Among Them

Bodyguard
Please Subscribe to read the full chapter

Kai mengacak rambutnya kasar. Sudah menjelang waktu yang ditetukan. Dan dia sama sekali belum menemukan gadis yang tepat untuk diperlihatkan pada Choi Jonghun. Sebenarnya tidak tepat jika dia tidak menemukan gadis sama sekali. Dia hanya selalu gagal mendepatkannya. Dan Kai cukup berterimakasih pada Baekhyun dan Krystal untuk yang satu itu. Mereka berdua berhasil menggagalkan misi Kai untuk mencari gadis yang cocok untuk dibawanya pada acara taruhan dengan Choi Jonghun.

“Ku dengar Kai belum mengencani siapapun minggu ini.” Kai menghentikan langkahnya dan mencoba mendekat ke arah sumber suara. Dirinya dapat melihat dengan jelas bahwa ada Seulgi dan teman-temannya di sana. Hanya ada mereka berempat. Tidak ada yang lain. Mungkin Seulgi yang mengusir teman-teman sekelasnya.

“Benarkah itu? Wah, itu kabar baik untukmu, Seul,” komentar Irene menanggapi perkataan Joy tadi. Seulgi diam saja, enggan untuk menyahut. Dia sibuk membolak-balik majalah yang sedang dibacanya.

“Sepertinya kau melupakan sesuatu, Irene. Kai tidak dapat gadisnya, maka Seulgi yang terancam saat ini,” kata Joy tidak setuju dengan pernyataan Irene.

Irene menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya seakan baru menyadari suatu fakta. “Ahh, aku lupa soal taruhannya. Oh, Kai akan kalah jika dia tidak membawa gadis ke club.”

Wendy menaikkan sebelah alisnya penasaran. “Apa hubungannya dengan Seulgi? Kan yang taruhan Kai bukan dirinya?”

Joy memutar bola matanya malas. Tadi Irene, dan sekarang Wendy. Kebersamaan mereka yang mulai berkurang dengan K membuat keduanya melupakan banyak hal. “Kau tahu bukan siapa sebenarnya yang dijadikan barang taruhan. Dia adalah Seulgi. Jonghun akan mendekati Seulgi jika Kai gagal membawa seorang gadis ke club,” jelas Irene.

“Oh,” Wendy seolah baru menyadari hal yang satu itu.

“Ini buruk, Seul. Kau harus membantunya. Setidaknya biarkan dia membawa salah seorang siswi sekolah ini. Kurasa di antara mereka ada yang bersedia,” usul Wendy.

“Bukan ada. Tapi banyak,” ralat Seulgi. Setelah sekian lama bungkam akhirnya gadis itu bersuara.

“Aku tidak akan membiarkannya. Terserah dia mau membawa gadis dari mana saja. Asal bukan dari sekolah ini,” katanya tegas.

“Tapi aku rasa Kai memang mencobanya,” perkataan Joy cukup membuat Seulgi terhenyak.

“Dia hampir saja berhasil merayu gadis itu. Namun sayang, Krystal Jung menggagalkannya,” lanjut Joy. Seulgi mengertakkan giginya kesal. Yah, dia juga tahu itu. Sebelumnya dia sempat melihat Kai merayu salah seorang teman sekelasnya. Saat itu Seulgi marah sekali. Tetapi dia lebih marah saat melihat Krystal juga berada di sana, menggagalkan misi Kai.

“Wah, berarti Krystal harus bertanggungjawab,” celetuk Irene sambil menyilangkan kedua tanganya. Ketiga temannya menatap Irene penuh tanya.

“Maksudku, kenapa Kai tidak membawa Krystal Jung saja. Kalian tahu, mungkin itu keputusan yang baik. Jika Kai kalah, maka Krystal akan terperangkap dalam dekapan Choi Jonghun. Dan Seulgi tetap selamat.” Irene masih belum dapat melihat teman-temannya memahami yang dia coba jelaskan.

“Paling tidak, Krystal Jung akan jauh dari Kai, dan mungkin K. Bukankah itu bagus?” lanjut Irene.

