PART 33

YOUR GUARDIAN ANGEL

28 Maret 2014

“Apa kabar Krystal? bagaimana tidurmu? Apakah mulai kembali normal?” sapa Luna begitu Krystal masuk kedalam ruangan terapinya. Krystal tersenyum. “Gomawo onnie. Setidaknya sekarang aku sudah bisa terlelap dan tak bermimpi aneh-aneh lagi.” Luna tersenyum kemudian mencatat beberapa kalimat dalam buku progress Krystal. namun selesai menulis, Luna menangkap pandangan Krystal yang nampak kosong.

“Krystal? Apa ada yang mengganjal pikiranmu?” tanya Luna. Krystal mengangkat kepalanya. Dia terdiam.

“Apa kau merasakan sesuatu?” Luna berinisiatif memancing. Krystal tersenyum lemah, “Haruskah aku merasakan sesuatu?”

Luna menyunggingkan senyumnya yang manis, “Harapan? Khawatir? Takut? Marah? Curiga? Penasaran?” Krystal tergelak, “Semuanya. Aku merasakan semuanya onnie. Bagaimana menurutmu?” Luna mencatatat sekali lagi, kemudian menujukkan catatannya pada Krystal.

“Look, kau sudah memiliki variasi perasaan baru. bagaimana kau mendeskripsikan harapan?” tanya Luna. Krystal diam sejenak.

“Ada suatu masa, ketika aku menunggu dan menunggu. Meskipun aku tidak yakin dia akan datang menemuiku kembali, tapi aku tetap menunggu dia datang. Lalu memberikanku sebutir atau dua butir permen. Lalu kami akan bercerita bersama. Menunggu seperti ini apakah namanya harapan?”

Luna tersenyum dan mengangguk, “Bingo. Itu namanya harapan. Setiap manusia memiliki harapan terhadap apa yang diinginkannya. Dalam kasusmu kau mengharapkan dia datang dan memberikanmu permen lalu kalian akan saling bercerita, berbagi mulai dari hal terkecil dan remeh sekalipun menjadi membicarakan hal yang paling penting.”

Krystal terdiam. Air matanya perlahan leleh. Luna menangkap itu dan mengulurkan sekotak tisu padanya. Krystal mengambilnya dan kemudian dia mengusap habis air matanya. “Kau tahu Luna, ada suatu ketika dulu sekali saat dia datang menemuiku kami pernah memainkan satu permainan. Permainan yang membuktikan kami saling tahu satu sama lain. Permainan terbodoh yang paling aku ingat.”

Luna tersenyum, “Permainan apa? Boleh aku tahu?” tanyanya. Krystal mengangguk. “Usia kami mungkin tak lebih dari 12 dan 14 tahun saat itu…”

 

(flashback)

“Uri Krystal. Kau menungguku?” ujar Minhyuk sambil meninggalkan kecupan dipipi Krytsal yang pucat. Krystal menarik earphonnya dan memukul Minhyuk begitu keras. “Kau terlambat Kang Minhyuk! Aku kan jadi harus mengerjakan PRku sendiri.” Minhyuk terkekeh. Kemudian Krystal berbalik dan meninggalkan Minhyuk. Meninggalkan gereja kecil di seberang panti asuhan mereka. Meninggalkan tempat pertemuan mereka.

Begitu Krystal mencapai seberang jalan. Minhyuk memanggil nama Krystal, “Jung Soojung! Stop!” dan tanpa sadar krystal menghentikan langkahnya. Minhyuk tersenyum, dia tahu Krystal akan menurut padanya. “Berbalik.” Meskipun ogah-ogahan Krystal melakukan apa yang Minhyuk minta. Senyum Minhyuk mengembang lebar, membuat segenap relung dada Krystal menghangat. Tak peduli salju turun sore ini.

“Aku punya sebuah permainan. Aku dan kau akan menyebutkan fakta satu sama lain. Aku menyebutkan punyamu dan kau menyebutkan punyaku. Setiap fakta yang disebutkan sesuai dengan kondisi aslinya, maka yang ditebak harus maju 3 langkah kalau salah menyebutkan berarti yang menyebutkan harus maju 3 langkah. Kita hanya punya satu menit sebelum lampu menyala hijau. Apapun yang terjadi haruslah terjadi bukan?” teriak Minhyuk.

