Believe or Not

Bodyguard
Please Subscribe to read the full chapter

Beberapa kali Krystal terlihat melirik jam tangannya. Sudah lebih dari satu jam dirinya menemani Seulgi di toko buku, tetapi gadis itu tak kunjung menyelesaikan aktivitas pencarian bukunya. Krystal menghela napasnya berat. Jika begini, mungkin dia tidak akan bisa memenuhi janjinya pada Sulli untuk mengerjakan tugas kelompok bersama.

“Krys, maaf. Kau bosan menunggu, ya?”

Krystal mengangkat kedua sudut bibirnya seraya menggeleng, “Tidak kok, Seul. Santai saja.”

“Kalau begitu tunggu sebentar lagi ya. Pelayan toko sedang mencarikan buku yang kubutuhkan. Kau bisa berkeliling jika bosan,” kata Seulgi.

Krystal mengangguk setuju. Ada benarnya juga usulan Seulgi. Krystal memang cukup bosan. Jadi, tidak ada salahnya jika dia mencoba berkeliling. Siapa tahu dia menemukan buku atau novel yang bagus.

Krystal memutuskan untuk mulai berkeliling di antara rak-rak novel fiksi. Sesekali jemarinya meraih novel dengan judul yang menarik. Sepanjang menelusuri rak, Krystal sudah berkali-kali meraih dan mengembalikan novel-novel yang tersusun rapi di rak itu. Kebetulan sekali novel yang dari tadi diliriknya adalah novel romansa. Krystal sudah bosan membaca novel-novel romansa. Dia ingin mencoba bacaan lainnya, yang lebih berbobot dan berbeda.

Kedua netra Krystal menangkap novel-novel fiksi dengan genre yang tidak biasa di ujung bagian novel fiksi. Novel bergenre misteri. Krystal mengangkat sebelah alisnya, tertarik. Di hadapannya sudah berjajar novel misteri. Dan yang cukup menarik perhatian Krystal adalah novel detektif, seperti karangan Sir Arthur Conan Doyle, Agatha Chrystie dan lain sebagainya.

“Sesekali baca Sherlock Holmes dan Pairot tidak rugi juga,” gumam Krystal sambil meraih salah satu novel karangan Agatha Chrystie, ABC Murders. Seingatnya dia pernah membacanya di perpustakaan saat tinggal di California dulu. Tetapi tentu saja dalam versi Inggris. Mungkin akan jadi berbeda jika membacanya dalam versi Bahasa Korea.

Jemari Krystal tertarik untuk meraih satu novel lagi, kali ini novel karangan Sir Arthur Conan Doyle. Tetapi, aktivitas Krystal terhenti saat ada jemari lain yang meraih novel itu. Dengan segera Krystal menarik jemarinya yang tadi sempat bersentuhan dengan jemari milik orang lain.

“Oh, maaf. Kau ambil saja. Silahkan,” orang yang tadi hendak meraih novel itu mempersilahkan Krystal mengambilnya lebih dulu.

“Tidak usah. Anda dulu saja,” tolak Krystal sesopan mungkin.

Orang tadi hanya tersenyum menanggapi penolakan Krystal. Dan sedikit Krystal akui senyum orang yang berdiri di hadapannya ini tergolong manis. Tak lupa dengan kedua matanya yang menyipit, sehingga kesan ramah begitu terpancar dari wajahnya.

“Ah, begini saja,” ujar orang tadi sambil mengambil novel yang hampir diperebutkan keduanya. “Ini untukmu saja, dan aku akan ambil yang lain,” lanjutnya sambil menyerahkan novel itu kepada Krystal.

“Oh, baiklah. Gomawo,” kali ini Krystal tidak bisa menolak. Yah, dengan perlakuan yang begitu baik mana mungkin Krystal bisa menolak.

Dengan cukup teliti, Krystal mengecek kesempurnaan novel itu. Membaca sekilas sinopsisnya, siapa tahu dia tidak terlalu suka dengan ceritanya dan berniat mengambil novel yang lain.

“Kau suka novel misteri?”

 

Suara tadi membuat Krystal terpaksa menoleh. “Tidak juga. Aku pernah membaca beberapa. Dan aku ingin mencobanya lagi.”

 

Orang tadi mengangguk mengerti, “Sayang sekali kalau begitu. Kupikir aku tertarik untuk membahasnya denganmu. Cukup susah mencari seseorang dengan hobi bacaan yang sama.”

Krystal tersenyum tipis menanggapi yang dikatakan orang itu. “Ahh, aku punya beberapa referensi bacaan, siapa tahu kau tertarik,” tawar orang itu.

Krystal sedikit mengangkat sebelah alisnya. Entah kenapa lambat laun dia semakin merasa risih. Kok, kesannya dia modus sekali untuk mendekati Krystal.