.

.

.

.

.

.

.

Kai mengepalkan tangannya kuat-kuat menahan rasa kesal yang menggerogotinya. Kai benar-benar tidak habis pikir dengan Irene. Ckks, memangnya Kai semudah itu akan menjadikan Krystal taruhan? Dia tidak akan melakukannya. Dia tidak akan melakukan sesuatu hal yang berbahaya untuk Krystal.

Kai menghela napasnya kasar. Tetapi jika dia tidak membawa siapapun pada acara Jonghun, maka Seulgi akan jadi taruhannya. Meski kini Kai berseberangan dengan Seulgi, tapi pemuda itu masih sedikit peduli dengannya. Dia juga tidak mau membiarkan Seulgi terjebak begitu saja. Mungkin Kai memang harus memutuskan pilihan yang serba salah ini. Yah, biar Irene mengatakan bahwa Krystal tidak akan menang, Kai tidak sependapat dengannya. Menurutnya, Krystal justru akan membuatnya menang taruhan. Dan lagi dia akan melindungi gadis itu. Satu hal lagi keuntungan yang mungkin dapat Kai peroleh. Dia dapat bersenang-senang dengan gadisnya Choi Jonghun.

 

O0O

 

Kai mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru. Dia mencari sosok Krystal yang tadi hilang di tengah kerumunan orang. Sial, bagaimana bisa dirinya melepaskan fokusnya pada Krystal? Jika begini, Kai akan kesulitan menjaga gadis itu. Semoga saja tidak terjadi hal yang buruk.

“Bagaimana kalau kita cari tempat lain untuk bersenang-senang, Kai,” bisik Nari sambil meraba perut dan dada Kai.

Kai diam saja. Kedua matanya masih berusaha menemukan Krystal. Berkali-kali dia menepis tangan hadiahnya itu. Rabaannya sama sekali tidak menimbulkan sensasi apapun. Kai malah risih dibuatnya. Kai sendiri tidak tahu kenapa, tetapi dia sama sekali melupakan soal bersenang-senang dengan gadis itu. Baginya menemukan Krystal jauh lebih penting.

“Sebaiknya kau cari yang lain saja, Nari-ssi. Aku tidak ada waktu. Aku membebaskanmu. Kembalilah pada Choi Jonghun,” kata Kai sambil berusaha tersenyum manis. Gadis yang ditatapnya itu terperangah tidak percaya. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa Kim Kai baru saja menolaknya.

“Ya, Kai,” seruan gadis itu sama sekali tidak mampu menarik Kai untuk kembali padanya. Kai sudah berjalan menjauh membelah kerumunan orang-orang yang terlihat kesetanan. Yah, untuk saat ini Kai masih waras, sehingga tidak menjadi bagian dari mereka.

Kai berlarian ke sana ke mari untuk dapat menemukan Krystal. Tetapi sayangnya gadis itu sama sekali tidak terlihat. Mungkinkah dia pulang terlebih dulu? Kai menggeleng cepat. Tidak mungkin, mengingat sifat Krystal, gadis itu pasti akan sabar menuggunya. Kai kemudian segera beranjak dan mencoba mencari ke semua sudut club.

Kai menghentikan langkahnya ketika tiba di sebuah lorong di dekat toilet. Samar-samar dirinya dapat mendengar suara berisik. Suaranya tidak terlalu jelas karena musik disko yang keras cukup mendominasi pendengarannya. Kai mendekati sumber suara. Dia mencoba menyimpulkan kemungkinan bahwa Krystal ada di sana.

Dan rahang Kai mengeras begitu melihat kejadian di hadapannya. Wajahnya memerah dan tangannya mengepal, syarat penuh emosi.

“LEPASKAN KRYSTAL-KU , BRENGSSEEEK!!!!!”

 

O0O

 

Sebenarnya Krystal tidak benar-benar berani memukul lelaki hidung belang di hadapannya. Dia hanya mengikuti hatinya tanpa berpikir kalau mungkin dia akan terjebak dalam kondisi yang berbahaya. Tapi sudah terlanjur. Dia tidak mau mundur begitu saja seperti pengecut.

