[75] ~End

Bodyguard
Please Subscribe to read the full chapter

“Jadi, apa yang sebenarnya terjadi? Ada yang mau menjelaskan?”

 

Krystal memandangi dua lelaki berbeda usia di hadapannya. Bergantian, menantikan ada jawaban yang diberikan oleh salah satu di antara mereka. Namun, mau Krystal menunggu selama apapun, gadis itu tak kunjung mendapat jawaban yang diinginkan. Kedua lelaki di hadapannya masih betah bungkam sembari menundukkan kepala, merasa terintimidasi oleh kehadiran Krystal barangkali.

 

“Tidak ada yang mau menjelaskan kepadaku?” Krystal bertanya sekali lagi. Sebelah alisnya terangkat ke atas, menanti respon yang tak kunjung diberi. “Baiklah, aku pergi kalau begi—“

 

“Noona.”

 

Krystal menahan satu langkahnya. Gadis itu tersenyum pada sosok yang terbaring di ranjang UGD, seorang pemuda berusia 18 tahun. “Yah, Jaehoon?”

 

“A-aku … aku hanya mengalami kecelakaan ri—“

 

“Lengannya mengalami dislokasi,” sela seorang yang lain. Lelaki lain yang lebih dewasa ketimbang Jaehoon. Seorang lelaki yang tampak begitu professional di bidangnya dengan sebuah jas putih yang begitu pas membalut tubuh tegapnya. “Itu bukan cidera yang serius. Aku hanya perlu membanahi letak tulangnya saja.”

 

Krystal mengernyit saat mendengar penjelasan mengenai kondisi Jaehoon, berikut penanganannya. “Lalu, apa masalahnya?”

 

“Dia takut disun—“

 

“Noona,” giliran Jaehoon yang menyela. Suara lelaki berusia 18 tahun itu terdengar merengek. “Kau tahu sendiri jika disuntik itu menyakitkan. Jangan biarkan dokter bodoh ini menyuntikku,” pintanya dengan sangat.

 

“Sakitnya tidak seberapa dengan saat aku membenahi letak tulangmu tanpa bius, bocah.”

 

“Aku bukan bocah. Aku sudah lulus sekolah menengah.”

 

“Tapi, itu bukan jaminan jika kau sudah tak pantas disebut bocah lagi.”

 

“Sudah kubilang kalau—“

 

“Diam!” Bibir Jaehoon terkatup segera setelah Krystal meloloskan satu intrupsinya. Dia kembali menunduk dalam sebagai bentuk penyesalan karena terlalu banyak bicara. Berbeda dengan si dokter yang tersenyum puas karena merasa lebih unggul dalam perdebatan ini.

 

Yah, dia merasa jauh lebih unggul sebelum Krystal menatapnya dengan tajam (juga).

 

“Jaehoonie,” Krystal menghela napas sebentar sebelum kembali bersuara. “Aku tahu bahwa sejak dulu kau takut jarum sun—“

 

“Aku tidak takut, Noona.”

 

Krystal memutar bola matanya malas. Bagaimana bisa bocah satu ini masih mengelak? Keras kepala sekali. “Baiklah, kau tidak takut,” ralat Krystal segera. “Aku memahami apapun alasanmu, tapi kesembuhanmu juga penting. Letak lenganmu harus segera diperbaiki, dan kurasa pasti akan sakit jika melakukannya tanpa bius. Kau yakin mau menahan rasa sakitnya?”

 

Jaehoon terlihat menggigit bibirnya, memikirkan semua perkataan Krystal. Pandangannya tertuju pada lengan kirinya yang mengalami dislokasi. Jaehoon merasakan nyeri yang menyiksa sesaat setelah kecelakaan terjadi, dan dia pikir rasa sakit saat posisi tulangnya dibetulkan jauh lebih menyiksa. Mungkin, dia tidak akan tahan dengan rasa sakitnya jika tanpa dibius sama sekali.

 

“Tidak adakah cara lain?” tanya Jaehoon begitu lirih. “Selain bius dengan jarum suntik?”

 

Krystal beralih menatap si lelaki berjas putih yang berdiri di sebelah ranjang Jaehoon. Lelaki itu hanya menggeleng sebagai jawaban. “Kurasa tidak ada, Jaehoon.”

