Anomali
BodyguardSeulgi memandang pintu di depannya dengan bimbang. Ada perasaan ragu setiap hendak membuka pintu di hadapannya itu. Dia bingung harus memulai dari mana. Mengetuk terlebih dulu, atau langsung membukanya saja? Seulgi merutuki kebodohan yang dibuatnya sendiri. Tentu akan sangat tidak sopan jika dia masuk begitu saja. Baiklah, dia akan mengetuk pintu.
“Apa yang kau lakukan di sini?”
Pertanyaan itu sukses membuat Seulgi mengurungkan niatnya. Dia hafal benar siapa pemilik suara ini. Seseorang yang amat dikenalnya. Kim Kai.
“Ka-Kai,” gumam Seulgi teramat pelan. Ada perasaan aneh saat pemuda itu memandanginya dengan tajam.
“Apa yang kau lakukan di sini?” sekali lagi Kai melontarkan pertanyaannya. Dengan nada suara yang lebih dingin dari sebelumnya. Seulgi berani bertaruh bahwa ini kali pertama pemuda itu bersikap dingin padanya. Dan hati Seulgi rasanya sakit menerima perlakuan seperti itu dari Kai.
“A..aku.”
“Apa kau tidak puas dengan membuat masalah di club terakhir kali?” Kai menanyakan hal yang lain kali ini. Sebelumnya Krystal mendapatkan masalah karena menolong Seulgi di club. Dan setelah sekian lama, mau apa lagi gadis ini?
“Club?” Suho merasa aneh saat Kai menyebut tempat itu. “Apa maksudmu dengan ‘membuat masalah di club’?” selidik Suho penasaran. Dia yakin sekali ada sesuatu yang disembunyikan adiknya itu.
Kai menyesal sudah menyebut tempat terlarang itu. Sial, tidak mungkin kan kalau dia mengatakan pernah membawa Krystal ke tempat terkutuk itu. Bisa-bisa dia dikuliti Chanyeol, dicincang Baekhyun, dimasak Kyungsoo, dan dilahap habis oleh Suho. Sehun? Ayolah, Kai yakin sekali kalau pemuda itu tidak tertarik dengan urusan yang menyangkut Krystal Jung. Yah, hanya pendapatnya saja, sih. Meski Kai tidak memungkiri kalau temannya itu sudah mulai menerima Krystal. Sesuatu yang baik memang, tetapi Kai malah kurang menyukai gagasan bahwa Sehun menerima Krystal.
“Yak, Kim Kai. Kakakmu sedang bertanya padamu,” suara Baekhyun membuat Kai membuyarkan lamunannya yang berjalan ke mana-mana. Baiklah, ke fokus utama. Dan Kai akan benar-benar dapat masalah kali ini.
Cklek.
Suara pintu yang dibuka, refleks membuat perhatian semua orang teralihkan. Kai menghembuskan napasnya lega. Dia patut bersyukur karena tidak harus kehilangan nyawanya hingga saat ini.
“Kalian berisik,” Jessica tampak berdiri di ambang pintu sambil menatap remaja di hadapannya galak. Apalagi atmosfer di sekitar mereka mendadak berubah dingin. Aura Jessica benar-benar berpengaruh besar. Baekhyun jadi tahu dari mana Krystal mewarisi aura dingin yang kadang menyeramkan. Binggo, Jessica.
“Maaf, bibi Jess,” meski bernyali ciut Baekhyun berinisiatif membuka suara terlebih dulu. Dari pada diam dan merasa terintimidasi, bukankah lebih baik bersuara?
“Aku bukan bibimu.”
Suho dan yang lainnya –bahkan termasuk Seulgi, menahan diri untuk tidak tertawa. Bahkan mereka sempat mengulum bibir agar tidak tersenyum mendengar protes Jessica tadi. Belum lagi melihat wajah Baekhyun yang bersungut-sungut kesal. Tetapi pemuda itu menahan diri. Tidak mungkinkan jika dia menanggapi Jessica? Itu namanya bunuh diri.
Mungkin sudah kesekian kalinya Jessica mengingatkan Baekhyun kalau dia bukan bibi pemuda itu. Iya, Baekhyun juga tahu. Siapa juga yang mau punya bibi seperti Jessica. Galak, sadis, dan menyeramkan. O-oh, Byun Baekhyun, sayangnya dia adalah ibu dari gadis yang kau sukai. Jika ingin dapat restu darinya, bersabar saja.
“Ckkss, sudahlah. Kalian ingin menjenguk Krystal, bukan? Masuk saja,” kata Jessica dengan ekspresi yang begitu datar. Dan mereka semua hanya mengangguk patuh. Memasuki ruang rawat Krystal tanpa suara.
Jessica mengerutkan keningnya saat seseorang tertinggal. Segan untuk mengikuti rekan-rekannya yang sudah lebih dulu memasuki ruang rawat Krystal.
“Kau tidak masuk?”
Seulgi yang tadinya melamun akhirnya menyunggingkan senyum kikuk. “Ti-tidak jadi saja, bibi.”
Jessica mendengus malas. Lantas wanita itu menarik Seulgi untuk masuk ke kamar putrinya. Dan yah, mau bagaimana lagi. Seulgi mau menolak pun tidak berani.
“Kenapa bibi membawanya masuk ke dalam?” Kai yang pertama kali mengajukan protesnya. Jujur, dia tidak nyaman ada Seulgi di ruangan Krystal.
“Wae? Dia kan mau menjenguk Kystal juga,” ujar wanita itu. “Benar, kan?”
Seulgi mengangguk, membuat senyum terukir manis di wajah Jessica.