 

Buk.. Buk.. Buk..

 

Berkali-kali Krystal memukul pemuda itu dengan alat pel yang dipegangnya. “Rasakan ini bajingan. Salah sendiri mengganggu temanku,” ujarnya kesal.

“Ya… Ya… Ya,” teriak pemuda sasaran Krystal tidak terima. Kondisinya cukup mabuk sehingga dia merasa pukulan Krystal terasa cukup keras dan sakit.

“Rasakan ini. Rasakan,” Krystal tetap memukuli pemuda itu.

 

Grep.

 

Kedua bola mata Krystal membulat. Pemuda itu berhasil memegang alat pel yang menjadi senjata Krystal. Seringaiannya mampu membuat Krystal bergidik. Sial, kelihatannya kondisi buruk benar-benar akan menimpanya.

 

Prak.

 

Krystal meloncat kaget saat pemuda itu membuang senjatanya tadi dengan kasar. Pemuda itu memandang Krystal lurus, penuh emosi.

“Jangan mendekat,” kata Krystal dingin. Mimiknya dibuat sedatar mungkin untuk menutupi rasa takut yang menjalarinya. Pemuda itu tertawa sebentar. Dia tidak menyangka perubahan drastis dari ekspresi gadis yang sudah memukulinya ini.

“Cih. Kau benar-benar mengganggu nona muda,” katanya.

 “Kau baru saja cari masalah karena menggangguku. Kau tahu, ada harga yang wajib kau bayar untuk ini.”

Krystal menelan salivanya bulat-bulat. Ditatapnya sekilas gadis yang sudah ditolongnya. Dia terlihat masih ketakutan. Krystal mulai membulatkan tekatnya. Saat ini dia harus tak gentar menghadapi pemuda mabuk, hidung belang, dan mesum ini.

“Kau mau aku membayarnya dengan apa?”

Pemuda itu tamppak tersenyum mengejek. Krystal  mundur selangkah karena pemuda itu melakukan pergerakan. Sialnya, punggungnya sudah berbenturan dengan dinding lorong ini. Pemuda itu semakin mendekat sambil memasang seringaian mengerikan. Krystal benar-benar tidak dapat melapaskan dirinya saat ini.

Pemuda itu memandangi Krystal dari atas sampai bawah. Dari ujung rambut hingga ujung kakinya. Dia terlihat tersenyum saat mengamati beberapa bagian tubuhnya. Krystal tahu apa yang tengah pemuda itu amati. Dan dia sangat risih karena dipandangi seperti itu.

“Kurasa kau lumayan juga.”

Krystal menahan napasnya saat jemari pemuda itu mulai menyentuh pipinya. “Wajah cantik, kulit putih dan jangan lupa soal tubuhmu yang terlihat menggoda.”

“Jangan kurang ajar,” desis Krystal dingin.

Pemuda itu kembali tertawa, “Kau tahu apa yang lebih menarik, kau begitu berani. Membuatku merasa tertantang.”

“Kau ingin aku melepaskan temanmu, bukan? Maka, jadilah penggantinya. Bermainlah denganku malam ini,” bisiknya membuat tubuh Krystal bergetar.

 

Plak.

 

Krystal tersenyum setelah berhasil menampar pemuda itu. “Kau tidak akan mendapatkan salah satu dari kami. Cari saja wanita jalang lainnya. Kurasa merekalah tipemu.”

Pemuda itu terlihat berang saat mendengar ucapan Krystal. “Sialan kau, perempuan.”

 

Buk.

 

Krystal meringis saat tubuhnya didorong kasar. Untungnya tubuhnya hanya berbenturan dengan dinding kembali. “Kau akan menyesal setelah ini. Karena kau akan menjadi bagian dari wanita jalang itu, nona.”

 

Krystal membulatkan kedua matanya saat sebuah benda kenyal mulai menempel di bibirnyanya. Dia berusaha sekuat tenaga untuk melepasnya. Tetapi tenaganya tidak cukup kuat. Krystal melakukan segala cara seperti menendang, memukul apapun yang dia bisa. Tetapi itu membuat tenaganya semakin terkuras habis.

