Page32: Anguished

Hacker
Please Subscribe to read the full chapter

Apa hari ini aku harus ke sekolah Luhan atau ke rumahnya sekalian?

Aku bernegosiasi dengan diri sendiri dengan kaki yang berjalan memasuki sekolah perlahan. Aku lalu menggaruk tengkukku yang memang tiba-tiba terasa gatal. Hari ini aku agak kesal, karena saat tadi pagi aku menyalakan ponsel, rupanya banyak sekali pesan iseng dari Taehyun. Dia sengaja padahal dia tahu aku tidak memakai ponselku selama berminggu-minggu. "Whatever."

Di bangku taman halaman sekolah, kudengar suara orang terkikik-kikik geli. Tapi aku hanya lewat dan melangkah lebih cepat saat ada yang memanggil.

"Theyo!" mereka memanggilku lagi, sepertinya suara Seungyoon—setahuku. Langkah yang kubuat terus melebar dan cepat. Mereka tidak akan mengejarku 'kan? Enyahlah kalian. Aku sedang malas berhadapan dengan kalian pagi-pagi begini.

"Theyo!"

"Ah, Hanbin!" aku berseru memanggil nama seorang teman sekelasku yang sedang berjalan berdua dengan temannya yang kurasa adik kelas kami. Hanbin dan Jung Chanwoo—aku membaca name tag-nya—sedikit kaget saat aku berlari menghampiri dan menyelip di antara keduanya.

"Aku?" tanya Hanbin menunjuk diri sendiri dengan wajah dungu. Aku memutar bola mataku lalu menggaet lengannya, langsung berjalan menariknya pergi yang masih kebingungan.

"Duh, who else?"

"Memangnya kenap—akh!" aku langsung menyikut tulang rusuk Hanbin karena terlalu cerewet. Dia langsung terdiam saat kusorot sebuah death glare. Sementara Chanwoo kini agak sibuk menoleh ke belakang.

"Kudengar tadi Jinwoo dan temannya memanggilmu." ajar Chanwoo saat kembali menoleh ke arahku.

"Bisakah kalian berdua diam dan hanya berjalan sampai ke kelas?" desisku geram melihat tingkah mereka.

"Ah, ya." Hanbin mengangguk, tersenyum kecil lalu menundukkan kepalanya dengan sebelah tangan lagi ia gunakan untuk mengusap tengkuknya sesekali akibat tatapan orang-orang yang memerhatikan kami bertiga. Atau... kami berdua?

Begitu sampai di dalam kelas, buru-buru aku melepas tangannya yang sangat terpaksa kugaet itu dan melengos pergi ke arah kursi dan mejaku. Masih meninggalkan Hanbin dalam situasi kebingungan. Aku tidak suka ada orang yang mendekatiku. Aku tidak suka dengan laki-laki yang mendekatiku begitu. Tapi, Lu...han? "Whatever, Kim Hanbin!" seruku menunjuk Hanbin seakan-akan sedang mengkambing hitamkan dia oleh masalah yang tengah berdebat dalam pikiranku saat ini.

Dan aku tahu tatapan macam apa yang kudapat darinya sekarang. Dia mau mati kebingungan.

***

Ahjusshi;

Oi, Theyo, kau sudah pulang sekolah?

 

Aku memutar bola mataku membaca satu pesan yang baru saja masuk. Buru-buru aku kembali mengunci layarnya dan berjalan dengan malas keluar pintu gerbang sekolah. Pukul tujuh malam, aku berencana untuk pergi ke kompleks perumahan Cheonsam. Agak nekat sih memang, tapi apa salahnya bertemu Luhan?

"Theyo!"

Lagi-lagi... banyak sekali sih orang yang terus terusan memanggil namaku sejak tadi pagi. Aku mengepalkan tangan kesal padahal belum selangkah kakiku berjalan keluar sekolah. Lagi-lagi aku menghindari mereka, tidak pergi kekantin dan makan sendirian saat beralasan ke toilet. Menghabiskan waktu membaca buku di paling sudut perpustakaan dan tertidur dengan kedua earphone di telinga.

