“Kapan kita sampai?”

“Sebentar lagi, Krys. Bersabarlah.”

Krystal mendengus kesal. Ia kemudian menyeka peluh di keningnya dengan telapak tangannya. Mereka sudah berjalan sekitar satu setengah jam yang lalu, dan sama sekali belum tiba di tujuan. Krystal benar-benar menyesal karena tidak menolak dengan tegas ide gila ini.

Flash Back

“Jadi, kalian berencana membawa kabur putri kami?” tanya Jessica dengan pandangan yang tajam.

“Ehm, bibi Jess,”

“Memangnya aku bibimu?” nyali Baekhyun ciut seketika karena perkataannya baru saja dipotong oleh ibu Krystal ini.

“Oh, yah, maaf. Jadi, kami bukan membawa kabur. Kami hanya meminta izin padamu untuk mengajak Krystal berlibur bersama kami,” jelas Baekhyun dengan semua keberanian yang dia punya.

“Tapi dia baru saja keluar dari rumah sakit, dan lagi bukankah salah satu dari kalian juga baru saja sembuh dari luka di kepala?” tanya Jessica sambil menunjuk Chanyeol.  Donghae menghembuskan napas pelan. Kelihatannya akan sulit membujuk istrinya.

“Jadi, berapa hari?” tanya Donghae kemudian.

“Kebetulan kami diliburkan selama tiga hari, jadi kami akan meminta izin membawa Krystal selama tiga hari itu,” jawab Suho tenang.

“Baiklah,” Jessica menganga mendengar keputusan Donghae.

“Kau mau membiarkan mereka membawa Krystal kita, No,” sahut Jessica tidak terima.

“Ayolah Jess, ini juga supaya Krystal lebih dekat dengan mereka,” bujuk Donghae.

“Kalau menurutmu bagaimana, Krys?” tanya Jessica mencari pembelaan.

“Walau aku menolak, sepertinya mereka akan tetap memaksa,” jawab Krystal datar sambil memandangi wajah Kai, Baekhyun, Chanyeol, dan Suho yang sudah tersenyum cerah sejak tadi.

“Ckkks, sepertinya suaraku juga tidak diterima di sini,” Baekhyun dan Kai segera berdiri untuk ber-highfive ria. Namun, niatnya segera dibatalkan mengingat Jessica tengah memasang tampang galaknya.

“Jaga dia jangan sampai terluka, ingat itu,” kata Jessica sambil menyilangkan tangan di depan dadanya.

“Tentu saja, bibi. Itu tugas kami,” sahut Baekhyun senang.

“Aku bukan bibimu,”

“Kalau begitu, noona?” Jessica memutar bola matanya malas. Bagaimana bisa suaminya menyerahkan putri mereka pada orang-orang konyol ini?

“Sesukamu saja, aku sudah lelah menasehati,” Baekhyun tersenyum puas mendengarnya.

“Hmm, tapi begini paman, bibi. Kami sama sekali tidak akan membawa kendaraan,” kata Suho membuat seluruh perhatian terpusat padanya.

“Jadi?”

Suho tersenyum sedikit misterius, “Kami akan naik kereta.”

Flash back end

Saat Krystal mendengar bahwa mereka akan naik kereta, ia pikir tujuan mereka adalah di dekat stasiun kereta. Tapi ternyata, butuh waktu yang cukup lama untuk mencapai tujuan akhir. Dan parahnya lagi, mereka berjalan. Krystal tidak habis pikir kenapa mereka tidak menaiki taksi saja. O-oh, Krystal lupa, tadi ia sama sekali tidak melihat taksi.

“Aku lelah, bisakah kita istirahat?” pinta Krystal sambil duduk di sebuah akar pohon besar.

Suho menggeleng pelan, “Tidak bisa, Krys. Kita sudah terlalu banyak beristirahat tadi,” katanya membuat Krystal kembali mendengus kesal.

Suho sedikit menyunggingkan senyum karenanya, “Sebentar lagi sampai kok, sabar ya.”

Dengan sedikit menghela napasnya Krystal pun bangkit. Mereka harus lekas berjalan lagi. Dia benar-benar ingin sampai di tujuan segera.

