Missunderstanding
BodyguardKrystal sudah menduganya sejak awal. Dia meyakini benar bahwa dampak dari kesalahpahaman antara dirinya-Sehun-Kai akan terasa pagi ini. Saat ini Oh Sehun tidak muncul. Pemuda berkulit putih itu tak turut menjemput dan mengajaknya berangkat bersama.
Krystal mendesah putus asa. Kelihatannya akan sulit menjelasakan kepada Sehun. Pemuda itu tampaknya tidak mau peduli lagi.
"Krystal?"
Krystal mendongak, mendapati Suho menatapnya dengan kening mengerut. "Kau mau satu mobil dengan siapa? Aku dan Baekhyun, atau Kai dan Kyungsoo, atau Chanyeol?"
Krystal tampak menimbang beberapa pilihan yang diberikan Suho. Tanpa sengaja dirinya mendapati Kai tengah menatapnya penuh arti. Seperti tatapan penuh penyesalan, atau apalah namanya itu. Entah mengapa Krystal tidak ingin peduli. Gadis itu lantas hanya membuang muka ke sembarang arah.
Sial, meski ingin tidak peduli semua yang terjadi kemarin terekam di memorinya dengan jelas. Bagaimana Kai menciumnya dan bagaimana pula Sehun salah paham. Semua terekam tanpa cela.
"Aku dengan Chanyeol oppa saja," jawab Krystal setelah menimbang keputusannya cukup lama.
"Kenapa Krystal tidak pernah memilihku," celetuk Baekhyun sembari memandangi diri Krystal yang telah memasuki mobil Chanyeol.
"Itu nasib dan takdir, Byun Baek," Suho menanggapi dengan kekehan kecil. Membuat Baekhyun memasuki mobil Suho dengan dengusan kesal.
Suho menghela napas sebentar lantas mengikuti Baekhyun memasuki mobilnya. Namun sebelum itu, Suho sempat mencuri pandang ke arah Kai. Adiknya itu sekali lagi kedapatan melamun. Dan jikadiperhatikan lagi ada ketidakberesan yang tampak.
"Yak, Kim Suho! Ayo berangkat!"
Suho tersentak. Pemuda itu bergegas memasuki mobilnya dan melajukannya untuk menuju ke sekolah. Untuk kekhawatirannya terhadap Kai, dapat dirinya pendam sebentar. Toh, masih ada banyak waktu untuk menanyakannya pada yang bersangkutan.
O0O
Apapun yang kau katakan padaku, jangan sampaikan kepada orang lain. Jangan lagi membahas ini. Lupakan saja. Dan jangan ikut campur.
Begitulah pesan yang disampaikan Kai kemarin. Memerintahkan Seulgi untuk tidak mempedulikan apapun, dan melupakan semuanya. Seulgi menghela napas. Ini sulit. Ketika dirinya mengetahui satu rahasia akan sulit untuk mencoba tidak peduli. Walau harusnya mudah. Bukankah dia memang tidak mau melibatkan diri pada urusan apapun yang bersangkutan dengan Krystal Jung?
"Seul?" Suara Wendy cukup untuk membuat Seulgi tersadar dari lamunannya. "Apa ada yang mengganggu pikiranmu?"
Seulgi menggeleng pelan. Kedua sudut bibirnya terangkat naik. Seulas senyum tipis tercipta. Setidaknya mampu mengelabui Wendy akan kegundahan hatinya. "Aku baik-baik saja, Wen. Sung...."
Seulgi menggantung perkataannya. Kelopak matanya mengedip cepat. Dirinya baru saja menangkap sosok Kim Myungsoo. Ini kesempatan baik. Banyak hal yang ingin diungkapkan Seulgi kepada lelaki itu.
"Aku ke toilet dulu, Wen. Sampaikan ijinku nanti jika guru menanyakannya."
Wendy mengerutkan kening ketika Seulgi beranjak dari bangkunya. "Yak, Kang Seul!" Terlambat. Sebelum Wendy bertanya, Seulgi sudah menghilang di balik pintu. Mengejar satu sosok yang entah pergi ke mana.
