I'm not your friend

Bodyguard
Please Subscribe to read the full chapter

Tubuh Krystal menggeliat ketika sinar mentari mengusik tidurnya yang nyaman melalui celah di antara tirai yang terpasang di jendela. Gadis itu mengerjap sebentar untuk menyesuaikan cahaya yang masuk melalui pupilnya. Secara spontan Krystal menoleh dan melihat waktu yang ditunjukkan oleh jam yang kebetulan terpasang di dinding kamar itu. Dan tubuhnya terkesiap seketika saat melihatnya. Belum terlambat bangun, tapi nyaris terlambat. Dengan segera Krystal merapikan tampilannya dan bergerak untuk keluar kamar.

“Kau sudah bangun?”

Sapaan ramah Kyungsoo dan juga aroma pancake menyambut Krystal pagi itu. Krystal segera saja duduk di salah satu kursi di pantry sambil memperhatikan Kyungsoo yang tengah sibuk membuat pancake.

“Mau susu cokelat?” tawar Kyungsoo sambil membuatkan segelas susu cokelat hangat untuk Krystal. Krystal hanya mengangguk dan menerimanya dengan senang hati. “Di mana yang lain?” tanya Krystal setelah menyesap susu cokelatnya.

“Sedang bersiap-siap. Kalau Sulli, dia sudah pulang sekitar sejam yang lalu. Untuk beganti dengan seragam, katanya.”

Krystal menautkan alisnya. Merasa ada yang aneh dengan penjelasan Kyungsoo. Dan gadis itu membulatkan mulutnya segera. Dia baru sadar kalau ini masih hari aktif sekolah. Dan seragamnya ada di rumah.

“Jangan khawatir, tadi paman Donghae mengantarkan seragammu,” kata Kyungsoo seolah mengerti kekhawatiran Krystal. dan cukup membuat Krystal dapat bernapas lega.

Kyungsoo meletakkan pancake buatannya di atas meja. Pemuda itu lantas memposisikan diri duduk di sebelah Krystal. “Sudah lebih baik?” tanya Kyungsoo sambil menatap Krystal dengan cermat. Seolah ingin memastikan jika gadis itu memang baik-baik saja.

“Aku ba…”

“Jangan berkata baik-baik saja, jika tidak baik,” Kyungsoo memotong jawaban gadis itu segera. Menatap tajam Krystal melalui mata bulatnya.

Krystal menghela napas panjang, “Kau benar, aku tidak baik-baik saja,” gadis itu menarik napas panjang seolah takut asupan oksigennya tidak cukup mengisi alveolusnya. “Rasanya menyiksa, Kyungsoo. Sedih dan menyesal di saat yang bersamaan. Aku sedih karena ternyata orang yang kuanggap tulus berteman denganku bekhianat. Dan aku menyesal karena tidak mendengarkan peringatan kalian sebelumnya. Aku merasa bersalah.”

Kyungsoo menatap Krystal dengan pandangan melembut. Pemuda itu lantas mendekati Krystal dan membelai punggung gadis itu dengan lembut. “Jangan menyiksa diri dengan rasa bersalah, Krys. Kau tahu ketika kau merasa terluka, kami lah yang lebih tersiksa,” ucap Kyungsoo dengan lembut.

“Kau tahu, semua kejadian pasti ada hikmahnya. Dan ini berlaku untukmu dan untuk kami juga. Agar kau tidak terlalu mempercayai seseorang, dan agar kami lebih dapat menjagamu dengan baik,” lanjut pemuda itu sambil menangkup kedua pipi Krystal dengan lembut. “Sekarang mana senyumnya?”

Krystal tersenyum seolah mendapatkan kembali energinya. “Nah, itu baru Krystal-ku,” Kyungsoo tersenyum puas sambil mencubit hidung mancung Krystal.

“Krystal-ku?” Krystal memiringkan kepalanya dan menatap Kyungsoo dengan geli. Membuat si pemuda tergagap, salah tingkah. “Bu-bukan…”

“Hahahaha,” Krystal tertawa melihat ekspresi Kyungsoo. “Kau manis sekali, Kyung-ah. Sering-sering saja seperti ini,” kata Krystal seiring mengacak surai Kyungsoo layaknya anak kecil.

“Kyungsoo.”

Krystal dan Kyungsoo sama-sama menoleh. Kedua netra mereka sama-sama menemukan sosok Suho yang sudah rapi dengan seragam dan juga tas sekolahnya.

“Oh, morning, op…”

“Aku akan berangkat lebih dulu, sampaikan pada yang lain,” Suho mengabaikan ekstensi Krystal dan menitipkan pesannya pada Kyungsoo.

