7 Oktober 2013

Suho menerima pesan dari sekretarisnya bahwa sebentar lagi pertemuannya dengan Kang Minhyuk akan dimulai. Bisnis tetaplah bisinis, tapi dibalik itu, Suho hanya ingin tahu lebih jauh tentang Minhyuk. Hubungannya dengan Krystal terutama yang paling mengusiknya. Suho, meraih tabletnya, memutuskan bersiap-siap menuju ruangan dimana dia akan bertemu Minhyuk.

***

Minhyuk berdiri menyambut kedatangan Suho. “Selamat pagi, CEO Kim.” Sama Minhyuk ramah. Suho tersenyum. “Silahkan duduk CEO Kang. Saya mohon maaf memajukan jadwal pertemuan dua hari lebih cepat. Nanti malam saya harus ke Toronto.” Ujar Suho beralasan. MInhyuk tersnyum, “Ya, tidak masalah kok. Saya berencana tinggal disini dalam jangka waktu yang lama.” Jawabnya lugas.

Suho tersenyum lalu mempersilahkan Minhyuk untuk duduk.

***

Minhyuk keluar ruangan rapat itu dengan senyum sumringah 3 jam berikutnya setelah pembahasan rencana merger mall baru miliknya dengan outlet milik Suho. Diikuti dengan Suho yang berjalan dengan percaya diri.

“Mr.Kang, senang berbisnis dengan anda. Semoga berikutnya lancar.” Ujar Suho sembari mengulurkan tangannya untuk dijabat. Minhyuk meraih tangan itu dan menjabatnya erat. “Semoga semua berjalan lancar, Mr.Kim.”

***

Drrtttt drrtttt

Kang Minhyuk calling…

 Krystal menatap layar ponselnya, senyumnya merekah begitu mendapati sebuah nama. Diliriknya jam dipergelangan tangannya. Baru pukul 5, Minhyuk sudah meneleponnya. “Krystal… kau dimana?” suara Minhyuk sudah memburunya bahkan sebelum Krystal sempat mengatakan halo. Krystal mengulum senyumnya.

“Di kelas. Baru saja kelasku berakhir. Muridku baik semua hari ini, tidak ada yang kabur. Oppaaaa… aku merindukanmu.” Ujar Krystal dengan suara aegyonya. Terdengar suara Minhyuk terkekeh dari ujung teleponnya. “Ya… Jung Soojung, kau sudah umur berapa huh? Kau sudah 27 tahun, kenapa masih beraegyo denganku.” Ujar Minhyuk. Krystal hanya tersenyum, sudah lama dia merindukan namanya dipanggil oleh Minhyuk, sudah bertahun-tahun sejak Minhyuk menggantinya dengan Krystal.

“Krystal, maaf, sepertinya hari ini kita batal dinner. Ada isu yang harus aku pantau malam ini. Mian.” Ujar Minhyuk menjelaskan. Krystal yang tadinya sumringah langsung merubah senyumnya menjadi sebuah kerucut diujung bibirnya. “Krys?? Yaaa… Soojung-ieeeee….” Panggil Minhyuk panik saat Krystal tak bersuara.

Krystal menarik nafasnya dalam-dalam, “Arraso oppa, aku mengerti.” Ujar Krystal akhirnya. “Kita bertemu besok ya?” tawar Minhyuk. Krystal terkikik, “Kau lupa? Aku besok ke Incheon, mengantarkan muridku mengikuti perlombaan.” Ujar Krystal. “Ah, aku lupa. Jadi minggu depan?” Tanya Minhyuk. Krystal mengangguk samar, sadar bahwa Minhyuk tak akan melihatnya Krystal buru-buru mengiyakan pertanyaan Minhyuk. “Arraso oppa…” panggilan ditutup begitu Krystal memberikan jawaban yang diperlukan oleh Minhyuk.

Krystal menghela nafasnya, ingatannya kembali kemasa itu.

