Back to Them

Bodyguard
Please Subscribe to read the full chapter

“Terutama Sehun. Aku tidak peduli lagi dengan janjiku padamu tempo lalu. Aku tidak bisa menjauhi Sehun. Karena aku menyukainya.”

.

.

.

Krystal menarik napasnya dalam-dalam selepas membuat pengakuan yang mungkin cukup mengejutkan bagi Luhan. Bukan hanya bagi Luhan, bagi dirinya sendiri pun Krystal merasa ini gila. Setelah sekian lama dia akhirnya menyadari apa yang dirinya rasakan. Mengenai perasaannya pada seorang Oh Sehun. Seseorang yang bahkan tidak pernah terpikir untuk disukai oleh Krystal. Sampai detik ini pun dia masih bertanya dalam hati.

Mengapa bukan Chanyeol yang menjadi guardian angel-nya? Mengapa bukan Kai yang memiliki sejuta pesona memikat? Mengapa bukan Suho yang bijaksana dan dewasa? Mengapa bukan Baekhyun yang penuh perhatian? Mengapa bukan Kyungsoo yang selalu membuat Krystal merasa nyaman? Mengapa harus seorang Oh Sehun?

 

“Kau menyukai Sehun? Benarkah?”

 

Krystal mengangguk tanpa ragu guna memberikan jawaban kepada Luhan. “Yah, aku memang menyukai Sehun. Jadi, aku tidak akan pernah menjauhinya lagi,” tambah gadis itu mempertegas jawabannya.

 

Luhan menatap Krystal lebih tenang sekarang ini. Seulas senyum tersungging menghiasi wajah tampannya. Ini juga merupakan satu hal yang diprediksi Luhan. Dia tidak mengingkari jika suatu saat Krystal menyadari perasaannya dan berujung menentang semua rencana Luhan. Tetapi, bukan Luhan namanya jika tidak memiliki kunci untuk menjerat Krystal dengan perjanjian yang diajukannya.

 

“Lalu bagaimana jika Sehun mengingat bibi Yoona melalui dirimu?”

 

Krystal terdiam. Pertanyaan itu tentu juga terus menyeruak dalam benak Krystal. Hingga melarang gadis itu untuk berbuat nekat dengan mempertahankan Sehun di sisinya.

 

“Kau tega membuat Sehun merasa bersalah seumur hidup? Depresi? Frustasi?”

 

Krystal menundukkan kepalanya. Dia bingung harus menjawab apa. Jika ditanya demikian, maka jawabannya tidak. Dia tentu tidak ingin melukai Sehun dengan cara apapun. Luhan yang menyadari perubahan raut wajah Krystal, tersenyum penuh kemenangan. Lihat, bukan? Cara yang ampuh guna mempertahankan semua hal seperti apa yang Luhan mau.

 

“Jika kau menyukainya, maka kau harus ….”

 

“Krystal tidak perlu melakukan apapun,” sebuah suara menyela perkataan Luhan. Membuat setidaknya kedua bola mata Krystal membulat sempurna. “Oppa,” gumam gadis itu begitu pelan.

 

“Dia tidak perlu melakukan apapun,” kata orang itu lagi dengan tegas. “Dan satu hal lagi, dia tidak perlu menjauhi Sehun lagi.”

 

Krystal merasakan pergelangan tangannya ditarik paksa. Diminta untuk menghindar dan meninggalkan Luhan yang masih terdiam mematung di ambang pintu. Gadis itu menatap punggung sosok yang membawanya lari. Entah mengapa, kini Krystal mulai merasa bersalah.

 

O0O

 

Suho tidak berniat mencuri dengar. Sungguh. Hanya saja, indera pendengarannya tidak mau diajak bekerjasama. Hal itu terjadi pula dengan rasa penasaran yang tidak terbendung. Membuat Suho mengikuti apa yang Krystal sampaikan pada Luhan. Termasuk soal perasaan gadis itu.

 

“Oppa,” gumaman Krystal memuayarkan lamunan Suho. Pemuda itu menghela napas sebelum mengangkat kedua sudut bibir dengan setengah hati. Hati Suho masih terasa perih. Ini semua karena sang pujaan hati telah memilih lelaki yang bukan dirinya.

 

“Apa oppa mendengar semua yang kukatakan pada Luhan tadi?” tanya Krystal hati-hati.

 

Penarasaran gadis itu menantikan jawaban Suho. Pemuda yang satu ini masih betah berdiam diri. Berkelana dengan pemikirannya seorang diri yang justru membuat Krystal merasa bersalah. Biar bagaimapun juga di sudah mematahkan hati Suho secara tidak langsung. Yah, meskipun suatu saat nanti Suho juga akan tahu, tetapi ini terlalu cepat. Krystal sendiri bahkan belum siap untuk memberitahukan kepada Sehun mengenai perasaannya.

 

“Aku mendengarnya,” sekian lama diam, akhirnya Suho membuka suara. Helaan napas cukup keras terdengar. Membuktikan bahwa pemuda itu tengah menahan sensasi perih yang menggerogoti dadanya. “Kau kelihatannya cukup bekerjakeras untuk memahami perasaanmu sendiri, hmm?”

