Page38: Revealing 2

Hacker
Please Subscribe to read the full chapter

A/N; revealing chapter it just started by now. Hope you don't miss any hint or point I made in every chapter. It's important for you to notice every number too. For example, 31; it means four weeks three days, 30; 29; etc. But it doesn't mean I'll beezey explaining what the characters r doin day by day since seven weeks ago -_- srsly. It will got you like: 'wtf'.

***

48

Sepulang dari rumah sakit, Kris, Chanyeol, dan Lay memasuki rumah dan suasana rumah terlihat lebih berantakan dari biasanya. Tidak ada yang berpikir untuk membereskan kekacauan di rumah ini. Kris kembali menyuruh mereka berkumpul dan menyuruh Chanyeol mengatakan apa yang ia katakan tadi di mobil setelah sebelumnya mendapat dan menjelaskan informasi dari ibu Theyo.

Sungguh aneh. Di saat seperti ini pasti ibu dan ayah Theyo pasti dalam keadaan begitu panik kedua anaknya harus masuk ke rumah sakit akibat kecelakaan, lalu muncul tiga orang laki-laki yang bertanya mengenai Theyo dan oppa-nya. Orang tuanya takkan mau menjelaskan semudah itu tapi... uhm, jika bukan karena Lay, yang mengaku sebagai mantan pacar Theyo sambil berlinang air mata, mereka mungkin takkan dapat informasi kalau Theyo dan oppa-nya akan menjalani operasi.

Saat Chanyeol menjelaskan pada temannya yang lain tentu ia tidak akan menceritakan part itu. Di mana saat Lay menangis sambil mengaku-ngaku mantan pacar Theyo pada ibunya yang saat itu juga sedang menangis. Ahjumma tua yang melihat ketulusan wajah Lay itu terhanyut bahkan mereka berdua berpelukan erat sambil menangis. Drama mana yang telah ditularkan Baekhyun pada temannya yang lugu itu.

Selanjutnya Chanyeol berbicara mengenai part yang paling sensitif. Yang bahkan menyentuh hati seorang Kris. Oh, momen menyayangkan itu harusnya diabadikan oleh Lay yang biasanya jadi juru kamera secara diam-diam. Tapi ia masih punya pengertian—sedikit—supaya tidak digalikan liang kubur oleh Kris, bukan?

Dan, pada awalnya saat mengungkit tentang meninggalkan rumah ini, mereka juga seperti Chanyeol, mereka tidak setuju untuk pindah dari rumah ini, tapi mendengar bagian lainnya dari Chanyeol, semuanya mengerti kenapa Kris menginginkan hal itu.

"Aku tidak mau. Aku tidak mau berpisah dengan kalian. Aku tidak bisa hidup sedirian. Kumohon jangan berpisah... Bukannya kita bisa membeli rumah lagi dan tinggal bersama lagi?" tutur Kyungsoo terdengar jelas ketakutan menyelimuti deretan kalimatnya.

"Jangan khawatir Dyo, Chanyeol juga tidak ingin pindah ke mana pun dan terpisah. Kita hanya perlu saling mendengarkan satu persatu keputusan masing-masing." jelas Lay sambil mengusap bahu Kyungsoo perlahan dan pemuda itu mengangguk lemah disertai helaan nafas lega. "Jadi, kita akan mulai mendengarkan dari—"