(flashback)

19 Tahun yang lalu

Soojung kecil menatap jalanan menuju pintu gerbang utama panti asuhannya. Biasanya Minhyuk akan menggenggam tangannya dan memberinya beberapa butir permen untuk menemaninya menunggu sesuatu. Menunggu ibunya datang menjemputnya. Tapi hari ini Soojung atau Krystal kecil menunggu kehadiran Minhyuk untuk datang menjenguknya.

Krystal kecil menatap nanar jalanan itu.

Tiga jam berlalu, Krystal kecil masih berdiri menunggu. “Soojung…. Minhyuk meneleponmu.” Terdengar suara ibu kepala memanggilnya. Dengan sumringah Krystal kecil segera berlari menerima telepon dari Minhyuk.

***

Krystal remaja menatap formulir beasiswa yang diberikan kepadanya. Dia berkesempatan melanjutkan SMA dan kuliahnya di Seoul, dengan bantuan kakek dari Minhyuk semua tampak mungkin. Krystal remaja menatap sekali lagi kalung yang mengikat lehernya bertahun-tahun ini. Sudah 5 tahun dia menunggu, tapi ibunya tak kunjung datang. Jadi dia benar-benar sendiri.

“Krystal….” Panggil Minhyuk lembut. Krystal remaja menoleh, lalu menyunggingkan senyumnya. Dipelajarinya sekali lagi berkas beasiswa itu.

“Aku akan lebih dekat dengan oppa kan?” ujar Krystal remaja. Minhyuk yang kini sudah kelas 2 SMA tersenyum mengangguk. “Kita bisa bersama-sama ke sekolah nantinya.” Ujar Minhyuk. Dengan membayangkannya saja Krystal remaja sudah merasa senang, apalagi jika mimpi itu jadi nyata.

***

Krystal memandangi seniornya. Namanya Kim Jongin, dia adalah teman baik Minhyuk. Kata Jongin, Minhyuklah yang membantunya mengatur semuanya hari ini. Minhyuk membantu Jongin mereservasi café ini hanya untuk makan malam bersama Krystal.

Sesungguhnya Krystal sangat tersentuh dengan kejujuran dan ketulusan hati Jongin yang mencintainya. Hal termewah yang tak bisa didapatkannya. Karena selama ini dia harus bekerja keras untuk kuliah dan hidupnya. Uang beasiswa dari kakek Kang hampir 80% ditabungnya. Dia mencoba menghidupi dirinya sendiri. Meskipun harus hidup sangat sederhana, tapi dia bahagia karena ada Minhyuk yang mendukungnya.

Jongin belakangan ini memang selalu menemaninya kemanapun, mengantarkan Krystal saat mengajar privat ke beberapa tempat. Dan bahkan Minhyuk belakangan tampak sangat sulit ditemui.

“Jongin-sunbae.. bisa memberikan aku waktu untuk berpikir.” Ujar Krystal akhirnya. Jongin tersenyum, “Tentu. Aku tunggu ya.”

***

Krystal mendengar berita itu. Bahwa Minhyuk akan bertunangan dengan Park Jiyeon. Tapi gossip itu terlalu kencang untuk diabaikan. Rasanya sakit saat mengetahui itu semua.

“Krystal-ssi?” sapa Jongin yang baru datang didepan Krystal. Krystal menatap Namja-chingunya. “Krystal, kau sudah punya pacar. Jangan berpikir macam-macam. Kau tidak menyukai Minhyuk.” Krystal berperang melawan batinnya sendiri.

***

“Kim Jongin.. kau harus menjaga dongsaengku, eoh. Kalau kau tak menjaganya dengan baik, aku bersumpah akan memotong-motongmu.” Ujar Minhyuk serius pada Jongin. Dikejauhan terdengar suara panggilan untuk penerbangan menuju Narita. Krystal menggenggam erat jemari Minhyuk. Kini mereka akan berpisah lebih jauh.

“Arraso hyung. Aku akan menjaganya.” Balas Jongin. Minhyuk tersenyum, menghapus air mata yang membasahi pipi Krystal. Diletakkannya jemari Krystal ke tangan Jongin. “Aku akan kembali, arraso?” ujar Minhyuk. Krystal mendekap tubuh jangkung Minhyuk.

“Oppa… kajima.”