24 Oktober 2014

Krystal’s POV

Aku melirik jam yang baru beranjak dari angka 00.00. kini sudah pukul 00.01. “Happy birthday Krystal.” ujarku pada diriku sendiri. Aku meniup sebuah lilin diatas cupcake kecil. Lalu tersenyum menatap langit dan kupanjatkan sebuah doa.

Tahun pertama aku melewati ulang tahun tanpa dia kembali. Dulu aku pernah merasakannya, 4 tahun yang tanpa dirinya. namun aku tahu dengan pasti. Dia ada disuatu tempat dan suatu saat akan kembali, hanya untukku. Aku tidak menangis. Aku sudah lebih tegar setelah melampai bulanan ditemani cerita kecil dengan Luna atau Chorong atau Kris atau Jessica. Aku dapat melewatinya dengan baik.

Memori itu perlahan tidak terlalu menakutkan. Dan aku juga menemukan energiku kembali. Sudah dua bulan aku kembali mengajar. Ayahku bahkan menawarkanku untuk membuat sendiri sekolahku. Mewujudkan mimpiku yang ingin mendirikan sekolah taman kanak-kanak. Dengan sepenuh hati aku mengiyakan tawaran beliau dan kini aku sibuk mengurus semua persiapan, mencari kesana-kemari segala hal yang dibutuhkan. Merekrut guru-guru yang berpengalaman. Mencari bahan seragam. Dan sebagainya.

Yang jelas aku harus sibuk. Sebelum akhirnya aku tenggelam di kamar apartemennya. Mengingat dia. Merindukan dia.

Aku meraih gelas wine dan meminum cukup dua teguk. Memberikan ruangan di tenggorokanku untuk menerima alcohol hangat itu. Aku sudah lama tidak minum alcohol meskipun hanya wine. Karena aku membuat janji pada seseorang.

(Flashback)

Minhyuk tiba di kedai yang tadi menelepon kalau Krystal tengah mabuk. Dia mengucapkan terima kasih pada pemilik kedai yang begitu baik hati dan pengertian menjaganya. Minhyuk memandangi gadis yang terkulai kepalanya tepat didepannya. Senyum Minhyuk merekah. “Jung Soojung…” panggil Minhyuk. Krystal tidak bergerak sedikitpun. Matanya masih terpejam.

“Ish. Anak ini selalu menyusahkanku saja.” Kemudian Minhyuk mengangkat tubuh krystal dengan kedua tangannya. Membawanya kedalam mobil hitamnya. Untunglah hari ini dia membawa mobil ke kampus, kalau tidak, dia tidak tahu akan mengantar Krystal naik apa. Hari sudah tengah malam begini. Taksi sulit dicari didaerah ini.

Dengan bantuan juru parkir, Minhyuk membuka mobilnya dan meletakkan Krystal di kursi penumpang. Minhyuk memasangkan seatbelt pada Krystal dan kemudian dia sendiri masuk kedalam mobil dan mengemudikannya menuju flat kecil Krystal. flat kecil yang disewa oleh krystal dari uang hasilnya bekerja keras.

Minhyuk mencapai flat itu kurang dari 15 menit. Jalanan begitu lancar sehingga mereka bisa cepat sampai. Minhyuk kemudian meminta bantuan salah satu petugas keamanan untuk mengangkat Krystal keluar dan sekaligus mengatur parkirnya. Valet parking untuk yang pertama kalinya.

Begitu mencapai flat kecil Krystal, minhyuk langsung bergegas ke tempat tidur Krystal. merebahkan tubuh pucat Krystal dan kemudian menyelimutinya dengan selimut warna merah. Mengusap kepalanya dan mencium keningnya. Minhyuk kemudian bergegas, dia merapihkan pakaiannya, menggantinya dengan pakaian ganti yang biasanya dia simpan di lemari Krystal. sengaja diletakkan disana karena dia ingin sering menginap.

Minhyuk kemudian mengambil tas ranselnya dan mengeluarkan notebooknya, mulai mengerjakan tugasnya.

……

Krystal terbangun karena cahaya matahari yang menyapu wajahnya. Dia mengernyit, menyadari dimana dia berada. Dia sudah berada didalam kamarnya sendiri. Kemudian dia bangun dari tempat tidur dengan sempoyongan. Untunglah dia berhasil meraih meja riasnya. Krystal berjalan pelan-pelan, kemudian tercekat. Dia menemukan sosok Minhyuk yang tertidur di sofa merahnya, meja ruang tamunya berantakan dengan beragam kertas dan notebook.