"Aku." Baekhyun yang masih dengan matanya yang merah dan sembab itu, tiba-tiba mengajukan dirinya untuk menjadi orang pertama yang mendeklarasikan keputusannya, membuat semuanya terkejut saat ia mengangkat kepalanya dan berani menatap mereka setelah tadi ia terus menunduk sejak Chanyeol mulai menjelaskan apa yang dikatakan oleh Kris, "Aku akan memilih kembali ke rumah." ujarnya dengan penuh percaya diri dalam nada bicaranya. Orang-orang hanya diam menunggu ia melanjutkan penjelasan dari keputusannya itu, "Ayah menyuruhku si pembuat skandal bagi perusahaannya itu pergi dari rumah karena ingin kakak tiriku dari istri sahnya naik tahta tanpa ada masalah. Sampai kakakku itu menjadi presdir berikutnya dia bilang aku bisa kembali." ungkap Baekhyun dengan lebih detail mengungkit keluarganya termasuk dirinya. Jelas dari caranya menyebutkan kata 'ayah' tercermin anak semanja apa dia saat masih tinggal dengan keluarganya, "Aku juga akan tetap sekolah. Aku akan jadi Byun Baekhyun seperti dulu. Bukan Crying Bacon hanya karena seseorang," lanjutnya menyindir Kris dan seseorang lainnya, "Aku juga tidak perlu bekerja, ayahku kaya raya jadi sampai kapan pun hingga aku mati aku tidak perlu memikirkan tentang uang." dari deretan kalimat itu, memicu Kyungsoo yang duduk berhadapan dengannya tersulut emosi. Dari awal Chanyeol sudah tahu drama queen ini akan membawa pengakuannya disertai emosi dan hanya memikirkan tentang dirinya sendiri jika sudah bersikap sok berani menuangkan segala apa yang ingin ia tuangkan dari hatinya yang merasa tersakiti itu. Tapi ia tidak mengira perkataan Baekhyun akan sejauh ini.

"Dasar gila! Kau berani berkata seperti itu, hah?!" bentak Kyungsoo ingin sekali meneriakkan kalimat itu tepat di depan wajah Baekhyun. Saat Chanyeol yang berada di sebelah Baekhyun ingin menenangkan Baekhyun, dan Lay yang berada di sebelah Kyungsoo juga ingin menenangkan Kyungsoo, semuanya gagal dilakukan karena Baekhyun lebih berapi-api lagi saat menatap Kyungsoo, yang mana itu sangat mengerikan yang dapat dilihat Sehun, Tao, bahkan Kris juga takut melihat bagaimana cara Baekhyun menatap Kyungsoo saat itu.

"Ada yang salah dengan kata-kataku, Kyungsoo? Dengar, jika aku tetap berada di sini setelah kita adalah manusia normal aku yang bodoh ini takkan bisa apa-apa untuk menghidupi diriku, aku yang bodoh ini juga tidak perlu lagi menangis seperti orang tolol lagi! Jika nanti aku kembali ke rumah dan semuanya akan kembali seperti saat aku bahkan bisa meminum segelas wine ratusan ribu won dan pergi bersenang-senang dengan perempuan yang berbeda setiap malam, hidupku—"

"Baekhyun!" bentak Chanyeol dan sebuah tamparan keras dari tangannya mendarat di pipi pemuda itu. Baekhyun balas menatapnya ingin tetap terlihat penuh amarah dan berani namun Chanyeol yang menamparnya telah sekali lagi menghancurkan tameng yang ia buat susah payah agar tidak lagi berurai air mata.

"Apa?! Kau juga mau bilang kalau aku salah?!" balas Baekhyun membentak lebih keras.

"Baekhyun, kau—"

"Kau tahu betapa menderitanya aku jika harus menanggung beban pikiran yang membuatku ingin cepat mati?! Aku muak dengan semua hal yang kutahu kau perlu menjelaskannya padaku! Kau juga yang paling tahu aku! Aku bahkan tidak pernah demam berminggu-minggu, merasa tercekik, ini melelahkan! Hidup menjadi Hacker memang jauh lebih enak namun saat sudah begini menjadi anak manja dari keluarga kaya lebih menyenangkan lagi!"

"Tapi caramu mengatakan semua itu yang salah, Byun Baekhyun!" balas Chanyeol langsung membuat Baekhyun tidak bisa berkata-kata lagi. Yang lain terdiam menyimak mereka tanpa berani memotong adegan dari kisah picisan drama ini.

"A-Apa?" Baekhyun terbata.

"Kau memang tidak perlu bekerja dan mengungkit semua kekayaan orang tuamu kau juga tidak perlu! Dengan mengatakan semua itu kau hanya menyakitiku, dan semua yang berada di sini. Lihat, aku," Chanyeol menggenggam sebelah tangan kanan Baekhyun, "Aku tahu semua hal yang menjadi beban pikiranmu. Aku bisa mengatakan semua hal yang tidak bisa kau katakan pada semua yang berada di sini." lanjut Chanyeol kembali dengan sedikit lebih tenang, "Saat ini..." Chanyeol tahu pada kalimat selanjutnya ia harus kembali memohon pada Baekhyun. "Kau hanya perlu menyebutkan keputusanmu, dan jika kau juga ingin mengungkit perasaanmu, tolong pikirkan perasaan yang lain. Jika kau juga ingin mengungkit perasaanmu lagi, aku selalu bisa kau jadikan tukang pos, Baekhyun."

