Her Decision

Bodyguard
Please Subscribe to read the full chapter

“Sehun!”

 

Bugh.

 

Bruk.

 

Sehun mengerjap sebelum meraup seluruh kesadarannya. Tanganya tergerak untuk memegangi kepala kecilnya yang terasa sakit. Sehun tidak mengingat apapun kecuali detik-detik saat sebuah truk mendekati dirinya. Nyaris menabrak tubuh mungilnya.

 

“Panggilkan ambulan, cepat!”

 

 

Sayup-sayup Sehun mendengarkan suara orang berteriak. Setelahnya, Sehun hanya mendengar keriuhan orang-orang mengerumuni sesuatu di depan truk yang berhenti di tengah jalan. Itu truk yang hampir menabrak tubuh Sehun tadi.

 

“Bibi!”

 

Sekali lagi, kelopak mata Sehun mengerjap. Kali ini dia mendengar suara yang tidak asing baginya. Itu suara Luhan, Sehun yakin sekali.

 

Perlahan, Sehun mencoba untuk mendekat. Mencoba melihat apa yang sebenarnya orang-orang sedang kerumuni.

 

“Bibi!”

 

Sehun mematung di tempat. Kedua bola matanya melebar saat melihat tubuh yang tergolek tak berdaya di dekat Luhan. Aroma anyir tiba-tiba saja menyeruak ke dalam penciuman Sehun. Membuat seakan ada yang meremas bagian perutnya.

 

“Se-Sehun.”

 

Sosok yang tergolek lemah itu mengulurkan tangannya. Mengulas senyum tipis tanpa tenaga. Sehun menelan ludahnya susah payah. Keringat dingin tiba-tiba membanjiri tubuhnya. Sehun menggeleng pelan. Tidak mempercayai apa yang dia lihat.

 

“Eomma!”

.

.

.

.

.

.

.

.

.

“Haaaahhh!”

 

Sehun membuka kedua matanya segera. Napasnya terengah-engah. Putus-putus seolah kekurangan jumlah oksigen yang mengisi ruang alveolusnya. Keringat dingin membasahi dirinya.

Perlahan pemuda itu meraup seluruh kesadarannya. Mencoba menerka di mana dia berada saat ini. Sebuah ruangan dengan nuansa putih. Sehun seperti mengenal semua sudut tempat yang terasa tak asing ini.

 

“Kau sudah sadar?”

 

Sehun menoleh. Di sana sudah ada Suho dengan raut begitu cemas. Sama seperti suaranya tadi, pemuda yang lebih tua darinya itu terlihat begitu gelisah. Sehun sendiri diam saja. Pandangannya mengedar dan berusaha mengingat kejadian terakhir yang dia alami.

 

Krystal.

 

Nama gadis itu muncul begitu saja dalam benak Sehun. Membuat pemuda itu seketika bangun meski kepalanya terasa berkunang-kunang.

 

“Hei, jangan bangun dulu kalau masih merasa pusing,” Suho segera menghampiri Sehun untuk membantu pemuda itu mengubah posisi menjadi duduk.

 

“Krystal di mana, hyung?” tanya Sehun tanpa basa-basi. Jelas dia khawatir terjadi sesuatu pada Krystal-nya.

 

“Dia…. Baik-baik saja,” jawab Suho dengan sedikit gugup. “Tenang saja, sebentar lagi juga dia kembali.”

 

Sehun menatap Suho dengan alis yang terangkat sebelah. Entah mengapa ada yang seperti disembunyikan Suho. Meski Sehun tidak tahu apa itu.

.

.

.

.

.

.

.

Sekitar satu jam lebih tiga puluh menit. Waktu yang cukup singkat untuk Krystal mendengar semua hal mengenai masa lalu Sehun dari Luhan.

 

Mulanya, gadis itu tidak terima dengan larangan Luhan kepada dirinya untuk menjenguk Sehun. Sempat terjadi cek-cok yang cukup sengit ketika Krystal bersikeras untuk tetap menemui Sehun. Hingga akhirnya Luhan dengan amat terpaksa menyeret Krystal dan menceritakan semuanya.

 

“Jadi, Sehun tidak mengingat apapun mengenai tragedi yang merengut nyawa ibunya?” tanya Krystal begitu pelan. Gadis itu memainkan jarinya dengan gelisah. Menunggu penegasan dari Luhan mengenai pertanyaannya.

Luhan mendesah pelan sebelum akhirnya mengangguk. Dan jawaban itu sukses membuat raut wajah Krystal semakin sendu. Gadis itu hanya tidak menyangka kalau masalahnya serumit ini. Oh Sehun –pemuda yang selalu bersikap dingin nyatanya menyimpan luka yang teramat dalam. Luka yang mungkin dilupakan oleh dirinya sendiri karena perasaan bersalah yang terus membayanginya. Dan konyolnya, hal tersebut malah ditutupi dengan kebencian pemuda itu pada sang ibu yang jelas-jelas tidak memiliki kesalahan apapun.

