Difficult Choice
BodyguardWarning: typo bersebaran. (lagi males ngedit)
.
.
.
Berkencanlah denganku.
Ajakan Chanyeol di sekolah tadi terus terngiang di benak Krystal. Sudah cukup dirinya dibuat kehilangan daya akibat pengakuan Sehun, dan Chanyeol malah menambah beban untuknya. Krystal menghela napasnya sejenak. Dia tidak tahu ini sebuah keberuntungan atau kesialan. Yang jelas untuk beberapa waktu ke depan kelihtannya gadis itu akan merasa canggung jika harus bertemu dengan Sehun dan juga Chanyeol. Dan lagi, ada satu hal yang amat mengganggunya.
Apakah Krystal harus menjawab pengakuan Sehun dan ajakan Chanyeol? Entahlah, dia masih belum tahu harus menjawab apa.
“Hei, kau melamun?”
Krystal mengerjap pelan sebelum menoleh ke arah Kyungsoo. Pemuda bermata bulat itu mengernyit sebentar lantas menyentuh kening Krystal menggunakan punggung tangannya. “Kau sakit? Mungkin sebaiknya paman Siwon memeriksamu. Mumpung kita di sini.”
Krystal menggeleng pelan. Gadis itu mengulas senyum terbaiknya agar Kyungsoo tak lagi khawatir padanya. “Tidak perlu, Kyung-ah. Aku baik-baik saja. Hanya sedang memikirkan sesuatu,” Krystal mencoba memberikan alasan dibalik sikap diamnya sejak tadi.
“Kau ada masalah? Tahu begitu tadi tidak usah ikut menemani terapiku.”
Krystal tersenyum mendengar penuturan Kyungsoo. Meski terkadang bersikap menyebalkan, Krystal selalu merasa kalau Kyungsoo amat memperhatikannya. Pemuda itu juga selalu berusaha gara tidak membuat Krystal khawatir. Karena itulah dia tidak pernah setuju jika Krystal menemani terapinya. Bahkan sebelumnya Kyungsoo sempat mengusir Krystal dengan meminta bantuan pada Luhan. Hanya untuk hari ini saja Kyungsoo mengajak Krystal. Kebetulan Krystal juga berniat menghindari Sehun dan Chanyeol, maka gadis itu menerima saja tawaran Kyungsoo. Lagi pula dia juga penasaran dengan perkembangan pengobatan Kyungsoo.
“Ah, apa terapinya mau di mulai?”
Kyungsoo mengangguk dengan semangat. “Ayo, masuk kutunjukkan sesuatu,” ajak Kyungsoo sambil menarik pergelangan tangan Krystal agar mengikutinya.
.
.
.
Kening Krystal mengerut saat melihat tempat yang asing baginya. Tempatnya berada saat ini tidak dapat disebut ruang rawat. Krystal mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Di dalam ruangan yang diperkirakan Krystal sebagai aula rumah sakit ini, diisi oleh beberapa orang yang mengenakan seragam pasien. Bukan hanya itu, Krystal juga menemukan beberapa petugas medis seperti perawat dan dokter.
Gadis itu mengulas senyumannya saat melihat Siwon melambai ke arahnya. Dengan segera dia kembali mengikuti langkah Kyungsoo, mendekat ke arah ayah dari Oh Sehun sekaligus dokter yang bertanggungjawab atas pemulihan cedera pemuda itu.
“Kenapa lama sekali? Mereka semua sudah menunggumu, Kyungsoo,” ujar Siwon sambil memasang tampang seolah kesal. Kyungsoo hanya terkekeh pelan. Senyumnya mengembang begitu memperhatikan sebuah grand piano bercat putih yang ada di dalam ruangan itu.
“Krystal?”
“E-eoh?”
Krystal mengerjap pelan saat Kyungsoo meraih kedua telapak tangannya. Pemuda itu tersenyum ke arahnya sembari meremas telapak tangan gadis itu penuh kelembutan. “Mulai saat ini kau tidak perlu mengkhawatirkanku lagi,” ujar pemuda itu penuh percaya diri. “Akan kutunjukkan hasil kerja kerasku.”
Krystal masih terpaku beberapa saat. Bahkan hingga Kyungsoo tiba di depan grand piano-nya. Ada desiran halus yang menggelitik sanubarinya. Entahlah, hanya saja Krystal merasa kalau jantungnya kembali bekerja tidak normal saat Kyungsoo menggenggam telapak tangannya tadi.
“Kyungsoo benar-benar bekerja keras,” kata Siwon, membuat Krystal menoleh ke arahnya. “Dia melakukan semua ini untuk membuatmu terkesan. Jadi perhatikan baik-baik, oke?” tambah Siwon sambil mengedipkan sebelah matanya.
