28 September 2011

Krystal mendengarkan baik-baik berita yang disampaikan ketelinganya. Dia memahami satu persatu sebuah fakta. Seketika tubuhnya lemas dan rasanya dia merasa tidak memiliki energy yang cukup kuat untuk menghadapi kenyataan itu. Bahkan rasanya untuk bernafas saja susah. Krystal meninggalkan ponselnya begitu saja di meja riasnya. Kemudian dia berlari keluar rumah secepat yang ia bisa, menemukan taksi yang lewat didepannya dan menghentikannya.

Barulah lima detik kemudian dia merasakan kepanikan luar biasa. Dia tidak membawa ponsel dan dompetnya. Dia berpikir dengan cepat. “Ummm Ahjussi. Bisa kembali kerumah yang tadi? Aku melupakan dompet dan ponselku.” Ujarnya. Untunglah, sopir taksi itu mengerti.

Krystal langsung berlari kekamarnya meraih apapun yang ia rasa ia butuhkan. Kemudian kembali kedalam taksi dengan segera. “Ahjussi..ke Apgujong. Rumah sakit Han.” Ujarnya. Sopir taksi itu hanya mengangguk mengiyakan.

***

Krystal menatap pintu ICU putih berhias kaca didepannya. Dia ragu-ragu membukanya. Saat hendak memutuskan membuka pintu itu justru terbuka sendiri, lalu nampak seorang laki-laki yang tidak dikenalnya. “Maaf… ini tempat kin Jongin?” tanyanya. Laki-laki didepannya menatapnya sebentar lalu mengangguk.

“Masuklah.” Ujar laki-laki itu. Krystal masuk dengan buru-buru, meninggalkan rasa penasaran pada laki-laki itu.

Jadi dialah Jung Soojungmu Jongin? Jadi dialah orang yang harus kujaga? Bagaimana jika aku tidak sanggup memenuhi permintaanmu huh? Isi kepala Suho berkecamuk. Lalu ponselnya berbunyi, sebuah nama tertera ponsel pintarnya.

Kim Taeyeon calling…

“Suho… Kau baik-baik saja?” suara Taeyeon terdengar panik. Suho tersenyum.

“Aku baik-baik saja Kim Taeyeon. Kau?”

“Ya!!! Bagaimana aku bisa-baik-baik saja saat mendengar adikmu meninggal. Kau bagaimana? Kau akan menetap di Seoul?”

“Aku akan menetap disini. Menggantikan posisi Jongin. Selama ini dia sudah cukup menggantikanku memegang perusahaan. Kali ini aku yang harus berada di Seoul.”

“Lalu bagaimana denganku, eoh? Kau meninggalkanku sendirian di Paris? Kau lupa akan mimpimu menjadi sutradara? Kau melupakan janji kita?”

“Mianhae.. Taeyeon. Aku tidak punya pilihan.”

“Kau selalu punya pilihan. Kembali ke Paris menemuiku dan bersamaku melanjutkan mimpi kita. Atau kau menetap di Seoul dan jangan harap bertemu denganku lagi.”

Suho terdiam, pikirannya kembali berkecamuk. Baru beberapa menit yang lalu Jongin pergi, tapi Suho merasa dia sudah kehilangan Jongin sejak lama. Dia kebingungan tanpa Jongin. Hanya dengan Jonginlah dia berbagi selama ini, bahkan dalam memutuskan sesuatu.

“Mianhae Taeyeon. Aku tidak bisa. Aku sudah berjanji pada Jongin untuk menggantikannya. Selama ini dia terlalu baik menggantikanku, sampai tidak sadar kanker darah menggerogotinya pelan-pelan. Aku tidak mungkin kembali.” Ujarnya akhirnya.

Terdengar suara helaan nafas dari ujung teleponnya. “Arraso, aku mengerti. Dan kau juga tahu bahwa aku tidak bisa begitu saja melepaskan keinginanku. Dan aku sudah memulainya, jadi aku harus mengakhirinya. Maafkan aku Kim Junmyeon, aku tidak bisa disisimu. Maaf bertindak egois. Aku tahu kau pasti akan memilih Jongin, hanya saja aku yang terlalu bebal. Selamat tinggal Junmyeon.” Klik. Sambungan telepon terputus.

Suho menghempaskan tubuhnya ke dinding. Rasanya begini patah hati. Dua kali hatinya patah. Satu kehilangan sayapnya, satu lagi dia kemudian kehilangan satu sayapnya yang lain.

***

29 September 2011

Pemakaman Jongin cukup khidmat. Krystal menatap gundukan tanah yang masih basah. Ditangannya masih ada seikat bunga krisan putih. “Nappeun nom! Kau berjanji tidak akan meninggalkanku sedikitpun. Kau berjanji tidak akan membuatku menangis. Kau sukses meninggalkanku dan membuatku menangis. Dan bahkan kau sukses membohongiku. Termasuk soal penyakitmu, huh! Kau benar-benar brengsek Kim Jongin.” Ujar Krystal.

Meskipun kalimatnya penuh caci maki tapi sebaliknya diwajah Krystal penuh kehilangan dan air matanya tak berhenti mengalir. Krystal kemudian meletakkan bunga yang dibawanya. “Akhirnya aku tahu kenapa kau lebih suka bunga Krisan dibandingkan bunga yang lain. Karena kau tahu kau akan ditemani mereka dipembaringan terakhirmu.”

~he who lies here was the brother, son, colleague and lover of people who love him~

KIM JONGIN

Your love is so special to me
 It's true while looking at each other I  want to be by your side
I have changed a lot due to time but I won't let go of your hands
Its going to be your last love forever so lean on me
To make my life complete
You make my life complete 

(Complete, Girls’ Generation)

***

Dari kejauhan Suho menatap tubuh Krystal yang masih menunduk dan berjongkok didepan pusara Jongin. Bahu gadis itu masih naik turun tanda dia masih menangis. Suho sendiri masih belum memutuskan kapan waktu yang tepat untuknya untuk menghampiri gadis itu. Karena dia sendiri masih ragu-ragu.

Ditatapnya langit biru diatasnya, “Aboji, Omonim, Jongin-ah.. beri petunjuk padaku.” Ujarnya lirih, lebih kepada dirinya sendiri. Dia kini benar-benar sendiri.