 

“Tapi, ini tidak adil bagi ibunya Sehun,” Krystal menyuarakan pendapatnya. Suara gadis itu mengalun begitu lembut, teramat pelan.

 

“Bibi Yoona pasti mengerti,” tukas Luhan segera. “Lagi pula, kau mau bagaimana? Membiarkan Sehun mengingat semua yang terjadi dan terus-menerus dibayangi oleh rasa bersalah?”

 

Krystal terdiam mendengarkan pertanyaan Luhan yang terasa begitu menyudutkannya. Luhan benar, Krystal tentu tidak mau hal itu terjadi. Apalagi setelah melihat reaksi Sehun saat bayangan masa lalu mulai menghampirinya. Mendengar suara Sehun yang terdengar pilu atau sosoknya yang terlihat menyedihkan, membuat hati Krystal terasa nyeri.

 

Tapi, tetap saja. Menurut Krystal semua yang disembunyikan suatu saat akan terungkap. Entah kapan itu. Dan mungkin jika dibiarkan terungkap begitu saja maka yang terjadi malah makin parah. Bisa-bisa Sehun tidak mampu menerima kenyataan dan terus menyalahkan diri sendiri.

 

“Krystal?”

 

Krystal mendongak dengan cepat. Menatap Lurus ke arah Luhan yang memandanginya penuh harap. “Jadi, bisa kau jauhi Sehun, Krystal?” tanya pemuda bermata rusa itu hati-hati. “Demi Sehun, jika kau mau peduli.”

 

Krystal menarik napasnya dalam-dalam. Menjauhi Sehun? Apakah itu keputusan terbaik?

 

Masalahnya di sini, kenapa Krystal merasa tidak sanggup untuk menjauh dari Sehun? Ada apa dengan dirinya?

 

O0O

 

“Krystal!”

 

Tubuh Krystal rasanya sulit begerak. Ada perasaan yang menahan dirinya untuk menolak dekapan Sehun. Jadi, yang gadis itu lakukan hanyalah diam tanpa berniat membalas dekapan itu. Krystal hanya takut, ketika membalas pelukan Sehun, dia akan semakin tidak rela menjauh dari pemuda itu. Entah sejak kapan, tapi yang jelas Krystal mengakui jika Sehun menempati satu tempat yang istimewa dalam kehidupannya. Hatinya juga barangkali.

 

“Kau baik-baik saja? Apa Myungsoo melukaimu?”

 

Krystal menggeleng pelan. Seulas senyum terukir manis menghiasi paras ayunya. “Kau tidak ingat apapun, Sehun?” gadis itu malah balik bertanya.

 

Sehun terdiam. Suasana pun terasa tegang kembali. Was-was Luhan mengamati semua yang terjadi. Dia berharap Krystal tidak mengungkit apapun. Karena segala yang berhubungan dengan kecelakaan akan membangkitkan memori kelam seorang Oh Sehun.

 

“Tidak,” jawab Sehun ragu. “Aku hanya ingat menghajar Myungsoo. Lalu, aku tidak mengingat apapun lagi.”

 

Krystal mendesah lega. Syukurlah. Paling tidak, rasa bersalah gadis itu sedikit mengabur. Jika Sehun masih mengingat kecelakaan itu, tentu Krystal akan terus menyalahkan diri sendiri. Ahh, bahkan sekarang ini dia sudah menyalahkan takdir. Kenapa juga wajahnya harus serupa dengan ibunya Sehun? Dari semua orang kenapa harus dia? Apa ini takdir yang memimbing Krystal untuk menemukan satu jawaban? Jika dia dan Sehun tidak ditakdirkan untuk bersama.

 

Tapi memikirkan itu, rasanya menyakitkan sekali.

 

“Sebaiknya kau istirahat sekarang,” Krystal dengan lembut memeritah Sehun. Gadis itu kemudian membantu Sehun membaringkan tubuhnya. Tersenyum lembut sebelum membelai surai kelam pemuda berkulit putih itu.

 

“Aku tidak mau tidur,” gumam Sehun meski tubuhnya sudah menurut untuk berbaring. “Aku takut kau akan menghilang dari hadapanku,” ujar pemuda itu lagi.

 

Krystal merenung sebentar. Ada apa ini. Kebetulan sekali Sehun berubah manja dengannya. Dan apa itu tadi? Pemuda itu seolah mempunyai firasat bahwa Krystal akan meninggalkannya. Ahh, hal ini benar-benar memuat Krystal frustasi. Semakin tidak rela untuk memenuhi permintaan Luhan meski ini untuk Sehun juga.

 

“Aku tidak akan pergi,” kata Krystal. “Aku akan menungguimu sampai tidur.”

 

Sehun tersenyum senang, “Kau sudah berjanji,” katanya. Tangan Sehun digunakan untuk menggenggam telapak tangan Krystal. Menautkan jemari mereka dengan begitu posesif.

Perlahan kelopak mata Sehun tertutup. Dirinya kembali menjelajah alam mimpi tanpa menyadari bahwa Krystal menatapnya penuh kesedihan.