"Ada apa dengan cinta sepihak Chanyeol itu." bisik Tao bercanda di telinga Suho. Pemuda di sebelahnya hanya memutar bola mata tak acuh.

"Shut it, Tao. He's not a gay."

"But he likes one," balas Tao dan selanjutnya Suho hanya diam tak peduli.

"Baekhyun," suara khas Kris membuat semuanya menoleh ke arahnya, "Kau hanya emosi 'kan?"

"Apa?" tanya Baekhyun clueless ingin Kris mengulangi. Dengan sigap Chanyeol langsung menggenggam lebih erat tangan Baekhyun yang ia pegang agar pemuda mungil itu tidak lagi lepas kendali.

"Ia hanya emosi. Dan sudah jelas inti dari ocehannya kalau ia akan kembali pada keluarganya dan tetap bersekolah." jelas Chanyeol membuat otot bahu Baekhyun yang dari tadi terus menegang sekarang turun dengan helaan nafas lega. Dari awal, sebenarnya hanya kalimat itu yang perlu diucapkan Baekhyun, namun, kalian juga tahu Baekhyun, bukan? Masalah apa pun ia selalu membawa-bawa perasaannya. Bukannya ia adalah korban drama? Sangat wajar perkataannya yang seolah olah pemeran utama drama antara pewaris tahta dan anak tidak sah itu terinspirasi dari The Heirs.

"Oke, selanjutnya, kau Sehun." ucap Lay tak mau membuang waktu lagi kemudian menatap mata Sehun dengan tatapannya yang paling tenang. Pemuda di sebelah Baekhyun dengan kakinya yang satu terlipat di atas pahanya yang lain sambil menggigiti ibu jarinya itu masih diam.

Ia sempat memejamkan matanya, saat ia membuka kelopak matanya itu, ia baru berkata, "Tidak bisa."

"Hah?" semuanya kompak membeo karena bingung dengan perkataannya tiba-tiba.

"Kalau pun aku kembali ke rumah tetap tidak bisa tapi," Sehun berhenti menggigiti ibu jarinya lalu menatap Kris dan yang lain. "Aku mungkin hanya akan melihat kabar hyung dan ibuku. Soal ayahku," ia menelan ludah berat. "Kalau ia masih bernafas dan kakinya masih menapak di atas bumi ini, selangkah pun memasuki rumah aku tidak bisa." karena dari awal ia tahu siapa yang mengusirnya dari rumah tanpa uang sepeser pun itu. "Jadi aku akan tetap tinggal dan aku akan tetap sekolah. Soal bekerja, entahlah. Aku akan pikirkan itu nanti." jelasnya singkat. Kontras sekali bagaimana dewasanya Sehun menyikapi masalahnya dibanding Baekhyun walau pemuda kecil itu hanya berbeda satu tahun lebih tua darinya.

Kris mengangguk puas dengan sikap Sehun yang seperti itu, jadi tidak perlu ada drama lagi, itu bagian terbaiknya. Selanjutnya, ugh, di sebelah Sehun, seperti biasa selalu ada yang melamun memerhatikan ikan hias yang terjebak dalam fishbowl seperti dungu. Bahkan kali ini jari kelingkingnya yang tercelup ke dalam fishbowl itu memutar-mutar membuat pola lingkaran di sana. Semoga ikan kecil itu tidak mabuk.

"Lu—"

"I have no parent, no home, no money, no talent, no skill... The end." ucap Luhan tiba-tiba bersuara saat Chanyeol ingin memperingatinya agar bersuara. Rupanya dari tadi ia juga ikut menyimak.

"Luhan, kau selalu bisa mengandalkanku." ucap Sehun membuat Luhan berhenti memutari jari kelingkingnya di dalam fishbowl, namun jari itu tetap berada di sana. Ia terdiam lalu menoleh ke arah kirinya perlahan langsung menatap mata Sehun hanya beberapa saat, namun kemudian ia kembali pada fishbowl-nya.