 

“Ahh, maaf. Kurasa aku sudah memutuskan akan mengambil yang mana,” tolak Krystal dengan teramat sopan.

“Oh, sayang se….”

 

“Krystal?”

 

Suara Seulgi sukses memotong perkataan orang tadi. Krystal tampak tersenyum lega. Paling tidak ada Seulgi yang bisa membawanya jauh dengan orang sok kenal ini.

“Oh, Hyukkie?”

“Seulgi?”

Kini Krystal yang dibuat terperangah. Mereka berdua saling mengenal?

“Sedang apa?” tanya Seulgi ingin tahu.

“Mencari buku, kau sendiri?”

“Sama sepertimu.”

 

“Seulgi?”

 

Seulgi segera kembali memusatkan perhatiannya pada Krystal. “Oh, Krys. Maaf. Aku melupakanmu. Kenalkan dia ini sepupuku, Kang Minhyuk.”

Minhyuk kembali tersenyum sambil menyodorkan telapak tangannya, “Kang Minhyuk. Senang akhirnya dapat berkenalan secara resmi denganmu.”

“Krystal Jung,” balas Krystal singkat sambil menjabat tangan Minhyuk. Detik selanjutnya Krystal merasa aneh karena pemuda jangkung di hadapannya itu tak kunjung melepaskan tangannya.

“Yak, Hyukkie. Kurasa kau menjabat tangannya terlalu lama,” sindir Seulgi dengan nada menggoda.

“Oh, maaf,” Minhyuk segera melepaskan tangan Krystal dan tersenyum kikuk.

“Ah, Seulgi, apa buku yang kau cari sudah ketemu?” tanya Krystal setelah beberapa kali berdeham untuk mengurangi kecanggungan.

“Sudah,” jawab Seulgi riang sambil mengacung-ngacungkan bukunya. “Aku sudah membayarnya. Kita bisa pulang sekarang.”

Krystal mengangguk senang. Kesempatan yang bagus untuk segera pulang, karena jujur Krystal benci berbasa-basi dengan orang baru.

“Ah, Seul. Bagaimana kalau kita mampir ke café sebelah dulu? Lagipula kita sudah jarang mengobrol, bukan?”

Seulgi terlihat tertarik dengan ajakan Minhyuk. “Itu kan karena kau sudah sibuk dengan kehidupan perkuliahan,” cibir gadis itu. “Tapi, aku bersama Krystal, bagaimana?”

“Dia bisa ikut bergabung kalau mau,” jawab Minhyuk antusias.

Krystal hendak membuka mulutnya dan menolak, tetapi urung dia lakukan karena Seulgi sudah menatapnya penuh harap. “Ayolah Krys, sekali ini saja. Temani aku, yah? Aku tidak mau jadi sasaran fans sepupuku yang jelek ini.”

“Ayolah, Krys. Aku janji tidak akan lama. Dan yang pasti aku yang bayar,” kini Minhyuk yang coba membujuk Krystal.

Krystal mendesah pelan. “Baiklah,” kata gadis itu akhirnya. Membuat Kang bersaudara itu tersenyum senang. Yah, ini hanya sebentar dan Sulli pasti masih pengertian dengan menunggunya lebih lama lagi.

 

O0O

 

Krystal terlihat menekuk wajahnya sedari tadi. Lebih tepatnya beberapa saat setelah Seulgi meninggalkan dirinya berdua saja dengan sepupunya ini –Kang Minhyuk. Tadi tiba-tiba saja ponsel Seulgi bordering dan membuat gadis itu pamit lebih dulu. Dan yang membuat Krystal kesal adalah dengan mudahnya Seulgi menitipkannya pada Minhyuk. Bukankah Seulgi tahu kalau Krystal tidak menyukai berada di dekat orang asing. Meski Minhyuk itu sepupu Seulgi, tetap saja bagi Krystal dia adalah orang asing.

“Kau yakin tidak mau kuantar pulang?”

Krystal menoleh sekilas ke arah Minhyuk lantas mengangguk. “Aku bisa pulang sendiri, kok.”

“Tapi, tadi Seulgi berpesan ….”

“Soal Seulgi aku yang urus,” potong Krystal segera. “Aku juga tidak mau merepotkanmu.”

“Sebenarnya aku tidak repot sama sekali, sungguh. Tapi kalau memang kau tidak mau kuantar setidaknya aku akan menemanimu hingga busnya datang,” kata Minhyuk sambil mengimbangi langkah Krystal menuju halte.

“Terserah saja, sih,” gumam Krystal acuh. Dia tidak terlalu peduli dengan niat baik Minhyuk. Yang ada dipikirannya saat ini adalah segera pulang dan menghubungi Sulli kalau rencana keduanya batal. Ckks, coba ponsel Krystal tidak mati, kini dia pasti bisa lekas menghubungi Sulli. Mungkin dia juga dapat meminta salah satu bodyguardnya untuk menjemput.

