10 Oktober 2013

“Krystal-ssi?” Krystal mengalihkan pandangannya dari buku yang dibacanya kearah seseorang yang memanggilnya. “Eh… Suho-ssi?” panggil Krystal ragu-ragu. Seseorang yang dipanggil Suho itu mengangguk-angguk dan tertawa.

“Apa kabar anda, Krystal-ssi?” sapa Suho ramah. Krystal tersenyum dan menyelipkan helaian rambutnya ketelinganya, “Saya baik-baik saja. Anda kenapa bisa disekitar sini?” Tanya Krystal.

“Memotret.” Ujar Suho singkat sambil mengangkat kamera SLR ditangannya. “Butuh model atau guide?” tawar Krystal sambil tersenyum ramah. Suho nampak terlihat mempertimbangkan, “Boleh. Tentu saja boleh.” Ujar Suho akhirnya. Mereka berdua berjalan menyusuri jalanan setapak menuju 63 building yang terkenal itu. Sesekali Suho mengambil gambar dengan kameranya.

“Jadi jelaskan padaku apa yang kau lakukan disini?” Tanya Suho sambil membidikkan kameranya. Krystal tersenyum, “Aku mengantar muridku mengikuti lomba disekitar sini.” Ujarnya. Suho berpaling memandang Krystal, “Kau guru?” tanyanya tidak percaya. Krystal terkekeh menghadapi ekspresi Suho.

“Ne, aku guru. Tepatnya guru kesenian.” Jawab Krystal mantap. Sambil dijulurkan buku yang tengah dibacanya, judulnya “Pengajaran Olah Vocal Efektif untuk Anak”

Suho menatap takjub pada Krystal dan bukunya. Krystal tersenyum, “Kau sendiri sedang apa disini Suho-ssi? Jangan bilang hanya untuk memotret.” Tanya Krystal. Suho mengulum senyumnya, kemudian memandang gedung 63 building yang terkenal itu. “Well, ini rahasia kita berdua. Aku sedang mengejar gadis yang aku cintai.” Katanya.

Mata Krystal membulat, “Jinjja?? Oooo daebak. Pasti menyenangkan sekali menjadi gadis itu. Lalu dimana dia sekarang?” Tanya Krystal. Suho mengutak-atik kameranya, dia nampak ragu-tagu untuk berbicara. “Ummm… sepertinya gadis itu adalah gadis yang sama dengan yang adikku sukai. Eh, tepatnya, adikku memintaku menjaga gadis itu, dan entahlah, aku menyukai gadis itu perlahan-lahan.”

Krystal menatap tak percaya, lalu kedua tangannya menjulur secara spontan kearah bahu bidang Suho, memeluknya lembut. “Gwaenchana, kalau memang dia jodohmu, dia pasti menyukaimu dan adikmu mungkin bisa merelakannya.” Ujar Krystal tulus.

Suho melepas pelukan itu secepat dia mendapati kesadarannya. Kau benar-benar jatuh cinta padanya Junmyeon? Bukan lagi untuk memenuhi permintaan Jongin kan? Suara hatinya bertanya. Dan delusinya ada Jongin yang menatapnya dari langit sambil tersenyum penuh arti. Jongin-ah, kau membuatku jatuh cinta padanya? Eoh?

“Suho-ssi?” panggil Krystal. Suho menatap gadis didepannya. Lalu beranjak pergi begitu saja. Krystal berusaha memanggilnya namun diabaikan begitu saja. Kau menyukainya Junmyeon, kau jatuh cinta padanya.

***

15 Oktober 2013

Krystal memandangi Lee Howon, murid kesayangannya. Hari ini dia berjanji untuk menemani Howon ke audisi menari hari itu. Howon nampak melambaikan tangan kearahnya, bocah berusia 8 tahun itu pernah mengatakan padanya bahwa ia merasa sendirian dan orang tuanya terlalu sibuk untuk menemaninya menghadiri audisi. Karena itulah Krystal merasa tersentuh dan berjanji akan menemaninya hari ini.

Krystal membidikkan kamera ponselnya kearah Howon yang tengah mengantri dan terlihat sangat bersemangat. Sampai sepasang tangan menutup matanya. “Bagaimana ini? Kau tak pernah memotretku tapi malah memotret murid-muridmu.”

