Hurt

Bodyguard
Please Subscribe to read the full chapter

“Kita hanya terjebak pada keinginan untuk membuat anak kita bahagia. Meski caranya sedikit salah.”

 

“Apa maksudmu, Donghae?”

 

Donghae terhenyak, menyadari bahwa dirinya telah mengungkapkan rahasia yang disimpan rapat olehnya dan juga Jessica. Lelaki itu tersenyum tipis sembari menatap Siwon lekat. Siwon merasakan ada yang aneh pada pandangan sang sahabat. Entahlah, seolah mengatakan baik-baik saja padahal tidak.

 

“Bukan apa-apa, Siwon. Aku hanya sembarangan bicara.”

 

Kedua mata Siwon memicing. Mulutnya terbuka sesaat, ingin bersuara, tetapi dia urungkan segera setelah menyadari kehadiran Krystal. Putri dari sahabatnya itu keluar dari ruang rawat putranya dengan raut wajah yang tidak biasa.

 

“Krystal, ada apa?” tanya Siwon selepas menghampiri gadis itu. “Apa Sehun sudah sadar?”

 

Krystal hanya mengangguk tanpa mau melakukan kontak mata dengan Siwon maupun Donghae. Pengusiran Sehun kepadanya tadi membuat Krystal sedikit terpukul. Apakah Krystal tidak terlalu berarti bagi Sehun, hingga pemuda itu enggan berbagi dukanya dengan gadis itu?

 

“Dia baik-baik saja paman. Paman masuk saja, kasihan Sehun sendirian.”

 

Siwon terlihat ragu untuk menuruti perkataan Krystal. Tetapi, ayah dari Oh Sehun itu tetap saja melangkah menuju ruang rawat putranya. Mencoba memastikan sendiri bagaimana keadaan Sehun.

 

“Jadi, mau cerita pada appa mengenai yang terjadi di dalam tadi?” Donghae bertanya sepeninggal Siwon. Menatap lekat putrinya dan berharap dia mau untuk berbagi kegelisahan bersama Donghae.

“Tidak ada,” jawab Krystal cepat. “Appa, aku ingin pulang,” pinta gadis itu pelan. Membuat Donghae mengernyit karenanya. Anak gadisnya itu tadi bersikeras untuk tetap tinggal. Tetapi, kini malah dengan mudah untuk meminta pulang.

“Aku akan pamit dengan yang lainnya.”

Donghae hanya mengangguk. Tidak berniat bersuara, tidak mau memaksa sang putri untuk memberikan alasan atas keputusannya. Ditatapnya sosok sang putri bersama kelima bodyguardnya yang lain. Kelimanya tampak menunjukkan raut lelah. Meski demikian kelimanya tetap tersenyum untuk Krystal. Bahkan Donghae sempat memergoki Chanyeol yang mengusap puncak kepala Krystal serta Baekhyun yang mendekap tubuh gadis itu hangat.

Donghae diam-diam tersenyum. Banyak yang menyayangi putrinya. Semoga saja masa lalu tidak lagi menghampiri gadis itu. Semoga saja. Karena jika terjadi, maka mungkin keadaan Krystal tak jauh berbeda dari Sehun. Mungkin.

 

O0O

 

“Daripada seperti orang yang jatuh cinta, kau lebih terlihat seperti orang yang patah hati.’

 

Itu adalah komentar Sulli ketika pelajaran masih berlangsung. Gadis itu sendiri tengah sibuk menyalin persamaan matematika sembari beberapa kali mencuri pandang ke arah Krystal. Sedang Krystal masih belum mampu mencerna perkataan Sulli barusan. Baru saja aktivitas melamunnya terganggu. Seluruh nyawanya belum genap kembali ke raganya. Masih melayang-layang tak tentu arah.

 

“Minho mengatakan kepadaku bahwa kau berlari meninggalkannya begitu saja setelah menyadari perasaanmu. Apakah kau pergi ke tempat Sehun?”

