[72]

Bodyguard
Please Subscribe to read the full chapter

Brak.

 

Seulgi mengangkat sebelah alisnya saat sebuah gelas mendarat di mejanya dengan kasar. Gadis itu menghela napas panjang sebelum menolehkan kepala. Tanpa menunjukkan ekspresi apapun, Seulgi melayangkan protesnya, “Apa ini yang kau sebut pelayanan untuk pengunjung, Nona Choi?”

Seorang gadis yang mengenakan seragam pelayan café –si Nona Choi alias Choi Sulli –hanya mampu memutar bola matanya malas. Entah dia mendapatkan keberanian dari mana, tetapi kelakuannya terbilang heroik kali ini. Sudah tidak ada lagi yang perlu Sulli takutkan pada diri Kang Seulgi. Sulli rasa Seulgi tidak akan berani bertindak semaunya kepadanya seperti dulu lagi, mengingat apa yang telah terjadi pada gadis itu. Meski Sulli tidak yakin benar bahwa Seulgi kapok, tetapi gadis itu pasti memperhitungkan segala tindakannya. Ingat, Seulgi bukan gadis bodoh –setahu Sulli.

 

“Maafkan aku, nona muda,” ucap Sulli penuh penekanan. Tidak ada nada suara ketakutan seperti dulu lagi, membuat kerutan tipis di dahi Seulgi. Gadis bermata kucing itu heran saja dengan sikap Sulli yang berubah drastis. Dia bukan lagi boneka-nya seperti dulu.

 

“Jadi boleh aku tahu, angin apa yang menuntunmu bertandang ke mari, Kang Seulgi?” tanya Sulli sembari mendekap nampan kayunya.

 

“Menunggu seseorang?”

 

“Siapa?”

 

“Kenapa kau penasaran sekali?” Nada suara Seulgi mulai terdengar tidak suka. Terlihat dari raut wajahnya jika gadis itu terganggu atas semua pertanyaan Sulli. Membuat Sulli merasa sedikit menang karenanya. Membuat Seulgi kesal tak pernah semenyenangkan ini bagi Sulli.

 

“Jawab saja, Nona Kang. Setelah itu aku tidak akan mengganggumu lagi.”

Seulgi menghela napas untuk kesekian kali. Dia lebih menyukai Sulli yang dulu, kalau boleh jujur. Sulli yang sekarang cerewet, sok ikut campur, dan menyebalkan sekali. “Dia—“

 

Cring.

 

Suara lonceng pintu masuk menyela percakapan tidak penting antara Sulli dan Seulgi. Secara otomatis kedua gadis remaja itu menoleh, menatap ke arah pintu masuk café. Perbedaan raut wajah terlihat di antara mereka. Sulli yang terlihat sedikit cemas dan Seulgi yang terlihat lega.

 

“Krystal?”

 

Krystal yang baru saja tiba, tersenyum tipis menanggapi panggilan Sulli. Namun, tak lama gadis itu segera mengalihkan pandangannya. “Sudah lama menungguku, Seulgi?”

Seulgi melirik waktu di jam tangannya. “Belum lama sebenarnya. Tapi, aku sudah bosan karena harus menghadapi temanmu yang satu ini.”

Sulli menggerutu pelan mendengar aduan Seulgi akan dirinya kepada Krystal. Namun, itu tidak penting dibahas saat ini. Mengetahui alasan temannya mau menemui Seulgi dirasa lebih menarik bagi Sulli. “Krys, kau mau menemuinya? Kang Seulgi?”

Krystal tidak menjawab, hanya mengangguk pelan. Menimbulkan kernyitan tak terima di dahi Sulli. Ini aneh sekali, sudah lama mereka tidak pernah membahas Seulgi. Bahkan bertemupun tak pernah. Yah, kecuali saat Seulgi menemui Kai secara tiba-tiba di sekolah.