 

Jaehoon mendesah pasrah. Mau bagaimana lagi? Ini jalan satu-satunya agar lengannya terlihat normal kembali. “Baiklah, Sehun Hyung. Aku mau dibius.”

 

O0O

 

Sehun berjalan di sepanjang koridor rumah sakit dengan senyum terkembang. Sesekali lelaki yang mengenakan jas putih kebanggaannya itu menyapa ramah ketika berpapasan dengan perawat maupun petugas medis lainnya. Lelaki berkulit putih itu menghentikan langkahnya ketika tiba di ruangannya. Setelah menghela napas sebentar, tangannya terulur untuk menyentuh kenop pintu. Membuka pintu ruangannya perlahan hingga dirinya menemukan satu sosok yang sudah cukup lama menunggunya.

 

“Kupikir kau sudah pulang.”

 

Suara Sehun yang tiba-tiba terdengar mengejutkan satu sosok yang mendiami ruangan itu sejak setengah jam yang lalu. “Menunggu lama, huh?”

 

‘Tidak juga.” Sehun mengangguk menanggapi balasan yang diterimanya. “Jadi, bagaimana keadaan Jaehoon?”

 

“Lengannya sudah normal kembali,” jawab Sehun sembari melepas dan menggantungkan jas putihnya. “Sekarang sedang digips. Setelah 3 minggu lagi, kupastikan dia sudah mampu menggerakkan kembali lengan kirinya.”

 

“Lalu orang tua angkat Jaehoon?”

 

“Sudah datang sesaat setelah kau meninggalkan UGD. Mereka menunggui Jaehoon hingga aku menyelesaikan pekerjaanku untuk membenahi letak tulangnya.”

 

“Syukurlah kalau begitu. Aku khawatir sekali tadi.”

 

Sehun mengangkat sebelah alisnya, rautnya terlihat tidak suka. “Khawatir sekali padanya?” sindir lelaki itu dengan nada sarkas. “Kau itu selalu saja mengkhawatirkan orang lain. Kim Myungsoo, Yoon Jaehoon, aku kapan?”

 

“Oh Sehun, jangan mulai.”

 

Sehun merengut kesal. “Kenapa? Aku hanya bertanya,” ujar lelaki itu tak mau kalah. “Aku hanya ingin diperhatikan pacarku sendiri, masa tidak boleh?”

 

“Siapa juga yang pacarmu?”

 

“Kau, Krystal Jung,” Sehun mengatakannya dengan penuh penekanan. “Kapan kau mau mengakuiku, huh? Ini sudah 10 tahun, Krys. Dan aku masih saja tidak dianggap,” gerutunya sebal.

Krystal menggelengkan kepalanya acuh. Oh Sehun tidak pernah berubah. Hanya sikapnya saja yang dulu dingin kini berubah hangat. Selebihnya dia sama saja. Oh Sehun yang tak mau mengalah dan juga tidak peka. Bagaimana bisa dia melabeli diri Krystal sebagai kekasih selama 10 tahun belakangan tanpa cara yang tepat?

 

“Sudahlah, jangan menggerutu. Sebaiknya temani aku makan, bagaimana?” tawar Krystal yang sudah berdiri dengan sebuah tas cokelat mungil tergantung sempurna di pundaknya.

 

Sehun mendesah pelan sebelum meraih kunci mobilnya. Sebenarnya, lelaki itu masih kesal. Namun, menolak ajakan Krystal Jung? Memang Sehun bisa melakukannya?

 

O0O

 

Langit terlihat cukup cerah malam ini. Terbukti dengan banyaknya bintang yang menghiasi langit gelap yang membentang di atas sana. Belum lagi dengan cahaya bulan yang terkadang mengintip di balik gumpalan awan. Meski banyak lampu gedung pencakar langit di sekitar, tidak mampu mengalahkan indahnya cahaya alam yang berasal dari kerlap-kerlip jutaan bintang di atas sana.