Krystal tersenyum. Dia tahu dengan pasti Minhyuk ingin membuatnya mendekat padanya. Tapi dengan cara yang sangat unik. “Arraso. 15 detik lagi oppa.” Minhyuk mengacungkan jempol. “Lady first!”

Krystal tersenyum, “Kang Minhyuk pabo.” Tepat setelah mengatakan itu lampu berganti menjadi merah, Minhyuk tersenyum dan berjalan 3 langkah kedepan.

“Jung Soojung suka permen.” Krystal maju 3 langkah.

“Kang Minhyuk jago main drum.” Minhyuk maju 3 langkah lagi dengan tersenyum. 3 langkah lagi hingga mencapai tengah jalan.

“Jung Soojung pandai bernyanyi.” Krystal melangkahkan kakinya 3 langkah ke depan.

“Kang Minhyuk selalu memakai earphone saat tidur.” Minhyuk melangkah 3 langkah dan tepat mencapai tengah jalan.

“Jung Soojung menyukaiku.” Krystal hampir melangkah tanpa ragu. Tapi dia tercekat. Ini jelas-jelas sebuah Jebakan dari Minhyuk untuknya. 10 detik lagi lampu akan berganti menjadi hijau, dan jalan raya dua arah itu akan segera dipenuhi mobil. Minhyuk menarik nafasnya. Jadi tebakannya salah, kan? Krystal tak menyukainya.

Minhyuk maju 3 langkah ke depan tepat disaat Krystal memutuskan untuk maju. Langkah Minhyuk membuat Krystal tercekat. Jadi benar kan kalau Minhyuk hanya menggodanya. Hubungan mereka hanyalah kakak beradik.

Begitu mencapai krystal, Minhyuk menarik Krystal dalam pelukannya. “Babo. Kang Minhyuk oppa babo. You are the stupidest boy that I know.” Bisik Krystal disela pelukan Minhyuk. Air mata Krystal perlahan menyelip. Tapi Minhyuk tak akan merasakannya karena dadanya dibalut jaket wol tebal.

Minhyuk tertawa mendengar kalimat Krystal. kakinya membimbing tubuh Krystal untuk mundur 3 langkah. Membawa mereka ditengah jalanan yang kini menjadi ramai karena lalu lalang mobil. Mereka harus menunggu 5 menit lagi sebelum lampu kembali berganti.

“Kenapa kau tak berbohong saja huh? Berbohong untuk menyukaiku.” Bisik Minhyuk sambil membelai lembut punggung Krystal. menyembunyikan degub jantungnya yang keras saat Krystal dalam pelukannya. Menyembunyikan fakta betapa dia kecewa karena Krystal tak merasakan hal yang sama dengannya.

“Mana mungkin aku berbohong padamu, babo.” Balas Krystal. menahan suaranya agar tak terdengar seperti isakan. Menyembunyikan hatinya yang patah berkeping. Menerima kenyataan bahwa selamanya mereka akan seperti ini. Menjaga satu sama lain karena hubungan keluarga. Hubungan yang lebih kekali

(flashback end)

 

“Apa kau menyesal karena tak melangkah maju padanya?” tanya Luna setelah Krystal mengakhiri ceritanya. Krystal tak perlu menyeka air matanya. Karena tak ada air mata yang keluar kali ini. Kepalanya menggeleng lemah. “Tidak pernah Luna, karena aku pernah memiliki kesempatan menyatakan perasaanku lebih indah daripada permainan bodoh itu.”

Luna tersenyum kemudian meninggalkan catatan dibuku merah bertuliskan nama Krystal. “See you next week Krystal. senang berbagi denganmu.” Krystal mengangguk dan kemudian merapihkan barang bawannya. Seperti teringat sesuatu Luna kemudian mengulurkan sebuah buku. “Maukah kau mencatat apa yang kau lakukan satu minggu kedepan? Seperti membuat jurnal. Jadi kita punya bahan obrolan minggu depan.”

Krystal menatap buku bergambar menara Eiffel itu, senyumnya tersungging lebih cerah dibanding satu minggu yang lalu. “Sure. I don’t mind.”

……

 

4 April 2014

“Bagaimana perasaanmu, Krystal?” tanya Luna sambil membuka halaman pertama buku yang dibawa Krystal. tertulis disana dengan rapih :

Aku khawatir suatu saat nanti aku melupakanmu dan tak mencintaimu lagi.

