..... 53

Bodyguard
Please Subscribe to read the full chapter

Woohyun menatap Myungsoo dengan cemas. Pasalnya sejak tadi temannya itu terus bungkam. Tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Mungkin terlihat seperti tidak ada masalah. Tetapi, sorot mata Myungsoo yang tajam membuat Woohyun meragukan ketenangan pemuda itu. Woohyun yakin sekali kalau Myungsoo memendam emosi yang membara.

 

“Hyung, kau yakin dia tidak apa-apa?” tanya Woohyun kepada Sungkyu. Sungkyu menoleh kea rah Woohyun lantas beralih untuk melihat Myungsoo.

Pemuda itu menghela napas sejenak sebelum bersuara, “Sepertinya dia baik….”

 

Prang.

 

Bukan hanya Woohyun dan Sungkyu yang berjengit kaget. Melainkan juga rekan mereka yang lain. Kini semua memandang Myungsoo dengan sedikit takut. Tidak terbayang di benak mereka jika Myungsoo akan mengamuk hanya karena insiden yang terjadi selepas pulang sekolah tadi.

 

“Ralat,” gumam Sungkyu pelan. Ada sebersit kekhawatiran saat melihat sorot mata Myungsoo yang penuh amarah. “Dia tidak baik-baik saja.”

.

.

.

.

Myungsoo mendengus kesal setelah berhasil membanting gelasnya. Pemuda itu sama sekali tidak peduli dengan pecahan kaca yang mungkin akan melukai seseorang jika tidak segera dibersihkan. Dia juga tidak peduli dengan tatapan was-was yang diberikan padanya. Myungsoo tidak peduli karena sudah kepalang kesal. Yang terjadi barusan benar-benar tidak sesuai ekspektasinya dan sedikit melukai harga dirinya.

Sebelumnya, Myungsoo merasa di atas angin. Apalagi saat melihat ekspresi yang ditunjukkan Suho dan kawan-kawan ketika dirinya tiba di sekolah mereka. Myungsoo dapat tersenyum puas kala itu. Setidaknya untuk beberapa saat. Sampai satu kalimat muncul dan membuat mood bagusnya sedikit berantakan.

 

Kau pikir aku tertarik dengan permainan bodohmu, Kim Myungsoo. Bermain saja sana sendiri.

 

Tsk, Myungsoo berdecak kesal. Penolakan yang dilayangkan oleh Kai sama sekali tidak pernah terpikirkan olehnya. Terlebih mengingat bahwa sebelumnya sepupunya itu begitu mudah terintimidasi olehnya. Tapi, yang tadi itu lain. Dengan begitu berani Kai menentangnya. Melawannya. Membuat senyum mengejek terpasang di wajah Suho, Sehun, Chanyeol, Baekhyun, bahkan si kalem Kyungsoo. Dan Myungsoo merasa harga dirinya jatuh begitu saja.

 

Dengan ini berarti Kai tidak takut padanya lagi.

 

Suatu kenyataan yang cukup membuat Myungsoo terganggu. Baginya Kai adalah sepupunya yang gampang dipermainkan. Seperti dulu, dengan bodohnya Kai menerima tantangannya. Memunculkan kesenangan pada diri Myungsoo. Sayang, ternyata sepupunya itu telah berubah banyak. Dia tidak lagi gampang dipermainkan seperti dulu. Dan kerugian bagi Myungsoo, dia tidak mendapatkan kesenangan lagi.

 

Myungsoo harus mencari cara agar kesengannya kembali. Bagaimanapun caranya.

 

“Gadis itu,” entah kenapa sekelebat bayangan seorang gadis muncul di otaknya. Karenanya sebuah seringaian kembali terukir apik di paras tampannya.

 

Hampir saja Myungsoo melupakan tujuan awalnya. Dia berniat mencari tahu soal gadis yang dijawa oleh Suho dan kawan-kawan. Tapi, karena dipermalukan oleh Kai dia jadi melupakan soal gadis itu. Mungkin gadis itu bisa menjadi perantara untuk permainannya kali ini. Baiklah, satu tepuk dua tiga lalat mampu ditangkapnya. Dan kali ini Myungsoo harus merencanakan dengan matang agar tidak dipermalukan lagi.

