20 Juni 2017

Chorong mengamit lengan Suho, gerakan lembut yang membuat Suho menoleh dan tersenyum. Suho tahu didalam hati Chorong sebenarnya dia sedang dalam fase insecure. Keputusan mereka berdua untuk kembali ke Seoul dalam beberapa waktu pasti meningglkan pemikiran dikepala Chorong, terutama bagian Krystal. Suho melepas lengan Chorong dan kemudian melingkarkan tangannya kearah pinggang Chorong.

“Love, sepertinya kamu makin kurus deh.” Bisik Suho tepat di telinga Chorong. Wajah Chorong langsung bersemu merah menyadair betapa dekatnya bibir Suho dengan telinganya. Dia dapat merasakan darahnya berdesir naik namun sekaligus membuat rasa nyaman direlung hatinya. “Benarkah? Sepertinya tadi malam saat kau menjadikanku guling kau bilang badanku makin gemuk deh.” Balas Chorong.

Suho tertawa kemudian mencubit pipi kanan Chorong dengan lembut. “Benar. Semalam kau sangat ‘empuk’, sekarang kau kurus.” Wajah Chorong kembali memerah karena malu. “Hei, can you make your voice lower? Everyone seeing us weird-couple you know.” Suho malah tertawa dan kemudian meninggalkan kecupan di sisi kanan kepala Chorong.

“Aku tak peduli, karena kau milikku bukan?” Chorong kemudian memeluk Suho sembari menganggukkan kepalanya, “All is yours, oppa.”

……

22 Juni 2017

“Chorongie onnieeeeee….” Teriak Krystal begitu melihat sosok Chorong keluar dari mobil hitamnya. Disuusul kemudian nampak Suho dengan setelan pakaian serba hitam berdasi kupu-kupu pink, senyumnya mengembang menatap krystal. Krystal agak tercekat karena rasa bersalah menghinggapinya. “Dear my deer, my Jung soojung.” Balas Chorong sambil menyambut pelukan Krystal.

“Kau sehat?” tanya Chorong, Krystal mengangguk, “Luar biasa. Tak pernah sesehat ini.” Chorong mengernyit dengan perubahan ekspresi Krystal. “Ataukah aku yang tak mengenalmu dengan baik, Krystal?” Batin Chorong.

“Ada apa?” tanya Chorong. “Aniya. Tidak ada apa-apa.” Krystal menggeleng kemudian beralih dari pelukan Chorong ke arah Suho, memeluknya singkat. “Bagaimana kabarmu oppa?” tanya Krystal. Suho tersenyum dan membelai puncak kepala Krystal. “Luar biasa baik juga. Aku senang kau begitu bersemangat.”

Krystal tersenyum, “Gurae?? Anyway, I hear it. That you both will get married next week. That’s why you both comeback to Seoul after 3 years.” Seloroh Krystal. Suho tertawa, dan kemudian menarik tubuh Chorong mendekat kearahnya, “See, Love. Kau tak perlu khawatir dia jadi menyukaiku setelah sekian lama aku pergi. Dia terlihat sangat bahagia kita bersama-sama.” Chorong tersenyum dan mengangguk.

“Aigoo, oppa. Aku kan hanya melakukan apa yang kau minta di email.” Goda Krystal sambil masuk kedalam meninggalkan pasangan itu. Chorong menatap wajah Suho yang tersenyum kikuk seperti tertangkap basah. “Mau menjelaskan padaku Junmyeon?”

Suho meneguk ludahnya, “Engg, Love. Sejujurnya aku dan Krystal bertukar email sejak setahun terakhir. Setelah aku memastikan hatiku dan segenap jiwa-ragaku tak lagi bergantung pada Krystal. sejak aku yakin untuk menjadikanmu sisa hidupku. Mian.” Ujar Suho. Chorong awalnya terkejut namun perlahan hatinya menghangat. “Apakah itu di hari setelah kau melamarku di menara Eiffel itu?” tanya Chorong.

Suho mengangguk. “Benar. Tepat malam itu. Saking bahagianya aku saat kau menerima lamaranku, aku menghubungi Chinen dan Krystal. menceritakan perasaanku yang begitu bahagia. Dimana malam itu juga aku meninggalkanmu yang tertidur pulas dikamar kita untuk pertama kalinya.” Chorong bersemu kemudian memeluk pinggang Suho.

Suho benar, tepat setahun yang lalu tanggal 21 Juni 2016, adalah malam dimana Suho melamarnya diatas puncak Eiffel, dan sekaligus malam pertama mereka menghabiskan waktu berdua dikamar Suho. Bercerita satu sama lain, bertukar pikiran dan banyak hal. Malam terindah karena mulai hari itu mereka tinggal sekamar. Karena meskipun dua tahun sebelumnya mereka tinggal bersama dibawah atap yang sama, mereka selalu mengatur agar mereka tinggal dikamar masing-masing. Tapi malam itu mereka memulai babak baru kehidupan mereka.

……

2 Juli 2017

Krystal membawa kotak-kotak warna merah untuk masuk kedalam salah satu ruangan. Bruk!!! Krystal terjatuh kebelakang dimana tumpukan kotak merahnya berserakan, membuat gaun warna pink pucat dan sepatu warna emas didalamnya berantakan keluar. Krystal segera merapihkan barang-barangnya dan dia melirik orang yang menabraknya. Matanya terbelalak saat menyadari siapa yang dia tabrak.