Krystal melirik jam dindingnya. Sudah hampir pukul 9 pagi. Itu artinya dia terlambat datang ke sekolah. Dan Krystal mendadak ingat hari ini Minhyuk ada presentasi jam 10 pagi. Karena itulah Minhyuk menolek menemaninya minum soju semalam.

“Oppa, ireona. Minhyuk oppa bangun. Sudah jam 9 pagi.” Panggil Krystal sambil mengguncang-guncangkan tubuh Minhyuk. Mata Minhyuk mengerjap-ngerjap. Kemudian membulat terbuka, disusul dengan senyum khas Minhyuk. “Morning baby Soojung.” Sapa Minhyuk dnegan suara khas bangun tidurnya. Krystal tersenyum kemudian memeluk Minhyuk singkat.

“Morning oppa. Bukannya oppa presentasi jam 10 hari ini?” tanya Krystal. minhyuk melirik jam dinding. “Arraso, aku mandi dulu.”

Krystal mengangguk, “Aku siapkan sarapan.” Minhyuk tersenyum kemudian mencubit pipi Krystal. “Thank you.”

……

Minhyuk keluar kamar mandi sudah lengkap dengan setelan pakaian rapihnya. Celana bahan warna biru tua dengan kemeja warna putih yang lengannya digulung sampai siku-siku. Krystal dapat mencium aroma sandalwood khas Minhyuk. Minhyuk memang menyediakan sebagian perlengkapannya di apartemen Krystal untuk keadaan super darurat seperti hari ini.

“Oppa, sarapan.” Panggil Krystal. minhyuk mengangguk dan menghampiri meja pantry kecil, duduk dihadapan krystal. sudah tersedia dua buah piring berisi dua lembar pancake ukuran sedang dan telur mata sapi serta bacon.

Minhyuk memotong pancake dan memakannya dengan lahap. Sedangkan krystal mengunyah pelan makanannya. “Kau jadinya membolos sekolah.” Ujar minhyuk, Krystal terkikik. “Umm, sekali-sekali.” Jawab krystal.

Minhyuk berdecak. “Kau jangan lagi minum soju. Umurmu memang sudah cukup, tapi kau belum cukup bertanggung jawab. Arraso?” ujar Minhyuk.

Krystal terdiam. Merasa bersalah. “Kita bahas masalahmu nanti. Aku akan pulang jam 2 siang. Kita makan siang bersama. Dan ingat, jangan minum alcohol kalau kau tak bersamaku. Atau aku akan membencimu. Janji?” nada tegas Minhyuk membuat Krystal cukup takut. Kepalanya mengangguk. “Arraso oppa. Aku berjanji.”

(Flashback end)

Aku menutup mataku. ingatan itu kini tak menyakitiku. Tapi tetap saja menguras semua energiku. “Damn. I miss you badly, stupid.” Ujarku sambil melempar gelas kearah bingkai mahogany dengan bunga matahari diujungnya. Bingkai berisi foto dia yang tersenyum.

……

28 Juli 2017

Author’s POV

“Apakah kau mengetahui siapa kami yang sebenarnya? Apakah kau tahu semua alasan? Ataukah kau menangkap sesuatu yang ganjil saat bersama cucuku selama kalian bersama? Apakah kau benar-benar mengetahui siapa cucuku?” tanya kakek Kang. Mata Krystal berubah sendu dengan pikirannya yang berkecamuk.

“Nak, ada yang tidak kau ketahui tentang Minhyuk. Sejak dia meninggalkanmu dan ikut bersamaku. Ada satu hal yang paling dia rahasiakan selama ini. Dan diikuti banyak rahasia yang disimpan rapat-rapat darimu Soojung. Kau tak mengetahui apa-apa.” Ujar Kakek Kang. Krystal terpaku sekaligus terkejut.

“Ada satu alasan besar kenapa aku menolakmu bersama Minhyuk sejak awal. Bukan karena harta. Bukan karena kekuasaan pula aku memaksa cucuku untuk menikah dengan putri bungsu keluarga Park. Bukan tanpa alasan aku melakukan ini semua. Semua tak lebih dari usahaku melindungimu dan cucuku, mencegah kalian mengulangi kesalahan yang sama dengan apa yang putraku dan istrinya lakukan.

Ada konspirasi besar dibalik ini semua Soojung. Dan cucuku dengan sadar mengetahuinya. Meskipun dia memutuskan menjadikan dirimu sebagai prioritas utamanya. Dan karena itulah aku ingin kau meninggalkan Negara ini. Karena kalau tidak cucuku tidak akan bisa kembali.”

Krystal tak mempercayai apa yang dia dengar. Menurutnya kalimat Kakek Kang sangat tidak masuk akal dan susah dia cerna. Terutama pada bagian cucunya tak bisa kembali. “Bukankah dia tidak akan kembali? Dia sudah pergi tiga tahun yang lalu.” Balas Krystal, suaranya bergetar karena tidak yakin apa yang dia katakan. Harapannya melambung. Dia akan kembali.

