Love?

Bodyguard
Please Subscribe to read the full chapter

Cinta.

 

Satu kata yang tak mudah dideskripsikan. Bukan karena belum pernah merasakannya. Hanya saja definisinya terlalu kompleks dan luas. Banyak hal yang dapat diringkas menjadi satu kata istemewa itu. Tetapi, satu hal yang pasti. Cinta itu dirasakan, bukan dilogika. Namun, tetap saja jangan sampai cinta itu mematahkan segala logika dan penalaran yang ada. Karena jika terjadi demikian yang ada cinta malah akan menyiksa nantinya.

 

Krystal memegangi pelipisnya yang berdenyut-denyut sakit. Sudah semalaman ini dia dibuat harus memikirkan satu kata istimewa yang menghantui umat manusia. Kata itu adalah cinta. Bukan tanpa alasan Krystal tiba-tiba saja memikirkannya. Ini semua karena pembicaraan sensitif yang dimunculkan oleh sang ayah dan ibu. Membuat sang putri mau tak mau pun ikut kepikiran. Dan hal itu pulalah yang yang memubuatnya memberanikan diri bertanya pada Sulli.

 

Mengenai definisi cinta dan makna cinta yang sebenarnya.

 

Tapi, yang dijelaskan Sulli hanya hal itu. Intinya cinta itu kompleks dan definisinya begitu luas. Sulli sendiri tidak mau detail menjelaskannya. Malah menyuruh Krystal merasakannya sendiri. Caranya? Dengan coba tidak mengingkari cinta yang diberikan oleh orang lain. Tetapi, itu sama sekali tidak cukup baginya. Krystal memiliki satu masalah yang lebih besar.

 

Dia tidak tahu kharakteristik seseorang memberikan cintanya.

 

Nah kan, jika begini jangan salahkan ketika dirinya sama sekali tidak mengerti saat ada yang membahas soal perasaan yang seperti itu. Dia-nya sendiri tidak pernah tahu. Yang dipahaminya hanya cinta Jessica dan Donghae. Cukup. Titik. Yang lain? Yah, Krystal akui dia kini mendapat kasih sayang dari banyak pihak (bisa disebut Sulli dan para bodyguardanya). Dan kali ini itu cukup memubuatnya bingung.

 

Batas antara suka, sayang, dan cinta. Krystal benar-benar tidak tahu para bodyguardnya berada di posisi yang mana. Mungkin suka dan sayang bisa diterapkan untuk semuanya. Tapi, cinta? Jika itu cinta, maka hanya ada satu. Dan itu membuatnya harus memilih. Uhh, kenapa hidup tak pernah lepas dari yang namanya pilihan? Tak bisakah dia memiliki semuanya saja dan berakhir bahagia?

 

Ah, sayang. Kehidupan logis dan normal tidak mau menerima itu. Nalar Krystal masih cukup baik untuk tidak memikirkan keserakahan memiliki semua cinta yang datang padanya, bukan?

 

“Krystal?”

 

Krystal mengerjap pelan. Lamunannya buyar seketika. Gadis itu meringis sebentar sebelum menyantap kembali roti berlapis selai cokelatnya.

 

“Kau baik-baik saja, princess? Kau tidak terlihat sehat,” Donghae menatap putrinya dengan raut khawatir. Begitupun Jessica.

 

Krystal hanya menggeleng tanpa menjawab. mulutnya sudah dipenuhi oleh roti. Sengaja memang, dia sedang malas menjawab atau bersuara. Takutnya, kedua orang tuanya itu mengetahui apa yang sedang digalaukannya.

 

“Krystal!”

 

Krystal menghentikan kunyahannya saat mendengar suara cempreng yang tiba-tiba saja memasuki kediamannya. Dan sudah dapat ditebak suara siapa itu.

 

“Byun Baek, jika tidak ingin sandalku melayang ke arahmu, maka lepaskan putriku.”

 

Sebelum Jessica merealisasikan ucapannya, Baekhyun segera melepaskan Krystal dari dekapannya. Krystal sendiri masih mengerjap-ngerjap karena baru saja mendapat pelukan hangat dari seorang Byun Baekhyun. Biasanya rasanya biasa saja. Sekarang? Karena satu kata istimewa yang menyebalkan membuat Krystal sedikit sensitif dengan pelukan Baekhyun. Yah, setidaknya pelukan itu berhasil membuatnya berdebar.

 

“Selamat pagi, princess,” Krystal menarik napas lantas berusaha kembali fokus pada sarapannya. Uhh, sekarang dia tersipu karena disajikan senyuman manis oleh Park Chanyeol. Rasanya cukup aneh. Ada gelitikan di perutnya. Dan itu mengganggu sekali.

 

“Ah, kalian sudah sarapan?” tanya Donghae ramah. “Sarapan dengan kami saja, sini.”

 

“Terima kasih, paman. Tapi, kami sudah ….”

 

“Dengan senang hati paman,” sebelum Suho menyelesaikan penolakannya, Baekhyun buru-buru menyela. Pemuda itu kini sudah duduk di sebelah Krystal sambil memasang aegyo andalannya.