Krystal mengerjap beberapa kali sebelum beralih memandangi Kyungsoo kembali. Pemuda itu tengah menarik napas dalam-dalam sembari menutup kedua matanya. Ketika kelopak matanya terbuka, Krystal dapat merasakan aura Kyungsoo yang begitu memikat.
Sama seperti pertemuan pertama mereka. Krystal merasa kalau Kyungsoo seperti sesosok malaikat yang begitu rupawan.
O0O
Krystal Jung. Kau mengenalnya, nona Kang?
Pertanyaan Myungsoo saat jam istirahat sekolah tadi begitu mengusik Seulgi. Efeknya, membuat gadis itu tak fokus menyelesaikan tugas piketnya. Berkali-kali Seulgi kedapatan tengah melamun memikirkan motif terselubung ketertarikan Myungsoo kepada mantan teman satu sekolahnya itu.
Teman?
Seulgi terkekeh tanpa suara. Dilihat dari segi manapun, Seulgi tidak memiliki hubungan yang bisa disebut teman dengan Krystal Jung. Yah, meski dirinya sempat dekat dengan gadis itu, tetap saja hubungan mereka tidak baik. Yang terakhir kali bahkan Seulgi memanfaatkan keluguan serta kebaikan gadis itu. Sejujurnya Seulgi tidak pernah berniat menghancurkan seseorang hingga seperti itu. Dia hanya tidak suka ketika tiba-tiba saja Krystal hadir dan merenggut semua yang menjadi miliknya. Tentu saja ini ada sangkut pautnya dengan perasaannya pada Kai.
“Daripada melamun, sebaiknya kau buang sampah ini, Seul.”
Seulgi mendengus kesal. Meski sempat menunjukkan raut tidak terimanya, Seulgi tetap melaksanakan apa yang tadi diperintah oleh Wendy. Setidaknya dengan membuang sampah ke luar, pikirannya akan beristirahat sejenak. Bukankah mengamati pemandangan sekitar dapat memperbaiki mood? Seulgi tidak percaya sepenuhnya, tetapi sepertinya layak dia coba.
“Oh, ternyata kau masih di sini nona Kang.”
Seulgi menghentikan langkahnya. Dirinya berniat kembali ke kelas seusai membuang sampah. Tetapi, malang nasibnya karena harus bertemu lagi dengan pemuda bermarga Kim yang menyebalkan ini. “Kau juga, Kim Myungsoo. Belum pulang?” Sebenarnya Seulgi malas berbasa-basi. Hanya saja basa-basi adalah cara terbaik untuk meladeni seorang Kim Myungsoo yang memiliki tingkat keingintahuan yang tinggi.
“Yah, aku tidur sebentar tadi di ruang kesehatan,” jawabnya acuh. “Tapi, beruntung aku tidur. Jadi, aku bisa bertemu denganmu dan melanjutkan kembali pembicaraan kita tadi.”
Seulgi memutar bola matanya malas. Sebenarnya, dia malas berurusan dengan pemuda bermarga Kim ini. Terlebih Seulgi tidak punya alasan untuk berdekatan dengan pemuda yang satu ini. Tidak ada keuntungan signifikan baginya. “Tidak ada yang perlu kita bicarakan.”
Myungsoo tersenyum miring mendengar penolakan tegas dari seorang Kang Seulgi. Pemuda itu sudah menduga jika Seulgi bukanlah orang yang mudah didekati. Maka dari itu, perlu suatu cara agar gadis itu mau buka suara. Mau menjawab semua rasa penasaran yang cukup membuatnya kesulitan beraktivitas.
“Bagaimana kalau kuberi satu penawaran?” tawar Myungsoo ketika Seulgi berjalan melewatinya. “Aku mendapatkan informasi mengenai Krystal Jung darimu, dan kupastikan kau mendapatkan satu keuntungan dariku. Yah, meski aku belum tahu keuntungan apa yang dapat kuberikan kepadamu,” lanjut pemuda itu.
Seulgi menghentikan langkahnya. Dia cukup tertarik dengan penawaran Myungsoo. Dia memang belum tahu kebermanfaatan pemuda itu baginya. Tetapi, tak ada salahnya dicoba bukan? Mungkin Seulgi akan segera mengetahui keuntungan yang akan didapatnya jika sudah memberikan informasi yang diinginkan Kim Myungsoo.
“Krystal Jung,” Seulgi akhirnya mulai bersuara. Gadis itu menarik napasnya dalam-dalam sebelum mengungkapkan jati diri Krystal dari sudut pandangnya.
“Dia adalah orang yang bertanggungjawab atas terjebaknya diriku di sekolah ini.”
O0O
“Bagaimana penampilanku tadi?”