Kakek Kang tersenyum mendengar nada suara Krystal, jemarinya mengetuk-ngetuk meja makan, “Dia memang telah pergi. Meninggalkanmu. Karena itulah, kau lebih baik meninggalkan Negara ini. Soojung, kau terancam. Keberadaanmu selama ini selalu diawasi dan tidak aman.”

Krystal menarik nafasnya, tidak mempercayai kalimat itu, “Bagaimana mungkin? Saya tidak memiliki musuh. Bagaimana hidup saya terancam. Tidak mungkin.” Kakek Kang tersenyum mendengar jawaban Krystal.

“Sudah waktunya bagimu untuk mendengar sebagian rahasia keluarga Kang. Dengarkan aku, nak. Keluarga kami di Korea memang bernama Kang. Tapi sebenarnya kami adalah Klan Tanaka dari Jepang. Adalah ibuku yang merupakan orang Korea yang memberikan nama keluarganya padaku, memisahkanku dari saudaraku.

Keluarga Klan Tanaka terkenal karena satu hal. Mereka adalah Klan Yakuza. Beberapa bisnis kami bersih dan tidak cukup untuk membungkam dataran Jepang dan Korea sekaligus. Tapi ibuku tak menginginkan aku menjadi bagian dari itu. Aku dipisahkan dari Klan Tanaka namun tetap mendapat suntikan dana dari ayahku, Tanaka Giichi yang juga seorang Baron angkatan perang di masanya. Saat aku memulai Kang Group, aku mendapat bantuan dari ayahku. Dan beliau mengenalkanku pada dunia Yakuza. Ibuku tak menyetujuinya namun tak melarangku.

Dan masuklah aku ke dunia dimana ayahku berada. Menjadi satu-satunya putra di Klan Tanaka menjadikanku pewaris. Dan ternyata ini membuat salah satu kerabat ayahku. Klan Sanada tak menyukai keberadaanku. Klan Sanada menginginkan semua wilayah kekuasaan ayahku. Semenjak kepergian ayahku, akulah yang menjadi pewarisnya dan kemudian aku berhasil memukul mundur Sanada Masahiro. Sepupu Jauhku yang terkenal memberontak dan ingin melanjutkan janji mulia ayahnya untuk menggulingkan klan Tanaka.

Tapi dia tidak berhasil dan ada satu aturan tak tertulis dari ayahku bahwa aku tak bisa dibunuh. Dan tak kehabisan akal, Sanada Masahiro, kami menyebutnya SM, dia mengancam keluargaku. Putra tunggalku. Kau mengenalnya dengan nama Kang Minhwan, ayah dari Minhyuk. Minhwan bersama istrinya juga Minhyuk saat itu sedang dalam perjalanan berlibur. Sanada Masahiro mencoba membunuh putraku, istrinya dan Minhyuk kecil.

Dalam kecelakaan yang direkayasa itu, Minhyuk berhasil selamat. Putraku sempat menyelamatkan Minhyuk, cucuku. Kemudian aku memutuskan untuk menempatkan cucuku di panti asuhan. Dan menjemputnya diumur yang tepat. Mengumumkan kalau aku mengambil cucu angkat. Menyembunyikan identitas Minhyuk. Mengganti namanya. Mungkin kau tak pernah mengetahuinya, Soojung. Karena kalian berbeda. Sangat berbeda.

Lalu aku menemukan cucuku begitu dekat dengan seorang gadis. Dan makin lama mereka makin dekat. Dan inilah yang membuatku khawatir. Aku takut kalian menjadi ancaman sekali lagi. Dan saat mereka menemukan identitas asli Minhyuk maka hampir hilanglah semua harapanku. Aku hanya ingin satu-satunya keluargaku bertahan dan bisa menemaniku. Tapi cucuku memilih untuk melindungimu. Mengabaikan keselamatannya sendiri.”

“Dia mati karena aku?” potong Krystal. Kakek Kang menatapnya, wajah sendu dan tuanya perlahan menampakkan sinarnya. Senyumnya mengembang, “Dia mengorbankan diri. Untuk keselamatannmu.”

……

Krsytal berjalan gontai disepanjang jalanan yang gelap. Hanya lampu penerangan yang menemani langkahnya. Hatinya hancur, tak sanggup menerima logika baru akan kondisi Minhyuk. Tentang semua kebohongan dan rahasia Minhyuk. Rasanya dia tak sanggup lagi. 3 tahun lamanya dia menerima kenyataan kalau Minhyuk mengalami kecelakaan karenanya, kini keyakinan itu memburuk. Sebuah fakta.