Luna menatap wajah Krystal bergantian dengan tulisan dibukunya. Jelas-jelas dari 4 halaman yang ada semuanya hanya tertulis dengan kalimat yang sama. “Kau merasa khawatir? Kenapa?” tanya Luna akhirnya. Krystal mengalihkan pandangannya dari tangan kirinya yang tersemat sebuah cincin dari Minhyuk.

Krystal menggeleng. “Aku tak tahu. Aku hanya teringat bagaimana Minhyuk oppa menyematkan cincin ini dan bagaimana dia mengirimkan benda-benda pelengkap pernikahan kami. Aku hanya khawatir saat nanti kemampuan mengingatku menghilang, aku jadi melupakannya. Sedangkan aku tak ingin itu terjadi.”

Luna menahan nafasnya. Kalimat yang memilukan, dan Luna pernah menghadapi puluhan kejadian yang sama. Rasa khawatir yang menyusul setelah bernama harapan. “Krystal, bisa kau jelaskan padaku seperti apa tepatnya rasa khawatir itu?” Krystal menggeleng pelan.

Mereka berdua terdiam sampai akhirnya suara tangis Krystal terpecah, “Luna, aku mencintainya. Sangat dan aku khawatir menggantikan dia dengan perasaan ataupun orang yang lain. Aku hanya tak ingin itu terjadi.” Luna menggeser duduknya yang semula berhadapan dengan krystal, kini berpindah pada sebelah Krystal. memeluknya dengan hangat.

“Apa yang menganggumu? Apa ada memori tentang kalian tentang itu?” Krystal mengangguk.

 

(flashback)

“Soojungieeeee…” panggil Minhyuk kecil sambil berlari membawa dua lollipop besar. Soojung kecil yang tengah duduk menghadap Tuhan dan berdoa, berbalik dan menemukan Minhyuk berlari masuk dari pintu besar gereja. “O, oppa! Minhyuk oppa datang!” teriak Soojung kecil kegirangan. Dia melompat-lompat dengan gembira. Lalu Minhyuk yang sudah dekat dengannya ikut melompat-lompat bersamanya.

Setelah mereka kelelahan barulah mereka berhenti melompat. MInhyuk mengulurkan permen lollipop besar rasa mangga untuk Soojung dan ditangannya tersisa rasa jeruk ditangan kirinya. Masih dengan nafas yang terengah-engah, Minhyuk kearah Soojung yang tersenyum lebar padanya.

“Kau”… Minhyuk mencium pipi kanan Soojung… “Apa” …Minhyuk mencium pipi kiri Soojung… “kabar?” Akhirnya Minhyuk mencium kening Soojung. Wajah Soojung yang putih pucat mendadak bersemu merah karena malu.

“Aku baik-baik saja oppa.” Soojung balas menjawab dan menambahkan pelukan singkat pada Minhyuk. “Oppa bagaimana?” Minhyuk tersenyum lebar setelah Soojung melepaskan pelukannya. “Tentu saja aku luar biasa baik. Kalau tidak bagaimana mungkin aku kesini untuk menemuimu.” Soojung mengangguk.

“Terima kasih permennya.” Minhyuk mengangguk. Kemudian keduanya membuka bungkusan permennya dan memakannya dengan lahap. “Soojungie…” panggil Minhyuk.

“Hummm…” Soojung menoleh sambil terus memakan permennya.

“Kau lebih suka apel atau mangga?” Tanya Minhyuk. “Mangga. Karena aku alergi apel.” Minhyuk mengangguk.

“Lebih suka hujan atau salju?” tanya Minhyuk lagi. “Hujan. Karena hujan bisa menyembunyikan aku saat menangis.”

“Lebih suka pantai atau gunung?” tanya Minhyuk sekali lagi. Soojung menoleh kemudian menarik hidung Minhyuk, “Oppa sedang bermain kuis denganku?” tanyanya. Minhyuk terkekeh kemudian menggelengkan kepalanya. “Aniya, aku hanya penasaran denganmu. kau harus menjawabnya dengan jujur.” Mulut Soojung membulat tanda mengerti, “Ooo”

Lalu matanya membelalak terbuka, “Tapi aku boleh bertanya juga kan?” tanya Soojung. Minhyuk mengangguk sembari mengulurkan sebelah lengannya memeluk Soojung. “O, tentu saja boleh.” Jawab Minhyuk.