O0O
Tidak menemukan Sehun pagi tadi, bukan berarti tidak menemukan pemuda itu di sekolah. Dia berangkat, tentu saja. Bersikap sewajarnya dengan tetap duduk di sebelah Kai. Walau terlihat kedua sahabat itu tampak mendiamkan diri satu sama lain. Krystal menyayangkan itu semua. Biar bagaimanapun kesalahpahaman ini harus segera diselesaikan. Dia benar-benar merasa tidak nyaman saat dijauhi Sehun dan juga menjauhi Kai.
Ahh, andai dia tidak memiliki perasaan kepada Sehun. Dan andai saja baik Sehun, Kai, atau yang lainnya tidak memiliki perasaan apapun pada Krystal, hal ini tidak akan terjadi.
.
.
.
.
.
.
.
"Oh Sehun."
Kai memberanikan diri membuka suara meski Sehun tampak mengabaikannya.
"Soal kemarin aku minta maaf."
Sehun menghentikan aktivitas menulisnya. Meletakkan pena dan terkekeh kecil. "Kau tidak bersalah, untuk apa meminta maaf."
"Tapi...."
"Dan lagi itu hakmu," sela Sehun segera. "Kau menyukai Krystal. Kau berhak untuk membuktikannya kepada gadis itu. Dan aku tidak berhak marah. Toh, kami tidak menjalin hubungan apapun," lanjutnya dengan sinis.
Kai menghela napas perlahan. Apa yang dikatakan Sehun benar adanya. Tetapi, pandangan pemuda berkulit putih itu akan lain jika mengetahui yang sebenarnya. Mengetahui bahwa Krystal menyukainya.
Hah, Kai enggan memberitahukan hal ini pada Sehun. Biarlah saja pemuda berkulit putih ini tahu dengan sendirinya.
O0O
Myungsoo merebahkan diri di sebuah meja yang terletak di rooftop sekolahnya. Pemuda berlesung pipit itu memejamkan matanya. Merasakan angin sepoi membelai wajahnya. Mengacak sedikit surai kelamnya. Myungsoo tersenyum kecil. Ah, suasananya memang mendukung dirinya untuk terlelap.
"Kim Myungsoo."
Myungsoo mengeram kesal. Dengan jengah dirinya membuka mata. Dan kini dia menatap si pengganggu dengan tajam. "Kang Seulgi?"
Kening Myungsoo mengerut. Tidak menyangka saja jika gadis itu menemuinya di sini. "Hoo, kejutan yang menarik," katanya sambil mengubah posisi dari berbaring menjadi duduk.
"Ada apa gerangan hingga kau menemui diriku?"
Seulgi menggigit bibir bawahnya. Padahal dia sudah menahan diri, tetapi tetap saja tidak bisa berpura-pura untuk tidak peduli.
"Ini soal Krystal Jung," kata Seulgi dengan lugas. "Aku tidak memahami hubunganmu dengan gadis itu. Tapi, jangan lagi mengganggunya."
Myungsoo terdiam sejenak. Memandangi Seulgi lekat sebelum tawanya meledak.
"Haha...," Myungsoo menarik napasnya dalam. "Kau sadar dengan yang dirimu katakan Kang Seulgi?"
Seulgi mengangguk. Membuat Myungsoo kembali tertawa. Gadis itu mendengus kesal. Memang apa yang lucu?
"Kau, seseorang yang pernah melakukan hal buruk pada Krystal Jung. Membencinya juga. Tetapi, menyuruhku untuk tidak mengganggu Krystal Jung. Apa tidak aneh?"
Seulgi memerasa tertohok. Yah, memang aneh. Seulgi pun tidak tahu apa yang mendorongnya melakukan ini semua. Mungkin dia hanya tidak ingin Kai depresi kembali karena masa lalu yang terkuak.
"Apa kau cemburu?"
Seulgi mengerjap cepat. Cemburu?
"Kau menyukaiku, yah? Jadi cemburu jika aku mengganggu Krystal."
Seulgi nyaris menjatuhkan rahangnya. Kesimpulan macam apa itu?
"Enak saja. Jangan bermimpi, tuan Kim."