 

Secara spontan Krystal menoleh. Gadis itu mengerjap beberapa kali sembari mengingat-ngingat jika dirinya tidak salah dengar bahwa Sulli menyebut nama Sehun. “Aku tidak pernah mengatakan pada Minho jika akan ke tempat Sehun. Kenapa kau bisa berpikiran begitu?”

 

Sulli tersenyum penuh kemenangan. Perlahan diletakkan pena miliknya dan kini bersitatap langsung dengan Krystal. “Karena aku tahu jika yang kau sukai itu adalah Oh Sehun.”

 

Mulut Krystal menganga. Bagaimana Sulli bisa tahu? Apakah selama ini sikap yang menunjukkan bahwa dirinya menyukai Sehun kentara sekali?

 

“Kenapa? Kau pasti bingung mengapa aku bisa mengetahuinya?”

 

Krystal mengangguk perlahan.

 

“Tentu saja,” Sulli berkata dengan penuh percaya diri. “Aku adalah ahli dalam masalah seperti ini.”

Krystal terdiam. Dalam hati dia mengamini apa yang Sulli katakana. Tentu saja gadis itu ahli dalam masalah percintaan seperti ini. Sulli jauh lebih berpengalaman dari dirinya.

 

“Jadi, kau sudah resmi dengan Oh Sehun?” tanya Sulli begitu antusias. Dia bahkan melupakan soal Minho yang patah hati dalam kasus ini. Biarlah, karena menurut Sulli sejak awal Minho hanya selingan. Yang menjadi tokoh utamanya Krystal dan Sehun.

“Kita harus merencanakan double date lain kali. Kau dengan Sehun, aku dengan Taemin,” usul Sulli bersemangat.

 

“Tapi, kurasa itu tidak akan terlaksana,” gumam Krystal pelan. “Aku ditolak oleh Oh Sehun.”

 

“Apa?!?”

.

.

.

“Nona Choi?”

 

Sulli mengatupkan bibirnya segera. Ketika pandangannya mengedar, ternyata semua mata tertuju kepadanya. Sulli menelan salivanya bulat-bulat saat melihat sang guru menatapnya begitu tajam.

 

“Jika kau ingin berteriak, silakan keluar dari kelas saya.”

 

“Tapi, saem.”

 

“Keluar.”

 

Sulli mendesah pelan. Mau seperti apapun dia membantah hasilnya akan sama saja. Dia harus keluar dari kelas. Dengan gontai Sulli melangkah keluar kelas. Membuat Krystal menjadi tidak enak hati. Biar bagaimanapun ini juga karena ulahnya.

“Nona Jung.”

 

Krystal terkesiap saat sang guru memanggil namanya. “Kurasa kau ikut andil atas insiden barusan, nona Jung. Berkenan untuk keluar dari kelasku juga?”

 

Krystal menyadari benar bahwa peringatan sang guru bukan tanpa makna. Tetapi, menandakan bahwa dirinya harus mengikuti Sulli untuk keluar dari kelas sekarang juga. Intinya dia diusir. Sehingga tanpa banyak protes dan membantah, Krystal beranjak keluar. Toh, percuma dia berada di dalam kelas. Pikirannya tidak dapat fokus juga.

Diam-diam sepasang mata memandangi sosok Krystal yang mulai menghilang dari jangkauannya. Bahkan dia masih betah memandangi daun pintu meski sudah tertutup. Dia adalah Kai, yang memandangi pintu seolah menerawang jika sosok Krystal masih tersembunyi di balik sana. Perlahan pemuda itu mendesah. Dia tentu mampu menerka apa yang dibicarakan Sulli dan Krystal hingga mereka diusir keluar dari kelas. Semua karena membicarakan Oh Sehun yang tidak hadir hari ini, pasti.

.

.

.

.

.

.

.

.

“Kau diusir juga?”