“Kau!! Kau suka sekali menabrak orang!” seru orang didepannya. Krystal segera bangkit dan mendorong tubuh orang itu dengan kedua tangannya. “Kau yang bodoh, menabrakku. Sudah jelas-jelas aku kerepotan membawa kotak-kotak ini.” Balas Krystal sengit. “Stupid.” Tambah Krystal. Mata Pria yang tak lain adalah Myeongsu langsung membulat. “Hei. Jadi salahku kalau kau membawa barang sebanyak itu?”

“Ishh, sial sekali bertemu denganmu.” ujar Krystal sambil mencoba masuk kedalam ruangan yang dia tuju, “Hei… kau sa..” kalimat Myeongsu terpotong dengan jeritan krystal.  “Argghhhhh!!!” Krystal membalikkan badannya dengan instan bersamaan dengan seseorang pria (yang bertelanjang dada dan menggunakan handuk saja) yang tadinya hendak masuk kedalam kamar mandi.

Krystal segera keluar lalu nampak Suho yang mengenakan tuxedo warna putih keluar dari ruangan didepannya dengan tergopoh-gopoh, “Krystal, aku mendengarkan teriakanmu. Kau baik-baik saja?” tanya Suho. Krystal mengangguk, “Aku kira ruangan oppa dan onnie didepan.”

Suho tersneyum, “Mian, aku lupa bilang kalau ruangan kami ditukar untuk ruangan yang lebih besar. Kau baik-baik saja kan?” tanya SUho. Krystal mengangguk kembali.

“Soojung-ssi…” panggil Myeongsu. Krystal menoleh dan menatap mata Myeongsu dengan galak, “Kenapa???” tanya Krystal dengan nada ketus dan galak. Suho mengernyit berbeda dengan Myeongsu yang malah tersenyum simpul. “Aniya, tadi kau masuk ke kamar temanku.” Wajah Krystal kontan memerah, “I don’t care.” Umpatnya sambil berjalan masuk kedalam kamar yang menjadi ruangan ganti Suho dan Chorong.

Suho mengikuti Krystal setelah sebelumnya membungkuk pada Myeongsu sekilas. Krystal kemudian meletakkan barang bawaannya dan merapihkan gaun pink pucat  dengan menggantungnya. “Yeppojiiii… cantik sekali.” Seru Chorong yang baru keluar kamar mandi. Rambut basah Chorong masih menyisakan tetesan air, menandakan dia belum sempat mengeringkannya. “Gaun cantik untuk perempuan cantik.” Bisik Suho yang tiba-tiba sudah berdiri disamping Chorong.

Wajah Chorong memerah namun segera menepis tangan Suho yang melingkar dipinggangnya. “Aishhh.. kalian berdua ini. Anyway oppa, kenapa kau masih disini? Harusnya kau pindah di hotel lain kan?” tanya Krystal. Suho menggaruk kepalanya, nyengir, “Mian. Aku hanya tak bisa melepaskan Chorong. Takut dia berubah pikiran.” Chorong tergelak kemudian mencubit pipi Suho. “Aish, kalian membuatku iri. Onnie aku pergi dulu ya. Annyeong. Besok jam 6 pagi aku dengan Sica dan Tiffy onnie akan kemari, eoh.” Ujar Krystal.

Dia langsung berjalan meninggalkan kamar hotel Chorong menuju kamarnya yang berbeda hotel. Sengaja dia dan Jessica juga Tiffany tidak menyewa kamar hotel karena keluarga mereka memiliki villa dekat hotel. Krystal menyetujui usul Jessica dan Tiffany untuk menjadi part-timer dalam mengorganisir pernikahan Chorong yang ternyata sudah direncanakan sejak setahun lalu. Dan hari ini dia bertugas mengantarkan pakaian dan sepatu Chorong.

Krystal keluar hotel yang cukup mewah. Menghirup udara Jeju yang begitu hangat dan menenangkannya. Krystal tersenyum, “Hey stupid. How is heaven? Can you seeing me now? Aku menghirup udara Jeju.” Bisik Krystal pada hatinya. Matanya terpejam. Lalu perlahan terbuka. “Ohh Kkamjagi. Kau mengangetkanku.” Seru Krystal disusul dengan suara tawa seorang laki-laki.

Krystal memberengut, “Dari sekian banyak tempat di Korea kenapa coba aku bertemu dengan lelaki menyebalkan bernama Myeongsu di Jeju  huh?” batin Krystal. “Wae??? Kau mau apa?” tanya Krystal. Myeongsu tertawa terpingkal sambil memegang perutnya. “Aniya. Hanya saja kau lucu sekali. Dan hei sepertinya kita berjodoh. Bisa ketemu kembali seperti ini.” Krystal memilih mengabaikan Myeongsu dan meninggalkannya.

“Hey… Jung Soojung!!!” Krystal menoleh, “Jangan memanggilku!” kata Krystal sebelum benar-benar menghilang. Myeongsu tertawa, “Dia imut sekali kalau marah.”

……

Myeongsu kembali kedalam kamar hotel untuk menemukan seseorang yang berpakaian jas warna biru tua dimana didalamnya dia mengenakan kemeja warna biru muda dipadu dengan celana khaki dan sepatu loafer dengan warna senada. “Kwon sajang, maafkan tadi seorang perempuan tak sengaja melihat anda sedang masuk kedalam kamar mandi.”

Seorang pria yang dipanggil Kwon itu tersenyum, “Gawenchana. Aku sempat menutup pintu tadi. Hanya saja suaranya mirip seseorang yang aku kenal. Apakah kau mengenal perempuan itu? Aku mendengarnya dia marah padamu.”

Myeongsu tersenyum, “Kurang lebih kami baru bertemu sekali. Saat dia menabrakkan mobilnya ke mobilku.”