Kyungsoo melirik sebentar ke arah Krystal yang terdiam membeku, “Baiklah,” ujarnya. Kyungsoo menghembuskan napas panjang saat Suho tak lagi berada pada jangkauannya.

“Krys?”

“Hmm?” Krystal menarik kedua sudut bibirnya untuk tersenyum. Namun kentara sekali kalau gadis itu hanya memaksakan senyumnya itu agar tidak terlihat jika sedang bersedih. “A-aku akan mandi dan bersiap dulu,” katanya dengan suara parau. Menahan sesak napas akibat diabaikan oleh Suho.

Kyungsoo hanya bisa mengangguk. Kyungsoo rasa tak baik jika terus bertanya pada Krystal mengenai perasaannya. Gadis itu perlu privasi untuk membuat dirinya lebih tenang, dengan kemampuannya sendiri.

 

O0O

 

Sehun kembali ke kelasnya saat menyadari bahwa Krystal tidak berada di kantin. Pemuda itu berjalan sambil sesekali merutuki diri sendiri. seharusnya tadi dia pergi ke kantin bersama gadis itu, bukannya membiarkannya berdua saja dengan Sulli. Tapi, tadi kan dirinya harus ke ruang guru terlebih dulu. Jadi itu bukan murni salahnya.

Sehun menyapu seluruh ruang kelas yang kosong karena penghuninya sedang berada di luar, menikmati waktu istirahat. Dan senyum leganya terkembang saat melihat sesosok gadis yang tengah merebahkan kepalanya di atas meja. Tentu saja itu Krystal.

“Sehun?”

Kening Krystal mengerut saat melihat wajah Sehun begitu dekat dengannya. Pemuda itu memang baru saja mengikuti apa yang Krystal lakukan. “Tidak makan siang?” tanya Sehun.

“Tidak,” jawab Krystal pelan. “Aku tidak lapar,” lanjutnya.

Sehun menghembuskan napasnya perlahan. Lalu merapikan anak-anak rambut Krystal yang mengahalangi dirinya untuk dapat menikmati lekuk indah wajah gadis itu. “Apa masih memikirkan soal kemarin?”

Krystal menarik napasnya dalam-dalam. Untuk memperoleh sedikit ketenangan karena jantungnya berpacu aneh saat menerima perlakuan dari Sehun tadi. “Aku hanya merasa tidak nyaman. Suho oppa terus saja mengabaikanku,” Krystal berkeluh kesah.

Sehun sebenarnya tidak suka mendengarnya. Apalagi kalau gadis itu menampilkan raut sedih saat diabaikan oleh lelaki lain, yang bukan dirinya. Beberapa waktu yang lalu Kai, sekarang Suho. Tapi, mau bagaimana lagi, Krystal memang dikelilingi banyak lelaki. Jadi, Sehun harus bisa sedikit berbagi, meski sering kali tidak rela.

“Jangan terlalu dipikirkan. Aku yakin, nanti hyung akan baik lagi padamu,” kata Sehun dengan bijak. Krystal tersenyum menanggapi perkataan Sehun. Membuat pemuda berkulit putih itu terpana beberapa saat.

“Ehmm, bagaimana kalau kubelikan roti untukmu?” tawar Sehun untuk menyembunyikan fakta bahwa dia tengah gugup karena melihat senyum gadis di hadapannya itu.

“Boleh juga,” jawab Krystal. Membuat Sehun tersenyum, “Baiklah, tunggu di sini, oke?”

Krystal mengangguk. Diam-diam gadis itu tersenyum selepas kepergian Sehun. Gadis itu meraba dada kirinya yang terasa hangat. “Ada apa denganku?” gumamnya pelan. Ada sensasi aneh yang dirasakannya dan Krystal tidak tahu sensasi apa itu.

 

“Krystal.”

Krystal bangun dari posisinya dan menatap Sulli penasaran. Gadis itu berlari ke arahnya dengan napas terengah-engah. “Kau baik-baik saja?” tanya gadis itu selepas mengatur napasnya.

Krystal memperhatikan Sulli dengan raut bingung, “Tentu, memang kenapa?”

Sulli mendesah lega. Tetapi kemudian dia buru-buru menyembunyikan sesuatu di balik punggungnya. Sayang, Krystal sempat melihatnya dan sekarang menatap gadis itu penuh curiga. “Apa itu?”

Sulli menggeleng, “Bukan apa-apa.”

Tetapi, Krystal tetap tidak percaya. Dia segera meraih kertas yang disembunyikan Sulli darinya. Kedua bola mata Krystal melebar ketika membaca apa yang tertera di sana. “Di mana kau menemukan ini, Sull?”

Sulli meremas tangannya tak berani menjawab.

“Choi Sulli?”

