Want to wait?

Bodyguard
Please Subscribe to read the full chapter

Sulli merasakan aura tidak menyenangkan di sekeliling rekan sebangkunya –Krystal Jung. Bukan hanya aura Krystal, aura para bodyguard temanya itu pun terasa tidak mengenakkan. Sulli menduga ini ada kaitannya dengan Minho yang mengantar Krystal berangkat sekolah pagi tadi. Sejujurnya, Sulli juga cukup tercengang tadi. Pasalnya, baik Minho maupun Krystal sama sekali tidak menceritakan perihal kedekatan mereka. Dan aneh saja ketika mendapati Minho yang rela mengantar Krystal terlebih dahulu, padahal sekolah mereka berbeda arah.

 

“Jadi, apa kau ingin menjelaskan sesuatu kepadaku, nona Jung?” tanya Sulli di sela-sela pembelajaran berlangsung.

 

Krystal yang sedari tadi fokus memperhatikan ke depan kelas, mengalihkan pandangannya. Mendesah sebentar dan menatap Sulli seakan tidak mau diganggu. “Ayolah, aku butuh penjelasanmu. Termasuk soal Minho,” cecar Sulli tak putus asa.

 

“Jadi, alasanmu meminta kontak Minho untuk ini?”

 

Krystal mendesah sekali lagi. Memutar pandangannya dan menatap Sulli tajam, “Jangan banyak tanya, Sull. Aku sedang tidak ingin menjelaskan apapun,” Krystal menyahut dengan singkat, jelas, dan padat. Sulli merengut kesal. Jika sudah bengini, maka Krystal benar-benar tidak mau dimintai keterangan apapun.

.

.

.

Hingga waktu istirahat tiba, Sulli sama sekali tidak mampu mereduksi rasa keingintahuannya. Jika dia tidak mampu mengorek informasi dari Krystal sepanjang pelajaran berlangsung tadi, maka ini saatnya. Saat yang tepat, dan Sulli yakin kalau Krystal tidak akan mampu berkilah lagi.

 

“Krystal Jung.”

 

O-oh , kelihatannya Sulli kalah cepat. Karena sekarang ini seseoarang sudah lebih dulu memanggil Krystal. Kim Kai, pemuda berkulit tan itu menatap serius ke arah Krystal dengan Sehun berada di belakangnya. Sepertinya akan ada pembicaraan serius dan Sulli seharusnya tidak ikut campur dalam urusan ini.

 

“Ada yang mau kubicara….”

 

“Sulli, aku mau ke perpustakaan,” sebelum Kai menyatakan niatnya, Krystal lebih dulu menyela. “Kau duluan saja jika mau ke kantin,” ujar gadis itu kemudian segera beranjak dari tempatnya berada.

 

Grep.

 

Krystal baru dua langkah bergerak, dan lengannya sudah ditangkap oleh Kai. Membuat gadis itu dengan amat terpaksa menghentikan niatnya untuk menghindari Kai dan juga Sehun. “Ada yang mau kubicarakan, Krystal Jung. Tidak bisakah kau mendengarkannya dulu?”

 

Krystal menarik napasnya dalam-dalam. Setelah puas mengisi asupan oksigen untuk alveolusnya, gadis itu berbalik. Menatap Kai lurus, “Aku sedang tidak ingin mendengar apapun. Jadi, kumohon lepaskan aku, Kai,” pinta Krystal.

 

Kai membuang mukanya. Mendengus ke sembarang arah guna mengurangi kekesalan yang sedari tadi dipendamnya. “Kau mencoba menghindari kami, huh?” cecar Kai tidak berputus asa.

 

“Kai….”

 

“Kenapa? Kau takut kalau saat ini giliranku yang akan mengungkapkan perasaan kepadamu?”

 

Bibir Krystal terkatup rapat. Tubuhnya membeku seketika. Tidak. Tolong jangan lakukan sekarang. Tidak di dalam kelas dengan penghuni yang masih berkeliaran di setiap sudutnya. Jangan.

 

“Kai,” kali ini Sehun yang menginterupsi. Tangannya sudah terulur untuk melepaskan cengkeraman Kai dari lengan Krystal. Bagaimana juga Sehun mengerti dengan apa yang dialami Krystal. Gadis itu kiranya belum siap jika harus mendapatkan pernyataan cinta lagi dari orang yang berbeda.

