[70]

Bodyguard
Please Subscribe to read the full chapter

70

 

Ada perasaan yang menyiksa batin Kai seharian ini. Membuat anak lelaki berkulit tan itu tidak fokus menjalani aktivitasnya hari ini. Seperti sekarang ini, anak lelaki itu sama sekali tidak mampu menikmati makan malamnya seperti malam-malam sebelumnya. Semua hidangan yang tersaji di meja makan terkesan hambar dan tidak membangkitkan selera makannya.

 

“Kai?” suara sang ibu membuat Kai terhenyak. “Kenapa tidak dimakan? Kau sakit?” tanyanya khawatir.

 

Kai menggeleng pelan guna menjawab pertanyaan sang ibu. Sedang bibirnya masih saja terkatup rapat, enggan mengeluarkan suara. Sora, ibu dari Kim Kai memandang sebentar ke arah suaminya. Meminta agar sang suami yang ganti mengintrogasi sang putra bungsu.

Seolah menyadari tanda yang diberikan oleh sang istri, Leeteuk berdeham pelan. Meminta perhatian dari semua yang ada di sana. “Ah Suho, bagaimana sekolahmu hari ini?”

Suho yang tengah menyantap makan malamnya dengan tenang terkesiap sebentar. Setelah menelan semua makanan yang memenuhi mulutnya, ia menjawab pertanyaan sang ayah, “Baik, seperti biasa.”

Leeteuk menganggukkan kepalanya sembari tersenyum puas. Pandangannya kemudian beralih kepada putra bungsunya, Kai. Anak lelaki itu tampak tak memperhatikan pembicaraan ringan yang baru saja dibangun oleh Leeteuk. Dia masih sibuk mengaduk makan malamnya, tanpa berniat menyantapnya. “Kalau Kai, bagaimana?”

 

Kai menghentikan aktivitasnya. Kedua kelopak matanya mengerjap pelan. “Ba-baik,” jawabnya sedikit ragu. Suaranya pun terdengar pelan. Tidak seperti Kai yang biasanya.

 

“Apa kau membuat ulah lagi, jagoan?”

 

Tanpa sadar Kai menelan ludahnya. Pertanyaan yang ayahnya ajukan entah mengapa begitu menggelitik. Membuat Kai mengingat apa yang telah dilakukannya di sekolah tadi. Mengingatkan bahwa dirinya telah mengurung satu anak perempuan yang bahkan tidak dia kenal. Entah bagaimana nasib anak perempuan itu. Kai harap dia sudah keluar dari gudang gelap satu itu.

 

Namun, bagaimana jika dia belum keluar dari sana?

 

“Aku sudah kenyang,” tiba-tiba saja Kai beranjak dari bangkunya. Membuat perhatian teralihkan kepadanya. “Eomma, Appa, aku ke kamar dulu,” pamitnya sembari membungkukkan sedikit tubuhnya.

 

Sora mengernyit memandangi punggung Kai yang melangkah menjauhi ruang makan. Tidak lama kemudian, dia beralih menatap Suho sang putra sulung. Mencoba menanyakan apa yang terjadi pada adik dari Kim Suho itu. “Apa sudah terjadi sesuatu yang salah, Suho? Kenapa sikap Kai aneh sekali?”

 

“Tidak tahu,” jawab Suho sekenanya. “Eomma tenang saja, akan kutanyakan kepada Kai nanti.”

 

Sora mengangguk menyetujuinya. Benar, sebaiknya memang Suho yang menanyakan kepada Kai. Mungkin saja putra bungsunya mau berterusterang kepada sang kakak. “Baiklah, Eomma percayakan padamu.”

 

O0O

 

“Kau belum melepaskannya?!”

 

“Belum. Kenapa?”

 

Kai mengeram pelan. “Kenapa kau bilang? Bagaimana jika dia masih berada di sana?”

 

“Dia masih berada di sana atau tidak, itu bukan urusanku,” ujar Myungsoo di sberang telepon dengan ringan.

