28 September 2011

Suho’s POV

Aku melepaskan genggaman tangannya yang melemah. “Berjanjilah padaku kau akan menjaga mutiaraku yang berharga, Junmyeon.” Pintanya. Aku menyapu air mataku yang terus mengalir dengan jemariku. Aku mengangguk. “Jongin, harusnya kau bertahan. Harusnya kau tak memintaku begini. Bagaimana dengan Taeyeon?” ujarku. Jongin yang memucat tersenyum padaku.

“Kau harus melihatnya, Taeyeon akan sanggup tanpamu, dia punya sayap yang lain. Tapi Soojungku  dia tidak akan sanggup sendirian. Berjanjilah kau akan menjaganya dan menemaninya.” Ujar Jongin. “Jongin-ah… kau harus hidup.” Pintaku sekali lagi. Dia tersenyum, “Untunglah selama ini tidak ada yang tahu kalau kita bersaudara. Untunglah Aboji dan Omonim memisahkan kita berdua sejak kecil. Untunglah, kau bisa kembali menjadi Suho Kim, menggantikanku.”

“Jongin-ah… aku tidak ingin kau pergi.” Ujarku. “Aku harus pergi, babo.” Ujar Jongin. Lalu perlahan suara detector jantungnya berhenti berkedip. Aku tahu, aku kehilangan saudara milikku satu-satunya untuk selamanya. “Semoga kau bahagia disana, Kim Jongin.” Ujarku berbisik ditelinganya.

Rasanya seperti ini patah hati.