 

Krystal tidak berani menanggapi. Untuk menatap Suho secara langsung pun tidak berani. Dia terlalu takut. Terlalu merasa bersalah. Dan perasaan tidak enak semakin menguasai dirinya. Gadis itu hanya memainkan pasir di ujung sepatunya. Menggenggam erat pegangan ayunan yang dinaikinya guna menyemunyikan canggung yang melingkupi dirinya. Sungguh, Krystal tidak tahu lagi harus bersikap seperti apa.

 

“Krys.”

 

Krystal mengerjap pelan. Tiba-tiba saja Suho sudah berlutut di hadapannya. Pemuda itu mendongak. Menatap kedua manik Krystal begitu lembut dan dalam. Seulas senyum manis tersungging menghiasi paras rupawannya. Krystal tidak mampu berkutik sekarang ini.

Tangan Suho terangkat untuk menggenggam tangan Krystal yang berada pada pegangan ayunan. Mengusapnya perlahan memberikan sedikit ketenangan. Seolah pemuda itu mengatakan kepada Krystal bahwa tidak ada masalah, semua baik-baik saja. “Apa yang kau pikirkan sekarang ini?” tanya Suho dengan senyum yang masih terkembang. Senyum menawan yang diam-diam Krystal kagumi. Hanya saja belum mampu memikat hati Krystal dengan sempurna.

“Aku merasa tidak enak,” jawab Krystal begitu pelan. “Maafkan aku, oppa,” tambahnya lagi.

Suho beralih mengusap puncak kepala Krystal dengan sayang. “Tidak ada yang perlu dimaafkan,” katanya. “Tidak ada yang salah soal perasaan. Menjadi salah hanya karena tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Jadi, jangan menghakimi diri, ini bukan salahmu,” ujar Suho lagi.

Krystal menatap Suho dengan kedua lensa yang berkaca-kaca. Entah sejak kapan dadanya terasa sesak. Ada sesuatu yang memenuhi ringga dadanya. Mencuat serasa ingin dikeluarkan. “Te-tetap saja,” suara Krystal serasa tertahan di kerongkongan. “Te-tetap saja aku bersalah. Aku sudah membuat Suho oppa dan yang lainnya patah hati. Maafkan, aku,” lanjutnya.

Suho menghela napas. Pemuda itu bangkit lantas membawa Krystal ke dalam dekapannya. Tepukan pelan diberikan Suho pada kepala Krystal. Dia berusaha menenangkan gadis ini. Meski hatinya sakit, Suho juga tidak tega melihat Krystal seperti ini. Dia akan lebih memilih Krystal mampu tersenyum bahagia walau melukai hatinya sendiri.

“Sungguh tidak masalah, Krys,” kembali Suho memberikan pengertian. “Aku baik-baik saja. Kurasa yang lain juga begitu. Kami sudah sepakat menerima semua keputusanmu, termasuk saat kau memilih Sehun,” ungkap Suho dengan tetap mengendalikan nyeri yang menguasai dirinya.

 “Ta-tapi ….”

 

“Sssstt.” Suho melepaskan dekapannya. Beralih untuk menangkup kedua pipi Krystal dengan kedua telapak tangannya. Mengusap pipi gadis yang amat disukainya itu begitu hati-hati, penuh kelembutan. “Jangan bicara atau menduga apapun lagi. Apapun keputusanmu, kami akan selalu mendukung. Dan pastikan saja, aku bahkan kami semua akan tetap berada di sisimu.”

 

Krystal merasakan sesuatu yang hangat menjalar menenangkan jiwanya. Meski rasa bersalah masih menguasai, dia jauh lebih membenarkan apa yang dikatakan Suho. Setelah banyak hal yang dilalui oleh body –maaf, mantan bodyguardnya –Krystal tentu tidak meragukan lagi kesetiaan dan kebaikan mereka.

 

“Terima kasih, oppa. Terima kasih sudah mau mengerti.”

 

Suho kembali mengulas senyum. Perlahan dia mengecup kening Krystal. Memejamkan mata dan mencurahkan seluruh perasaan yang dia miliki sekarang ini. Mungkin Suho belum siap melepaskan Krystal secara utuh. Tapi, suatu saat nanti pasti dia akan berlapang dada melepaskan semua perasaannya. Semua untuk kebahagiaan Krystal Jung.

 

O0O

 

“Jadi, di mana Suho hyung?” tanya Kyungsoo. Pemuda bermata bulat itu sudah lelah menunggu.

“Tunggu dulu. Dia bilang ada hal penting yang mau dibicarakan,” kata Baekhyun mencoba memberi pengertian. Padahal, seyogyanya pemuda itu juga sedikit gelisah. Pasalnya pesan singkat yang dikirimkan Suho mengandung sejumlah misteri yang membuat Baekhyun penasaran.

 

Berkumpulah di café tempat Sulli bekerja. Ada hal penting yang harus kusampaikan.