 

Sulli menyambut Krystal dengan senyuman tanpa dosanya. Gadis itu lantas menyamakan langkah dengan Krystal yang kebetulan telah berjalan lebih dahulu menjauhi kelas mereka. “Kau tahu aku belum pernah dikeluarkan seperti ini lagi semenjak kau ada di sini, semenjak tidak ada yang menggencetku lagi. Aku sedikit rindu rasanya terbebas dari pelajaran yang membosakan.”

 

“Oh, kalau begitu aku akan minta Lee Hyeri untuk melakukan itu lagi padamu. Ingat, hanya Seulgi dan teman-temannya yang sudah tidak berada di sini. Sedang Lee Hyeri ….”

 

“Yak, Krystal Jung!” Sulli menyela sebelum Krystal melanjutkan perkataannya. Gadis itu lantas menggerutu tidak jelas. Menganggap jika Krystal terkadang memang begitu membosankan dan menyebalkan. Tidak bisa diajak bercanda.

 

“Ah, ngomong-ngomong apa maksudnya kau ditolak Oh Sehun? Dia menyukaimu, bukan? Bagaimana bisa ditolak?”

 

“….”

 

“Yak, Krystal Jung! Jawab aku!”

 

“Dia hanya menyuruhku pergi dan tidak mengganggunya lagi.”

 

Sulli membulatkan mulutnya. Hanya itu? Hanya karena itu? “Bagaimana bisa kau berpikir jika itu suatu penolakan? Bisa saja….”

 

“Bisa apa?”

 

Sulli tersentak saat Krystal tiba-tiba menghentikan langkahnya. Gadis itu menoleh dan menatap Sulli begitu tajam. Dan entah salah atau tidak, Sulli merasakan ketidakberesan dari raut wajah Krystal sekarang ini.

 

“Bagaimana mungkin aku bisa berpikir jika itu bukan penolakan Choi Sulli? Dia mngusirku. Menyuruhku menjauh dirinya. Karena aku adalah satu-satunya orang yang membuat luka lamanya kembali terbuka. Dia membenciku! Dia tidak ingin melihatku!”

 

“Krystal….”

 

Krystal mengalihkan pandangannya segera. Diangkat dagunya tinggi-tinggi. Berharap aksinya itu dapat mencegah cairan bening dari pelupuk matanya tumpah. Dan digigit bibirnya kuat-kuat. Berusaha menahan isakan yang menyeruak keluar akibat dadanya yang terasa penuh sesak. Krystal memukul-mukul dadanya pelan. Mengapa rasanya sakit sekali.

 

“Krystal, sebenarnya ada apa?”

 

Sulli hendak meraih bahu Krystal, mencoba untuk membuat gadis itu merasa lebih nyaman. Tetapi, Krystal menepisnya. Gadis itu mundur dua langkah dan menggeleng pelan. “Aku baik-baik saja. Sungguh. Jangan cemaskan aku.”

Sulli terdiam di tempat. Dirinya hendak melangkah maju dan memastikan dengan benar mengenai kondisi Krystal, tetapi diurungkan. Hingga akhirnya Sulli membiarkan Krystal pergi meninggalkannya terdiam di tempat. Sulli menatap temannya itu nanar. Dia yakin jika sesuatu telah terjadi. Hanya saja mungkin saat ini Krystal butuh waktu sendiri.

.

.

.

.

.

Di sisi lain ada seorang lagi di sana. Mengamati tanpa sengaja sedari tadi melalui kedua matanya yang bulat. Tangannya mengepal kuat. Entah mengapa ada rasa perih singgah di hatinya. Dan membuatnya merasa amat tidak nyaman.

 

O0O

 

Sehun masih betah memandangi area di luar kamarnya melalui jendela. Tatapannya kosong tanpa daya, hingga ada momen yang cukup menarik dalam jangkauannya. Kedua netra pemuda berkulit putih itu menangkap dua sosok –sepasang ibu dan anak tengah bercengkerama di luar sana. Tampak sang anak mengenakan baju rumah sakit. Jadi, tentu dapat ditebak siapa yang dirawat. Sang anak tentu saja.