 

“Kita lihat Kim Kai. Kau masih berani melawanku atau tidak.”

 

O0O

 

“Sudah sampai.”

 

Krystal mengerjap pelan. Dirinya lantas beralih menatap Sehun yang sudah tersenyum ke arahnya. “Tidak mau turun?”

 

“Ah,” Krystal baru saja meraup kesadarannya setelah melamun di sepanjang perjalanan. Gadis itu segera beralih ke sabuk pengamannya, berniat melepaskan benda yang melilit tubuhnya itu.

“Sini biar aku saja.”

 

Krystal terpaku di tempat. Dia tidak menolak ataupun membalas interupsi Sehun barusan. Dia menerima perlakuan Sehun begitu saja. Yang menjadi fokusnya saat ini adalah debar jantungnya yang tidak karuan saat Sehun mencondongkan tubuh ke arahnya. Oh, apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya?

 

“Sudah, turunlah. Sampai jumpa besok,” ujar Sehun sambil mengacak puncak kepala Krystal dengan lembut. Lagi-lagi perlakuan itu membuat jantungnya berpacu cepat. Jika begini terus Krystal mungkin akan mengalami serangan jantung seperti Kyungsoo.

 

“Tidak berniat mampir?” tanya gadis itu sambil mengalihkan pandangannya. Kedua netranya menelisik ke luar jendela. Ada tiga mobil lain dalam jangkauannya. Pemiliknya tentu saja para bodyguardnya selain Sehun. Biasanya mereka akan keluar begitu tiba di kediamannya. Tetapi, kenapa kini mereka masih diam di dalam mobil?

 

“Kurasa tidak,” jawaban Sehun sepertinya mampu menjawab pertanyaan dalam benak Krystal. “Kami ada sedikit urusan. Mungkin lain kali kami akan mengantarmu sampai masuk ke dalam rumah,” ujar pemuda itu dengan penyesalan yang teramat dalam.

 

“Baiklah. Aku mengerti,” sahut Krystal segera. Kedua sudut bibirnya dicoba untuk diangkat ke atas. Mencoba mengulas senyum meski sulit. Dia merasa kalau para bodyguardnya sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Dan itu cukup mengganggu Krystal.

 

“Sampai jumpa besok, Sehun.”

 

Sehun terus memasang senyumannya hingga Krystal menutup pintu mobilnya. Pandangannya beralih pada sosok Krystal yang hilang untuk masuk ke dalam rumahnya. Sehun menghembuskan napasnya pelan. Sedikit menyesal karena tidak menceritakan apapun pada Krystal. Tapi, dia hanya ingin agar gadis itu tidak khawatir. Yah, semoga Krystal mengerti.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

“Oh, honey? Kau sudah pulang?” suara Jessica terdengar pertama kali. Menyambut kedatangan Krystal dengan tangan terbuka.

Entah atas dorongan apa, Krystal segera berhambur memeluk ibunya. Dia ingin merasakan sedikit ketenangan. Dan hanya Jessica-lah yang mampu memberikan itu pada diri Krystal. Krystal diam-diam menghirup aroma lembut milik ibunya. Benar-benar menenangkan. Tetapi, tak lama kemudian keningnya mengerut. Jessica terlalu harum untuk ukuran seorang wanita yang terus berada di rumah.

 

“Eomma mau pergi?” tanya Krystal saat sudah melepaskan pelukannya. Dipandanginya Jessica dari atas hingga bawah. Kelihatannya Jessica akan pergi ke suatu tempat.

 

Jessica mengulum bibirnya. Dia terlihat ragu untuk memberitahu Krystal ke mana dirinya akan pergi. Dari gelagat Krystal selepas pulang sekolah kelihatannya putrinya itu tidak tahu apa-apa.

 

“Eomma?”

 

“Ada peringatan kematian teman eomma,” jawab Jessica cepat.

 

Krystal mengerutkan keningnya, “Apakah aku mengenalnya?”