“Ada urusan apa memangnya?” tanya Sulli penasaran. Gadis itu berencana mengambil ancang-ancang tindakan pencegahan sekaligus penyelamatan. Bahkan saat ini otaknya telah mengomando Sulli untuk menghubungi salah satu bodyguard Krystal.

“Ada sedikit urusan, Sull,” jawab Krystal sekenanya. Gadis itu telah duduk berhadapan dengan Seulgi. Senyum tipis terkembang, meski tidak yakin jika Seulgi akan membalasnya. “Jadi, bisakah kau membawakan satu minuman dingin untukku, Sull?”

“Dan meninggalkanmu di sini? Bersamanya?” Sulli menggeleng dengan tegas. “Tidak. Jangan harap.”

 

“Sull.”

 

“Tidak.”

 

“Ku mohon.”

 

Sulli menarik napas dalam. Krystal mulai melayangkan aksi tidak menyenangkannya –memohon pada Sulli dengan wajah memelasnya. Dan Sulli tidak bisa menolak permintaan Krystal dengan wajahnya yang seperti itu. “Baiklah, tapi kau harus segera memanggilku jika dia berbuat macam-macam kepadamu. Mengerti?”

 

Krystal mengangguk patuh. Senyumnya diperlebar untuk Sulli sebagai ucapan terima kasih. Tidak lupa satu pesan untuk si sahabat tercinta, “Ingat, jangan undang siapapun lagi, Sull!”

 

O0O

 

Sudah tiga puluh menit berlalu sejak Sulli mengantarkan minuman Krystal dan Seulgi masih betah membungkam bibirnya. Menciptakan keheningan di antara mereka. Membuat Krystal merasa sedikit bosan dengan tingkah Seulgi. Sebenarnya apa yang diinginkan Kang Seulgi?

 

“Jadi, kenapa ingin bertemu denganku?” jengah dengan kondisi yang ada, Krystal berinisiatif membuka percakapan lebih dulu.

 

Seulgi menggigit bibirnya, gelisah. Perlahan gadis itu meraih gelas minumannya, membasahi kerongkongannya dengan seteguk minuman yang cukup menyegarkan. Sebetulnya Seulgi bingung harus memulai bagaimana. Hubungannya dengan Krystal tidaklah baik. Akan sangat aneh jika dirinya langsung menyebutkan tujuannya ingin menemui Krystal tanpa berbasa-basi terlebih dahulu.

 

“Seulgi?”

 

“Maaf,” satu kata lolos terucap. Hanya kata itu yang mampu Seulgi temukan di antara banyaknya pilihan untuk berbasa-basi. Lagi pula bukan suatu hal yang buruk mengungkapkan rasa maaf. Setidaknya itu mampu meringankan beban yang ditanggung Seulgi selama ini.

“Aku minta maaf atas yang pernah kulakukan kepadamu, Krystal Jung,” Seulgi mengulangi pernyataan maafnya tanpa mempedulikan reaksi Krystal sebelum ini.

Keheningan kembali tercipta beberapa saat setelah pernyataan maaf dari Kang Seulgi. Sejujurnya, Seulgi tampak gelisah menantikan tanggapan yang akan Krystal berikan. Entahlah, Seulgi hanya takut jika Krystal tidak menerima maafnya. Karena hal itu mungkin akan mempersulit pembicaraan mereka selanjutnya.

Krystal sendiri masih betah bungkam tanpa memberi respon apapun. Gadis itu mengamati Seulgi dengan cermat. Mencoba mencari makna di balik permintaan maaf Seulgi kepadanya. Bukan Krystal mencurigai atau bernegatif thinking terhadap mantan temannya itu, hanya saja ini bentuk proteksi diri. Krystal mengakui jika dirinya mudah tertipu, maka dia merasa perlu berhati-hati.