“Jadi, kau lebih suka pantai atau gunung?”

Soojung terdiam, “Pantai. Karena aku tak suka kelelahan mendaki. Giliranku. Oppa lebih suka jeruk atau aku?”

Minhyuk terkekeh, “Kau. Karena jeruk tak bisa dipeluk.” Soojung tertawa. “Lebih suka main ayunan atau main ular tangga?”

“Ayunan. Oppa lebih suka makan nasi atau ramen?”

“Nasi. Kau lebih suka makan sayuran atau daging?”

“Daging. Oppa lebih suka bibimbap atau ddokpokki?”

“Bibimbab. Kau lebih suka berlari atau dipeluk?”

“Dipeluk. Oppa lebih suka kodok atau lebah?”

“Kodok. Kau lebih suka aku atau mentimun?”

“Eyyyy oppa curang!!!” teriak Soojung sambil kemudian memukul bahu Minhyuk. Minhyuk tergelak dan terus menghindari pukulan Soojung. Mereka berkejaran dan terus tertawa bersama.

(flashback end)

 

“Aku takut Luna. Aku takut melupakan semua yang aku ketahui tentang dia. Dia yang suka jeruk, suka makan nasi, lebih suka bibimbab dan sayuran. Selalu suka memakai warna biru. Suka bermain drum. Suka menyanyi menggodaku, suka memelukku. Dan semua yang dia sukai yang aku tahu. Aku takut melupakan dia hanya karena dia tak terlihat mataku. aku… aku… aku… hanya tak ingin menghapusnya.” Ujar Krystal terisak.

Luna mengulurkan boks tissue pada Krystal, “Aku bisa memahami meskipun aku tak bisa merasakan yang kau rasakan. Kepergian seseorang dan karena kita tidak melihat mereka bukan berarti mereka harus dihapus menurutku. Bukankah mereka akan jadi lebih dekat jika kita mengingatnya? Tapi bukankah mereka juga tak ingin kita terus termangu dan terjebak dalam hantu memori di sudut pikir kita? Bukankah kalau kita terus menerus bersedih karena ini mereka disana akan juga ikut sedih?

Look Krystal, esensi dari setiap minggu kita berbagi dan aku memintamu berbagi denganku lewat tulisan atau cerita-ceritamu adalah bukan untuk melupakan dia yang sudah pergi. Bukan juga untuk menghapusnya. Aku tak ingin kau melukai dirimu dengan memaksamu melupakannya. Tapi aku hanya ingin kau berbagi denganku lalu kita bisa menemukan cara untuk menyimpan semua memori itu, menjadikannya menjadi gugusan Kristal-kristal yang nantinya saat kita perlukan dapat kita panggil kembali untuk kita ingat. Namanya kenangan.

Kita mengenang dia (mereka). Membuat kita tersenyum lagi dengan semua memori itu. Tapi bukan tinggal didalamnya. Masa lalu adalah hal yang terjauh dari hidup kita. Belum ada yang menemukan pemecahan untuk mengembalikan kita pada masa lalu. Seberapapun kita menyesal dan terluka karena penyesalan itu tetaplah masa lalu tak akan kembali.

Yang kulihat darimu selama ini Krystal, kau terluka karena penyesalan. Berandai-andai dengan pemikiran ‘seandainya aku tak memintanya’ ‘seandainya dia tidak pergi’ ‘seandainya aku mengalah’ semua itu kau ulang-ulang dan akhirnya merekonstruksi bayangan dan ingatan palsu tentang pernikahan kalian. Tidak pernah ada pernikahan itu Krystal dan itu adalah fakta dari masa lalu. Dia sudah pergi sebelum pernikahan terjadi.

Dan tugasku disini adalah membantumu keluar dari masa lalu. Membiarkanmu menghadapi misteri masa depan yang tak juga aku tahu. Aku bukannya mau sok tahu tentang kehidupanmu dengannya. Dan bukan maksud menggurui, tapi menurutku jika kau terus terjebak disana kau akan lenyap dan perlahan kau akan melukai lebih banyak orang. Bukan hanya dirimu.