 

“Baiklah, akan kupertegas sekarang,” ucap Kai dengan lantang. Tak ayal membuat dirinya menjadi pusat perhatian orang-orang yang masih berada di dalam kelas.

 

“Aku menyukaimu, Krystal Jung. Sangat amat menyukaimu.”

 

“Kai!” Sehun sudah tidak dapat menahannya lagi. Dia segera mendorong Kai dengan kasar. Menjauhkan pemuda berkulit tan itu dari Krystal sesegera mungkin.

 

“Kenapa Oh Sehun? Bukankah kau sudah menyatakan perasaanmu? Kali ini giliranku, bukan? Aku butuh keadilan. Krystal wajib tahu bagaimana perasaanku kepadanya!”

 

“Tapi, tidak saat ini juga, bodoh!”

 

Sulli menutup mulutnya dengan sebelah tangan. Dia tidak menyangka akan diberi adegan seperti ini. Dia mungkin tahu soal perasaan Sehun, Kai atau yang lainnya. Tapi, dia mana tahu jika mereka satu per satu sudah mengungkapkannya kepada Krystal. Pantas saja Krystal terlihat begitu frustasi hari ini. Dia menerima pernyataan cinta yang begitu banyak dalam waktu singkat. Jika Sulli jadi Krystal pasti kepalanya akan pecah.

 

“A-aku pergi,” ujar Krystal terbata. Gadis itu lantas memilih segera pergi sebelum Kai atau Sehun menahannya lagi.

 

“Krystal, tunggu!” seru Sehun segera berlari mengejar gadis itu.

 

“Arrrrhghhh, sial,” gumam Kai sambil mengacak rambutnya kasar. Tubuh pemuda itu lantas ambruk terduduk seperti baru saja kehilangan seluruh dayanya. Tentu saja, mengungkapkan perasaan benar-benar merengut seluruh energi yang dimiliki Kai.

 

“Kim Kai,” ucap Sulli pelan. Kepalanya menggeleng seakaan merutuki perbuatan bodoh yang baru saja Kai lakukan. “Dasar bodoh.”

 

Kai menundukkan kepalanya. Yah, dia akui jika dia bodoh. Seharusnya dia lebih menahan diri. Tetapi, melihat tadi pagi Krystal dengan mudah berada di sisi Minho membuat dirinya terbakar, panas dan marah. Hingga logikanya tidak mampu menalar lagi. Jika sudah begini, maka Kai tidak tahu masih sanggupkah dirinya untuk bersitatap langsung dengan Krystal Jung?

 

O0O

 

“Yak, Krystal Jung!”

 

Sehun segera meraih lengan Krystal yang terus saja mengabaikan panggilannya semenjak tadi. Sehun sedikit menarik tubuh gadis itu hingga kini bersitatap langsung dengan dirinya. Tetapi, Krsytal tidak mau menatap Sehun. Gadis itu justru menundukkan kepalanya. Menyembunyikan eksperinya saat ini.

 

Deg.

 

 

Sehun merasa nyeri menyinggahi dadanya saat melihat setetes cairan bening jatuh dari pelupuk mata Krystal. Rasa nyeri bertambah kala melihat bahu Krystal sedikit bergetar. Oh, apakah Sehun dan kawan-kawannya yang membuat Krystal hingga seperti ini?

 

“Krys?”

 

“Aku harus bagaimana?” gumam Krystal dengan suara bergetar. “Katakan Sehun, apa yang harus kulakukan?” tanya Krystal sekali lagi. Gadis itu telang mendongak dan menatap Sehun dengan kedua lensa yang berkaca-kaca.

 

“Krys?”

 

“Kalian tahu, ini sangat mendadak bagiku. Bahkan kalian tidak membiarkanku berpikir dan mencari tahu apa yang sebenarnya kurasakan. Sebenarnya apa mau kalian? Membuatku sefrustasi ini, huh?”

 

Grep.

 

Dalam satu tarikan, Sehun membawa Krystal ke dalam dekapannya. Pemuda itu memejamkan matanya sambil membelai punggung Krystal dengan lembut. “Maafkan kami, Krys. Maafkan kami,” bisiknya tulus.