 

Baik, hanya itu. Ketika Baekhyun membalas pesan itu dan menanyakan maksud Suho, tidak ada jawaban. Jadi, dengan terpaksa dia menunggu selama lebih dari 30 menit tanpa kepastian seperti ini.

 

“Ah, itu Suho!” seru Chanyeol begitu melihat sosok Suho memasuki café. Kedua mata pemuda itu sontak memicing. Memperhatikan lebih jelas seseorang yang tampak segan memasuki café. Dan kebetulan tepat di belakang Suho.

 

“Krystal?”

 

Gumaman Chanyeol cukup keras terdengar oleh rekan-rekannya yang lain. Membuat empat orang lainnya terkesiap dan secara otomatis menegakkan tubuh. Pandangan kelimanya tidak lepas dari sosok satu itu. Sosok gadis yang amat mereka puja, Krystal Jung.

 

“Maaf, jalannya sedikit padat,” ujar Suho pertama kali sambil mendudukkan diri. Pemuda itu menghela napas sebentar saat melihat ekspresi yang ditunjuukkan kelima temannya ini. Mereka masih saja memandangi Krystal begitu takjub. Seakan Krystal itu makhluk asing entah berasal dari mana.

“Jangan menatapnya seperti itu!” Suho memperingatkan. “Kalian membuatnya takut,” lanjutnya lagi. Kelima pemuda itu secara bersamaan mengalihkan pandangan. Helaan napas terdengar dominan. Kelihatannya mereka gugup karena bertemu Krystal kembali.

“Krys, duduklah,” ajak Suho sambil menarik tangan Krystal untuk duduk bersebelahan dengan dirinya.

Krystal patuh saja. Dengan sedikit bergetar dia menggeser kursi dan mendudukinya. Ekor matanya sesekali mengamati raut kelima lelaki lain selain Suho. Sungguh, Krystal merindukan mereka. Krystal tersenyum kecil hingga berhenti pada satu titik. Si pemilik lensa elang, Oh Sehun.

Krystal merasakan hal yang berbeda. Jantungnya jauh lebih sensitif sekarang ini. Terbukti dengan kinerjanya yang sudah di ambang atas kewajaran. Berdebar kencang tanpa peduli bahwa itu menyiksa Krystal. Ah, apakah efek mengakui bahwa dia menyukai Sehun berdampak hingga seperti ini? Ini menyiksa. Tahu begitu Krystal tidak akan menyukai Sehun saja.

“Jadi, kenapa kau memanggil kami ke mari, hyung?” tanya Sehun tanpa memutus kontak matanya dengan Krystal. Suho ikut melirik kea rah Krystal sebentar. Gadis itu terlihat sedang menahan rasa canggung akibat diberi tatapan yang begitu dalam oleh seorang Oh Sehun.

“Tatap lawan bic

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
lee-jungjung
I will update,,, hmmm wednesday or thursday maybe,,, so stay here.. ^^ gomawo

Comments

You must be logged in to comment
LizziEverdeen
#1
Chapter 77: ahhh great job, author! i would like to hit like to every single chapter if i can.
ah, senangnya ff ini berakhir bahagia. suka banget sama ff ini dari awal. gimana para bodyguard itu nunjukin rasa sukanya ke Krystal dengan lucu. and bahkan setelah 10 tahun, merek masih suka godain Krystal.
sedangkan buat SeStal? ah, manisnya. pokoknya mereka berdua manis banget, aku bener2 baper bacanya.
ini happy ending gak cuma buat Krystal aja. all of the character have their happy ending. para bodyguard, seulgi, myungsoo, SeStal, Sulli.
ah jadi kepanjangan hehe, intinya ini ff bagus banget. thank you for writing this! this is truly a beautiful story! :)))))
EXO__CY #2
Bagus nih kalo dibuat drama :) ceritanya keren
Fx_exo
#3
Can u please write an English version to this story? It seems really good and I really want to read it.
soojungie123 #4
Chapter 77: Sestal Forever Kibarkan bendera sestall
anna28fx #5
Chapter 77: Best sangat la cerita ni!!!!!
Zeeveria #6
Chapter 77: Tolong bikinin epilognya dong. Biar gak ganjel gitu. Please ya, buatin epilognya thor..
icejuvenileyo #7
Chapter 77: Ahirnya end. Tapi ko sedih yaaah pengen tetep ada ff ini pengen tetep baca hal yang lucu ngeselin manis dri cerita ini. Makasih udah bikin happy ending. Aku sukaaa dari pertama baca sampai end semua pas. Cariin jodoh juga untuk 5 bodyguard yang lain haha. Sukses terus author
trsndewi
#8
Chapter 77: Finally endingㅠㅠ this is so beautiful:') cinta sehun akhirnya kesampean wkwk
Cara sehun nge lamar ituuu please sweet tapi lucu banget!! Good job author!
SamanthaJ #9
Chapter 76: request gue waktu di wattpad terkabul
kyuhyun12 #10
Chapter 76: Dr sehun :D