 

“Bukan urusanmu?” Kai mendengus kesal. “Kau yang memintaku mengurungnya di sana, Myungsoo. Itu urusanmu.”

 

“Kalau begitu, itu juga urusanmu. Kau yang mengurungnya di sana, Kim Kai.”

 

Kai terhenyak. Merasa tertohok dengan satu kenyataan yang Myungsoo ungkapkan. Benar, apa yang terjadi pada anak perempuan itu adalah urusan Kai juga. Dia lah yang mengurung anak perempuan itu di gudang sekolah.

 

“Dengar Kai, jangan pernah melepaskannya.”

 

“Apa?”

 

“Kau tahu, dirimu juga terlibat. Jadi, jangan salahkan aku jika nanti kau juga kena akibatnya.”

 

Selepas mengatakan itu, sambungan telepon terputus. Menyisakan Kai yang terduduk lemas. Dia mungkin biasa berbuat ulah dan berlaku jahil. Namun, yang kali ini dia menyadari bahwa tindakannya kelewatan. Mengurung seseorang hingga larut malam termasuk tindak criminal menurut anak lelaki itu. Lalu apa yang harus dia perbuat? Dia tidak mungkin membebaskan anak perempuan yang dikurungnya sekarang ini. Bagaimana jika nanti dia mendapat masalah?

 

“Kai?”

 

Kai terkesiap saat mendengar suara sang kakak memasuki kamarnya. Suho melongokkan kepalanya di ambang pintu. Memastikan jika adiknya berada dalam kondisi yang baik-baik saja. “Kupikir kau sudah tidur,” ucap Suho sembari memasuki kamar sang adik.

 

“Sebaiknya kau mengerjakan PR dulu sebelum tidur,” ujarnya lagi saat duduk di tepi ranjang Kai.

 

Kening Suho mengerut saat tidak mendapat tanggapan apapun dari Kai. Benar kata sang ibu, Kai aneh sekali hari ini. “Ada apa, Kai? Ada masalah?”

 

Kai mengangguk pelan. “Masalah serius,” ungkapnya dengan suara bergetar. “Hyung, kumohon bantu aku.”

 

O0O

 

“Jawab aku, Kim Kai!”

 

“Bibi Jess.”

 

Suho segera maju untuk melindungi sang adik. Menyembunyikan sosok jangkung Kai di belakang tubuhnya. Seperti janjinya sebelum ini kepada Kai, dia akan melindungi adik sematawayangnya itu. Apapun yang terjadi.

 

“Kumohon, jangan menekan Kai,” ujar Suho. “Tanyakan semuanya kepadaku saja. Aku akan menjawabnya.”

 

Jessica terkekeh pelan. Ibu dari Krystal Jung itu lantas menyilangkan lengannya di depan dada. Kedua matanya memicing, memandang Suho penuh intimidasi. “Jadi, kau tahu soal ini juga? Kau terlibat?”

 

Kai menggeleng. Lelaki itu sudah membuka mulut, berniat membantah. Namun, Suho menahan Kai. Dia mencengkeram lengan sang adik kuat, seolah menyuruhnya untuk menyerahkan segala urusan kepada Suho. “Yah, saya terlibat. Saya yang membantu mengeluarkan Soojung dari gudang sekolah saat itu.”

 

Kening Jessica mengerut. Merasa asing dengan fakta yang Suho ungkapkan. “Kau? Menyelamatkan Soojung-ku? Kami bahkan tidak melihatmu saat menjemputnya di sekolah. Hanya ada penjaga sekolah saat itu.”

 

Suho mengangguk, membenarkan. “Kami bersembunyi,” ungkap Suho jujur. Percuma jika mau terus ditutupi. Mungkin ini saatnya bagi Suho untuk mengungkapkan kebenarannya. “Biar bagaimana juga Kai lah yang mengurung Soojung di dalam gudang saat siang hari. Dia ketakutan karena merasa bersalah kepada Soojung. Maka dari itu saya yang menyarankan untuk bersembunyi.”