 

Krystal merasa hawa hangat kembali merasuki dirinya. Tanpa sadar gadis itu membenamkan kepala ke dada bidang Sehun. Sedangkan tangannya mencengkeram blazer pemuda itu. Krystal hanya merasa nyaman saat berada di dalam dekapan pemuda itu. Setidaknya, dekapan Sehun mampu membuat Krystal sedikit lebih tenang.

 

“Maafkan kami,” bisik Sehun sekali lagi. mengeratkan dekapannya seakan tidak mau melepaskan Krystal barang sedetik pun. Yah, untuk sekali ini saja. Ijinkan Sehun merasakan Krystal menjadi miliknya.

 

Sekali ini saja.

 

O0O

 

Seulgi menghentikan aktivitasnya. Perlahan napsu makannya memudar. Dengan jengah dibanting sumpitnya sedikit keras. Gadis itu menatap sosok di depannya dengan tajam. Bagi Seulgi orang ini mengganggu sekali.

 

“Apa maumu, Kim Myungsoo,” dengus Seulgi dengan kesal. “Aku sudah memberitahukan siapa Krystal Jung itu, kan? Sekarang kau mau apa lagi?”

 

Myungsoo menyandarkan punggungnya di kursi sembari menyeringai. “Aku hanya mau membuat kesepakatan.”

 

Seulgi memutar bola matanya dengan malas. “Kesepakatan apa lagi? Aku tidak tertarik berurusan denganmu. Enyah dari hadapanku!”

 

Myungsoo berdecak pelan, “Tidak baik seorang gadis menghardik seperti itu. Nanti tidak ada yang suka, lho.”

 

“Bukan urusanmu.”

 

Myungsoo terkekeh sejenak. Pemuda berlesung pipit itu menegakkan dirinya sebentar lantas mencondongkan diri ke arah Seulgi. Sebelah tangannya memangku dagu dan tatapannya berubah serius. “Kang Seulgi, kau tidak tertarik untuk membalas dendam pada Krystal Jung?”

 

Tubuh Seulgi membeku seketika. Sekali lagi dia diingatkan soal balas dendam kepada Krystal Jung. Sesuatu yang cukup mengganggu baginya. Benar-benar mengganggu.

 

“Aku akan membantumu, jika kau mau Kang Seulgi,” ujar Myungsoo kemudian.

 

Seulgi mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Telapak tangannya mengepal kuat. Oh, ayolah. Haruskah dia menerima tawaran Myungsoo yang satu itu?

 

“Apa manfaatnya kau membantuku. Apa kau punya motif lain?”

 

Myungsoo tersenyum. Binggo. Tebakan Seulgi benar sekali. Dia gadis yang pintar ternyata. “Aku hanya ingin bermain-main. Dan kurasa Krystal Jung target yang menyenangkan.”

 

Telapak tangan Seulgi terkepal semakin kuat. Bahkan bisa dia rasakan bagaimana kukunya menancap di telapak tangan. Menimbulkan rasa perih yang cukup menyakitkan. Seulgi harus memikirkan tawaran Myungsoo dengan kepala dingin.

Tawaran pemuda itu menggiurkan bagi dirinya yang dulu. Kalau sekarang? Entahlah, sejak teman-temannya mengingatkan Seulgi untuk berhenti membalas dendam dan memulai lembaran baru, sedikit membuka pemikirannya. Yah, benar. Tidak baik terlarut dalam masa lalu kelam, bukan?

 

“Jadi bagaimana, Seulgi.

.

.

.

“Aku….”

.

.

.

“Tidak tertarik.”

 

Senyum Myungsoo pudar secara perlahan.

 

“Aku tidak tertarik lagi soal balas dendam dan juga soal Krystal Jung,” ungkap Seulgi tegas. “Aku ingin membuka lembaran baru dalam kehidupanku. Jadi, jangan berharap lebih dariku, tuan Kim,” ujar Seulgi sebelum berlalu pergi meninggalkan Myungsoo yang masih terpaku di tempatnya.

 

Myungsoo mengepalkan telapak tangannya kuat-kuat. Pandangannya menggelap. Sial, satu alat untuk menjalankan permainannya lepas. Menggagalkan seluruh rencana di otaknya untuk sedikit membuat hidup Suho dan kawan-kawan kacau.

 

“Huh, jadi aku harus melakukannya sendiri, begitu?”

 

.

.

.

.

.

.

.

 

“Seulgi, tunggu,” Joy memanggil sahabatnya dengan napas terengah-engah karena mengimbangi langkah Seulgi yang terbilang cepat.