 

Jessica segera menggeleng, “Tidak. Kau tidak mengenalnya, honey. Jadi sebaiknya kau diam di rumah saja, yah?”

 

Krystal mengangguk patuh. Gadis itu menghela napasnya saat sosok Jessica benar-benar sudah pergi, meninggalkannya sendirian di rumah. Huh, kenapa semua orang jadi terkesan aneh. Pertama bodyguardnya. Sekarang ibunya. Hum, belum lagi dengan orang yang tadi datang ke sekolahnya. Yah, mungkin ini hari yang sedikit aneh. Tapi, tetap harus dilalui, bukan?

 

O0O

 

“Pesananmu.”

 

Krystal yang tadinya tengah membaca buku akhirnya mendongak. Setelah tersenyum sembari mengucapkan terima kasih, Krystal menyesap minumannya perlahan. Gadis itu lantas menghirup pasokan oksigen banyak-banyak seolah takut kehabisan.

 

“Kenapa masih duduk di sini?” tanya Krystal yang menyadari bahwa Sulli tidak beranjak dan malah duduk di hadapannya.

 

Sulli tersenyum tipis, “Tenang saja, pengunjungnya sedang sedikit kok,” jawabnya enteng.

 

Krystal menggelengkan kepalanya pelan. Terkadang dia merasa kalau Sulli terlalu santai. Dia bahkan sering menghabiskan waktu bersamanya ketimbang bekerja. Membuat Krystal sedikit segan untuk datang. Tapi, Sulli menyuruh Krystal untuk terus datang. Kalau perlu membawa para bodyguardnya sekalian. Karena dengan adanya Krystal plus bodyguardnya membuat café tempatnya bekerja lebih ramai. Bisa ditebak sendiri alasannya karena apa, bukan?

 

“Ngomong-ngomong. Ke mana yang lainnya? Kok, sendirian?”

 

“Ada urusan katanya,” jawab Krystal sekedarnya. “Tadi aku juga nyaris tidak ke mari. Tapi, berhubung aku juga ditinggal sendirian di rumah, jadi aku ke sini saja. Lumayan kau bisa menemaniku,” terangnya kemudian.

 

Sulli mengangguk mengerti. Tetapi, tak lama kemudian dia menatap Krystal penuh tanya. “Hei, bukankah tadi orang-orang itu datang ke sekolah kita? Kau sudah tahu siapa mereka?”

 

Krystal mengedikkan bahunya. “Yang kutahu salah seorang di antara mereka adalah sepupunya Suho oppa dan Kai. Kau ingat yang namanya Kim Myungsoo?”

 

Sulli mengangguk. Kebetulan Myungsoo terlihat menonjol dibanding yang lain. Jadi, dia tentu dapat lebih mudah mengingat Myungsoo.

 

“Dan yang lainnya, aku hanya tahu kalau mereka temannya Kim Myungsoo. Aku tidak ingat nama mereka satu-satu,” lanjut Krystal.

 

“Tapi ada yang mengganggu pikiranku,” kata Krystal membuat kening Sulli mengerut sempurna. Dia melihat gelagat aneh yang ditunjukkan oleh temannya itu.

“Kim Myungsoo, mereka tidak mau membahas soal pemuda itu denganku. Memperkenalkannya padaku saja tidak. Berbeda dengan Luhan, sepupunya Sehun. Sehun dan yang lainnya memperkenalkan Luhan padaku. Aku merasa ada sesuatu yang mereka tutupi mengenai Myungsoo. Dan aku sedikit penasaran,” Krystal mengungkapkan apa yang menjadi kegelisahannya selama ini. Hanya mungkin satu hal yang dia sembunyikan. Soal ketakutan saat melihat Myungsoo. Ketakutan tanpa sebab jelas.

Sulli menyandarkan punggungnya di kursi sembari bersedekap. Alisnya saling tertaut, tanda dia sedang berpikir. Yah, apa yang dibilang ada benarnya juga. Wajar jika Krystal sedikit curiga. Perlakuan para bodyguard Krystal terhadap Myungsoo dan Luhan begitu berbeda. Dan kemungkinan ada satu alasan. “Mungkin hubungan mereka tidak terlalu baik. Yah, bisa saja kan?”