Karbon dioksida rasanya meluap memenuhi alveolusnya. Sehingga Shun dapat dengan jelas merasakan sesak memenuhi dadanya. Sehun mengalihkan pandangan segera. seharusnya dia tidak melihat aktivitas yang dilakukan oleh ibu dan anak itu. Hal itu malah semakin membuat luka hati Sehun semakin menganga. Dan semakin dia mengingat juga bagaimana sang ibunda merengang nyawa. Semua karena Sehun. Karena menyelamatkannya.

 

“Apa kau sudah merasa lebih baik?”

 

Kedua bola mata Sehun tergerak sebentar, tidak lama karena dia kembali memandang ke depan. Mencoba mengabaikan seseorang yang baru saja memasuki kamar rawatnya. Bukan Sehun tidak mengenal orang itu, tetapi Sehun hanya merasa kecewa saja telah dibohongi selama ini. Oleh dua orang yang begitu dipercaya olehnya sang ayah dan sepupu –Xi Luhan.

 

“Kau belum memakan sarapanmu?”

 

“….”

 

“Sehun.”

 

“….”

 

“Hahh.” Sehun mampu mendengar desahan yang kentara sekali. Tetapi, pemuda itu tetap tidak berniat menanggapi.

 

“Oh, ayolah Sehun! Hentikan sikap kekanakanmu. Aku dan paman Siwon sudah meminta maaf semenjak kema….”

 

Sehun segera menatap ke arah lawan bicara. Dengan tatapan dingin tanpa cela. “Kau pikir maaf saja cukup, Xi Luhan?”

 

Luhan terdiam. Mengatupkan bibirnya dengan rapat. Kali ini lebih aman jika tidak menyela perkataan Sehun, karena pemuda berkulit putih itu tengah dilanda emosi yang menumpuk dalam.

 

“Apa maaf kalian bisa mengembalikan semuanya? Tidak, Luhan, tidak! Tidak akan ada yang baik-baik saja!” Sehun menarik napasnya dalam-dalam sebelum kembali menumpahkan seluruh emosinya.

“Dan aku sama sekali tidak habis pikir mengapa kalian bisa menyembunyikan ini semua dariku. Tidak tahukah dirimu rasa tersiksa akibat membenci ibu kita sendiri! Padahal seharusnya aku yang dibenci di sini. Aku yang memunuh eomma, Luhan! Aku!”

 

“Sehun….”

 

“Sudahlah, Lu. Aku tidak ingin mendengarkan penjelasan apapun lagi darimu dan appa. Sebaiknya kau keluar dari sini sekarang juga!”

 

“Sehun….”

 

“Keluar!”

 

Dengan amat terpaksa Luhan menuruti kemauan Sehun. Pemuda itu memutuskan keluar dari ruangan. Meninggalkan Sehun sendiri di kamar rawatnya. Setibanya di luar ruangan, Luhan menangkap sosok Siwon yang tengah menyandarkan punggungnya di dinding. Ayah dari Oh Sehun itu tampak memejamkan mata sembari mengepalkan tangan.

 

“Paman?”

 

“Kita benar-benar sudah menghancurkannya, bukan Luhan?”

 

“….”

 

Siwon terkekeh sebentar. Miris. “Aku sudah menghancurkan hidup putraku sendiri.”

 

“Paman, tidak begi….”

 

“Aku baik-baik saja. Tenanglah,” Siwon menepuk bahu Luhan pelan. “Aku titip Sehun dulu. Ada pasien yang harus kutangani.”

Luhan mengangguk setuju. Sepeninggal Siwon, Luhan mulai berpikir. Memikirkan cara agar Sehun kemali seperti yang dulu. Tapi, bagaimana? Mungkinkah dia harus meminta bantuan orang lain lagi? Tapi, siapa?