Krystal tersenyum memandangi langit malam yang memikat hatinya. Paduannya begitu pas saat rembulan terpantul di permukaan sungai Han. Krystal menyukainya, sangat. Bahkan gadis itu tidak memedulikan saat angin dingin menembus kulit hingga membuat tulangnya ngilu. Hawa dingin sama sekali tidak mampu mengalahkan pemandangan favoritnya.

“Ku rasa sudah terlalu lama kita di sini.” Satu suara mengalihkan perhatian Krystal. Membuat gadis itu menoleh hingga menemukan sepasang lensa elang yang tampak teduh memandangi dirinya. Lensa elang favoritnya, milik Oh Sehun.“Pulang sekarang?”

Krystal menggeleng sebagai jawaban. “Tidak sekarang. Aku ingin berada di sini sebentar lagi saja,” ujar gadis itu mempertegas penolakannya.

Sehun—yang berdiri di sebelah Krystal—hanya mampu menghela napas untuk kesekian kalinya. Sekali lagi—seperti biasanya—lelaki berkulit putih itu tidak mampu menolak permintaan Krystal Jung. Permintaan gadis itu seperti segala sesuatu yang ingin lelaki itu wujudkan, selama tidak membahayakan.

Sekali lagi Sehun mengecek jam tangannya. Malam sudah cukup larut, dan angin dingin semakin menyerang keduanya. Beberapa kali lelaki itu mendapati bahu Krystal menggigil hingga gadis itu mengusap lengannya sendiri guna mendapat kehangatan yang tidak berarti. Dan dengan keadaan yang demikian gadis itu masih tidak mau diajak pulang?

 

“Krys, ini sudah malam. Sebaiknya—“

 

Sehun menggantung ucapannya saat tubuh Krystal menubruk tubuh tegapnya hingga limbung ke belakang beberapa saat. Lelaki berkulit putih itu mengerjap cepat. Masih belum mengerti dengan kondisi yang tengah dialaminya. Dirasakannya Krystal mendekap tubuhnya erat. Begitu erat hingga Sehun merasakan kehangatan di tengah terpaan angin malam.

 

“Hei, kau baik-baik saja?”

 

Masih tidak ada suara yang terdengar. Krystal hanya menggeleng. Gadis itu mencengkeram kemeja biru tua Sehun dan menyembunyikan wajahnya di balik dada bidang lelaki itu. Menghirup aroma lelaki itu banyak-banyak guna mendapat sedikit ketenangan. Aroma mint khas yang hanya mampu didapatkannya dari diri seorang Oh Sehun.

 

“Hei,” Sehun melepaskan dekapan Krystal dan beralih memegangi kedua pipi Krystal dengan kedua telapak tangan besarnya. “Katakan padaku apa yang sudah terjadi? Aku tahu kalau kau sedang tidak baik-baik saja sekarang.”

 

Bola mata Krystal bergerak liar, mencoba mengalihkan pandangan ke manapun asal tidak bersitatap langsung dengan Oh Sehun. Namun, segala upayanya sia-sia karena netra Sehun terus mengejarnya. Tidak mau melepaskan Krystal barang sedetikpun.

 

“Krystal?”

 

Krystal menarik napasnya dalam-dalam. Percuma, mencoba seperti apa juga akan selalu berakhir seperti ini. Dia tidak lagi bisa membohongi seorang Oh Sehun. Lelaki itu telah mengenal dirinya jauh lebih baik dari siapapun juga, termasuk Krystal sendiri.

 

“Myungsoo memintaku untuk menyerah padanya.”

 

Ada perasaan nyeri yang tak kentara saat Krystal menyebut nama lelaki lain. Sehun mungkin terbiasa dengan banyaknya lelaki yang berada di sekitar gadis yang diyakini sebagai kekasihnya itu. Namun, Kim Myungsoo sudah lain cerita. Kim Myungsoo mempunyai andil besar dalam kehidupan Krystal baik di masa lalu maupun saat ini. Bayangan lelaki it uterus menghantui kehidupan Krystal dan juga kehidupannya. Membuat dirinya terkadang merasa terabaikan meski terus mempercayai bahwa namanyalah yang tercantum di hati Krystal Jung, bukan Kim Myungsoo.

