Mwoo?!? Bodyguard?!?
BodyguardPark Chanyeol melangkah santai menuju kelasnya sambil mengutak-atik ponsel miliknya. Banyak sekali pesan dari rekan sebangkunya Byun Baekhyun. Dia memang sengaja membolos di jam pertama tadi. Semalam ia tidur terlalu larut sehingga ia memutuskan untuk tidur sebentar di atap sekolah tadi. Senyum tercetak jelas di wajah tampannya ketika membaca pesan dari sahabatnya, Baekhyun. Baekhyun memang mudah panik, terlebih jika kehilangan dirinya. Lucu bukan?
Setelah membalas singkat pesan dari Baekhyun, Chanyeol memasukkan ponselnya ke saku celananya. Langkah Chanyeol terhenti saat melihat sosok seorang gadis yang amat dia kenal. Gadis itu terlihat kebingungan. Tanpa sadar ia tersenyum memandangi gadis itu. Entah mengapa sejak pertama kali melihat sosok gadis itu, membuatnya selalu tersenyum.
Pemuda jangkung itu memutuskan untuk menghampiri gadis itu. Dengan segera ia melangkahkan kakinya mendekati gadis itu. Namun, Chanyeol berhenti melangkah. Ia bingung harus bagaimana nantinya saat berhadapan dengan gadis itu. Mungkin terkesan aneh jika ia mendadak mengenalkan dirinya. Lagi pula bukankah Suho sudah memperingatkan untuk bekerja diam-diam? Chanyeol mengacak rambutnya frustasi. Dengan berat hati ia segera berbalik arah untuk mencoba mengabaikan gadis yang amat menarik perhatiannya tadi.
Sejujurnya, hati Chanyeol begitu gelisah. Perasaannya sungguh tidak enak. Melihat kondisi gadis tadi membuatnya sedikit heran. Gadis yang dilihatnya tadi masih mengenakan seragam olahraga. Baiklah, mungkin dia ada pelajaran olahraga hari ini. Tetapi kenapa ia berkeliaran di koridor sekolah? Kenapa ia tak segera berganti kostum? Dan lagi, gadis itu seperti kebingungan. Otak Chanyeol rasanya tumpul untuk sekedar menganalisis kejadian yang mungkin terjadi. Ia berhenti melangkah tepat di depan pintu kelasnya. Ia begitu ragu untuk memasuki kelasnya. Dengan segera ia berbalik dan berlari menjauhi pintu. Lebih baik dia kena marah gurunya, ketimbang terus penasaran dengan gadis tadi.
Chanyeol menjelajahi setiap sudut sekolah untuk mencari sosok gadis yang dilihatnya tadi. Jantungnya berdebar kencang dan rasa panik menyertai langkahnya. Chanyeol berhenti sejenak dari misi pencariannya dengan membasuh wajahnya di toilet. Ia tampak terlihat putus asa. Mungkin kegiatannya ini akan sedikit sia-sia.
“Dia pantas sekali menerimanya,” sayup-sayup Chanyeol mendengar suara seseorang dari dalam toilet perempuan ketika ia beranjak meninggalkan toilet laki-laki.
“Kau benar sekali,” sahut suara yang lain diikuti tawa beberapa orang. Chanyeol mendekati pintu toilet perempuan untuk mendengarkan lebih jauh tentang percakapan tersebut.
“Aku tak habis pikir, kau bisa bertahan dengannya selama seminggu ini Joy,” bola mata Chanyeol membulat begitu mendengar nama Joy disebut. Baiklah, dia berharap ini tidak seperti yang ia pikirkan.
“Yah, kupikir dia bisa menjadi temanku. Ternyata dia terlalu naïf. Bahkan lebih naïf dari yang kuperkirakan,” kali ini Chanyeol yakin bahwa Joy memang ikut dalam percakapan ini.
“Kurasa dia menyesal karena tidak mengikuti saranmu,” kata seseorang menimpali sambil terkikik.
“Yah, dia akan segera menyesalinya. Terlebih setelah berendam di kolam renang,” tambahnya. Apa tadi? Kolam renang? Chanyeol segera berlari menuju kolam renang sekolah. Ia tidak peduli lagi dengan percakapan gadis-gadis di toilet. Ia hanya peduli dengan gadis yang menjadi pembicaraan di toilet tadi.
Chanyeol mengedarkan pandangannya begitu tiba di area kolam renang. Matanya menyipit seolah memastikan pandangannya tidak salah. Dan benar saja, Chanyeol memang melihat seragam anak perempuan bertebaran di tengah kolam renang. Tapi ia sama sekali tidak melihat gadis yang dicarinya. Tanpa pikir panjang. Chanyeol segera terjun ke dalam kolam renang.
