Kang Seulgi
BodyguardIni bukan kali pertama Krystal melihat Seulgi menikmati makan siangnya seorang diri. Setidaknya sudah dua hari setelah insiden di mana Seulgi diusir secara halus oleh kelompoknya, gadis itu mulai menyendiri sekarang. Mengingat sikap Seulgi yang tidak begitu baik terhadap teman-temannya, membuat dirinya semakin terasing. Meski begitu Kang Seulgi, dia masih merupakan siswi popular, masih tidak ada yang berani menyentuhnya.
Krystal juga menyadari beberapa orang berkasak-kusuk, bergosip mengenai Kang Seulgi yang mulai ditinggalkan anggotanya. Beberapa juga menatap iri Hyeri yang akhirnya bisa bergabung dengan mereka. Cukup sulit memang bergabung dengan komplotan Joy, Wendy, dan juga Irene. Tapi sebenarnya tidak sesulit yang mereka bayangkan, kok. Buktinya dulu Krystal sempat dekat dengan mereka, meski hanya sebentar sih.
Srek.
Krystal tidak tahu apa yang tengah dia lakukan saat ini. Pastinya tanpa sadar gadis itu telah menempatkan diri duduk di hadapan Seulgi. Seulgi sendiri terpaku saat melihat sosok Krystal yang tengah tersenyum padanya. Tersenyum? Yah, Krystal bingung harus berekspresi seperti apa, jadi dia tersenyum saja.
“Apa yang kau lakukan di sini?”
Krystal bisa menduga bahwa itu yang akan terlontar dari bibir Seulgi. Bukan hanya Seulgi, dia sendiri juga menanyakan apa yang sedang dia lakukan.
“Duduk dan makan.”
Itu jawaban terbodoh yang pernah Krystal berikan. Baiklah, lain kali sebaiknya Krystal berpikir dulu sebelum bertindak. Agar kejadiannya tidak sememalukan ini.
Seulgi menghembuskan napasnya lantas meletakkan sumpitnya keras-keras. Dengan tampang kesal dia menyandarkan diri ke bangkunya. “Jangan sok kasihan padaku. Aku tidak butuh belas kasihan darimu.”
“Aku tidak kasihan padamu. Sudah kubilang bukan aku mau makan di sini,” balas Krystal dengan ekspresi datar.
“Terserah padamu saja,” kata Seulgi acuh. Gadis itu lantas kembali memakan makan siangnya, mengabaikan ekstensi Krystal.
“Apa yang kau lakukan di sini, Krys?”
Seulgi mendongak dan mendapati Kai sudah berdiri di dekat Krystal. Kening pemuda berkulit tan itu mengerut. Tampaknya dia heran sekali dengan apa yang Krystal lakukan.
“Oh Kai, ayo makan di sini,” ajak Krystal sambil menepuk bangku di sebelahnya. Seulgi melotot dibuatnya. Apa yang gadis ini lakukan?
Kai menatap bangku yang ditunjuk Krystal dan Seulgi bergantian. Pemuda itu lantas mendesah malas. “Tidak mau jika ada dia,” kata Kai sambil menunjuk Seulgi dengan dagunya.
“Kim Kai,” Krystal memberi peringatan Kai untuk tidak sembarangan bicara.
Dan sepertinya Kai mengabaikan peringatan Krystal. “Ya sudah aku gabung dengan yang lain saja,” putus pemuda itu lantas segera saja pergi dari sana.
Krystal menghela napasnya perlahan. Dia jadi merasa tidak enak pada Seulgi. Kim Kai lain kali dia harus memberi pelajaran pada pemuda yang satu itu. “Seulgi aku minta…”
“Tidak perlu minta maaf,” potong Seulgi cepat. “Dan lagi aku tidak pernah mangijinkanmu untuk bergabung di mejaku,” tambah Seulgi. Gadis itu dengan segera bangkit dari duduknya dan meninggalkan Krystal seorang diri.
