Cousin
Bodyguard“Luhan!”
Krystal nyaris menjatuhkan rahangnya saat melihat Sehun berlarian menyambut seorang pemuda berkacamata hitam. Satu hal lagi yang membuat Krystal terperangah, mengerjapkan kedua kelopaknya karena tidak mempercayai indera penglihatannya. Oh Sehun yang terkenal sedingin es tiba-tiba saja berubah kekanakan dengan berhambur memeluk si pemuda yang entah siapa namanya. Kalau tidak salah Sehun memanggilnya Luhan. Entahlah, Krystal bahkan tidak mengenal siapa itu Luhan.
“Yak, Oh Sehun! Kau mau membunuhku?” dengus pemuda bernama Luhan tadi sambil melepaskan dekapan Sehun yang kelewat erat.
Sehun melepaskan dekapannya dengan sungkan, “Kau tidak merindukanku, huh?” tanya pemuda itu sambil mengerucutkan bibirnya. Sekali lagi Krystal dibuat tercengang. Sejak kapan Sehun bisa bersikap imut seperti itu?
Luhan terkekeh sebentar lantas menepuk bahu pemuda yang lebih tinggi darinya itu. “Tentu saja aku merindukanmu, Sehunnie,” katanya sambil mengulas senyum. “Kau sendirian?”
Sehun membulatkan mulutnya. Ah, dia baru ingat kalau membawa Krystal menjemput Luhan di bandara. “Krys, sini,” Sehun melambai ke arah Krystal untuk mendekat.
Dengan langkah perlahan Krystal mendekat. Membuat Luhan semakin memperlebar senyumnya. Pemuda itu lantas melepaskan kacamata hitamnya untuk melihat sosok Krystal lebih jelas.
Dan setelah melihat sosok Krystal, senyum Luhan perlahan memudar.
“Luhan, kenalkan dia Krystal Jung. Dia yang menjadi tanggung jawab kami, K,” Sehun mencoba memperkenalkan Krystal. Krystal menarik kedua sudut bibirnya, mencoba bersikap ramah.
Luhan mengerjap pelan. Membuat Krystal tanpa sadar memperhatikan kedua lensanya. Lensa rusa yang begitu teduh dan indah.
“Tanggung jawab?”
Sehun menggaruk pelipisnya pelan, “Yah, kami bertugas menjadi bodyguardnya,” terang Sehun lebih jelas.
Luhan mengangguk mengerti. Pemuda itu kembali menyunggingkan senyum manis sambil mengulurkan tangannya. “Xi Luhan, sepupu Sehun.”
Krystal tanpa ragu meraih tangan Luhan menjabatnya dan sedikit mengagumi senyum Luhan yang begitu manis. Sedikit banyak Luhan mirip Sehun. Tapi, pemuda ini jauh terlihat lebih imut dan cantik (?)
“Hei, jabatannya terlalu lama,” Sehun segera melepaskan jabatan tangan keduanya dengan nada tidak suka. Membuat Luhan terkekeh pelan. Tanpa disadari olehnya ada seseorang yang mengagumi tawa renyah Luhan, Krystal Jung.
“Jadi, kita akan ke mana?” tanya Luhan sambil menarik kopernya yang berukuran sedang.
“Hmm? Ke rumahku atau ke markas? Kau mau menginap di mana?” Sehun malah balik bertanya.
“Markas?”
“Ah, itu apartemen yang disiapkan paman Leeteuk untuk kami.”
Luhan hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar jawaban Sehun. Ayah Suho ternyata benar-benar merealisasikan sebuah apartemen untuk kedua putranya dan juga putra para sahabatnya. Dasar orang kaya.
“Markas saja kalau begitu. Sudah lama kan kita tidak menghabiskan waktu bersama?”
Sehun mengangguk setuju. Pemuda itu lantas segera meraih ponselnya dan memberi kabar pada rekan-rekannya yang lain. Mereka pasti terkejut sekali melihat Luhan ada di sini.