 

Suho menarik napasanya dalam-dalam terlebih dulu. Mengisi ruang kosong dalam paru-parunya dengan sejumlah oksigen. “Maaf jika kami terkesan melarikan diri dari tanggung jawab. Namun, itu adalah pilihan terbaik. Saya tidak bisa membiarkan Kai terlibat dalam masalah.”

 

Suho terdiam sebentar. Memastikan reaksi Jessica melalui ekor matanya. Namun, Jessica tidak menunjukkan reaksi apapun. Wanita itu masih mengatupkan bibirnya rapat. Sedang pandangannya masih tajam. Suho menghela napasnya pelan, sudah tidak ada yang mampu ia jelaskan lagi. Tindakan yang bisa dia lakukan saat ini hanyalah meminta maaf. “Maafkan kami, bibi Jess. Terutama Kai. Semua yang terjadi bukan murni akibat kesalahannya.”

 

“Maaf?” cibir Jessica lirih. “Setelah apa yang dia lakukan kepada putriku?”

 

Jessica mendesah kesal. Dia menarik napas dalam sebelum meluapkan segala emosi yang membuncah di dadanya. “Kau tahu? Aku kehilangan putriku, Soojung-ku yang manis dan begitu ceria. Setiap hari yang dilakukan olehnya hanya meringkuk di atas lemari. Dia tidak mau sekolah, tidak mau bertemu siapapun. Putriku nyaris seperti orang gila.”

 

Kai menelan ludahnya susah payah. Tangannya mencengkeram lengan seragam Suho. Dia tidak menyangka jika yang terjadi separah itu. Yang dia ketahui hanya anak itu ketakutan lalu pindah sekolah. Titik, itu saja. Dia tidak tahu jika ulahnya itu membuat kejiwaan Krystal sedikit terganggu kala itu.

Jessica mememjamkam kedua matanya sembari menarik napas dalam. “Kalian sebaiknya pergi dari sini,” pinta Jessica kemudian. Nada suaranya telah turun beberapa oktaf. Menandakan bahwa dirinya telah mampu mengendalikan diri dengan baik.

 

“Tapi, bibi Jess –“

 

“Tidak ada tapi-tapian. Kuminta kalian pergi!”

 

Suho menghela napas panjang. Lelaki itu pun memberi tanda kepada rekan-rekannya untuk segera beranjak dari sana. Untuk saat ini keadaan masih belum stabil, akan sulit untuk mengubah keputusan Jessica. Mungkin mereka dapat kembali ketika keadaan sudah membaik.

 

“Kalau begitu, kami permisi,” pamit Suho mewakili teman-temannya.

 

Jessica hanya mengangguk pelan, tanpa memandang keenam bodyguard putrinya. Dia sudah kepalang kecewa karena merasa dibohongin. Setelah sosok keenam bodyguard Krystal tidak terlihat lagi, Jessica mengalihkan pandangannya. Wanita itu mengernyit saat menyadari bahwa ada yang tertinggal di sana.

 

“Sulli? Kau masih di sini?”

 

Sulli hanya tersenyum tipis, “Bibi hanya mengusir mereka, bukan saya. Lagi pula saya tidak memiliki keterkaitan dengan masa lalu Krystal. Jadi, saya masih diijinkan berada di sini, bukan?”

 

Jessica hanya mampu menghela napas untuk kesekian kalinya. “Baiklah, terserah kau saja,” ujarnya.

Wanita itu kemudian memilih melakukan kegiatannya yang tadi sedikit tertunda. Dia memutar kenop pintu dan memasuki ruang rawat Krystal. Namun, ketika pintu terbuka, Jessica menahan diri. Tidak kembali melangkah dan malah terdiam mematung.

 

“Krystal?” gumamnya pelan.