Chanyeol terkejut ketika menemukan seorang gadis tampak melayang-layang ditengah kolam. Gadis itu menutup matanya. Sepertinya ia tidak sadar diri. Chanyeol dengan cepat berenang dan meraih tangan gadis itu. Dengan cekatan ia membawa gadis itu menepi.
“Krystal Jung,” Chanyeol menepuk-nepuk pipi gadis yang baru saja ia selamatkan ketika telah tiba di pinggir kolam renang.
“Krystal Jung, ku mohon bangunlah,” Chanyeol sedikit frustasi karena Krystal tak kunjung bangun. Ia lalu menekan dada gadis itu, mencoba melakukan pertolongan pertama. Tapi sepertinya itu saja belum cukup membuat gadis itu sadar.
Tak ada cara lain sepertinya dia harus memberikan napas buatan. Kedua lensa matanya menatap bibir Krystal yang sedikit membiru. Bibir itu begitu tipis dan terlihat amat manis. Tanpa sadar Chanyeol menelan ludahnya sendiri, gugup. Ia kemudian menggelengkan kepalanya cepat. Tidak seharusnya, ia berpikir bukan-bukan pada kondisi seperti ini. Dengan ragu Chanyeol mendekatkan wajahnya ke wajah Krystal. Baiklah, ini hanya pertolongan pertama, bukan tindakan kurang ajar kan?
Chanyeol pun menempelkan bibirnya pada bibir Krystal. Ia berusaha memberi napas buatan agar gadis itu dapat bernapas normal kembali. Chanyeol melakukannya bergantian dengan kegiatan menekan dada Krystal.
“Huk… Uhuuuuk… Uhuuuk,” Chanyeol akhirnya bisa bernapas lega saat krystal memuntahkan air karena tenggelam tadi. Namun, Krystal sama sekali tidak sadar. Kedua kelopak matanya masih terpejam. Dan itu membuat Chanyeol tetap khawatir.
O0O
Tiga buah mobil mewah berjalan cepat menuju sebuah rumah. Mobil-mobil tersebut lantas berhenti tepat di depan rumah yang cukup besar dan megah. Dua orang pemuda turun dari mobil pertama. Dua pemuda lainnya turun dari mobil kedua. Dan seorang pemuda dengan tatapan mata yang tajam turun dari mobil terakhir.
“Kenapa kita dipanggil ke sini hyung?” tanya seorang pemuda berkulit kecokelatan yang turun dari mobil kedua.
“Entahlah, tadi Chanyeol menelepon Baekhyun dan menyuruh kita segera ke mari,” jawab salah seorang pemuda yang turun dari mobil pertama.
“Kenapa harus di rumah Chanyeol hyung, huh?” dengus pemuda yang tadi berada satu mobil dengan pemuda berkulit kecokelatan.
“Sudahlah, kita tanyakan saja pada Yeolli,” mereka pun mengangguk patuh dan segera melangkh memasuki rumah salah satu rekan mereka Park Chanyeol.
“Yeolli,” Chanyeol segera menghampiri kelima orang rekannya dengan wajah yang masih terlihat cemas.
“Oh, akhirnya kalian sampai juga,” ada kelegaan saat Chanyeol mengucapkannya. Teman-temannya itu memandangi Chanyeol heran. Chanyeol sudah tidak memakai seragam lagi. Dan lagi rambutnya sedikit agak basah?
“Apa yang sebenarnya terjadi?” Chanyeol hendak menjawab petanyaan teman-temannya, namun mendadak ia hentikan. Seorang dokter keluar dari salah satu kamar, dan itu semakin membuat kelima teman Chanyeol heran.
“Bagaimana keadaannya?” tanya Chanyeol pada dokter itu.
“Tidak ada yang serius, ia akan segera sadar,” jawab dokter itu membuat Chanyeol tersenyum lega.
“Terima kasih, dokter,” kata Chanyeol kemudian. Setelah dokter itu beranjak pergi, Chanyeol memandangi teman-temannya yang masih kebingungan.
“Aku mohon jangan panik. Terutama untukmu Baekki,” kata Chanyeol sambil menatap salah seorang temanya, Byun Baekhyun.
Chanyeol kemudian memimpin teman-temannya untuk menuju kamar yang tadi dimasuki oleh dokter. Chanyeol menghirup napasnya dalam-dalam seraya membuka pintu kamar tersebut. Dia kemudian melangkah masuk diikuti oleh kelima orang teman-teman baiknya. Ia menatap satu persatu wajah rekan-rekannya. Seperti yang ia duga, mereka tampak terkejut.
“Krystal, apa yang terjadi denganmu,” seru Ba
Comments