipegangnya pada Sulli.

“Nde, gomawo sunbaenim,” kata Sulli sambil sedikit membungkukkan dirinya.

“Dan ini milikmu kan murid baru?” kali ini Suho memberikan sebuah tas ransel, milik Krystal. Krystal hanya mengangguk tanpa mengucapkan apapun.

“Sebaiknya kalian pulang saja, untuk izin biar aku yang urus,” kata Suho lagi.

“Baiklah, sekali lagi terima kasih, sumbaenim,” kata Sulli. Suho hanya membalas dengan senyum manisnya. Ia melirikkan matanya sejenak ke arah Krystal lantas tersenyum dan berlalu pergi.

Krystal masih terdiam mengamati kakak kelasnya itu penasaran. Entah mengapa ia pernah melihat pemuda itu. Krystal mengingat-ngingat sejenak. Mungkinkah pemuda itu salah satu dari K?

 

O0O

 

“Krystal Jung, wake up,” perintah Jessica sambil menarik selimut Krystal.

“Biarkan aku membolos kali ini, mom. Aku sedang malas ke sekolah,” kata Krystal sambil merampas selimutnya kembali. Jessica menautkan alisnya heran.

“Apa ada sesuatu yang terjadi, sehingga kau malas ke sekolah?” selidik Jessica sambil kemabali menarik selimut Krystal.

Skakmat. Krystal mengutuki dirinya sendiri. Ibunya pasti akan kembali cemas kalau mengathui dirinya kembali menjadi target bully di sekolah. Dengan terpaksa Krystal bangun dan duduk di ranjang big sizenya.

“Bukan begitu, eomma. Aku hanya malas saja,” Krystal mencoba beralasan sambil menunjukkan cengiran lebarnya.

“Alasan tidak diterima. Sebaiknya kau segera bersiap. Appamu sudah menunggu di bawah,” kata Jessica tegas. Krystal mendengus malas. Haruskah ia kembali ke sekolah yang sebentar lagi akan berubah jadi neraka baginya?

Tetapi apapun bentuk penolakan Krystal sama sekali tidak ditanggapi oleh Jessica, ibunya. Bahkan Donghae, sang ayah yang biasanya selalu dapat diandalkannya, sama sekali tidak mendukungnya. Dan di sinilah Krystal akhirnya berada. Di depan sekolahnya. Di depan neraka barunya.

“Krys?”

“Oh, aku masuk dulu, appa,” kata Krystal tersadar dari lamunannya lantas segera mengecup singkat pipi ayahnya. Donghae mengernyitkan dahinya heran. Sepertinya Krystal sedang menyembunyikan sesuatu. Donghae hanya mengangkat bahunya, dia berharap itu bukan hal yang buruk.

Tetapi harapan Donghae mungkin hanya sebatas harapan dan doa yang tak terwujud. Nyatanya Krystal kembali mengalami masa buruknya. Ia merasa kembali ke masa lalu. Semua mata memandangnya tajam dan berkasak-kusuk ria. Krystal hanya menggigit bibir bawahnya menahan gugup. Sebenarnya ia sudah terbiasa dengan suasana seperti ini. Hanya saja merasakannya di tempat yang baru membuatnya sedikit tidak nyaman.

Krystal menghentikan langkahnya begitu tiba di depan kelasnya. Ia masih ragu dengan keputusannya untuk masuk ke kelasnya hari ini. Namun, mau bagaimana lagi. Ia sudah terlanjur berada di sini. Jika ia mundur sekarang berarti dirinya sama saja dengan pengecut yang kalah sebelum berperang.

Pelan-pelan Krystal memasuki ruang kelasnya yang tampak ramai dan ricuh. Mendadak kelas menjadi sepi begitu ada yang menyadari dirinya sudah berdiri di depan kelas. Krystal mencoba menghirup napasnya dalam-dalam. Ia sedikit mengeluarkan aura angkuhnya untuk menutupi rasa takut dan gugup yang menyelimutinya. Krystal melangkahkan kaki menuju bangkunya dengan tetap mengabaikan semua tatapan yang tertuju padanya. Hanya saja langkahnya terhenti ketika tiba di bangkunya. Dan Krystal membulatkan matanya melihat pemandangan yang tersaji di hadapannya.

Bangkunya rusak. Benar-benar rusak. Sepertinya ada yang sengaja merusak bangkunya dengan kapak atau sejenisnya. Yang jelas bangkunya patah dan tak mungkin ia duduki. Dan mejanya dipenuhi dengan coretan-coretan yang rata-rata berisi umpatan untuknya. Kepala Krystal mendadak pening. Ia tak menyangka akan secepat ini menjadi ‘boneka’ teman-teman sekolahnya. Dan perut Krystal terasa mual seketika saat melihat senyum mengerikan milik Joy. Sebenarnya Joy hanya tersenyum tipis padanya. Hanya saja bagi Krystal senyum itu terlihat mengerikan.

“Aku sudah memperingatkanmu sebelumnya, Krys,” kata Joy seakan tahu apa yang dipikirkan oleh Krystal. Krystal bungkam. Ia tidak tahu harus marah, atau bagaimana.

“Bisa kau minggir,” Krystal menoleh dan mendapati Sehun, salah satu teman sekelasnya menatapnya tajam.

“Kau menghalangi jalanku,” kata Sehun lagi kini dengan nada dinginnya. Krystal diam saja. Bola matanya ber

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
lee-jungjung
I will update,,, hmmm wednesday or thursday maybe,,, so stay here.. ^^ gomawo

Comments

You must be logged in to comment
LizziEverdeen
#1
Chapter 77: ahhh great job, author! i would like to hit like to every single chapter if i can.
ah, senangnya ff ini berakhir bahagia. suka banget sama ff ini dari awal. gimana para bodyguard itu nunjukin rasa sukanya ke Krystal dengan lucu. and bahkan setelah 10 tahun, merek masih suka godain Krystal.
sedangkan buat SeStal? ah, manisnya. pokoknya mereka berdua manis banget, aku bener2 baper bacanya.
ini happy ending gak cuma buat Krystal aja. all of the character have their happy ending. para bodyguard, seulgi, myungsoo, SeStal, Sulli.
ah jadi kepanjangan hehe, intinya ini ff bagus banget. thank you for writing this! this is truly a beautiful story! :)))))
EXO__CY #2
Bagus nih kalo dibuat drama :) ceritanya keren
Fx_exo
#3
Can u please write an English version to this story? It seems really good and I really want to read it.
soojungie123 #4
Chapter 77: Sestal Forever Kibarkan bendera sestall
anna28fx #5
Chapter 77: Best sangat la cerita ni!!!!!
Zeeveria #6
Chapter 77: Tolong bikinin epilognya dong. Biar gak ganjel gitu. Please ya, buatin epilognya thor..
icejuvenileyo #7
Chapter 77: Ahirnya end. Tapi ko sedih yaaah pengen tetep ada ff ini pengen tetep baca hal yang lucu ngeselin manis dri cerita ini. Makasih udah bikin happy ending. Aku sukaaa dari pertama baca sampai end semua pas. Cariin jodoh juga untuk 5 bodyguard yang lain haha. Sukses terus author
trsndewi
#8
Chapter 77: Finally endingㅠㅠ this is so beautiful:') cinta sehun akhirnya kesampean wkwk
Cara sehun nge lamar ituuu please sweet tapi lucu banget!! Good job author!
SamanthaJ #9
Chapter 76: request gue waktu di wattpad terkabul
kyuhyun12 #10
Chapter 76: Dr sehun :D