 

“Krys, suapi aku, yah? Aaaaa….” Baekhyun membuka mulutnya lebar-lebar sambil mendekatkan wajahnya ke arah Krystal. Ahh, sekali lagi Krystal dibuat terpaku dan terdiam. Dia jadi bingung, ke mana kharismanya menghilang.

 

“Aaaaa….Uuuupph….” Baekhyun melotot kaget. Setelahnya pemuda itu memandang Sehun dengan kesal. “Yak, Oh Sehun apa masalahmu?”

 

Sehun mengangkat bahunya acuh, “Kau mau disuapi, kan? Jadi kusuapi.”

 

“Tapi, kan aku ….”

.

.

.

Krystal meletakkan rotinya dengan malas. Ahh, lagi-lagi perdebatan pagi hari. Tidak bisakah dia sedikit mendapat ketenangan. Matanya baru dapat terpejam lewat 1 dini hari. Semua akibat memaknai cinta. Dan sekarang dia harus menghadapi tingkah kekanakan 6 pemuda ini. Huh, kelihatannya kehidupan Krystal benar-benar rusuh.

 

“Eomma, appa, aku pergi dulu,” pamit Krystal dengan mengabaikan keberadaan para bodyguardnya. Satu cara cukup ampuh yang membuat keenamnya berhenti bertengkar.

 

“Ah, aku rasa Krystal stress menghadapi mereka,” celetuk Jessica saat sosok putrinya tidak terlihat lagi. Donghae hanya mengangguk membenarkan.

“Yah, kuharap Krystal segera menyadari siapa yang hatinya pilih. Setidaknya itu mereduksi pertengkaran mereka,” ujar Donghae diamini Jessica.

 

Yah, satu-satunya cara agar hidup Krystal tenang adalah… menyadari perasaannya.

 

O0O

 

“Jadi, kantung mata itu hasil memikirkan ucapanku kemarin?”

 

Krystal mengangguk pelan. Pulpennya masih menari di atas kertas. Menorehkan beberapa catatan kecil pelajaran yang tengah ditempuhnya. Sulli mendesah pasrah. Sebenarnya dia tidak bermaksud membuat Krystal kepikiran. Dia hanya ingin Krystal lebih peka merasakan seluruh cinta yang didapatnya.

 

“Sudah kubilang dirasakan. Jangan dipikirkan.”

 

Krystal menghempaskan pulpennya kesal. Dia menarik napas dan berusaha untuk tidak berteriak. Dia masih cukup waras untuk tidak menciptakan keributan di kelas. “Aku sudah melakukannya. Masalahnya itu malah membuatku kepikiran. Otakku segera memikirkannya tanpa kuperintah, tahu,” ujar Krysal gemas.

 

Sulli menopang dagunya sambil menghela napas kembali. “Sebenarnya tidak berat. Aku saja sudah tahu perasaan dominanmu sekali lihat. Kau sendiri yang tidak cermat merasakannya.”

Krystal menutup kedua matanya sambil mengeram meredam kekesalannya. Dari kemarin, ah bukan, bahkan sebelum ini Sulli terus-terusan menyalahkan ketidakpekaannya. Iya, dia tahu kalau tidak peka. Makanya dia bertanya. Dan seharusnya Sulli membantunya dengan menjelaskan soal cinta secara perlahan. Buat dirinya lebih mengerti dan memahami.

“Dengar yah, Krys. Kau itu bukan lagi anak kecil yang harus dijejali. Kau harus mandiri, memikirkan dan merasakan sendiri. Ini bukan diferensial atau integral. Ini perasaan, yang hanya bisa diketahui dari hati. Bukan dari penalaran. Jadi,….”

 

“Aku tahu, Choi Sulli. Bisa berhenti menceramahiku!”

 

Sulli segera mengatupkan bibirnya ketika mendapat respon yang tak terduga dari Krystal. Gadis itu lantas menggerakkan bibirnya pelan seolah menyadarkan Krystal mengenai tempat mereka berada saat ini.

 

“Oh, ada ceramah dalam kelasku, nona Jung, nona Choi?”

 

O-oh, kelihatannya Krystal melakukan kesalahan fatal. Matilah kau Krystal Jung.

 

“Silahkan selesaikan urusan kalian di luar kelas.”

 

“Tapi, saem….”

 

“Keluar.”

 

Sulli dan Krystal sama-sama mendesah pasarh. Tanpa berani protes kembali, kedua gadis itu perlahan meninggalkan ruang kelas. Uhh, pembicaraan soal cinta ternyata menjadi kesialan bagi keduanya.

 

O0O

Ekor mata Wendy sesekali mengarah pada Seulgi. Teman sebangkunya itu terlihat sekali tengah melamun. Walau yang tampak adalah Seulgi yang serius memperhatikan penjelasan guru di depan kelas, tetap saja tatapannya tak mampu berbohong. Pandangan Seulgi kosong, jadi jelas jika gadis itu tengah melamun. Entah melamunkan perihal apa. Satu tebakan yang dapat Wendy berikan adalah ….