Dia akan terluka, kakakmu akan terluka, ayahmu akan terluka, dan begitupun denganku. Aku akan terluka. Sahabatku yang baru membuatku terluka karena dia tak lepas dari masa lalunya. Krys, dengarkan, kau punya kehidupan yang harus kau jalani. Dan aku akan disini menemanimu. Setiap minggu kau boleh terus kesini. Jika setelah hari ini kau tak mau menemuiku lagi aku tak masalah. Tapi jangan lupakan yang aku sarankan.

Dengarkan music klasik yang aku berikan, lupakan dan hilangkan ingatan palsu tentang pernikahan kalian. Lalu ingatlah aku tak pernah memaksamu menghapus dia. Aku tak pernah membuatmu untuk melupakan Kang Minhyuk.” Tubuh Krystal mendadak lemas saat nama Minhyuk disebut Luna diakhir kalimat panjangnya. Air mata Krystal semakin deras bergulir kepipinya yang pucat.

“Tak pernah luna, aku tak pernah ingin melupakannya. Aku ingin terus mencintainya.” Bisik Krystal.

“Kenangan akan menguatkan Harapan dan menghilangkan Kekhawatiran. Kau bisa Krystal.” uajr Luna, Krystal mengangguk kembali menyeka air matanya.

“Kuaharap diluar hujan Krystal, supaya mereka dapat menyembunyikan tangismu.”

Luna tersenyum. “Dejar la lluvia lavar lejos mi dolor. Biarkan hujan menghapus tangisku.”

 

===================================================================================================================

 

Hi yang sabar menunggu dan selalu membaca ceritaku,

Terima kasih sekali lagi untuk kesabarannya. Maaf kemarin benar-benar tidak sempat untuk memposting part 33.
Semoga part ini menjelaskan beberapa pertanyaan.

^^
 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
mayafp #1
Chapter 42: Satu kata untukmu author.. DAEBAK. Fanfic b.ind faforitku, shipper faforitku.. HYUKSTAL..
maidale #2
Chapter 43: Woww.. keren banget thor, awalnya males baca pas liat bagian awal bukan hyukstal.. tpl liat komen2 pada bilang akhirnya hyukstal bersatuu, akhirnya baca jg.. dan luar biasa ceritanyaa.. endingnya bikin penasaran.. kaya kode bakal ada lanjutan nyaa hahahaa..
Makasii thor buat karyanyaa
LadyNoel #3
Chapter 43: itu emailnya serem amat...dan myungsoo sama amber???? what??? Suzy aja....wkwkwk
eh aku rada bingung hubungan jiyeon tadi sama chorong??
btw apa mo ada series kedua yang ngelanjutin ancaman berikutnya?
yenzbeatbox #4
Chapter 43: Thor ituu msh ad lanjutan y? Mksdny ff baruu..itu7 hbz emqil trkhr serrm
LadyNoel #5
Chapter 42: dan myungsoo?? udah figur dia sampe di sini aja^^ kasian....^^
tapi akhirnya selesai juga ff ini....^^ ff ini yang paling bikin aku campur aduk dari awal....ampe kadang suka gemes sama authornya mau dibawa kemana si soojung ini^^
dan gomawo dah bikin ini ending sebagai hyukstal^^
hotrianopianti
#6
Chapter 42: akhirnya hyukstal bersatu♥ setelah banyak stal2 yg lainnya muncul-,-
gomawo author({})
sequel pas married life dong thor:*
Saranghaeeeeeeeee~
yenzbeatbox #7
Chapter 42: Wahhh happy ending
Horeeetl
Thor sequel dnk sequel ppeaseeeeeee
LadyNoel #8
Chapter 41: demi Tuhan...aku beneran baca sambil tahan nafas pass bagian Myungsoo bawa Soojung nemuin CEO kwon....kyaakkkk...gak tau ini beneran uri hyukk kan yang nyamar jadi CEO...dan aku emang lebih suka kalo bayangin hubungan Myungsoo sama Soojung kayak gini....muka mereka mirip tapi postur Myungsoo kurang besar buat bersanding sama Soojung yang bohai...
babyjunggg2420 #9
Chapter 41: omg!!!!!!!update soon~~penaasaraan:(
yenzbeatbox #10
Chapter 41: omg!!!
akhirnya akhirnya mereka ktemu

Thor sumpehh d tgu scptny updatenya
please please please