Aku pun langsung menyebrang melewati zebra cross berlari ke arah halte dan merasa lega begitu bis yang ingin kunaiki muncul. Seperti kilat, aku langsung mendapat tempat duduk dan menahan diri untuk tidak menoleh keluar jendela bis. Namun sial, saat aku menoleh ke arah seberang jalan, aku melihat Jinwoo hanya menatapku dan menghela nafas. Apa yang harus kulakukan, apa dia tidak tahu kalau aku tidak mau? Kenapa dia terus mengejar? Itu hanya membuatku semakin giat menghindarinya.

 

 

—3rd POV—

Kyungsoo, Tao, Xiumin, dan Kris duduk tidak beraturan pada sofa setelah mereka pulang sekolah sore tadi. Kecuali Lay yang duduk di bawah dengan kaki berselonjor, mengganti-ganti channel televisi dan berhenti pada siaran acara masak memasak saat kaki Kyungsoo menoyor kepalanya. Kris bermain Candy Crush di ponselnya, Tao mendengar musik dengan earphone, Xiumin terpaksa menonton siaran itu, dan sepertinya sebentar lagi Lay akan tertidur.

Tiba-tiba pandangan mata Kyungsoo, Xiumin, dan Kris teralihkan pada dua jenis suara kekehan yang berbeda sedang menuruni tangga.

"Mandi bersama rasanya menyenangkan, ya." ujar Baekhyun sambil tertawa dibuat-buat berlebihan saat ia dirangkul Chanyeol. Chanyeol hanya tersenyum yang mana itu membuat Kris dan yang lainnya bergidik geli.

"Kulihat tadi punyamu kecil sekali." komentar Chanyeol menempelkan ujung telunjuk dan ibu jarinya. "Segini."

"Punyamu yang kebesaran, bodoh!" Baekhyun membalas memprotes. Membuat pola lingkaran di udara dengan telunjuknya lalu keduanya berakhir terkekeh bersama.

"Aku hanya kidding, Baek. Ayo kita ikut nonton dengan mereka."

"Oke!"

"What on earth are going to happen..." Kris bergidik lalu kembali fokus pada smartphone tipisnya. Chanyeol dan Baekhyun langsung mengambil tempat duduk di sebuah sofa tunggal yang memaksa Chanyeol duduk memangku Baekhyun sambil bercanda berdua seakan-akan dunia milik mereka.

"Lay, channel KBS." ujar Baekhyun.

"Tidak ada drama pukul segini." ujar Kyungsoo mengingatkan. Sorot matanya menghindari hubungan mereka yang semakin intim setiap harinya.

"Yaaah..." rengeknya langsung merengut ke arah Kyungsoo yang sedang menatapnya datar dengan sangat mengerikan.

Chanyeol yang melingkarkan tangan di pinggang Baekhyun melihat raut wajah pemuda mungil itu saat ia meletakkan dagunya pada bahu Baekhyun. Ia ikut merengut sebentar namun menarik kedua sudut bibir Baekhyun dari belakang dengan tangannya. "Kalau begitu kita beli kaset baru, mau?" ujarnya mencoba menghibur. Baekhyun menoleh ke belakang, menyeringai dan Chanyeol balas menyeringai lebih lebar. Ia lalu segera beranjak dari paha Chanyeol, menarik pemuda itu berdiri meninggalkan ruang televisi yang baru mereka datangi beberapa menit.

"Ayo! Ambil jaket dulu. Tunggu di pintu, aku akan mengambilkan jaketmu juga." balasnya. Berlari ke arah kamarnya di lantai atas sementara Chanyeol berjalan ke arah pintu rumah dengan santai.

"Aku stress melihat mereka berdua." komentar Kris mengacak-acak rambutnya frustasi setelah Baekhyun dan Chanyeol benar-benar sudah pergi dari sana.

"Apa ada orang di dalam?!" di depan pintu pagar, seseorang terlihat berusaha menerobos masuk pagar hitam besar di hadapannya—kalau ia cukup waras untuk tidak memanjat. Jari telunjuknya berkali-kali menekan bel pintu dan berharap benda itu akan terbakar atau semacamnya.

"Kalian tidak dengar ada yang menekan bel pintu?!" bentak Kyungsoo mengorek telinganya kesal.

"Chanyeol dan Baekhyun 'kan mau keluar." jawab Xiumin, perhatiannya tak teralihkan dari layar televisi. "Tapi... siapa orang yang mau mengunjungi rumah kita malam-malam begini?" Xiumin langsung tersadar dan membalas tatapan tajam Kyungsoo. Pemuda itu lalu segera berdiri dan pergi meninggalkan mereka. Xiumin menoleh ke arah kanannya, "Hah, Tao, siapa?"