O0O
“Wah, rusa China, bagaimana kabarmu?”
Luhan tertawa kecil sambil meninju pelan lengan Chanyeol, “Kau suka sekali memanggilku begitu tiang listrik,” balas Luhan mengejek. Membuat Chanyeol mendecih kesal, namun tak lama karena kemudian pemuda itu tertawa bersama Luhan.
“Kenapa tidak memberi tahu kami jika mau kembali?” tanya Baekhyun antusias.
Luhan kembali tersenyum, “Kalau aku bilang-bilang, namanya bukan kejutan,” ungkap pemuda itu sambil mengedipkan sebelah matanya.
Gelak tawa kembali terdengar. Mereka terlihat akrab satu sama lain. Setidaknya itu yang dapat dilihat Krystal. Krystal bahkan melihat beberapa hal yang jarang ditunjukkan oleh para bodyguardnya, terutama untuk Kyungsoo dan Sehun. Keduanya tampak lebih rileks dan ekspresif. Berbeda sekali dengan apa yang Krystal lihat sebelum ini. Apakah semua karena Xi Luhan?
“Hei, Kryssie. Kenapa diam saja, hum?” tanya Baekhyun sambil mengusap kepala gadis itu penuh sayang. Krystal hanya balas tersenyum, “Aku hanya merasa kehilangan Kai dan Suho oppa. Ke mana mereka?”
Baekhyun dan Kyungsoo sama-sama mengatupkan bibirnya. Keduanya saling bertatapan seakan hanya mereka berdua yang mengetahui ke mana perginya dua bersaudara itu. Tentu saja hanya mereka yang tahu, karena sebelum pergi Kai berpamitan pada Kyungsoo dan Suho berpamitan pada Baekhyun.
“Katanya ada urusan keluarga,” jawab Kyungsoo singkat. Krystal mengernyit tidak percaya. Tumben sekali mereka ada urusan keluarga.
“Sudahlah, Krys. Jangan terlalu merasa kehilangan. Kan ada kami,” kata Baekhyun menenangkannya.
Krystal mengangguk. Yah, benar tidak seharusnya dia merasa kesepian. Toh, di sini sudah ada yang lain. Dan lagi Krystal mendapatkan kenalan baru, sepupu Sehun -Xi Luhan.
O0O
Kai terlihat tidak tenang. Berulang kali pemuda itu meremas telapak tangannya dengan gusar. Sejak pulang dari kegiatannya menguntit acara kencan buta Krystal, pemuda itu memutuskan singgah ke rumah utama keluarganya. Tempat di mana sang kakek tinggal.
“Kai?”
Kai mendongak dan memaksakan diri untuk tersenyum.
“Kau baik-baik saja?”
“Tentu, hyung.”
Suho menghembuskan napasnya berat. Suho yakin sekali bahwa Kai berbohong. Kai tidak tenang, tentu saja. Sama seperti dirinya, Suho juga merasa tidak tenang. Setelah sekian lama sepupu mereka kembali. Semoga saja dia hanya melakukan kunjungan, tidak berniat menetap.
“Suho? Kai?”
Suho dan Kai sama-sama menoleh. Keduanya lantas berupaya mengulas senyum terbaiknya sambil membungkukkan badan pada sang kakek. “Bagaimana kabar harabeoji?” tanya Suho setelah mendekap kakeknya itu.
“Baik,” jawabnya sambil tersenyum lembut. “Hanya saja aku sedikit kesepian karena kalian jarang menjengukku,” ungkapnya dengan sedih.
“Maafkan kami, harabeoji tahu sendiri kalau appa menugaskan kami untuk menjaga putri temannya,” sesal Suho.
“Apakah kami perlu tinggal di sini untuk menemanimu, harabeoji?” tawar Kai, membuat sang kakek malah terkekeh. “Yang ada bukan kalian yang mengurusku, malah aku yang mengurus kalian. Terutama kau, Kim Kai,” canda lelaki berumur itu dengan wajah cerahnya.