Krystal mengerjap pelan sebelum menerima sekaleng minuman dingin yang disodorkan Kyungsoo. Gadis itu tersenyum tipis kepada pemuda yang kini duduk di sebelahnya, “Kau keren sekali.”
Kyungsoo memalingkan mukanya sambil menutup mulutnya dengan punggung tangannya. Menyembunyikan semburat merah halus yang menghiasi wajahnya. Krystal terkekeh pelan. Kyungsoo yang tersipu dan salah tingkah begitu menggemaskan. Wajah malaikatnya semakin ingin Krystal sentuh ketika pemuda itu menunjukkan ekspresi yang berbeda. Yah, Krystal akui kalau pemuda ini dapat berubah menjadi imut bahkan keren. Bergantung pada situasi yang tengah terjadi.
“Jadi, kau benar-benar sudah sembuh?”
Kyungsoo menggeleng. Tetapi, raut wajahnya tidak menunjukkan kesedihan maupun keputusasaan. “Belum sepenuhnya. Kata paman Siwon, butuh sedikit terapi dan tes lagi. Tadi itu hanya salah satu bentuk tesnya. Aku ingin kau yang pertama kali melihat perkembangan pengobatanku.”
Krystal tersenyum mendengar penuturan Kyungsoo. Meski demikian, terbersit rasa nyeri saat mendengarnya. Kyungsoo seolah melakukan semua pengobatan demi dirinya. Padahal dia selalu dihantui rasa bersalah sejak pergelangan tangan pemuda itu cidera. Biar bagaimanapun, dialah yang menyebabkan Kyungsoo mengundurkan waktu untuk meraih impiannya.
“Jangan menunjukkan wajah seperti itu lagi,” suara Kyungsoo sukses membuat Krystal tertegun menatapnya. “Sudah kubilang jangan menyalahkan diri sendiri,” ujar pemuda itu lagi seraya mengusap lembut puncak kepala Krystal.
Krystal merasa kedua matanya memanas. Pelupuk matanya terasa berat. Entahlah, dia merasa kalau semakin mengenal Kyungsoo dia semakin merasa nyaman dengan pemuda itu. Hingga terkadang dirinya selalu menunjukkan sisi lemahnya kepada pemuda itu.
“Tapi, tetap saja. Aku itu sangat merepotkan,” Krystal masih saja merendahkan dirinya. “Aku selalu saja membuat masalah. Dan kurasa sebentar lagi aku akan menciptakan masalah yang lebih besar lagi,” tuturnya putus asa. Secara bergantian bayangan Sehun dan Chanyeol singgah di benaknya. Kedua pemuda itu secara langsung telah menyatakan ketertarikannya pada Krystal. Dan menurut Krystal itu salah satu wujud masalah yang telah dirinya ciptakan.
“Kau melakukan hal yang aneh-aneh lagi?”
Krystal menggeleng. Gadis itu menarik-hembuskan napasnya berulang kali. Mungkin bukan melakukan hal yang aneh versi Kyungsoo, melainkan dirinya menjadi biang masalah itu sendiri. “Ini soal Sehun dan Chanyeol oppa,” uangkap gadis itu. Entah apa yang membimbingnya mengungkapkan apa yang sudah terjadi di sekolah tadi. Dia hanya tidak mampu memendamnya seorang diri.
“Memangnya mereka kenapa?” tanya Kyungsoo ingin tahu. Dia berusaha sekuat tenaga agar suaranya terdengar biasa saja. Karena nyatanya dia cukup tidak kuat untuk mendengar pengakuan Krystal. Aneh bukan? Yah, Kyungsoo hanya mencium ketidakberesan dari cerita Krystal.
.
.
.
.
.
“Sehun bilang menyukaiku.”
Kyungsoo membulatkan kedua bola matanya. Hingga kedua bola mata yang sebesar biji kelereng itu nyaris keluar dari tempatnya.
.
.
.
.
.
“Dan Chanyeol oppa, dia mengajakku berkencan.”
Baiklah, tidak ada yang lebih mengejutkan dari dua berita ini. Pertama Sehun dan kedua Chanyeol. Rupanya kedua rekannya itu mencuri start terlebih dulu untuk mengungkapkan perasaan mereka. Ini tidak benar. Bukankah, mereka sepakat untuk mengungkapkan perasaan masing-masing di waktu yang tepat dan secara bersamaan?
“Kyungsoo?”
Kyungsoo mengerjap pelan. Kini Krystal memandanginya penuh tanya. Gadis itu menghela napas sebentar sebelum menunjukkan raut penuh penyesalan. “Lihat, bukankah aku menciptakan masalah. Apa yang harus kulakukan sekarang? Aku saja masih belum tahu siapa yang benar-benar kusukai,”
Comments