"Tapi aku tahu aku akan bekerja di mana nantinya." ucapnya lagi terdengar santai, sok, dan kasihan di saat yang bersamaan, seperti Sehun tadi tidak mengatakan apa pun padanya."Theyo... Dia bilang padaku kalau keluarganya membuka sebuah... Aku lupa itu kafe atau restoran baru... Letaknya... di Sinchon-dong... Itu yang bisa kuingat lalu... Aku akan tetap sekolah... Selesai." jelasnya singkat.

Kris juga mengangguk lega dengan penjelasan yang satu ini. Tapi entah kenapa kalimat singkat itu lebih terdengar penuh drama dibandingkan milik Baekhyun.

Lalu, di sofa selanjutnya adalah, Suho.

"Aku akan kembali ke rumah, bersekolah, aku juga akan tetap bersama kalian jika nantinya aku tidak dapat diterima kembali orangtuaku." jelasnya sesingkat mungkin karena sudah memikirkan kalimat ini di pikirannya tadi. Itu membuat Tao yang duduk di sebelahnya agak panik tidak tahu bagaimana cara menjelaskan keputusan yang akan ia buat karena tahu sekarang adalah gilirannya.

"Seperti yang kalian tahu," mulai pemuda berbakat martial arts itu agak gugup. " Aku tidak tahu masih memiliki orang tua atau tidak, aku akan tetap bersama kalian dan ikut Luhan bekerja. Lebih baik kalau kita berada di tempat yang sama, bukan?" Tao menjelaskan lalu ia menghela nafas lega karena tahu sekarang sudah giliran Xiumin yang berada di sebelahnya yang bicara. Tapi ketika tiba-tiba Lay bertanya—

"Apa kau akan tetap sekolah?"

—Tao menjadi diam.

Itu menjadi keputusan yang agak berat baginya. Ia sama sekali tidak berniat melanjutkan tahun terakhir SMA-nya. Ia memang bukan murid yang bodoh namun dalam pikirannya ia hanya telah menjadi orang yang gagal. Entahlah, sekolah tidak menyenangkan baginya.

"Tidak apa-apa. Itu keputusanmu. Kau akan tetap tinggal dengan kami." ujar Lay menenangkannya berbicara dalam bahasa mandarin. Tao hanya mengangguk membalas senyumannya lalu berterima kasih.

"Aku sama seperti Tao..." ucap Xiumin tiba-tiba dengan suara pelan sekali. "Tapi jangan khawatir! Aku dan dia tetap akan berusaha yang baik setelah itu." lanjutnya lagi kemudian tersenyum palsu. Tapi tidak ada yang ingin mempermasalahkan itu sehingga itu berarti selanjutnya adalah giliran mereka mendengar keputusan seseorang yang duduk di sebuah sofa tunggal dengan posisi kaki yang sama seperti Sehun.

"

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Riaa_Osehhlovu #1
Chapter 48: Antara ecxited sama sedih tokoh utamanya ganti :')
Tapi tetep bakal nunggu sekuelnya koks
ChanCartSoo #2
Chapter 48: Save offline nya di disable ama authornya


Bgst
ChanCartSoo #3
Chapter 48: Q suka lah ni cerite
zaa29b_byeol
#4
Chapter 47: Ini aku belum baca ya? Ah bodo amat. Bagus, bloom! Great one!
crunchymiki
#5
Chapter 47: ane nyengir-nyengir sendiri bacanya anjjayyy >\\\\<
alterallegra #6
Chapter 47: Wow.. Great ff Story i have read ever..
Jongin-ahh #7
Chapter 47: Endingnya gantung bgt gitu authornim T.T
Jongin-ahh #8
Chapter 47: Gue senyum2 sendiri baca ini T.T lebih sweet dr es krimnya theyo ini mah:3
Jongin-ahh #9
Chapter 44: Gue baca dari awal masa T.T chapter ini menggemaskan ><
keyhobbs
#10
Chapter 47: wwoahh!!!author jjang! Gmana bisa endingnya sekeren ini, ya ampun, dan Taehyun akhirnya sama Dara yeyy!! Terus terus Theyo sama Luhan, awalnya aku lebih suka kalo Theyo sama Baek tpi pas baca scene yg mereka jadian jadi ikutan seneng juga, jdinya bingung-_- sebenernya aku suka Theyo-Luhan atau Baek-yo hihi, tpi y sudahlah ya, yg penting pada akhirnya semuanya bahagia,hihi!