 

“Krystal!” satu nama itu mencuat. Luhan tampak bimbang untuk meminta bantuan kepada Krystal. Biar bagaimanapun dia pernah meminta Krystal untuk menjauhi Sehun. Jika dia meminta tolong kali ini pasti begitu berlawanan dengan permintaannya yang lalu. Luhan mengalami dilemma. Yang paling aman saat ini adalah menunggu hingga jam pulang sekolah nanti tiba. Yakin sekali jika Krystal pasti akan menjenguk Sehun. Dan itu adalah waktu yang tepat untuk meminta Krystal mengembalikan Sehun seperti sedia kala. Karena memang hanya Krystal yang bisa. Oh, Luhan benci mengakui ini.

 

O0O

 

Krystal memejamkan matanya. Berusaha merasakan angin menerpa lembut wajahnya. Diam-diam dirinya tersenyum. Entah mengapa tempat ini menjadi tempat favorit baginya untuk menenangkan diri. Rooftop sekolah. Tempat spesial bagi Krystal. Karena di tempat inilah Krystal mampu mengenal sosok sang pemilik hati lebih dekat –Oh Sehun.

Mengingat Sehun, membuat Krystal kembali terluka. Dia sedih karena Sehun telah menolak keberadaannya. Dia juga sedih karena dirinya harus menjadi alasan utama yang membuat Sehun hancur hingga seperti ini. Namun, apapun yang terjadi itu semua bukan kemauan Krystal. Dia juga tidak ingin wajahnya menyerupai ibu dari Oh Sehun. Semua yang terjadi seolah kehandak takdir untuk mengungkap semua rahasia yang tersimpan.

 

“Kau membolos?”

 

Krystal secara otomatis berbalik. Keningnya mengerut saat menyadari siapa yang tengah berjalan ke arahnya sekarang.

 

“Kyungsoo?”

 

Please Subscribe to read the full chapter

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
lee-jungjung
I will update,,, hmmm wednesday or thursday maybe,,, so stay here.. ^^ gomawo

Comments

You must be logged in to comment
LizziEverdeen
#1
Chapter 77: ahhh great job, author! i would like to hit like to every single chapter if i can.
ah, senangnya ff ini berakhir bahagia. suka banget sama ff ini dari awal. gimana para bodyguard itu nunjukin rasa sukanya ke Krystal dengan lucu. and bahkan setelah 10 tahun, merek masih suka godain Krystal.
sedangkan buat SeStal? ah, manisnya. pokoknya mereka berdua manis banget, aku bener2 baper bacanya.
ini happy ending gak cuma buat Krystal aja. all of the character have their happy ending. para bodyguard, seulgi, myungsoo, SeStal, Sulli.
ah jadi kepanjangan hehe, intinya ini ff bagus banget. thank you for writing this! this is truly a beautiful story! :)))))
EXO__CY #2
Bagus nih kalo dibuat drama :) ceritanya keren
Fx_exo
#3
Can u please write an English version to this story? It seems really good and I really want to read it.
soojungie123 #4
Chapter 77: Sestal Forever Kibarkan bendera sestall
anna28fx #5
Chapter 77: Best sangat la cerita ni!!!!!
Zeeveria #6
Chapter 77: Tolong bikinin epilognya dong. Biar gak ganjel gitu. Please ya, buatin epilognya thor..
icejuvenileyo #7
Chapter 77: Ahirnya end. Tapi ko sedih yaaah pengen tetep ada ff ini pengen tetep baca hal yang lucu ngeselin manis dri cerita ini. Makasih udah bikin happy ending. Aku sukaaa dari pertama baca sampai end semua pas. Cariin jodoh juga untuk 5 bodyguard yang lain haha. Sukses terus author
trsndewi
#8
Chapter 77: Finally endingㅠㅠ this is so beautiful:') cinta sehun akhirnya kesampean wkwk
Cara sehun nge lamar ituuu please sweet tapi lucu banget!! Good job author!
SamanthaJ #9
Chapter 76: request gue waktu di wattpad terkabul
kyuhyun12 #10
Chapter 76: Dr sehun :D