Akan tetapi sejauh Krystal menelisik, dia tidak menemukan kejanggalan apapun. Mungkin Krystal masih yakin jika ada yang Seulgi inginkan setelah mendapat maaf darinya. Hanya saja, Krystal tidak merasa dijebak seperti dulu lagi. firasatnya mengatakan jika ada niat sedikit baik yang terselubung. Dan Krystal berharap jika memang itu merupakan niat baik, tanpa dusta.

 

“Ini cukup mengejutkan.” Setelah merasa cukup menyelidiki ketulusan Seulgi, Krystal pun buka suara. “Aku tidak menyangka jika kau akan meminta maaf kepadaku, Kang Seulgi. Apa terjadi sesuatu?”

Seulgi terhenyak. Mungkin dia telah memutuskan untuk tidak melakukan tindak balas dendam apapun kepada Krystal, tetapi sekarang tujuannya berbeda. Semua dia lakukan untuk seseorang yang baru dikenal olehnya. Kim Myungsoo.

“Yah, kau benar. Ada sesuatu yang terjadi,” ujar Seulgi tanpa berniat menyembunyikan apapun lagi. Dia mulai tidak suka untuk berpura-pura. “Hanya saja akan aneh jika aku langsung menyebutkan maksudku. Kau tahu bukan, jika hubungan kita tidak terlalu baik?”

Krystal mengagguk. Yah, setelah semua yang terjadi hubungan mereka memang tidak baik. Bahkan meski dulu mereka dekat, itu tidak dapat dikategorikan dalam hubungan baik, karena ada tipu muslihat di antara keduanya.

“Kurasa sebelum membicarakan topik utama, sebaiknya menyelesaikan masalah kita terlebih dulu. Itu akan membuat kita lebih merasa nyaman.” Krystal sekali lagi mengangguk guna membenarkan perkataan Seulgi. Kali ini Krystal tidak punya pilihan lain, “Baiklah. Aku memaafkanmu, Kang Seulgi.”

Seulgi mndesah lega. Tanpa sadar sudut-sudut bibirnya tertarik, menciptakan lengkungan tipis yang terasa tulus. “Terima kasih.”

Krystal tidak membalas. Dia hanya mengangguk –seperti sebelumnya. “Jadi, apa yang ingin kau bicarakan denganku?” tanya Krystal tanpa melanjutkan basa-basi mereka.

Seulgi sebenarnya tidak senang dengan pertanyaan yang Krystal ajukan, tetapi dia memaklumi sikap gadis yang duduk di hadapannya itu. Lagi pula, memang itu tujuan Seulgi memanggil Krystal untuk menemuinya.

 

“Ini soal Kim Myungsoo.”

 

Tubuh Krystal terkesan kaku saat nama Myungsoo dikumandangkan, Seulgi mampu melihatnya. Wajar jika Krystal bersikap seperti itu. Myungsoo pasti memberikan kenangan buruk kepada gadis itu.

 

“Kau mengenal Myungsoo?”

 

Seulgi mengangguk pelan. “Yah, dia teman satu sekolahku sekarang,” jawab Seulgi sekenanya.

 

Krystal membulatkan mulutnya. Ini ajaib, Seulgi dan Myungsoo dalam satu sisi keberpihakan. Krystal tak mampu membayangkan bagaimana kacaunya suasanya sekolah jika keduanya bekerja sama.

 

“Tapi, itu tidak penting,” Seulgi kembali bersuara. Gadis itu menarik napasnya dalam-dalam sebelum kembali berujar, “Aku ingin kau memaafkan Myungsoo.”

 

O0O

 

Aku ingin kau memaafkan Myungsoo.

 

Krystal mendesah pelan. Permintaan Seulgi kemarin cukup mengusik Krystal hingga hari berganti. Membuatnya sulit untuk melakukan aktivitas lain selain melamun. Krystal sudah berupaya keras untuk mengalihkan perhatiannya untuk tidak memikirkan soal permintaan Seulgi yang menyangkut Myungsoo. Namun, apa yang dikatakan Seulgi setelahnya, membuat Krystal tak bisa beralih barang hanya sejenak.