Myungsoo hanya tersenyum. Perlahan dirinya mendekat ke arah Seulgi. Membuat gadis itu mundur secara otomatis. Sial, mengapa Seulgi jadi salah tingkah sendiri.
"Hum, benarkah?" Myungsoo memiringkan kepalanya. "Kita buktikan saja," katanya sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Seulgi.
Alarm kewaspadaan Seulgi berbunyi. Tetapi, syarafnya tidak memerintahkan untuk mendorong Myungsoo juga melarikan diri dari sana. Gadis itu justru memejamkan mata. Merasakan hembusan napas Myungsoo membelai wajahnya. Lembut dan hangat.
"Kenapa memejamkan mata?"
Seulgi membuka matanya segera. Mata kucing miliknya membelalak lebar.
"Apa kau berharap aku menciummu?"
Sial, Myungsoo mempermainkan dirinya.
Myungsoo terkekeh lantas menepuk puncak kepala Seulgi dengan tidak sopannya. Sialnya, lagi-lagi Seulgi kembali salah tingkah. Pipinya sudah dipastikan merona saat ini.
"Maaf. Aku tidak bisa memenuhi permintaanmu untuk tidak menjauhi Krystal, Seulgi. Ini terlalu rumit. Ada takdir yang mengikat kami."
Entah mengapa kata-kata Myungsoo seperti sebuah penolakan untuk Seulgi. Harusnya Seulgi biasa saja menanggapinya. Tetapi, kenapa dadanya merasakan nyeri?
Oh, Kang Seulgi. Apa yang salah dengan dirimu?
O0O
"Sehun."
Krystal menghampiri Sehun ketika jam istirahat tiba. Terburu-buru gadis itu merapikan peralatan tulisnya guna berbicara dengan lelaki berkulit putih yang satu ini.
"Ada yang ingin kujelaskan," kata Krystal. Menghalangi Sehun yang sepertinya hendak keluar kelas.
Sehun menatap Krystal datar. Entah mengapa, saat ini dia tidam ingin mendengar apapun. Egonya terlalu tinggi untuk memberi kesempatan pada Krystal untuk membela diri. "Tidak ada yang perlu dijelaskan," katanya tak kalah dingin dengan ekspresi Sehun saat ini.
"Minggir!"
Krystal terkesiap. Perlahan gadis itu bergeser. Menyediakan ruang untuk Sehun lewat. Gadis itu menunduk ketika Sehun berjalan melewatinya. Ada sekelumit rasa tidak nyaman singgah di dadanya. Rasanya penuh dan sesak. Pun juga ada sedikit rasa nyeri di sana. Membuat Krystal meringis untuk menahan rasa sakitnya.
"Krystal."
Krystal mendongak dan mengerjap pelan. Mendapati Kai yang tengah memandanginya dengan cemas. "Kau baik-baik saja?"
"Tidak," jawab Krystal cepat. "Aku tidak baik-baik saja."
Kai menghela napas berat. Dia mungkin tidak suka saat Krystal merasa tidak baik-baik saja karena lelaki lain. Tetapi, dirinya juga tidak tega jika melihat Krystal bersedih seperti ini.
"Tadi aku sudah mencoba menjelaskan kepada Sehun. Tetapi, dia tidak mau dengar," kata Kai pelan. "Mungkin nanti akan kucoba lagi untuk bicara dengan Sehun. Jadi, jangan terlalu mengkhawatirkannya, oke?"
Krystal menggeleng pelan. "Mana bisa aku mengabaikan masalah ini," katanya. "Aku hargai bantuanmu, Kai. Tapi, kurasa lebih baik jika aku sendiri yang menjelaskannya kepada Sehun."
Tak lama kemudian, Krystal beranjak dari tempatnya. Meninggalkan Kai yang menelan kepahitan yang dirasakannya bulat-bulat. Pemuda itu terkekeh miris. Jadi, Krystal Jung benar-benar serius menyukai Oh Sehun, huh?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tidak memerlukan waktu yang lama untuk menemukan keberadaan Sehun saat ini. Krystal terlalu sering bersama dengan Oh Sehun, hingga mengetahui kebiasaan pemuda itu. Sehun pasti ada di rooftop. Menikmati m
Comments