"Mana kutahu." Tao menjawab dengan nada bosan. Menguatkan volume earphone-nya dan ikut pergi dari ruangan itu ke arah kamarnya.

"Kris? Siapa?" kali ini Xiumin bertanya pada orang yang sedang bermain game dengan begitu serius. Terdengar dari game itu seruan 'Delicious!', dan semacamnya. "Kri—"

"Ah! Aku kalah! Ini semua gara-gara kau, Xiumin!"

Xiumin terkejut, tiba-tiba saja Kris menuding wajahnya dengan jari telunjuk. Pemuda tinggi itu hampir saja menamatkan game Candy Crush-nya dan ia terpaksa mengulang lagi dengan helaan nafas panjang pertanda kalau ia masih bisa bersabar.

"Hey, kau tidak dengar ada yang menekan bel pintu?" Kyungsoo mengomel ke arah Chanyeol yang baru saja akan membuka pintu. Tiba-tiba Baekhyun muncul dan memakaikan jaket abu-abu Chanyeol. "YAK!" bentak Kyungsoo. Keduanya menoleh bersamaan dan memprotes membela diri masing-masing bersamaan.

"Ini kami sedang membuka pintu!"

"Badan saja besar, dasar lambat." balas Kyungsoo segera menyambar gagang pintu dan menariknya masuk.

"Eh, jadi kau mengakui kalau kau itu kecil?" Chanyeol membalas, tak mau kalah.

"Setidaknya, ukuran otakmu tak sebanding dengan milikku." Kyungsoo menatap tajam Chanyeol, kemudian beralih ke arah Baekhyun yang pura-pura takut dengan tatapan shut-the--up Kyungsoo. Memeluk makin erat pinggang Chanyeol lalu memendam wajahnya pada dada pemuda itu sambil sesekali mengintip.

"Lihat siapa yang bicara." ledek Chanyeol mendengus sebal. "Jangan kau tatap dia begitu! Itu menyeramkan. Ayo Baek, kita pergi."

Baekhyun hanya menurut, menjawab dengan gumaman kecil, "Mm."

"YAK!!!" Seseorang yang terus menekan bel di luar menahan niatnya untuk menendang pintu pagar ganas. Ia berteriak ke arah tiga orang pemuda yang berdiri di ambang pintu rumah mereka dan tidak ada satu pun yang menyahut.

"Siapa itu, Yeol?" tanya Baekhyun, melepas tangannya dari pinggang Chanyeol.

Chanyeol, memicingkan mata ke arah pagar rumah mereka sebelum

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Riaa_Osehhlovu #1
Chapter 48: Antara ecxited sama sedih tokoh utamanya ganti :')
Tapi tetep bakal nunggu sekuelnya koks
ChanCartSoo #2
Chapter 48: Save offline nya di disable ama authornya


Bgst
ChanCartSoo #3
Chapter 48: Q suka lah ni cerite
zaa29b_byeol
#4
Chapter 47: Ini aku belum baca ya? Ah bodo amat. Bagus, bloom! Great one!
crunchymiki
#5
Chapter 47: ane nyengir-nyengir sendiri bacanya anjjayyy >\\\\<
alterallegra #6
Chapter 47: Wow.. Great ff Story i have read ever..
Jongin-ahh #7
Chapter 47: Endingnya gantung bgt gitu authornim T.T
Jongin-ahh #8
Chapter 47: Gue senyum2 sendiri baca ini T.T lebih sweet dr es krimnya theyo ini mah:3
Jongin-ahh #9
Chapter 44: Gue baca dari awal masa T.T chapter ini menggemaskan ><
keyhobbs
#10
Chapter 47: wwoahh!!!author jjang! Gmana bisa endingnya sekeren ini, ya ampun, dan Taehyun akhirnya sama Dara yeyy!! Terus terus Theyo sama Luhan, awalnya aku lebih suka kalo Theyo sama Baek tpi pas baca scene yg mereka jadian jadi ikutan seneng juga, jdinya bingung-_- sebenernya aku suka Theyo-Luhan atau Baek-yo hihi, tpi y sudahlah ya, yg penting pada akhirnya semuanya bahagia,hihi!