Krystal mengangguk. Pemikiran itu dirasa paling tepat untuk menjawab rasa penasarannya. Meskipun Krystal masih cukup penasaran mengenai apa sebab hal itu dapat terjadi. Tapi, sepertinya Krystal tidak terlibat terlalu jauh. Dia tidak mau dicap sebagai tukang ikut campur. Dan lagi, ada hal lain yang membuat dirinya mencoba untuk tidak terlibat dengan yang namanya Kim Myungsoo. Apalagi kalau bukan ketakutan tidak jelasnya.

 

O0O

 

Sehun menatap kosong ke depan. Di sana sudah ada ayahnya serta teman-temannya. Juga ada beberapa yang Sehun kenal sebagai ibu teman-temannya yang kebetulan merangkap sebagai teman-teman mendiang ibunya. Mereka tampak sedang bercengkerama. Mengenang masa lalu mungkin. Masa di mana sang ibu masih bernapas dan berada di tengah-tengah mereka.

 

“Kau yakin baik-baik saja?”

 

Sehun merasa ada yang menepuk pundaknya. Pemuda itu segera menoleh dan mengangguk pelan. Mencoba menyunggingkan senyum tipis meski dengan upaya cukup keras. “Yah, tenang saja Luhan. Aku baik-baik saja,” jawabnya tanpa ragu.

 

Meski Sehun sudah menjawa begitu, tetap saja tak kunjung membuat Luhan bernapas lega. Pasalnya setelah 10 tahun berlalu, baru kali ini Sehun mau menghadiri acara peringatan kematian ibu kandungnya. Ibu yang selama ini dibencinya karena suatu kenyataan yang salah. Dan Luhan turut andil dalam hal itu.

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
lee-jungjung
I will update,,, hmmm wednesday or thursday maybe,,, so stay here.. ^^ gomawo

Comments

You must be logged in to comment
LizziEverdeen
#1
Chapter 77: ahhh great job, author! i would like to hit like to every single chapter if i can.
ah, senangnya ff ini berakhir bahagia. suka banget sama ff ini dari awal. gimana para bodyguard itu nunjukin rasa sukanya ke Krystal dengan lucu. and bahkan setelah 10 tahun, merek masih suka godain Krystal.
sedangkan buat SeStal? ah, manisnya. pokoknya mereka berdua manis banget, aku bener2 baper bacanya.
ini happy ending gak cuma buat Krystal aja. all of the character have their happy ending. para bodyguard, seulgi, myungsoo, SeStal, Sulli.
ah jadi kepanjangan hehe, intinya ini ff bagus banget. thank you for writing this! this is truly a beautiful story! :)))))
EXO__CY #2
Bagus nih kalo dibuat drama :) ceritanya keren
Fx_exo
#3
Can u please write an English version to this story? It seems really good and I really want to read it.
soojungie123 #4
Chapter 77: Sestal Forever Kibarkan bendera sestall
anna28fx #5
Chapter 77: Best sangat la cerita ni!!!!!
Zeeveria #6
Chapter 77: Tolong bikinin epilognya dong. Biar gak ganjel gitu. Please ya, buatin epilognya thor..
icejuvenileyo #7
Chapter 77: Ahirnya end. Tapi ko sedih yaaah pengen tetep ada ff ini pengen tetep baca hal yang lucu ngeselin manis dri cerita ini. Makasih udah bikin happy ending. Aku sukaaa dari pertama baca sampai end semua pas. Cariin jodoh juga untuk 5 bodyguard yang lain haha. Sukses terus author
trsndewi
#8
Chapter 77: Finally endingㅠㅠ this is so beautiful:') cinta sehun akhirnya kesampean wkwk
Cara sehun nge lamar ituuu please sweet tapi lucu banget!! Good job author!
SamanthaJ #9
Chapter 76: request gue waktu di wattpad terkabul
kyuhyun12 #10
Chapter 76: Dr sehun :D