 

“Bukankah dia sering memintamu untuk menyerah?” Sehun bertanya dengan seulas senyum kaku di akhir kalimat. “Dan kau biasanya tidak akan memedulikan peringatan Myungsoo, benar bukan? Lalu apa yang membuatmu murung seperti ini, hum?”

 

Sehun meraih sebelah pipi Krystal, mencubitnya pelan dan menggerakkannya. Memaksa gadis itu untuk mengubah ekspresinya, karena sungguh Sehun tidak menyukai ekspresi Krystal yang semacam ini. “Sudahlah, abaikan saja. Biasanya juga keras kepala dan tidak mau pedu—“

 

Sehun mengerjapkan matanya dengan cepat—sekali lagi. Dipandanginya Krystal yang kini kembali mendekap tubuhnya begitu erat. Lagi, Sehun hendak melepaskan dekapan gadis itu, tetapi dia urungkan saat gadis itu semakin membenamkan diri ke dalam pelukannya.

“Sebentar saja, Sehun. Biarkan aku seperti ini sebentar saja.”

Suara Krystal terdengar parau, menahan isakan. Ketika memerhatikan lebih baik, disadarinya bahwa bahu Krystal bergetar. “Kau menangis, huh?” Sehun akhirnya bertanya. Namun, lelaki itu tak mendapat jawaban. Hanya isakan Krystal yang terdengar mengalun pilu di pendengarannya.

 

“Aku akan menyerah, Sehun,” gadis itu bersuara cukup lirih. “Aku akan mengikuti keinginan Myungsoo. Aku akan menyerah untuk membuat dia mengingatku. Aku—“

 

“Kenapa?” Sehun menyela. Lengannya masih berada di kedua sisi, belum membalas dekapan Krystal. “Kenapa kau menyerah setelah sekian lama?”

 

“Karena dia memintaku.”

 

Sehun menghela napas berat. Sudah dia duga jawabannya akan seperti itu. Apapun keputusan Krystal pasti berhubungan dengan Kim Myungsoo. Bukan karena dirinya, bukan. Lagi pula siapa Oh Sehun bagi Krystal Jung? Hanya kekasih yang tidak dianggap.

 

“Ini sudah 10 tahun,” Krystal kembali bersuara. “Dan tidak ada perkembangan apapun. Dia masih tidak mengingatku,” Krystal menarik napasnya dalam. Keputusan untuk menyerah pada Kim Myungsoo tidak disangka olehnya akan seberat ini.

 

“Dan lagi, ku rasa sudah waktunya aku memikirkan hal yang lain. Dirimu misalnya.”

 

Sehun tertegun. Semua pikiran buruk akan Krystal yang terus saja memikirkan Myungsoo perlahan memudar. Berganti dengan perasaan hangat karena merasa dipedulikan. Jadi, bukan hanya soal Myungsoo, dia juga punya andil dalam keputusan Krystal Jung.

 

“Kalau begitu, pikirkan aku saja.” Lengan Sehun beranjak merengkuh tubuh mungil gadis kesayangannya. “Lupakan soal Kim Myungsoo dan beralih memikirkanku seorang. Ku rasa lama-kelamaan kau tidak akan merasa terbebani lagi.”

 

“Tapi Sehun, aku—“

 

“Ssssstt,” Sehun menyela segera sebelum Krystal kembali labil dengan keputusannya. Lelaki itu kembali memberi jarak di antara mereka. Menangkup kedua pipi Krystal dengan lembut dan menatapnya lekat.

 

“Jangan memikirkan apapun lagi. Kau mungkin kehilangan Myungsoo, tetapi tidak dengan diriku. Aku akan selalu berada di sisimu meski seluruh dunia beralih mengacuhkanmu. Aku akan selalu menjadi tempatmu pulang, Krys. Jangan khawatir.”

 

Ada kelegaan tersendiri saat mendengar kata-kata Oh Sehun. Seperti biasa, lelaki itu selalu bisa diandalkan untuk mengatasi kegundahannya. Lelaki itu selalu ada menemaninya. Dan seperti yang Sehun bilang, lelaki itu adalah tempat Krystal pulang. Selalu menyambut dengan seluruh cinta yang dimilikinya.