 

Jessica memandangi suaminya yang berdiri di belakang Krystal. Donghae hanya mampu menganggukkan kepalanya, seakan menjawab segala pertanyaan yang diajukan dalam benak sang istri.

 

“Jadi, itu benar? Aku Jung Soojung?”

 

Jessica menelan ludah susah payah. Apa yang diupayakannya dulu sia-sia. Krystal kembali mengingat masa lalunya.

 

O0O

 

Myungsoo merebahkan dirinya ke kasur. Kedua matanya tertutup. Mencoba untuk merelaksasikan diri barang sejenak. Namun, mau seberapa keras mencoba, Myungsoo tetap merasa tidak tenang. Pikirannya menjelajah ke kejadian yang terjadi pagi tadi. Lelaki bersurai kelam itu menghela napas panjang. Dia masih belum tenang sebelum mengetahui perihal keadaan Krystal. Namun, bagaimana dia bisa tahu, jika untuk berada di sana saja dia tidak diijinkan.

 

Brak.

 

“Kim Myungsoo!”

 

Myungsoo terkesiap, secara otomatis dirinya bangkit. Namun, sebelum membuat persiapan, satu bogem mentah menghantam rahangnya. Membuat lelaki itu tersungkur ke lantai kamarnya.

 

“Cih.” Myungsoo menyeka sudut bibirnya yang terluka. “Apa-apaan kau, Kim Kai?!” serunya tidak terima.

 

Kai mengepalkan telapak tangannya kuat-kuat. Mengeratkan rahangnya dan memandang Myungsoo penuh amarah. Lelaki berkulit tan itu tidak berniat menjawab. Dirinya lebih memilih menjelaskan sikapnya melalui pukulan yang dia tujukan kepada Myungsoo.

 

“Kim Kai!”

 

Suho segera menahan Kai yang berniat kembali menghajar Myungsoo. Dia kemudian menghentakkan tubuh Kai hingga terhuyung ke belakang beberapa langkah. “Kendalikan dirimu, Kim Kai!”

 

“Kendalikan diri?” Kai mencibir dengan kesal. “Bagaimana aku bisa menahan diri? Karena dia sekarang aku kehilangan Krystal, Hyung!”

 

“Tapi, dengan memukulnya juga tidak akan mengubah apapun, Kai!”

 

Myungsoo mengernyit, merasa aneh dengan perdebatan dua bersaudara ini. “Sebenarnya apa yang kalian bicarakan? Apa urusanku?”

 

“Urusanmu?” Kai terkekeh mencemooh Myungsoo. “Benar, semua ini adalah salahmu. Apa yang terjadi semua karenamu. Aku bersumpah akan menghabisimu, jika terjadi sesuatu kepada Krystal!”

Myungsoo terkesiap. Memandang sang sepupu penuh kekhawatiran, “Ada apa dengan Krystal? Dia baik-baik saja, bukan?”

 

Kai menaikkan sebelah alisnya, memandang Myungsoo remeh. “Kau peduli?” tanyanya sarkastik. “Bukankah dulu kau tidak mempedulikannya, hingga mengurungnya di dalam gudang sekolah?”

 

Myungsoo memicingkan kedua matanya. Telapak tangannya mengepal tanpa sadar. “Kau yang mengurungnya, Kai.”

 

“Tapi, kau yang menyuruhku,” sahut Kai tidak terima.

 

Myungsoo mendesah berat, “Sudahlah, katakan saja apa yang sebenarnya telah terjadi. Jangan mengungkit kejadian yang telah lalu.”

 

“Tapi, itu masalahnya, Myungsoo,” sahut Suho cepat. Lelaki itu kini sudah memandang Myungsoo dengan tajam, meski tidak sebengis Kai.

 

“Semua masa lalu sudah terungkap. Tinggal menunggu waktu saat Krystal mengingat semuanya.”