 

“Yak, Kang Seulgi,” Wendy membantu Joy dengan meneriakkan nama sahabatnya itu sekali lagi.

 

Kali ini Seulgi menghentikan langkahnya. Berbalik dan menatap ketiga rekannya dengan ekspresi tidak terdefinisi.

 

“Apa?”

 

“Ka-kau benar-benar tidak akan balas dendam? Benarkah?” tanya Joy dengan napas yang masih tersengal.

 

Seulgi menghela napas sebetar. Membuang muka ke sembarang arah hingga mengucapkan sesuatu yang diyakininya. “Yah, aku lelah dengan semua upaya balas dendam. Aku ingin hidup tenang.”

 

Irene, Joy dan Wendy tersenyum mendengar penuturan Seulgi yang singkat namun jelas maknanya. Ketiga gadis itu segera berhambur memeluk Seulgi hingga membuat tubuh gadis cantik itu sedikit terhuyung.

 

“Seulgi-ah. Kami yakin kau bisa melaluinya,” ujar Irene sambil menepuk punggung Seulgi lembut.

 

“Tenang saja, kita akan hidup tenang selama-lamanya,” Wendy menimpali dengan penuh semangat.

 

Seulgi tersenyum dan balas memeluk ketiga sahabatnya. Ada kelegaan tersendiri saat memutuskan untuk move on dari masa lalu. Rasanya lebih tenang dan damai. Dan Seulgi mulai menyukai perasaan seperti itu.

 

O0O

 

Sulli menatap cemas ke arah bangku yang diduduki Krystal dan para bodyguardnya. Sejak kejadian, di mana Kai menyatakan perasaan di depan penghuni kelas, Krystal lebih banyak diam. Sepanjang sisa waktu pelajaran digunakan Krystal untuk melamun. Entah pikirannya menjelajah ke mana.

Sejujurnya Sulli khawatir mengenai hal itu. Tetapi, dia tidak berani bertanya lebih lanjut. Takut terlalu dianggap ikut campur. Lihat saja saat ini. Sulli bahkan tidak berani mendek

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
lee-jungjung
I will update,,, hmmm wednesday or thursday maybe,,, so stay here.. ^^ gomawo

Comments

You must be logged in to comment
LizziEverdeen
#1
Chapter 77: ahhh great job, author! i would like to hit like to every single chapter if i can.
ah, senangnya ff ini berakhir bahagia. suka banget sama ff ini dari awal. gimana para bodyguard itu nunjukin rasa sukanya ke Krystal dengan lucu. and bahkan setelah 10 tahun, merek masih suka godain Krystal.
sedangkan buat SeStal? ah, manisnya. pokoknya mereka berdua manis banget, aku bener2 baper bacanya.
ini happy ending gak cuma buat Krystal aja. all of the character have their happy ending. para bodyguard, seulgi, myungsoo, SeStal, Sulli.
ah jadi kepanjangan hehe, intinya ini ff bagus banget. thank you for writing this! this is truly a beautiful story! :)))))
EXO__CY #2
Bagus nih kalo dibuat drama :) ceritanya keren
Fx_exo
#3
Can u please write an English version to this story? It seems really good and I really want to read it.
soojungie123 #4
Chapter 77: Sestal Forever Kibarkan bendera sestall
anna28fx #5
Chapter 77: Best sangat la cerita ni!!!!!
Zeeveria #6
Chapter 77: Tolong bikinin epilognya dong. Biar gak ganjel gitu. Please ya, buatin epilognya thor..
icejuvenileyo #7
Chapter 77: Ahirnya end. Tapi ko sedih yaaah pengen tetep ada ff ini pengen tetep baca hal yang lucu ngeselin manis dri cerita ini. Makasih udah bikin happy ending. Aku sukaaa dari pertama baca sampai end semua pas. Cariin jodoh juga untuk 5 bodyguard yang lain haha. Sukses terus author
trsndewi
#8
Chapter 77: Finally endingㅠㅠ this is so beautiful:') cinta sehun akhirnya kesampean wkwk
Cara sehun nge lamar ituuu please sweet tapi lucu banget!! Good job author!
SamanthaJ #9
Chapter 76: request gue waktu di wattpad terkabul
kyuhyun12 #10
Chapter 76: Dr sehun :D