Krystal menutup matanya rapat-rapat saat tangan kotor pemuda tadi mulai bergerilya di area sensitifnya. Dia mencoba berteriak, tetapi mulutnya dibungkam sempurna.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Dia benar-benar butuh seseorang saat ini. Siapapun. Siapapun dari bodyguardnya. Krystal ingin salah satu dari mereka ada di sini. Walaupun itu Sehun sekalipun, Krystal ingin ada yang melepaskannya dari iblis satu ini.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

“LEPASKAN KRYSTAL-KU , BRENGSSEEEK!!!!!”

 

Bugh.

 

Krystal membuka matanya dan menemukan pemuda yang baru saja menyentuhnya secara paksa sudah terjungkal. Selanjutnya seorang pemuda tampak segera menghajarnya dengan membabi buta.

Krystal mengerjap pelan. Dia berusaha mencoba mencari tahu siapa penolongnya tadi. Dengan cahaya remang-remang Krystal mencoba melihat wajah pemuda itu.

“Ka-Kai,” Krystal mulai dapat mengenali penolongnya. Sedikit banyak dia mampu bernapas lega karena itu adalah Kai.

Kai memukuli pemuda itu tanpa ampun. Kedua matanya terlihat menggelap dan kosong. Satu hal yang mungkin memang ingin Kai lakukan, membunuh orang ini. Membunuh dan melenyapkan siapapun yang berani menyentuh Krystal. Dan Kai tidak akan pandang buluh untuk yang satu itu.

“Kai,” Krystal mencoba bersuara kembali tetapi suaranya tetap terdengar lemah.

“Kai.”

Panggilan Krystal kesekian kalinya akhirnya membuat pemuda berkulit tan itu menghentikan aksinya. Dia menoleh dan didapatinya Krystal tersenyum padanya. Bukan senyum manis seperti biasanya, senyumannya terlihat lemah. Dan jangan lupa dengan penampilan gadis itu saat ini. Berantakan dan cukup mengenaskan.

“Krys, kau tak apa?” tanya Kai yang akhirnya sudah kembali pada kesadarannya. Krystal menghela napasnya lega. Paling tidak saat ini Kai tidak terlihat seperti pembunuh berdarah dingin. Krystal cukup ketakutan kala melihat tampang bengis pemuda berkulit tan itu tadi.

“Hmm..mmm,” gumam Krystal lemah sambil menganggukkan kepalanya. Gadis itu tetap berusaha tersenyum sambil menyembunyikan ketakutan yang tadi benar-benar menyelimutinya.

Kai terhenyak. Dadanya terasa sesak saat melihat gadis di hadapannya itu tersenyum. Senyuman Krystal malah membuatnya semakin merasa bersalah. Apa yang sudah dia lakukan? Seharusnya dia menjaga gadis ini.

Lamunan Kai buyar saat suara berisik mulai memasuki telinganya. “Ya, kau mau kemana bajingan?!?” seru Kai saat menyadari orang yang dipukulnya telah kabur.

“Kai sudah,” tahan Krystal sambil menggelengkan kepalanya pelan.

 

Grep.

 

Kai merasa hatinya begitu lega dapat mendekap Krystal seperti ini. Syukurlah dia masih sempat menyelamatkan Krystal sebelum dikotori oleh pemuda tadi. Kai benar-benar tidak dapat membayangkan jika itu terjadi. Dia akan menyalahkan dirinya sendiri jika terjadi hal yang buruk pada Krystal.

“Mianhae.”

“Mianhae.” Berkali-kali Kai menggumamkan permintaan maafnya.

“Kai, sesak,” gumam Krystal pelan. Kai segera melepaskan dekapannya, baru sadar kalau telah mendekap gadis itu terlalu erat.

Kai menangkup pipi Krystal sambil memperhatikan gadis itu dengan seksama. “Apa dia melukaimu?”