 

“Krystal, awas!!!”

 

Karena terlalu asyik dengan pikirannya sendiri, Krystal tidak sadar kalau dia sudah berada di tempat penyeberangan jalan. Dan jika respon Minhyuk tidak cepat, tubuhnya kini mungkin sudah di hantam kendaraan yang lalu lalang.

 

“Kau baik-baik saja?”

Krystal mengangguk kaku. Suara Minhyuk barusan memberi efek aneh bagi Krystal. Karena saat ini pemuda itu tengah memeluknya dari belakang. Yah, untuk menyelamatkan Krystal, tadi Minhyuk memang menarik gadis itu ke dalam dekapannya.

“Ahh, Minhyuk-ssi bisa kau lepas….”

 

“Yak, lepaskan Krystalku, brengsek.”

Bugh.

 

Krystal yang tadinya ingin meminta Minhyuk melepaskan dekapannya membelalak kaget. Apalagi setelah melihat siapa yang menyerang Minhyuk dengan tiba-tiba. Kedua bola matanya melebar, tak menyangka sosok itulah yang berbuat demikian.

 

“Oppa, hentikan.”

 

O0O

 

“Ouch,” ringis Minhyuk saat Krystal menempelkan kompes yang berisi es batu ke sudut bibirnya.

“Apa ini sakit?” tanya Krystal khawatir. “Maafkan aku,” gumam gadis itu pelan.

Minhyuk tersenyum kecil melihat perhatian yang ditujukan Krystal padanya. “Gwechanna,” katanya sambil mengusap lembut puncak kepala Krystal.

 

“Jangan pegang-pegang.”

 

Minhyuk berdecak kesal saat tangannya ditepis dari puncak kepala Krystal. Yang membuat dia kesal adalah karena yang menepis tangannya bukanlah Krystal, melainkan orang yang baru saja memukulnya.

“Oppa, kenapa kau jadi tidak sopan begini, sih?” tanya Krystal kesal. “Ayo, minta maaf.”

 

“Shirreo.”

 

“Suho oppa.”

 

Suho mendengus kesal. Dengan amat terpaksa dia membungkukkan diri dan meminta maaf. “Maafkan atas ketidaksopananku.”

“Yah, tidak apa,” balas Minhyuk dengan senyum yang tersungging manis di bibirnya. Membuat Suho ingin merobek bibir

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
lee-jungjung
I will update,,, hmmm wednesday or thursday maybe,,, so stay here.. ^^ gomawo

Comments

You must be logged in to comment
LizziEverdeen
#1
Chapter 77: ahhh great job, author! i would like to hit like to every single chapter if i can.
ah, senangnya ff ini berakhir bahagia. suka banget sama ff ini dari awal. gimana para bodyguard itu nunjukin rasa sukanya ke Krystal dengan lucu. and bahkan setelah 10 tahun, merek masih suka godain Krystal.
sedangkan buat SeStal? ah, manisnya. pokoknya mereka berdua manis banget, aku bener2 baper bacanya.
ini happy ending gak cuma buat Krystal aja. all of the character have their happy ending. para bodyguard, seulgi, myungsoo, SeStal, Sulli.
ah jadi kepanjangan hehe, intinya ini ff bagus banget. thank you for writing this! this is truly a beautiful story! :)))))
EXO__CY #2
Bagus nih kalo dibuat drama :) ceritanya keren
Fx_exo
#3
Can u please write an English version to this story? It seems really good and I really want to read it.
soojungie123 #4
Chapter 77: Sestal Forever Kibarkan bendera sestall
anna28fx #5
Chapter 77: Best sangat la cerita ni!!!!!
Zeeveria #6
Chapter 77: Tolong bikinin epilognya dong. Biar gak ganjel gitu. Please ya, buatin epilognya thor..
icejuvenileyo #7
Chapter 77: Ahirnya end. Tapi ko sedih yaaah pengen tetep ada ff ini pengen tetep baca hal yang lucu ngeselin manis dri cerita ini. Makasih udah bikin happy ending. Aku sukaaa dari pertama baca sampai end semua pas. Cariin jodoh juga untuk 5 bodyguard yang lain haha. Sukses terus author
trsndewi
#8
Chapter 77: Finally endingㅠㅠ this is so beautiful:') cinta sehun akhirnya kesampean wkwk
Cara sehun nge lamar ituuu please sweet tapi lucu banget!! Good job author!
SamanthaJ #9
Chapter 76: request gue waktu di wattpad terkabul
kyuhyun12 #10
Chapter 76: Dr sehun :D