“Kau benar-benar lelah, ya?” Krystal menoleh dan mengangguk kecil ke arah Chanyeol.

“Mau ku gendong?” tanya Chanyeol sambil tersenyum lembut.

“Apa?”

Chanyeol tersenyum manis lantas berjongkok di hadapan Krystal, “Sini kugendong,” katanya sambil menepuk bagian punggungnya.

Krystal menggigit bibirnya ragu. Mungkin ini kesempatan emas untuknya. Paling tidak dia tidak perlu kelelahan karena berjalan lagi, bukan?

“Sudah kubilang mengajaknya malah akan merepotkan kita,” sindir Kyungsoo. Krystal segera menatapnya tajam.

“Apa? Aku benar kan? Kau hanya memanfaatkan sifat Chanyeol hyung yang tidak tegaan,” cibir Kyungsoo.

“Do Kyungsoo,”

“Sudahlah, sunbae. Dia benar. Aku masih kuat berjalan kok,” kata Krystal berusaha menengahi.

“Tapi, Krys kau terlihat kelelahan sekali,” tukas Chanyeol cepat.

“Ahh, tidak. Ini semua karena tasku yang… Hei,” Krystal terkejut karena baru saja tas ranselnya diraih oleh Sehun.

“Berhenti berdebat, ayo jalan,” kata Sehun datar.

Krystal mengerjapkan matanya pelan. Pemuda ini kenapa sih?

“Ayo, Krys. Jangan bengong,” kata Kai sambil meraih bahunya.

“Ehm, ya,” kata Krystal gugup sambil melepas rangkulan Kai cepat. Ia sama sekali tidak pernah sedekat itu dengan pria selain ayahnya, jadi wajar jika dirinya gugup.

“Dia kenapa sih?” Kai kebingungan begitu Krystal berjalan cepat menjauhinya.

“Mungkin karena kau menakutkan,” celetuk Chanyeol asal.

O0O

Krystal memandangi bangunan di depannya sambil mengerutkan dahinya. ‘Rainbow House’. Bangunan dengan gaya arsitektur barat klasik. Tamannya luas, dan juga banyak sekali mainan di sana. Apakah ini…?

“Ya, Krys. Ini panti asuhan,” kata Suho seperti dapat menebak apa yang sedang Krystal pikirkan.

“Kami selalu kemari setidaknya tiga bulan sekali,” jelas Suho sambil menatap bangunan di hadapannya sambil tersenyum.

“Ayo, Krys. Mereka pasti akan menyukaimu. Mereka anak yang manis dan baik,” ajak Baekhyun sambil menggandeng Krystal memasuki Rainbow House.

“Bibi,”

“Bibi Nam,” panggil Baekhyun begitu memasuki bangunan tadi.

Krystal menatap sekeliling sudut ruangan yang baru saja ia masuki. Ruangan yang sederhana tapi rapi dan bersih.

“Oppa,” Krystal terkejut karena seorang gadis kecil berlari ke arahnya. Melihat gadis itu Baekhyun segera melepaskan genggaman tangannya dengan Krystal dan meraih gadis kecil tadi dalam pelukannya.

“Oh, Hannee, oppa sangat merindukanmu,” katanya sambil mengelus lembut kepala gadis yang ternyata bernama Hannee.

Hannee terkikik geli, namun kemudian ia menangkap sosok yang asing di matanya, “Siapa dia?”

“Oh, dia Krystal Jung, teman oppa,” kata Baekhyun mencoba memperkenalkan Krystal. Krystal hanya mengangkat tangannya dan berusaha menyapa. Tapi, o-oh Hanne segera memalingkan wajahnya seperti tak suka.

“Hannee, sudah eomma bilang jangan bermain sebelum makananmu habis,” seorang wanita paruh baya tiba-tiba datang dan mengomel.

Mata wanita itu membulat begitu melihat sosok enam orang pemuda yang amat dikenalnya, “Oh, kalian,” katanya senang.

“Hai bibi, kau sehat?” tanya Suho sambil tersenyum.

“Tentu saja,”

“Oh, lihatlah Sehun, kau bertambah tinggi?” Sehun hanya tersenyum