PART 3
YOUR GUARDIAN ANGELSuho menatap bayangan Krystal dan Minhyuk dari kejauhan, mereka tengah makan disebuah restoran, keduanya tersenyum tampak bahagia. Perlahan luka yang beberapa hari lalu Suho lihat kemarin, berangsur-angsur pulih begitu saja. “Harusnya aku senang bukan? Tapi kenapa mataku memanas dan hatiku yang terluka?” Suho berkata lebih kepada dirinya sendiri. Diteguknya dengan cepat Americano yang mulai dingin ditangannya lalu dibuangnya gelas karton itu ketempat sampah pertama yang dia lihat.
Suho menekan beberapa angka dipanel ponselnya, “Sekertaris Mun, bisa atur pertemuan dengan CEO Kang secepatnya?” begitu mendapatkan jawaban yang dibutuhkan, Suho meletakkan kembali ponselnya kedalam sakunya. Kemudian masuk kembali kedalam mobil biru metaliknya. Dikemudikannya Maserati biru itu dengan segera, entah kenapa dia begitu merasa sangat kesal dan tentu saja, cemburu.
***
7 Oktober 2013
Senin pagi, Minhyuk sudah rapih dengan setelah jas hitam dan kemeja biru muda serta dasi garis hitam biru yang serasi digunakan. Minhyuk tersenyum membaca kartu ucapan dari Krystal yang menyertai satu stel pakaian yang berpindah dari lemari pakaiannya ke tubuhnya pagi ini.
Oppa… Semangat untuk meeting hari ini. Kudoakan semoga merger dengan KIM CORP lancar. Nanti malam kita bertemu kan? Kutunggu jam 7 malam di restoran favorit kita ~ Krystal
Krystal begitu semangat mempersiapkan pakaian untuknya hari ini. Bahkan menyiapkan segelas coklat panas dan roti panggang isi turkey-bacon tentunya dengan saus keju kesukaannya, Krystal selalu hafal kesukaan dan kebiasaan Minhyuk.
Sejak memutuskan untuk pindah ke Seoul, Minhyuk memang mengajak Krystal tinggal bersama diapartemen miliknya. Tapi Krystal terus menerus menolak. Kecuali tadi malam, saat dia tau Minhyuk tengah demam tinggi akibat kehujanan setelah mengantar Krystal dihari sebelumnya untuk berkeliling di seputaran gunung Gwanak mencari muridnya yang kabur, Krystal menjadi merasa bersalah dan memutuskan untuk menginap dan menyiapkan segalanya untuk Minhyuk.
“Seandainya sejak awal aku berani mencintaimu.” Ujar Minhyuk sambil minum coklat panas buatan Krystal. Ingatannya telempar kembali ke 21 tahun lalu, saat mereka masih sama-sama tinggal dipanti asuhan.
***
(flashback)
“Namaku Minhyuk. Kamu siapa?” ujar anak laki-laki berusia 9 tahun itu menjulurkan tangannya beserta beberapa butir permen. Anak perempuan yang menangis itu berhenti lalu menatap curiga kearah anak laki-laki yang bernama Minhyuk. Tubuh anak perempuan itu bergerak mundur karena takut.
“Jangan takut. Aku temanmu. Ini permen untukmu. Namamu siapa?” ujar anak laki-laki itu. Anak perempuan itu mengusap air matanya.
“Aku bukan anak yatim piatu. Aku punya ibu. Aku punya ibu.” Teriak anak perempuan itu. Lalu tangisnya pecah kembali. Anak laki-laki itu tampak bingung, tapi kemudian dengan yakin dia bergerak memeluk anak perempuan itu. Anak perempuan yang kira-kira berusia 6 tahun itu makin menangis panik, dia merasa kehilangan segalanya.
***
“Soojung. Namamu bagus. Margamu Jung ya? Aku akan membantumu mencari ibumu. Kita pasti bisa menemukannya. Kau tak perlu khawatir.” Ujar Minhyuk kecil sambil terus menggenggam tangan Soojung kecil. Soojung mengangguk lemah. Matanya masih bengkak dan memerah karena bekas menangis.
“Minhyuk oppa. Margamu apa? Nanti kalau sudah bertemu ibuku, aku akan membantumu mencari keluargamu.” Ujar Soojung kecil. Minhyuk tersenyum, lalu melepas genggamannya dan meraih kalung dilehernya.
“Katanya margaku Kang. Dari kalung ini terdapat ukiran nama KANG. Mungkin namaku Kang Minhyuk, tapi aku tidak tahu pasti.” Ujar Minhyuk kecil. Soojung menatap kalung yang melingkar dileher Minhyuk. Kemudian perlahan dia mengeluarkan kalung dilehernya sendiri. “Aku punya kalung crystal disini. Ibuku memberikannya untukku. Tepat saat ulang tahunku kemarin, sebelum aku kehilangan ibu.” Ujar Soojung.
Minhyuk tersenyum kemudian menghapus air mata Soojung sekali lagi, “Sekarang namamu Krystal. Supaya kau bisa cemerlang seperti crystal itu. Arraso?” ujar Minhyuk. Soojung tersenyum lalu mengangguk. “Kau akan menjadi oppaku kan Minhyuk Oppa?” Tanya Soojung. Minhyuk mengangguk.
***
“Soojung, ibumu menitipkan kamu disini karena ada urusan. Kau harus bersedia menunggunya disini.” Ujar ibu kepala asrama. Soojung kecil menundukkan kepalanya. Usahanya untuk kesekian kalinya bertanya dimana ibunya tidak membuahkan hasil. Sudah setahun dia menunggu di panti asuhan itu. Tapi ibunya tak kunjung menjemput.
Tok tok tok!!
Terdengar suara ketukan, ibu kepala kemudian meninggalkan Soojung yang menunduk lesu. “Omona… Presidan Kang.” Ujar ibu kepala kaget. Soojung mengangkat kepalanya. Dia menatap pria paruh baya yang juga tersenyum kearahnya. “Marganya Kang.” Batin Soojung. Kemudian dia merasakan sesuatu. “Tidak, Minhyuk oppa tidak boleh pergi.” Ujar hatinya begemuruh. Seketika dia berlari mencari Minhyuk.
***
“Oppa berjanji akan tinggal bersamaku, oppa akan menemaniku menemukan ibu. Oppa bohong!” teriak Soojung kecil. MInhyuk kecil kehilangan kalimatnya. Lalu sebuah telapak tangan menggenggam bahu Minhyuk. Wajah ramah pria paruh baya itu tersenyum kearah Soojung.
“Kakek tidak ingin memisahkan kalian. Kakek hanya ingin mengembalikan cucu kakek ke keluarga kami. Tentu saja Soojung boleh berkunjung dan kalau Soojung mau atau, Soojung bisa ikut kami ke Seoul.” Ujar kakek Kang pada Soojung. Minhyuk tersenyum sumringah.
“Benar. Kau bisa ikut kami.” Ujar Minhyuk menghibur Soojung. Tapi Soojung kecil menggeleng. “Aku harus menunggu ibu disini. Ibu akan datang menjemputku.” Ujar Soojung. Minhyuk menghela nafasnya, kemudian sepasang lengannya memeluk gadis tujuh tahun didepannya.
“Kalau begitu aku akan mengunjungimu sesering yang aku bisa.” Ujar Minhyuk.
Comments