 

“Aku pulang, Sehun,” ucap gadis itu sembari mengulas satu senyum tanpa beban. Bebannya lenyap seiring dengan kepercayaannya terhadap Oh Sehun. “Aku pulang.”

 

“Selamat datang kembali, princess,” sambut Sehun diiringi satu kecupan manis di bibir gadisnya.

 

O0O

 

“Apa semua modelnya sudah siap?”

 

Kepala Krystal terlihat menjembul di balik pintu, memastikan kesiapan beberapa model di dalam ruangan. Beberapa di antara mereka masih berdandan, sedang yang lain terlihat telah siap tampil di atas catwalk nanti. Krystal tersenyum sendiri melihat busana rancangannya yang membalut sempurna di tubuh model-model cantik ini. Satu langkah lagi untuk kesuksesan pergaan busana pertamanya, dan Krystal telah menantikan ini sejak lama.

 

“Nona Jung?”

 

Krystal menoleh dan mendapati Bang Minah asistennya sudah berdiri di sebelahnya. “Semuanya sudah siap, nona. 15 menit lagi acara akan segera dimulai,” ujar Minah memberi laporan.

Krystal tampang mengembuskan napas lega setelah mendengar penjelasan dari sang asisten. Gadis itu sekali lagi mengamati persiapan yang dilakukan oleh para model yang dipercaya mengenakan busana rancangannya. Seulas senyum terulas menyembunyikan kegelisahannya. Wajar jika dia cukup gelisah saat ini. Ini kali pertama dia mengadakan peragaan busana hasil rancangannya sendiri. Yang mana peragaan busana ini adalah gerbang bagi Krystal untuk mengembangkan karirnya sebagai desainer.

 

“Hai, nona desainer!”

 

Krystal berbalik segera saat seseorang memanggil dirinya. Meski bukan namanya yang disebut, Krystal tentu tahu bahwa label desainer adalah untuk dirinya. Dia ‘kan desainer satu-satunya dalam peragaan busana kali ini.

Please Subscribe to read the full chapter

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
lee-jungjung
I will update,,, hmmm wednesday or thursday maybe,,, so stay here.. ^^ gomawo

Comments

You must be logged in to comment
LizziEverdeen
#1
Chapter 77: ahhh great job, author! i would like to hit like to every single chapter if i can.
ah, senangnya ff ini berakhir bahagia. suka banget sama ff ini dari awal. gimana para bodyguard itu nunjukin rasa sukanya ke Krystal dengan lucu. and bahkan setelah 10 tahun, merek masih suka godain Krystal.
sedangkan buat SeStal? ah, manisnya. pokoknya mereka berdua manis banget, aku bener2 baper bacanya.
ini happy ending gak cuma buat Krystal aja. all of the character have their happy ending. para bodyguard, seulgi, myungsoo, SeStal, Sulli.
ah jadi kepanjangan hehe, intinya ini ff bagus banget. thank you for writing this! this is truly a beautiful story! :)))))
EXO__CY #2
Bagus nih kalo dibuat drama :) ceritanya keren
Fx_exo
#3
Can u please write an English version to this story? It seems really good and I really want to read it.
soojungie123 #4
Chapter 77: Sestal Forever Kibarkan bendera sestall
anna28fx #5
Chapter 77: Best sangat la cerita ni!!!!!
Zeeveria #6
Chapter 77: Tolong bikinin epilognya dong. Biar gak ganjel gitu. Please ya, buatin epilognya thor..
icejuvenileyo #7
Chapter 77: Ahirnya end. Tapi ko sedih yaaah pengen tetep ada ff ini pengen tetep baca hal yang lucu ngeselin manis dri cerita ini. Makasih udah bikin happy ending. Aku sukaaa dari pertama baca sampai end semua pas. Cariin jodoh juga untuk 5 bodyguard yang lain haha. Sukses terus author
trsndewi
#8
Chapter 77: Finally endingㅠㅠ this is so beautiful:') cinta sehun akhirnya kesampean wkwk
Cara sehun nge lamar ituuu please sweet tapi lucu banget!! Good job author!
SamanthaJ #9
Chapter 76: request gue waktu di wattpad terkabul
kyuhyun12 #10
Chapter 76: Dr sehun :D