Krystal menggeleng, “Tidak, dia belum sempat melakukan apapun.”

Kai menelan salivanya bulat-bulat. Dia tahu bahwa gadis di hadapannya itu tengah berbohong. Buktinya bibir gadis itu sedikit berdarah. Bahkan pakaiannya terlihat acak-acakan. Kai benar-benar menyesali kejadian ini. Semua adalah salahnya.

“Hei jangan berwajah seperti itu. Ini bukan salahmu,” Krystal mencoba tersenyum sambil memegang pipi Kai. Kai merasa pipinya hangat. Dipegangnya tangan Krystal yang memegangi pipinya.

“Ahh, aku lupa,” Krystal terlihat seperti baru menyadari sesuatu. Dia kemudian segera berlari untuk memastikan kondisi gadis yang dia selamatkan.

“Seulgi, kau baik-baik saja?”

Kai tercekat karena baru menyadari sosok Seulgi yang tengah meringkuk tak jauh dari tempatnya berada.

“Dia tidak melukaimu kan?” Krystal mengamati seluruh tubuh Seulgi yang masih bergetar.

 

Tak.

 

Seulgi segera menepis tangan Krystal yang hampir menyentuhnya. “Aku tidak butuh bantuanmu.”

Krystal membeku begitu mendengar kata-kata Seulgi yang dingin dan tajam.

“Ya, Kang Seulgi.”

Seulgi memandang datar ke arah Kai yang baru saja memanggil namanya. Dia kemudian menatap Krystal kembali. “Aku tidak memintamu menolongku. Jadi jangan harap aku akan berterimakasih.”

“Ya, kau ini benar-benar tidak tahu balas budi, yah? Kau tahu bagaimana Krystal mengorbankan dirinya hanya untuk menyelamatkanmu?” seru Kai kesal.

“Aku tidak memintanya,” cibir Seulgi d

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
lee-jungjung
I will update,,, hmmm wednesday or thursday maybe,,, so stay here.. ^^ gomawo

Comments

You must be logged in to comment
LizziEverdeen
#1
Chapter 77: ahhh great job, author! i would like to hit like to every single chapter if i can.
ah, senangnya ff ini berakhir bahagia. suka banget sama ff ini dari awal. gimana para bodyguard itu nunjukin rasa sukanya ke Krystal dengan lucu. and bahkan setelah 10 tahun, merek masih suka godain Krystal.
sedangkan buat SeStal? ah, manisnya. pokoknya mereka berdua manis banget, aku bener2 baper bacanya.
ini happy ending gak cuma buat Krystal aja. all of the character have their happy ending. para bodyguard, seulgi, myungsoo, SeStal, Sulli.
ah jadi kepanjangan hehe, intinya ini ff bagus banget. thank you for writing this! this is truly a beautiful story! :)))))
EXO__CY #2
Bagus nih kalo dibuat drama :) ceritanya keren
Fx_exo
#3
Can u please write an English version to this story? It seems really good and I really want to read it.
soojungie123 #4
Chapter 77: Sestal Forever Kibarkan bendera sestall
anna28fx #5
Chapter 77: Best sangat la cerita ni!!!!!
Zeeveria #6
Chapter 77: Tolong bikinin epilognya dong. Biar gak ganjel gitu. Please ya, buatin epilognya thor..
icejuvenileyo #7
Chapter 77: Ahirnya end. Tapi ko sedih yaaah pengen tetep ada ff ini pengen tetep baca hal yang lucu ngeselin manis dri cerita ini. Makasih udah bikin happy ending. Aku sukaaa dari pertama baca sampai end semua pas. Cariin jodoh juga untuk 5 bodyguard yang lain haha. Sukses terus author
trsndewi
#8
Chapter 77: Finally endingㅠㅠ this is so beautiful:') cinta sehun akhirnya kesampean wkwk
Cara sehun nge lamar ituuu please sweet tapi lucu banget!! Good job author!
SamanthaJ #9
Chapter 76: request gue waktu di wattpad terkabul
kyuhyun12 #10
Chapter 76: Dr sehun :D