 

Apa yang Myungsoo lakukan kepadamu mungkin bukan hal yang mudah untuk dimaafkan. Aku tahu. Tapi, kurasa kau harusnya mencoba memandang dari sisi Myungsoo juga Krystal. Mungkin saja, kau tidak lagi menyalahkannya seperti sekarang ini. Asal kau tahu, bukan hanya kau yang menderita. Myungsoo juga.

 

Myungsoo juga menderita. Seulgi menekankan itu berulang kali. Seolah Krystal akan lupa dan mungkin akan bertindak tidak adil kepada Kim Myungsoo. Hal ini cukup mengganggunya, mengingat seperti yang Seulgi bilang Krystal memang tidak pernah memandang masalah yang pernah terjadi dari sisi Myungsoo. Dia terlalu terpaku pada kenyataan bahwa dia-lah korbannya. Jadi, dia yang menderita, dan Myungsoo tidak.

 

“Hei, apa yang kau lakukan di sini?”

 

Krystal yang tengah duduk bersandar pada dinding rooftop sekolahnya mendongak, mendapati Sehun yang berdiri di hadapannya. Lelaki itu menatapnya penasaran dengan kedua tangan dijejalkan di saku celana. “Semua mencarimu, dan ternyata kau di sini,” ucap Sehun sembari memposisikan diri untuk duduk di sebelah Krystal.

Krystal tidak merespon apapun. Gadis itu tetap mengatupkan bibir tipisnya rapat, enggan bersuara. Sedikit banyak hal ini membuat Sehun khawatir. Dia cukup mengenal Krystal dengan baik. Diam-nya Krystal Jung sangat mencurigakan. Biasanya ada hal berat yang dipikirkannya atau bahkan ada masalah yang menimpanya.

“Apa yang sedang kau pikirkan?”

Krystal menoleh hingga kini dirinya bersitatap langsung dengan kedua lensa elang Oh Sehun. Gadis itu tidak menunjukkan ekspresi apapun, membuat Sehun kewalahan untuk mencari tahu apa yang terjadi pada gadis kesayangannya ini.

 

“Kau tahu?” bisik Sehun sembari menyisipkan helaian rambut Krystal ke belakang telinga. “Aku selalu penasaran dengan apa yang kau pikirkan. Andai bisa, aku ingin sekali membaca pikiranmu dan memahamimu walau kau tak mengatakan apapun kepadaku.”

 

Krystal memiringkan kepalanya, merasa aneh dengan keinginan ajaib seorang Oh Sehun. “Kenapa begitu?” tanya gadis itu kemudian.

 

Seulas senyum terpatri menghiasi wajah rupawan Oh Sehun. Satu hal yang sejak kapan telah menjadi favorit Krystal Jung. Senyum Sehun memang tidak selebar milik Chanyeol, tetapi cukup menenangkan hatinya. “Kalau aku dengan mudah membaca pikiranmu dan memahamimu lebih baik, mungkin aku akan bisa mencari cara untuk menyelesaikan semua masalahmu. Aku hanya tidak tega saja jika kau menanggung semuanya sendiri.”

 

“Tapi, nanti kau repot jika begitu.”

 

“Aku tidak pernah merasa repot jika hal itu menyangkut pacarku.”

 

Sehun tekekeh pelan setelah dengusan lepas dari bibir Krystal. Bibir gadis itu memberengut, tanda tidak terima jika Sehun kembali memanggilnya pacar. Menggemaskan sekali.

“Sudah kubilang, jangan panggil aku seperti itu. Kita belum menjalin hubungan apapun, Tuan Oh.”

Sehun mengedikkan bahu, “Tapi, bagiku kau tetap pacarku. Suka tidak suka. Lagi pula kurasa kita memang ditakdirkan bersama. Kita sudah saling mengenal sejak kecil, bukankah itu romantis sekali.”