Minhyuk mengorbankan dirinya untuk Krystal. untuk melindungi Krystal. untuk menjaga Krystal.

Tubuh Krystal seketika jatuh dan dia menangis keras. Bahunya naik turun dan suaranya makin keras. Lalu sepasang lengan merengkuhnya. Krystal menoleh menemukan seseorang tersenyum padanya. Seketika Krystal mengalungkan sepasang lengannya pada seseorang itu. “Cry baby. Aku tahu kau akan menangis. Karena itu aku menungguimu.” Bisik seseorang itu. Krystal menenggelamkan wajahnya dibahu bidang seseorang itu, menangis disana.

“Myeongsu-ya….”panggil Krystal lirih. Seseornag yang bernama Myeongsu itu tersenyum dan membelai punggung Krystal lembut. “Ya, Soojung. Aku disini.”

……

28 Juli 2017

“Masuklah.” Ujar Krystal lirih. Myeongsu mengangguk kemudian melepaskan sepatunya dan masuk mengekori Krystal. dia memilih duduk di sofa berwarna biru tua. Mengeluarkan ponselnya, mengabaikan beberapa panggilan tak terjawab dari CEOnya.

Sedangkan Krystal berjalan menuju kulkasnya, mengambil kompres dan meletakkan dimatanya. Lalu Krystal berjalan menghampiri Myeongsu yang sedang duduk. Krystal duduk dan bersandar pada Myeongsu dengan nyaman. Keduanya diam. Keheningan benar-benar menyelimuti mereka berdua.

Myeongsu memberikan waktu pada Krystal. membiarkannya. Kemudian dia meletakkan tangannya dikepala Krystal, membawanya pada pangkuannya. Krystal memejamkan matanya meskipun air matanya perlahan mulai leleh. Myeongsu tetap menunggu. Dia selalu punya waktu untuk menunggu.

“Kau, apa kau menyukaiku?” tanya Krystal masih dengan mata terpejam. Myeongsu berdecak kecil kemudian membelai rambut Krystal. “Tak ada alasan bagiku untuk tidak menyukaimu. Aku selalu menyukaimu. Tertarik padamu.”

“Karena aku Soojung atau karena aku mirip Yoona?” tanya Krystal. Myeongsu tersenyum, dia sudah tahu jawaban dari pertanyaan yang diutarakan Krystal.

“Sesederhana itu pemikiranmu. Aku tertarik untuk melindungimu, menjagamu, membuatmu bahagia. Karena aku belum menggenapi setiap mimpi Yoona. Aku ingin mewujudkannya melalui dirimu. Karena kau Soojung yang mirip Yoona.” Jawab Myeongsu sambil terus membelai kepala Krystal.

“Oppa… aku merindukan dia.” Ujar Krystal.. Myeongsu mengangguk, “Aku tahu.”

“Aku mencintainya.” Ujar Krystal lagi. “Ya, aku tahu, Krystal.”

“Jika aku benar-benar sebuah beban baginya aku…”

“Sssttt… kau bicara apa.” Myeongsu memotong kalimat Krystal. “Tidurlah, Krystal.” ujarnya. Kemudian Myeongsu kembali membelai puncak kepala Krystal. tak perlu menunggu lama untuk membiarkan krystal tertidur pulas. Myeongsu kemudian mengangkat tubuh Krystal menuju kamar utamanya. Dia tidak mungkin tega membiarkan Krystal tidur di sofa saat dia meninggalkannya.

Ya, Myeongsu harus meninggalkan Krystal. ada pekerjaan yang menunggunya.

Myeongsu mendorong pintu kamar Krystal dengan punggungnya dan kemudian dia berjalan menuju tempat tidur, dan meletakkan Krystal diatasnya. Menyelimutinya dengan selimut tebal warna biru tua. Myeongsu baru menyadari apartemen itu didominasi warna yang sama, bahkan setelah berkali-kali datang ke apartemen Krystal dia justru baru menyadari satu warna dominan itu. Biru tua.

“Warna kesukaannya seperti warna kesukaan laki-laki.” Ujar Myeongsu pelan, seperti bicara pada dirinya sendiri. Dia tertawa kecil kemudian menyingkirkan rambut-rambut bandel yang menutupi wajah Krystal. didaratkannya sebuah kecupan hangat yang sangat brotherly. “Sleep tight my crybaby.” Kemudian Myeongsu beranjak. Namun matanya menangkap sesuatu. Kepalanya menoleh dan kemudian menatap sebuah bingkai dengan tanda bunga matahari di sudut kanan atasnya. Ada pita warna hitam dengan dua garis putih, tanda berkabung.