“I-itu… terpasang di mading, Krys,” jawab gadis itu akhirnya.

Krystal meremas dengan kesal kertas yang dipegangnya. Gadis itu menggertakkan giginya dengan geram. Siapa yang berani mempermalukan dirinya seperti ini?

 

Kang Seulgi.

 

Satu nama itu terlintas di otak Krystal. Tentu saja itu adalah Seulgi. Siapa lagi yang bisa melakukan ini? Hanya dia yang berada di club itu saat kejadian mengerikan itu berlangsung.

 

Drrrt… Drrrrt….Drrrrt….

 

Ponsel Krystal tiba-tiba saja bergetar menandakan ada panggilan masuk. Dan kebetulan sekali, atau memang bukan kebetulan, karena si penelepon ternyata adalah orang yang kini memenuhi pikiran Krystal.

“Mau apa kau Kang Seulgi? Di mana kau sekarang pengecut?”

Krystal semakin geram ketika mendengar suara tawa dari ujung teleponnya.

 

“Oh, kau begitu merindukanku sepertinya, teman.”

 

Krystal mendengus kesal merasa dipermainkan. “Apa maumu?”

 

“Aku?” Seulgi tertawa mengejek sebelum kembali melanjutkan perkataannya. “Tidak baik jika menyelesaikan masalah di telepon. Bagaimana kalau kuberitahu secara langsung saja?”

 

Krystal berpikir sejenak. Dia tidak bisa mengambil resiko untuk menemui Seulgi. Kejadian kemarin cukup merubah pola pikirnya yang sedikit nekat.

 

“Ahh, kau pasti terlalu pengecut untuk menemuiku.”

 

“Siapa bilang? Katakan padaku di mana kau sekarang,” Krystal akhirnya terpancing untuk meladeni Seulgi.

 

“Temui aku di gudang belakang sekolah.”

 

Krystal menghela napasnya sebentar, “Baiklah.”

Sulli terlihat panik saat Krystal  mengakhiri panggilannya. “Krys, aku rasa tidak baik menghadapinya seorang diri. Sebaiknya kita…”

“Tidak, Sull,” Krystal menyela sebelum Sulli menyelesaikan pendapatnya. “Aku harus menyelesaikan sendiri tanpa melibatkan siapapun. Aku tidak mau merepotkan siapapun. Lagi pula ini hanya Seulgi. Aku bisa menghadapinya,” Krystal berusaha meyakinkan Sulli.

“Tapi….”

“Begini saja, jika aku tidak kembali dalam 30 menit, kau

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
lee-jungjung
I will update,,, hmmm wednesday or thursday maybe,,, so stay here.. ^^ gomawo

Comments

You must be logged in to comment
LizziEverdeen
#1
Chapter 77: ahhh great job, author! i would like to hit like to every single chapter if i can.
ah, senangnya ff ini berakhir bahagia. suka banget sama ff ini dari awal. gimana para bodyguard itu nunjukin rasa sukanya ke Krystal dengan lucu. and bahkan setelah 10 tahun, merek masih suka godain Krystal.
sedangkan buat SeStal? ah, manisnya. pokoknya mereka berdua manis banget, aku bener2 baper bacanya.
ini happy ending gak cuma buat Krystal aja. all of the character have their happy ending. para bodyguard, seulgi, myungsoo, SeStal, Sulli.
ah jadi kepanjangan hehe, intinya ini ff bagus banget. thank you for writing this! this is truly a beautiful story! :)))))
EXO__CY #2
Bagus nih kalo dibuat drama :) ceritanya keren
Fx_exo
#3
Can u please write an English version to this story? It seems really good and I really want to read it.
soojungie123 #4
Chapter 77: Sestal Forever Kibarkan bendera sestall
anna28fx #5
Chapter 77: Best sangat la cerita ni!!!!!
Zeeveria #6
Chapter 77: Tolong bikinin epilognya dong. Biar gak ganjel gitu. Please ya, buatin epilognya thor..
icejuvenileyo #7
Chapter 77: Ahirnya end. Tapi ko sedih yaaah pengen tetep ada ff ini pengen tetep baca hal yang lucu ngeselin manis dri cerita ini. Makasih udah bikin happy ending. Aku sukaaa dari pertama baca sampai end semua pas. Cariin jodoh juga untuk 5 bodyguard yang lain haha. Sukses terus author
trsndewi
#8
Chapter 77: Finally endingㅠㅠ this is so beautiful:') cinta sehun akhirnya kesampean wkwk
Cara sehun nge lamar ituuu please sweet tapi lucu banget!! Good job author!
SamanthaJ #9
Chapter 76: request gue waktu di wattpad terkabul
kyuhyun12 #10
Chapter 76: Dr sehun :D