 

Krystal terdiam. Suasana hatinya yang sedikit gundah gulana sebenarnya sudah membaik sejak Sehun menemaninya. Namun, kembali kini dia harus menghadapi masalah yang dipikirkannya sejak pertemuannya dengan Seulgi kemarin. Mengingat bahwa Krystal dan Sehun saling mengenal sejak kecil, mau tak mau ikut membawa nama Myungsoo kembali.

 

Kau seharusnya tidak berada di sisi Sehun. Kau seharusnya berada di sisiku.

 

Kata-kata yang Myungsoo ucapkan terngiang kembali di benaknya. Myungsoo selalu mengaitkan masalah mereka berdua dengan Sehun. Seolah bahwa sumber semua masalah yang terjadi adalah Sehun. Tapi, kenapa harus Sehun?

 

“Sehun?”

 

“Hum?”

 

“Apa kau pernah punya masalah dengan Myungsoo?”

 

Dahi Sehun mengerut. Nama Myungsoo terdengar sensitif di telinganya. Membuat lelaki itu menduga, bahwa yang saat ini sedang dipikirkan Krystal adalah Myungsoo. Memang apa lagi yang sudah terjadi?

 

“Kenapa bertanya seperti itu?”

 

Bibir Krystal yang terbuka kembali terkatup. Nyaris saja Krystal menyebutkan soal pertemuannya dengan Seulgi. Pertemuan yang juga melibatkan nama Kim Myungsoo. Tidak. Krystal tidak bisa mengatakan soal itu kepada Sehun saat ini. Tidak, sampai dia benar-benar tahu apa yang seenarnya terjadi pada diri Kim Myun

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
lee-jungjung
I will update,,, hmmm wednesday or thursday maybe,,, so stay here.. ^^ gomawo

Comments

You must be logged in to comment
LizziEverdeen
#1
Chapter 77: ahhh great job, author! i would like to hit like to every single chapter if i can.
ah, senangnya ff ini berakhir bahagia. suka banget sama ff ini dari awal. gimana para bodyguard itu nunjukin rasa sukanya ke Krystal dengan lucu. and bahkan setelah 10 tahun, merek masih suka godain Krystal.
sedangkan buat SeStal? ah, manisnya. pokoknya mereka berdua manis banget, aku bener2 baper bacanya.
ini happy ending gak cuma buat Krystal aja. all of the character have their happy ending. para bodyguard, seulgi, myungsoo, SeStal, Sulli.
ah jadi kepanjangan hehe, intinya ini ff bagus banget. thank you for writing this! this is truly a beautiful story! :)))))
EXO__CY #2
Bagus nih kalo dibuat drama :) ceritanya keren
Fx_exo
#3
Can u please write an English version to this story? It seems really good and I really want to read it.
soojungie123 #4
Chapter 77: Sestal Forever Kibarkan bendera sestall
anna28fx #5
Chapter 77: Best sangat la cerita ni!!!!!
Zeeveria #6
Chapter 77: Tolong bikinin epilognya dong. Biar gak ganjel gitu. Please ya, buatin epilognya thor..
icejuvenileyo #7
Chapter 77: Ahirnya end. Tapi ko sedih yaaah pengen tetep ada ff ini pengen tetep baca hal yang lucu ngeselin manis dri cerita ini. Makasih udah bikin happy ending. Aku sukaaa dari pertama baca sampai end semua pas. Cariin jodoh juga untuk 5 bodyguard yang lain haha. Sukses terus author
trsndewi
#8
Chapter 77: Finally endingㅠㅠ this is so beautiful:') cinta sehun akhirnya kesampean wkwk
Cara sehun nge lamar ituuu please sweet tapi lucu banget!! Good job author!
SamanthaJ #9
Chapter 76: request gue waktu di wattpad terkabul
kyuhyun12 #10
Chapter 76: Dr sehun :D