 

Myungsoo membelalakkan kedua bola matanya. Buku-buku jarinya mendingin seketika. Mungkin sebelumnya Myungsoo ingin jika Krystal mengingatnya. Namun, kini dia tidak lagi menginginkan itu. Karena dia takut akan sesuatu. Takut jika Krystal akan kembali membencinya.

 

O0O

 

“Electroconvulsive Therapy atau yang lebih dikenal dengan ECT.”

 

Kening Sehun mengernyit saat mendengarkan saru istilah yang asing bagi pendengarannya. Siwon yang menyadari kebingungan sang putra akhirnya menjelaskan lebih lanjut, “Itu adalah metode yang dimanfaatkan untuk mengobati gejala depresi yang parah. Cara kerjanya dengan memicu penyusutan pada otak manusia sehingga bisa meringankan gejala depresi.”

 

“Itu yang mereka lakukan kepada Krystal?” tanya Sehun setelah mendengarkan penjelasan sang ayah.

 

“Yah, begitulah. Aku menanyakan ini langsung kepada Donghae, sesuai permintaanmu. Awalnya dia enggan memberitahukannya, tetapi akhirnya bersedia setelah kubujuk terus menerus. ECT memang diterapkan untuk mengatasi depresi yang Krystal alami,” jawab Siwon, masih dengan penjelasannya yang panjang lebar.

 

“Lalu kenapa dia bisa melupakan semuanya, termasuk melupakanku?”

 

Siwon mengedikkan bahunya, “Itu efek sampingnya, Sehun. Pasien ECT akan kehilangan sebagian memorinya. Memori yang memberi dampak traumatis. Prosesnya sama seperti apa yang pernah kau alami, hanya proses penindihan atau pergantian memori oleh alam bawah sadar.”

Sehun menganggukkan kepalanya. Keterangan yang disampaikan sang aya

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
lee-jungjung
I will update,,, hmmm wednesday or thursday maybe,,, so stay here.. ^^ gomawo

Comments

You must be logged in to comment
LizziEverdeen
#1
Chapter 77: ahhh great job, author! i would like to hit like to every single chapter if i can.
ah, senangnya ff ini berakhir bahagia. suka banget sama ff ini dari awal. gimana para bodyguard itu nunjukin rasa sukanya ke Krystal dengan lucu. and bahkan setelah 10 tahun, merek masih suka godain Krystal.
sedangkan buat SeStal? ah, manisnya. pokoknya mereka berdua manis banget, aku bener2 baper bacanya.
ini happy ending gak cuma buat Krystal aja. all of the character have their happy ending. para bodyguard, seulgi, myungsoo, SeStal, Sulli.
ah jadi kepanjangan hehe, intinya ini ff bagus banget. thank you for writing this! this is truly a beautiful story! :)))))
EXO__CY #2
Bagus nih kalo dibuat drama :) ceritanya keren
Fx_exo
#3
Can u please write an English version to this story? It seems really good and I really want to read it.
soojungie123 #4
Chapter 77: Sestal Forever Kibarkan bendera sestall
anna28fx #5
Chapter 77: Best sangat la cerita ni!!!!!
Zeeveria #6
Chapter 77: Tolong bikinin epilognya dong. Biar gak ganjel gitu. Please ya, buatin epilognya thor..
icejuvenileyo #7
Chapter 77: Ahirnya end. Tapi ko sedih yaaah pengen tetep ada ff ini pengen tetep baca hal yang lucu ngeselin manis dri cerita ini. Makasih udah bikin happy ending. Aku sukaaa dari pertama baca sampai end semua pas. Cariin jodoh juga untuk 5 bodyguard yang lain haha. Sukses terus author
trsndewi
#8
Chapter 77: Finally endingㅠㅠ this is so beautiful:') cinta sehun akhirnya kesampean wkwk
Cara sehun nge lamar ituuu please sweet tapi lucu banget!! Good job author!
SamanthaJ #9
Chapter 76: request gue waktu di wattpad terkabul
kyuhyun12 #10
Chapter 76: Dr sehun :D