 

Entah apa yang terjadi nanti, Krystal ingin sebentar saja bersama Sehun seperti ini.

.

.

.

.

“Aku sudah menduga ini sebelumnya,” gumam Baekhyun pelan. Kedua netranya masih setia mengamati Krystal yang duduk di sisi ranjang Sehun. “Apakah aku harus menyerah?” tanya pemuda manis itu lebih kepada dirinya sendiri.

 

“Aku tidak mau menyerah,” Chanyeol menyatakannya tanpa ragu. “Sebelum Krystal sendiri yang mengatakan soal perasaannya, aku akan berjuang terus.”

 

“Aku juga,” Kai menimpali. “Aku sudah berjanji akan melindunginya. Dan lagi, kami sudah terikat dalam satu takdir,” lanjut pemuda itu begitu pelan. Berharap tidak ada yang mendengar perkataannya.

 

Kyungsoo sendiri menghela napas pelan. Mungkin sekarang ini dia benar-benar mendapat karma. Dia amat membenci Krystal di awal pertemuan mereka. dan sekarang dia malah takut kehilangan Krystal. Ternyata, ibunya benar. Jangan membenci seseorang terlalu jauh, bisa jadi kau akan sangat menyukainya di kemudian hari. Seperti yang Kyungsoo alami saat ini.

.

.

.

.

.

“Apa kau memberitahukan semuanya pada Krystal?” Suho bertanya pada Luhan ketika mereka berada di luar kamar inap Sehun.

 

Luhan memalingkan mukanya segera. Menghembuskan napas sebentar sebelum akhirnya mengangguk. Jawaban Luhan tentu membuat Suho geram. Padahal pemuda itu sudah mewanti-wanti Luhan untuk tidak mengatakan apapun. Karena dia tahu tipikal Krystal. Gadis itu akan melakukan segala macam cara untuk kebahagian orang lain. Dan kali ini untuk Sehun, meski Suho tidak yakin jika Krystal mau menjauhi Sehun, bisa saja dia ikut campur. Masalahnya satu, ketika ikut campur, Krystal selalu mendekati bahaya.

 

“Kau seharusnya tidak mengatakan apapun padanya, Lu. Kau akan membuat dirinya tertekan.”

 

Luhan tersenyum tipis saat mendengar ucapan Suho. “Kenapa memang?” tanya pemuda itu terkesan menyindir. “Bukankah itu baik untukmu? Sainganmu akan berkurang satu, bukan?”

 

Suho mengatupkan bibirnya rapat. Rahangnya mengeras. Apa yang Luhan katakan memang sepenuhnya benar. Ada kesempatan emas bagi Suho untuk mendapatkan hati Krystal. Tapi, yang penting bukan itu. Suho hanya merasa melakukan hal yang curang jika memanfaatkan situasi ini.

 

Please Subscribe to read the full chapter

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
lee-jungjung
I will update,,, hmmm wednesday or thursday maybe,,, so stay here.. ^^ gomawo

Comments

You must be logged in to comment
LizziEverdeen
#1
Chapter 77: ahhh great job, author! i would like to hit like to every single chapter if i can.
ah, senangnya ff ini berakhir bahagia. suka banget sama ff ini dari awal. gimana para bodyguard itu nunjukin rasa sukanya ke Krystal dengan lucu. and bahkan setelah 10 tahun, merek masih suka godain Krystal.
sedangkan buat SeStal? ah, manisnya. pokoknya mereka berdua manis banget, aku bener2 baper bacanya.
ini happy ending gak cuma buat Krystal aja. all of the character have their happy ending. para bodyguard, seulgi, myungsoo, SeStal, Sulli.
ah jadi kepanjangan hehe, intinya ini ff bagus banget. thank you for writing this! this is truly a beautiful story! :)))))
EXO__CY #2
Bagus nih kalo dibuat drama :) ceritanya keren
Fx_exo
#3
Can u please write an English version to this story? It seems really good and I really want to read it.
soojungie123 #4
Chapter 77: Sestal Forever Kibarkan bendera sestall
anna28fx #5
Chapter 77: Best sangat la cerita ni!!!!!
Zeeveria #6
Chapter 77: Tolong bikinin epilognya dong. Biar gak ganjel gitu. Please ya, buatin epilognya thor..
icejuvenileyo #7
Chapter 77: Ahirnya end. Tapi ko sedih yaaah pengen tetep ada ff ini pengen tetep baca hal yang lucu ngeselin manis dri cerita ini. Makasih udah bikin happy ending. Aku sukaaa dari pertama baca sampai end semua pas. Cariin jodoh juga untuk 5 bodyguard yang lain haha. Sukses terus author
trsndewi
#8
Chapter 77: Finally endingㅠㅠ this is so beautiful:') cinta sehun akhirnya kesampean wkwk
Cara sehun nge lamar ituuu please sweet tapi lucu banget!! Good job author!
SamanthaJ #9
Chapter 76: request gue waktu di wattpad terkabul
kyuhyun12 #10
Chapter 76: Dr sehun :D