The Ice Princess
BodyguardSeorang gadis berjalan dengan penuh percaya diri di koridor sekolahnya. Kepalanya sedikit ia dongakkan ke atas menambah kesan memukau pada dirinya. Namanya Krystal Jung. Siapa yang tak akan terpukau melihat wajahnya yang rupawan, kaki yang jenjang, mata yang indah, ia begitu sempurna. Setidaknya itu yang dipikirkan seseorang jika baru pertama kali bertemu dengan dirinya. Namun, di sini, di California, semua berbeda. Di tanah di mana ia dibesarkan, Krystal tak pernah merasakan dirinya istimewa. Dia berbeda dan harusnya itu membuatnya menarik. Lihatlah wajahnya yang oval putih bersih, mata cokelat tuanya yang begitu jernih, rambut hitam panjangnya yang sedikit bergelombang, bukankah ia terlihat mempesona?
Sayang, ia tak pernah sedikitpun menginginkan bentuknya seperti ini. Ia ingin sekali setidaknya grandpa-nya mewariskan mata biru terang seperti mata Jessica, ibunya. Mungkin paling tidak rambut pirang, yah milik grandpa dan ibunya juga. Tetapi Krystal harus pasrah ketika ia amat menuruni sosok Donghae, sang ayah. Mata kecokelatan, rambut hitam, dan wajah yang terlihat sekali menunjukkan bahwa dirinya adalah keturunan Asia. Yah, ditambah dengan asal-usul grandma-nya yang juga merupakan warga Negara Korea Selatan, membuatnya semakin jauh dari wajah kebarat-baratan. Dan itulah yang membuatnya tak tenang selama ini.
“She comes here,” Krystal sayup-sayup mendengar bisikan dari rekan-rekannya.
“Ckks, the b*tch,” Krystal merapatkan kedua kelopak matanya saat mendengar yang satu itu.
“Ohh, She is so arrogant,” cibir seorang lagi. Krystal tetap saja mengabaikannya. Ia sudah sering sekali mendengar cibiran dan celaan banyak orang sejak bangku sekolah dasar. Krystal kesal, benar-benar kesal. Namun, ia tak tahu harus bagaimana membalasnya. Alhasil, ia tumbuh menjadi gadis pendiam, penyendiri, dingin, dan terkesan sombong. Dan wajar saja jika ia tak punya teman.
Krystal menghentikan langkahnya ketika jalannya diblokade oleh segerombolan gadis-gadis barat, teman sekolahnya. Krystal mendengus kesal, tak bisakah sehari saja mereka membiarkan dirinya tenang? Paling tidak sebentar saja.
“Hey, ice princess. Long time no see. How are you?” tanya seorang gadis cantik sambil menyeringai ke arahnya.
“Fine. You really miss me, right Anne?” jawab Krystal datar. Ia berusaha agar suaranya tak terdengar bergetar. Karena jujur, Krystal merasa tak suka situasi seperti ini. Ia merasa siap dikeroyok kapan saja.
“Sure. I think, you really enjoyed your last holiday,” Anne kembali berkomentar. Kini dengan tatapan bengis. Krystal mengernyitkan dahinya tidak mengerti. Memang apa yang salah dengan liburannya? Ia hanya berdiam di rumah dan membaca buku.
“Can this photo answer your sense of wonder, Ms Jung?” tanya Anne masih dengan tatapannya yang tajam. Krystal membulatkan kedua bola matanya. Oh tidak, itu adalah fotonya dan Jean, pacar Anne. Jean termasuk siswa yang amat popular. Dan Krystal tak sengaja bertemu Jean di pesta salah satu kolega ayahnya.
“It’s not what you think, Anne,” jelas Krystal sambil menghela napasnya.
“You know it. Your boyfriend is a playboy. And he was teasing me during the party,” jelas Krystal lagi.
“Do you think I will believe in you?” Anne mendekati Krystal pelan.
“Actually, No,” seru Anne sambil mendorong Krystal kasar. Parahnya Krystal sedang tidak berada pada kondisi yang cukup seimbang sehingga dirinya jatuh terduduk.
Anne tertawa sadis setelah melihat Krystal meringis kesakitan. Tawanya semakin renyah kala teman-temannya berhasil menumpahkan seember air pada tubuh Krystal. Krystal diam saja sambil mengepalkan tangannya kuat-kuat. Anne kemudian berjongkok dan mendekatkan diri pada Krystal.
Plak. Pipi Krystal terasa panas. Anne begitu kuat menamparnya. Anne menyeringai mendengar rintihan pelan dari Krystal Jung.
“You are beautiful, Krys. But you always look like a nerd and
Comments