Krystal terus saja mengarahkan pandangannya pada sosok Seulgi yang terus menjauh. Huh, dia sendiri tidak tahu kenapa. Seperti sebelumnya dia mungkin sedikit iba pada Kang Seulgi.
O0O
“Ayo kita pulang, Kai.”
Ini kali pertama Krystal yang mengajak pulang Kai lebih dulu. Biasanya pemuda itu yang akan menghampiri Krystal dan menunggu gadis itu berkemas pulang. Sehun yang masih mengemasi peralatan tulisnya beralih melihat Krystal. Gadis itu tampak sedang menunggu Kai dengan begitu sabar. Dan jangan lupa dengan senyum lebar yang terpasang cantik di wajahnya.
Tersenyum? Uhh, bahkan Krystal tidak pernah tersenyum seperti itu pada Sehun. Dan menyadari bahwa Kai lah yang mendapatkannya kini, membuat Sehun sedikit kesal.
“Kau duluan saja.”
“Ne?”
Kai menghentikan aktivitasnya sejenak dan menatap Krystal begitu datar. “Kau duluan saja,” ulang pemuda itu sekali lagi.
“Kenapa?” tanya Krystal penasaran. Pasalnya gadis itu berniat mengorek mengenai Seulgi –seseorang yang beberapa hari ini menarik perhatian Krystal. Dia bahkan berencana akan pindah dari mobil Chanyeol untuk menumpang di mobil Kai.
“Aku ada urusan,” jawab Kai begitu singkat.
Krystal menundukkan kepalanya lantas mendesah pasrah. Melihat Kai yang seperti ini membuat nyalinya ciut. Kenapa rasanya pemuda itu tengah marah padanya? Apa karena kejadian di kantin tadi?
“Baiklah, aku duluan,” pamit Krystal.
Setelah pergi beberapa langkah, tiba-tiba saja Krystal berbalik. Kai sempat menatap gadis itu heran. Haissh, Krystal Jung benar-benar keras kepala. Bukankah sudah dia bilang kalau….
“Oh Sehun, sampai jumpa besok.”
Kai menelan ludahnya pahit. Baru saja dia berpikir kalau Krystal akan berupaya untuk mengubah pendiriannya –dengan mengajak dirinya pulang sekali lagi. Tetapi, nyatanya Krystal mau memberi salam perpisahan pada Oh Sehun. Benar-benar nasib Kai yang malang.
Setelah melambai dengan senyum yang begitu lebar, Krystal kembali melangkahkan kaki untuk keluar kelas. Kini hanya Kai dan Sehun yang berada di kelas.
“Kenapa mengabaikannya?” tanya Sehun tanpa sama sekali memandang Kai.
“Bukan urusanmu,” jawab Kai ketus. Dia masih kesal soal insiden salah pahamnya tadi.
“Jangan berbuat seperti itu lagi padanya,” saran Sehun sambil menyampirkan tas ke bahunya. “Aku duluan.”
Kai membanting bukunya kesal saat sosok Sehun sudah tidak terlihat lagi. Sial, moodnya semakin memburuk, dan semua karena ulah Oh Sehun. Kai menarik dan menghembuskan napasnya kasar. Lupakan soal Oh Sehun, sebaiknya dia sekarang segera melancarkan misinya. Mencari Kang Seulgi dan meminta penjelasan.
O0O
“Apa maumu?”
Kening Seulgi mengerut ketika tiba-tiba saja pertanyaan itu terlontar dari bibir Kai. Dia sudah cukup terkejut ketika Kai menghadang jalan pulangnya, dan sekarang dia bingung dengan pertanyaan Kai.
“Aku tanya apa tujuanmu Kang Seulgi? Apa tujuanmu mendekati Krystal?”
Seulgi menyeringai tipis, “Bukan aku yang mendekat, tapi dia.”
“Kukira aku percaya?”
Seulgi menghela napas pelan lantas menatap Kai begitu dalam. “Kalau kau yang dulu, pasti akan percaya padaku. Tapi kau yang sekarang lain. Hanya ada Krystal Jung di matamu,” kata Seulgi. Ada nada sendu di setiap ucapannya, dan Kai menyadari itu.