“Oppa….” Ujar Krystal sambil menarik sepasang tangan itu dari matanya, tampak Kang Minhyuk tersenyum kearahnya dari arah belakang tubuhnya. “Aku bawa bakpao ayam kesukaanmu.” Ujar Minhyuk sumringah sambil mengangkat sekantong plastic bakpao. Krystal tampak mengulas senyumnya lalu meraih kantong plastic yang dibawa oleh Minhyuk. Meraih salah satu bakpao dan membaginya menjadi dua bagian. Menyerahkan separuh untuk Minhyuk dan sisanya digigitnya. Minhyuk tersenyum dan menggigit setengah bagian ditangannya, kemudian tangannya yang bebas membelai lembut rambut Krystal.

Tak ada yang lebih indah dari senyumanmu Jung Soojung.

“Jung Saemmmmm…” panggil Howon dari kejauhan. Krystal melambai, “Howon-ah… “ bocah 8 tahun itu berlari menghampirinya. “Bagaimana hasilnya?” tanya Krystal lembut. Howon mengangguk dan memeluk perut Krysta, “Gomapsemnida, Saem. Aku lolos. Yayyy!” teriaknya. Wajah Krystal sempurna cerah dan memeluk balik bahu Howon, “Saem ikut senang. Selamat ya.”

“Baiklah… mari kita rayakan keberhasilan Howon hari ini. Bagaimana kalau makan pizza?” tawar Minhyuk. Krystal mengangguk kemudian merapihkan barang-barang bawaannya dan juga milik Howon. Sedangkan Howon sendiri sekarang sudah bergandengan tangan dengan Minhyuk. Wajah Krystal tersenyum begitu bahagia menatap dua orang yang begitu dekat dengannya.

“Gomawo oppa.”

***

25 Oktober 2013

Suho menatap sekali lagi gadis yang berada dibawah payung berwarna kuning. Hujan deras mendera seluruh kota ini. Begitupun dengan isi hati Suho. Dia merasa dirinya sangat bodoh karena bisa jatuh cinta pada gadis berpayung kuning itu. Padahal ketika pertama kali mendengar permintaan Jongin, dengan berulang kali dia menolak permintaan satu-satunya dari adik semata wayangnya. Baginya adalah permintaan bodoh saat kau meminta saudaramu menjaga orang yang kau cintai. Begitupun Suho, awalnya dia mengabaikan permintaan Jongin.

Dia memilih menyelesaikan misinya sendiri. Membangun perusahaan peninggalan kedua orang tuanya menjadi mendunia. Menjadi jauh lebih sukses dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh Jongin. Dan nyatanya dia berhasil. Selama dua tahun dia membangun semunya. Menyusun balok demi balok kerja sama dan dinastinya sendiri. Sekarang dia memetik hasil dari dua tahun kerja kerasnya.

Namun beberapa bulan yang lalu dia menyadari, ada satu buah misi lain yang disimpannya. Misi berupa permintaan Jongin yang selama ini dia abaikan. Akhirnya perlahan dia mereview ulang misi lain itu. Selama ini dia mengawasi Krystal dari kejauhan. Dari jarak aman yang tepat. Membuat batas baginya sendiri, agar dia tidak terlibat. Dia menekankan pada hatinya bahwa pemintaan Jongin hanyalah untuk menjaga Krystal.

Lalu sekarang, dia merasa teramat bodoh karena melewati batas yang telah dia buat sendiri. Suho menggaruk kepalanya dan kemudian menutup wajahnya dengan frustasi. Bayangan wajah Krystal yang terus menerus tersenyum selama berada didekat Kang Minhyuk menghantuinya. Hatinya mengatakan bahwa dia sedang cemburu. Namun akal pikirannya memperingatkan kalau perasaan yang dimilikinya tidak kekal dan memperingatkannya untuk menghentikan kebodohan hatinya.

Tok tok tok

Suho yang kini sudah kembali ke ruang kerjanya setelah puas menatap gadis berpayung kuning itu, mencoba mengangkat kepalanya, menatap pintunya yang baru diketuk. Pada akhirnya dia harus menghadapi kenyataannya. Dia disini untuk melanjutkan hidupnya dan perusahaan yang sudah diwariskan untuknya. “Masuk.”

Pintu bergeser terbuka, Suho menatap sosok sekretaris Mun, “Sajangnim, sepuluh menit lagi anda harus ke acara peresmian K-Mall dari K-Group. Mobil dan jas anda sudah disiapkan.” Ujar sekretarisnya sambil meletakkan undangan warna putih berhiaskan benang-benang emas. Suho tahu clientnya yang satu ini. “Arra. Aku akan bersiap.” Jawabnya sambil meraih undangan itu.