Suho dan Kai sama-sama tersenyum. Kakek mereka ini memang humoris. Selalu saja ada canda di setiap dia berucap. Itu jugalah yang membuat kakek mereka cukup popular di masa mudanya. Jadi, jangan heran jika ada salah seorang cucunya yang mewarisi sifat sang kakek yang memang hobi tebar pesona. Yah, tentu saja dia adalah Kim Kai.
“Tapi, yang dibilang Kai ada benarnya. Mungkin seharusnya kami menemani harabeoji. Atau harabeoji saja yang tingga bersama kami di rumah appa?”
Kakek Kim (sebut saja demikian) kembali terkekeh mendengar tawaran yang kini dilayangkan oleh Suho. Lelaki tua itu menggeleng dan menepuk bahu kedua cucunya dengan lembut. “Tidak perlu. Lagi pula sekarang aku sudah ada yang menemani?”
Kening Kai dan Suho sama-sama mengerut. Sudah ada yang menemani. Keduanya saling bertatapan. Melemparkan pertanyaan dalam tatapan mereka. Mungkinkah?
“Hai, sepupu.”
Kai dan Suho membeku di tempat. Bibir keduanya terkatup sempurna. Keduanya seperti tengah melihat sosok hantu yang menakutkan.
Seorang pemuda tampan bersurai legam mendekati Kai dan Suho dengan senyumannya yang sangat lebar. Bahkan hingga lesung pipitnya terlihat, membuat senyumnya terlihat sangat manis. Tapi, bagi Kai dan Suho itu bukanlah senyum manis, melainkan seringaian.
“Lama tidak jumpa. Aku merindukan kalian.”
Tubuh Kai dan Suho kaku saat menerima dekapan dari sang sepupu secara bersamaan. Entah apa yang terjadi dengan mereka. Padahal sedari tadi Kai dan Suho sudah menyiapkan mental ketika bertemu dengan sang sepupu. Tetapi, ternyata tidak berhasil. Mental mereka cukup lemah untuk berhadapan lagi dengan pemuda yang satu ini.
“Terutama untukmu, Kim Kai,” bisiknya pelan, membuat Kai merinding. “Aku sudah tak sabar bermain dengamu lagi, sepupu.”
Kai dan Suho menelan saliva mereka bulat-bulat. Baiklah, mereka merasakan firasat buruk menyerang.
O0O
Luhan tersenyum memandangi foto yang terpajang di kamar yang ditempatinya saat ini. Foto seorang wanita sambil menggandeng dua bocah lelaki kecil yang tersenyum ceria. Secara perlahan pemuda berkewarganegaraan China itu menghembuskan napasnya perlahan. Sudah lama sekali sejak foto itu diambil. Dan sampai sekarang Luhan masih mengingat bagaimana kenangannya bersama orang-orang di foto itu. Benar, dirinya adalah salah seorang bocah lelaki di foto itu. Sehingga sudah dapat dipastikan kalau bocah lelaki lainnya adalah sang sepupu –Oh Sehun.
“Kau belum tidur?”
Luhan menoleh dan hanya tersenyum mendapati Sehun sudah memasuki kamarnya. Pemuda berkulit putih yang kebetulan lebih tinggi darinya itu segera membaringkan dirinya sambil menghela napas pelan.
“Hei, kau tidur di sini? Bukankah ini akan jadi kamarku?” tanya Luhan sambil membaringkan tubuhnya di samping Sehun.
Sehun mendengus pelan, “Ckks, itu juga karena kau memaksa tidur di sini. Dengar ya, aku tidak akan menyerahkan kamar ini. Jadi, suka tidak suka kau harus berbagi denganku,” kata Sehun dengan santainya.