“Kang Seulgi.”
“Aku pulang,” pamit Seulgi tanpa peduli dengan ekspresi Kai saat ini.
.
.
“Seulgi-ah.”
Seulgi menghentikan langkahnya, tetapi tidak berbalik.
“Aku tidak percaya akan mengatakan ini. Tapi, aku masih menganggapmu sebagai temanku. Dan jika kau mempercayaiku, aku juga akan percaya padamu,” kata Kai begitu tulus.
Seulgi tersenyum mendengar penuturan Kai. Teman Kai bilang? Tanpa berbalik dan mengatakan apapun, Seulgi melanjutkan langkahnya.
.
.
.
.
“Kim Kai.”
.
.
.
Kai terperanjat ketika tiba-tiba sebuah suara memasuki gendang telinganya.
“Krys-Krystal?”
Kai mengerjapkan kedua matanya tak percaya. Kenapa Krystal masih di sini? Seharusnya…
“Aku bilang pada Chanyeol oppa bahwa ada tugas yang harus kuurus denganmu. Dan berterimakasihlah pada Sulli karena berkat bantuannya, Chanyeol oppa percaya,” jelas Krystal seperti bisa menebak apa apa yang Kai pikirkan.
Krystal sesaat melihat ke arah di mana Seulgi berjalan pergi. “Jadi, mau bercerita padaku mengenai Kang Seulgi?”
O0O
Flash Back
Kim Kai, bocah berusia 6 tahun itu tampak melamun di pojok kelas. Ini sudah lewat satu semester semenjak dia duduk di bangku sekolah dasar, tetapi bukannya semakin senang, perilakunya justru berubah. Tidak ada lagi Kai yang jahil dan ceria. Salahkan insiden yang menimpanya di awal semester dulu. Sejak kejadian yang tanpa sengaja membuat salah seorang teman satu angkatannya depresi berat dan terpaksa pindah sekolah.
Baiklah, Kai bisa disalahkan, karena dia juga terlibat. Tapi, itu bukan maunya. Itu semua karena dia menjaga gengsi di hadapan sepupunya yang begitu menyebalkan. Beruntung bocah menyebalkan itu juga ikut pindah. Membuat Kai tidak harus melihat tampangnya yang benar-benar ingin Kai hajar.
“Hei, kau Kim Kai, kan?”
Kai mendongak dan menemukan seorang gadis manis tersenyum padanya. “Aku Kang Seulgi, murid pindahan,” gadis itu tampak mengulurkan tangannya. Dan Kai malah menatap gadis itu datar.
“Jangan berteman denganku.”
Kening Seulgi mengerut. “Kenapa?”
“A-aku… aku tidak pantas untuk dijadikan teman,” jawab Kai kembali menunduk.
“Oh, ya? Kurasa tidak begitu.” Kai kembali mendongak, penasaran dengan maksud Seulgi. “Aku sudah dengar semuanya. Dan kau tidak jauh berbeda dariku, Kim Kai.”
~ ~ ~
Kai melongo setelah mendengar cerita Seulgi. Gadis itu baru saja bercerita bahwa alasannya pindah sekolah adalah karena kasus di sekolah. Dan hampir sama dengan Kai, gadis itu juga terlibat dalam masalah bullying.
“Kau benar-benar melakukannya?” tanya Kai memastikan.
Seulgi mengangguk tanpa merasa berdosa. “Yah, aku benar-benar membuat kepalanya bocor. Salah sendiri cari masalah denganku.”
Kai menggeleng. Ada hal yang sama sekali tidak dapat dia cerna. Kenapa Kang Sulgi melakukannya?
“Aku dididik dengan keras.” Tiba-tiba saja Seulgi bersuara. Seolah tahu bahwa Kai butuh penjelasan darinya.
“Dan ayahku bahkan tak segan memukulku jika berbuat salah. Ayah terus memukul
Comments