***

Suho turun dari mobil Maseratti hitamnya. Setelah tuxedo warna gelapnya nampak membuatnya gagah. Rambutnya tersisir rapih dan mengilat. Untunglah personal stylistnya selalu siap saat dibutuhna. Suho merapihkan kembali pakaiannya lalu melangkah masuk kedalama bangunan baru itu. Dia langsung bergerak dikawal beberapa bodyguard menuju Main Hall. Suho tersenyum ke beberapa media yang meliputnya.

“Kim Sajang!” seseorang menyapanya dari arah penerima tamu, Suho melebarkan senyumnya. “Kang sajang.” Ujarnya sambil menyambut uluran tangan seseorang itu.

“Terima kasih sudah datang disela agenda anda.” Ujar seseorang itu.

Suho menggeleng, “Tidak. Sebagai partner kerja tentunya saya harus berada disini. Dan saya kagum dengan anda yang berdiri di bagian depan seperti ini.” Puji Suho tulus. Seseorang itu tersenyum, “Ah jangan begitu. Saya harus melakukannya karena saya baru kembali ke Korea. Saya ingin melihat semu tamu, termasuk anda. Ah iya, mana partner anda?” tanyanya. Suho mengulas senyum dan menggeleng, “Saya sendirian hari ini. Saya belum menemukan seseorang.” Tambahnya.

Wajah seseorang itu mengangguk mengerti, “Maaf kalau begitu.” Suho tersenyum sambil menepuk bahu seseorang didepannya. “Oppa!” suara perempuan begitu antusias memanggil. Bagi Suho maupun seseorang itu menoleh kearah sis umber suara yang tak jauh dari mereka. Seseorang itu tersenyum, “Soojung-ah. Kemarilah.” Jawab seseorang itu yang tak lain adalah Kang Minhyuk. Krystal nampak bersemangat mengampiri Minhyuk. Setengah berlari dia menghampiri Minhyuk. Gaunnya yang berwarna pastel selutut nampak bergoyang kekanan dan kekiri mengikuti gerakan Krystal. “Gomawo Soojung-ah.” Ujar Minhyuk sambil mengecup pipi Krystal.

Pipi Krystal bersemu merah kemudian menyadari siapa orang yang didepan Minhyuk, “Omona. Suho-ssi?” sapa Krystal. Suho tersenyum lalu mengangguk, “Lama tak berjumpa, Krystal-ssi.” Krystal menjabat tangan Suho, membuat Suho menyadari betapa gadis ini anggun dan cerdik dalam berpakaian. Krystal memadukan gaunnya dengan sepatu keds warna senada yang membuatnya terlihat unik namun menawan.

“Ah. Tentu saja kalian saling kenal. Soojung, tentunya Jongin sudah memperkenalkanmu dengan kakaknya.” Ujar Minhyuk sambil memeluk pinggang lebih dekat kearahnya, senyumnya lebar. Wajah Krystal spontan langsung memucat begitu mendengar sebuah nama disebut. Krystal menoleh bergantian kearah Minhyuk dan Suho. “Maksudmu apa Oppa?” tanya Krystal.

Wajah Minhyuk berubah, kini dia tahu dia telah membuat kesalahan besar, Minhyuk menatap wajah Suho yang sama paniknya. “Ah, maaf Suho sajang. Aku pikir… ya ampun. Maaf sekali lagi. Ummm Soojung.. umm mini Kim Suho. Presiden Direktur KIM CORP. kau lupa ya kalau, Jongin dulunya Wakil Presiden Direktur KIM CORP. dan ummm… mereka saudara kandung.” Ujar Minhyuk dengan wajah bingung. Wajah Suho tak berbeda jauh dengan Minhyuk, Suho tak menyangka dia akan memperkenalkan dirinya seperti pada Krystal.

“Aku.. aku seperti orang bodoh. Aku pulang saja ya Oppa.” Ujar Krystal akhirnya. Wajahnya memerah menandakan kalau dia marah. Krystal benar-benar merasa aneh dengan fakta baru ini. Dia hampir melupakan Jongin, tapi saat seperti ini dia benar-benar merasa tak tahu apa yang harus dilakukannya. Krystal berbalik dan meninggalkan Main Hall, berlalu tanpa menoleh kebelakang.