“Tapi dia itu yang selalu…”
“Oppa,” Krystal segera menggenggam tangan Chanyeol sebelum pemuda itu mengadu pada ibunya. Kebetulan sekali pemuda itu berada di dekatnya.
“Hai, Seulgi apa kabar?” Krystal mencoba membalikkan situasi tegang dengan menyapa Seulgi.
“Baik,” jawab Seulgi singkat.
“Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk menjengukku,” ucap Krystal begitu tulus diiringi senyum manis.
“Sama-sama.”
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
“Umm, maaf. Aku harus pulang sekarang. Aku ada urusan,” tiba-tiba saja Seulgi berpamitan. Setelah mereka terdiam dan diliputi kecanggungan yang cukup lama, Seulgi memutuskan untuk pergi saja dari tempat itu. Apalagi kelihatannya dia cukup tidak diterima berada di sana.
“Ehh, kenapa? Kau bahkan baru tiba sekitar….eum 10 menit yang lalu,” tanya Jessica. Merasa aneh dengan Seulgi, dan juga para bodyguard Krystal. Aneh atas perlakuan mereka pada Seulgi. Terlihat sekali kalau mereka merasa tidak nyaman dengan kehadiran Seulgi.
“Mohon maaf bibi. Tapi saya memang ada keperluan yang mendesak,” Seulgi memaksakan diri untuk mengulas senyumnya.
“Baiklah,” Jessica hanya menganggukkan kepalanya mengerti.
O0O
“Hei, ada yang kau pikirkan Sull?”
Sulli mengerjap pelan kemudian mulai menatap Krystal. “Tidak ada,” jawab gadis itu sambil memaksakan senyumnya. Mencoba menyembunyikan berbagai kekhawatiran yang menyergapnya.
Krystal memutar bola matanya malas. “Bohong,” desis gadis itu.
Sulli meringis kecil. Selepas Seulgi pergi –yang kemudian disusul kepergian Jessica juga, Sulli memang cenderung diam. Tidak seperti biasanya. “Apa karena Kang Seulgi?” tebak Krystal asal.
“Oh.. itu…”
“Katakan saja, Sull.”
Sulli menarik napasnya sejenak, bersiap untuk mengngkapkan kegelisahannya. “Aku…aku hanya sedikit merasa aneh saat Seulgi menjengukmu tadi. Bagaimana mengatakannya, yah? Hanya aneh saja. Sejak kapan gadis itu peduli dengan orang lain?”
Krystal menghembuskan napasnya pelan, “Kau benar.” Krystal tak menampik keanehan yang juga dia rasakan. Tapi, dia memilih berpositif thinking. “Mungkin dia sudah mau berubah. Yah, sejak kejadian itu.”
“Kejadian apa?” tanya Sulli penasaran.
“Saat aku menolongnya di club.”
“Mwo?”
.
.
.
.
.
.
.
.
“Mwo?”
Reaksi yang sama ditunjukkan. Hanya saja di tempat yang berbeda. Lebih tepatnya di depan ruang rawat Krystal. Suho dan rekan-rekannya, terpaksa rela diusir sekali lagi oleh Krystal. Awalnya mereka senang karena diijinkan Jessica untuk masuk. Tetapi, ternyata yang menyuruh kan Jessica. Krystal sama sekali tidak mengharapkan keberadaan mereka. Jadi, yah mereka diusir lagi.
“Krystal menolong Seulgi? Dan beberapa waktu yang lalu giliran gadis itu membalas budi?” tanya Baekhyun memastikan.
Kai mengangguk. Kembali terlintas di otaknya memori saat Krystal memarahinya karena sudah menuduh Seulgi. “Begitulah,” jawab Kai.
“Tapi, kenapa dia juga menjenguk Krystal? Bukankah urusan mereka sudah selesai setelah aksi balas budi itu?” tanya Kyungsoo yang merasa janggal.
“Mungkin dia memutuskan untuk jadi baik,” jawab Baekhyun asal. Yah, meski dia juga mengharapkan Seulgi bisa berubah. Biar bagaimanapun dia juga pernah berteman baik dengan Seulgi dan teman-temannya jauh sebelum ini.
Suho menggeleng. Dia masih ragu dengan pendapat Baekhyun. “Tidak. Seulgi bukanlah orang yang dapat berubah dalam waktu singkat. Gadis itu cukup keras kepala.”
“Suho hyung benar. Aku juga masih belum bisa sepenuhnya percaya padanya,” Kai menimpalinya untuk memperkuat argumen Suho.
Keenamnya menghembuskan napas bersamaan. Masih berkutat dengan pikiran masing-masing mengenai Kang Seulgi. Mungkinkah dia memang tadi menjenguk Krystal dengan tulus? Atau jangan-jangan itu hanya siasat untuk membuat mereka lengah?
“Hei, Kai.”
Panggilan Sehun cukup mampu membuat semua perhatian teralih padanya.
“Kau baru saja mengatakan bahwa Krystal menolong Seulgi yang nyaris dilecehkan di club.” Kai merasa arah pembicaraan Sehun sudah mulai berubah. Tamat sudah riwayat Kai.
“Apa itu kejadian saat kau membawa kabur Krystal? Kau membawanya ke club?” tanya Sehun.
Kai merasa semua temannya menatapnya sangar. Menuntut penjelasan Kai. Kai menelan ludahnya susah payah. Jadi, haruskah dia mengatakan hal yang sebenarnya?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sulli menganga begitu mendengarkan cerita versi lengkap dari Krystal. Dan selanjutnya raut gadis itu menunjukkan ke
Comments