 

“Jangan bilang kau masih memikirkan cara untuk membalas Krystal.”

 

Seulgi mengerjap pelan sebelum menoleh ke arah Wendy. Temannya itu telah mendesah pelan, tanda sudah lelah dengan semua perencanaan Seulgi yang selalu berujung pada kesialan. Ingat bukan, jika rencana terakhir nyaris membuat masa depan mereka hancur. Yah, cukup imbang dengan apa yang mereka perbuat sebenarnya. Karena kelakuan mereka dahulu sudah di luar batas. Termasuk tindak criminal. Sudah untung mereka tidak di masukkan ke dalam jeruji besi.

Seulgi memutar bola matanya malas. Yah, cara membalas Krystal mungkin jadi salah satu hal yang dipkirkannya. Tapi, yang menyita perhatiannya bukan itu. “Jangan salah paham. Aku sedang memikirkan Kim Myungsoo. Bukan Krystal.”

 

Wendy mengernyit. Kim Myungsoo? Ahh, Wendy ingat. Pemuda tampa dengan lesung pipit manis yang memperkenalkan dirinya kemarin. Yah, sekali lirik Wendy akui cukup terpesona dengan pemuda itu, tetapi entah kenapa ada satu hal yang memubuatnya merasa tidak nyaman. Senyuman Myungsoo kemarin mengingatkannya pada seseorang. Dan kebetulan orang itu duduk di sebelahnya. Entahlah, Wendy hanya merasa kalau Myungsoo dan Seulgi mempunyai ekspresi yang nyaris sama. Senyuman mereka terkadang menyimpan suatu tujuan yang merepotkan.

 

“Kenapa dengan Kim Myungsoo?”

 

Seulgi mengedikkan bahunya. Dia juga tidak tahu kenapa bisa memikirkan Myungsoo. “Entahlah. Hanya saja dia sedikit mencurigakan,” jawab Seulgi. “Ahh, sebaiknya kuabaikan saja, bukan? Toh dia tidak berguna.”

 

Wendy mengangguk setuju. Sebaiknya memang demikian. Wendy tidak bisa membayangkan jika Seulgi dan Myungsoo disatukan. Walau Wendy tidak tahu seperti apa Myungsoo itu, tetap saja dia merasa aneh dengan pemuda yang satu itu.

 

“Ahh, Seul,” Wendy tiba-tiba bersuara. “Sebaiknya kau juga abaikan Krystal. mulai hidup baru dan jangan terkungkung dengan masa lalu lagi. menyerahlah. Toh, semua yang kau lakukan tidak ada gunanya,” kata Wendy menasehati.

 

Seulgi membuang muka ke sembarang arah dan mendesah pelan. Hah, haruskah dia melakukan saran yang dilayangkan Wendy?

.

.

.

.

.

“Sebaikn

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
lee-jungjung
I will update,,, hmmm wednesday or thursday maybe,,, so stay here.. ^^ gomawo

Comments

You must be logged in to comment
LizziEverdeen
#1
Chapter 77: ahhh great job, author! i would like to hit like to every single chapter if i can.
ah, senangnya ff ini berakhir bahagia. suka banget sama ff ini dari awal. gimana para bodyguard itu nunjukin rasa sukanya ke Krystal dengan lucu. and bahkan setelah 10 tahun, merek masih suka godain Krystal.
sedangkan buat SeStal? ah, manisnya. pokoknya mereka berdua manis banget, aku bener2 baper bacanya.
ini happy ending gak cuma buat Krystal aja. all of the character have their happy ending. para bodyguard, seulgi, myungsoo, SeStal, Sulli.
ah jadi kepanjangan hehe, intinya ini ff bagus banget. thank you for writing this! this is truly a beautiful story! :)))))
EXO__CY #2
Bagus nih kalo dibuat drama :) ceritanya keren
Fx_exo
#3
Can u please write an English version to this story? It seems really good and I really want to read it.
soojungie123 #4
Chapter 77: Sestal Forever Kibarkan bendera sestall
anna28fx #5
Chapter 77: Best sangat la cerita ni!!!!!
Zeeveria #6
Chapter 77: Tolong bikinin epilognya dong. Biar gak ganjel gitu. Please ya, buatin epilognya thor..
icejuvenileyo #7
Chapter 77: Ahirnya end. Tapi ko sedih yaaah pengen tetep ada ff ini pengen tetep baca hal yang lucu ngeselin manis dri cerita ini. Makasih udah bikin happy ending. Aku sukaaa dari pertama baca sampai end semua pas. Cariin jodoh juga untuk 5 bodyguard yang lain haha. Sukses terus author
trsndewi
#8
Chapter 77: Finally endingㅠㅠ this is so beautiful:') cinta sehun akhirnya kesampean wkwk
Cara sehun nge lamar ituuu please sweet tapi lucu banget!! Good job author!
SamanthaJ #9
Chapter 76: request gue waktu di wattpad terkabul
kyuhyun12 #10
Chapter 76: Dr sehun :D