Luhan tertawa kecil mendengarnya, “Bilang saja kau mau bernostalgia denganku, sepupu,” godanya. Membuat Sehun kembali mendengus. Yah, memang benar Sehun sengaja berbagi kamarnya dengan Luhan. Sudah lama sekali sejak sepupunya itu meninggalkan Korea. Membuat Sehun ingin mengenang kembali masa kecil mereka yang memang selalu dihabiskan berdua.
“Ngomong-ngomong, apa kau yang selalu mengantar Krystal pulang?” tanya Luhan penasaran. Rasa penasarannya semakin besar ketika melihat langsung bagaimana Sehun bersikeras mengantarkan Krystal pulang. Membuat pemuda itu bertengkar dengan rekannya yang lain yang juga berkeinginan untuk mengantarkan nona mereka pulang.
“Begitulah,” jawab Sehun asal. “Yang tadi masih mending. Biasanya ada Kai yang ikut-ikutan berebut.”
“Dan kau yang selalu menang?”
Sehun tersenyum bangga, “Binggo. Kebetulan sekali aku selalu mampu menyeret gadis itu secara paksa di tengah perdebatan mereka.”
Luhan menatap Sehun ganjil. Ada yang aneh dengan senyum Sehun. Seperti yang ditangkapnya sejak tadi, pemuda itu terus tersenyum ketika mengamati wajah Krystal. Sepertinya Luhan harus memastikan sesuatu.
“Krystal cantik juga.”
Sehun mengatupkan rahangnya dan menoleh ke arah Luhan dengan cepat. Mengamati ekspresi yang mungkin ditunjukkan pemuda itu. Dan yang membuat Sehun was-was adalah senyum Luhan. Tidak mungkinkan sepupunya itu tertarik pada Krystal dalam waktu sesingkat ini?
“Sangat cantik malah,” gumam Luhan sambil menerawang menatap langit-langit.
“Jangan menyukainya,” tanpa sadar Sehun berkata demikian. Membuat Luhan menatapnya sok penuh tanya. Padahal Luhan tahu apa yang menyebabkan Sehun berkata demikian.
“Kenapa?” pancing Luhan.
Sehun tergagap sendiri. Wajahnya tiba-tiba memanas saat menyadari apa yang baru saja terucap dari bibirnya. “Ah, itu dia…. Dia gadis menyebalkan. Selalu mendapat masalah. Dan juga merepotkan. Kau akan menyesal jika menyukainya.”
.
.
.
.
.
.
.
.
.
“Hatchhhhii,” Krystal mengusap hidungnya yang tiba-tiba terasa gatal. Padahal dia sedang tidak flu, bagaimana bisa bersin seperti itu. Ahh, atau mungkin firasat karena ada yang membicarakannya?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
“Dia menyebalkan, tapi kau menyukainya, begitu?” tanya Luhan dengan tatapan jahilnya.
“Bu-bukan begitu,” elak Sehun dengan cepat.
“Sudahlah, Hunnie. Suka juga tidak apa kok,” goda Luhan dengan nada dibuat-buat. Membuat Sehun mendengus kesal.
Luhan menghentikan tawanya dan kembali menatap langit-langit kamar sambil menerawang. “Tapi, apa tidak apa-apa? Dia begitu mirip dengan bibi Yoona,” gumam Luhan pelan.
Sehun terdiam. Membenarkan apa yang dibilang Luhan. “Dia berbeda. Dia bukan eomma,” kata Sehun kemudian. Tiba-tiba saja yang dulu pernah dikatakan Chanyeol kemali terlintas. Pemuda itu menyuruh Sehun untuk tidak membenci Krystal karena gadis itu bukanlah ibunya.
“Dan lagi dia satu-satunya yang ingin kulindungi,” tambahnya.
Luhan menoleh dan memperhatikan raut Sehun saat ini. Pemuda itu tampak serius dengan apa yang dirinya ucapkan.
“Ini berbeda, Lu,” kata Sehun dengan pasti.
“Aku membenci eomma. Tapi kalau Krystal, aku menyukainya.”
<
Comments