Page26: Calamity

Hacker
Please Subscribe to read the full chapter

Dua minggu kemudian. Seoul, 08.03 a.m

Rumah yang sekarang hanya ditempati tiga orang tidak memungkiri fakta kalau setiap hari keadaannya makin sunyi. Kadang hanya bunyi bel sepeda pengantar susu atau suara keran air tetangga yang sedang menyiram halaman. Dan satu lagi, seperti biasanya semenjak tiga minggu terakhir, ibu Taehyun memiliki pekerjaan rumah yang baru; mengingatkan Taehyun sarapan.

Seperti sekarang, "Taehyun?" wanita paruh baya itu mengetuk pintu di depannya perlahan. Memberi jeda selama beberapa detik sekali hanya untuk mendapat jawaban. Ia terus mengetuknya dan tidak mendapat jawaban kecuali suara langkah kaki yang terdengar bergegas berjalan mondar mandir di kamar dan pintu lemari yang terbuka. "Sayang, kau tidak sarapan lagi?" Tapi seseorang di balik pintu kamar itu tidak menjawab juga.

Jadi ia menghela nafas panjang dan pergi kembali ke lantai bawah. Sang kepala keluarga yang penasaran pada raut wajah istrinya meletakkan sendok makan yang dipegangnya. "Ada apa?"

Menarik kursi, wanita itu lalu duduk. "Ayah tidak tahu?" tanyanya dengan alis terangkat. Dan jawabannya adalah sebuah gelengan kepala. "Sejak Theyo pergi liburan dia tidak pernah keluar kamar kecuali pergi kerja dan ke kamar mandi. Setiap hari ayah juga tahu dia membeli banyak basket es krim. Tapi ayah tidak tahu 'kan kalau dia sama sekali tidak makan nasi?" jelasnya sambil mengingat-ingat hal yang berhubungan dengan Taehyun beberapa hari ini.

"Dia belum punya pacar 'kan? Kenapa tingkahnya seperti itu?"

Sang istri mendengus, meletakkan telapak tangannya di dagu dan sebelah lagi terletak di atas meja dengan telunjuk mengetuk-ngetuk sisi kilap meja itu dengan jari telunjuk—kesal. "Mana aku tahu. Ibu juga tidak tahu apa yang ia lakukan, tapi ibu terus mendengar suara tuts keyboard dari kamarnya. Jadi apa kau memberinya pekerjaan yang berat?"

"Entahlah, dia mendapat dua naskah buku dalam satu bulan ini. Lalu makan malam nanti ibu sudah tanyakan padanya?" jawab ayah Taehyun kembali melanjutkan sarapannya.

"Tidak pernah sempat. Tapi baiklah itu terserah padanya. Berita bagus ia bisa mendapat dua naskah dalam sebulan,"

Saat keduanya selesai berbicara, tiba-tiba saja terdengar suara pintu kamar yang terbuka dan Taehyun keluar dari kamarnya. Langsung ia menuruni tangga dan lewat begitu saja dengan pakaian kerja dan tas berisi laptop di tangan. Selain wajah, bahkan derap langkah kakinya menunjukkan betapa dinginnya ia melangkah.

"Ayah, aku berangkat duluan." dia bahkan tidak bersusah payah menatap ayah atau ibunya yang tidak dapat berkata apa-apa melihat kepergiannya ketika keluar dari pintu rumah.

Ibunya menoleh ke arahnya terus sampai ia hilang di balik pintu dan suara klakson mobil berbunyi. Kembali menatap orang yang duduk dengan sepiring tumisan sayur dan bacon dengan alis terangkat lebih ke atas. "Lihat?" tanyanya.

"Apa lagi?"

"Ayah tidak lihat matanya? Kupikir dia akan menelan kita berdua,"

"Ibu bilang terserah padanya saja dia mau apa. Kenapa ibu jadi mempermasalahkan itu lagi? Aneh." jawab ayahnya ikut mendengus kesal dengan nada bicara yang ia dapat.

"Aku hanya merinding melihat tatapan kosongnya itu. Shh, dia dan Theyo sekarang sama saja."

***

Pagi ini Taehyun mendapat banyak sambutan selamat pagi seperti biasanya. Tapi ia hanya mengangguk kecil dengan senyuman kemudian kembali berjalan ke dalam ruangan kerjanya.

Begitu meletakkan bokongnya di kursi, hal yang ia lakukan pertama kali adalah, mengeluarkan laptop dari dalam tasnya.

Pagi, siang, malam, pagi, siang, malam, ia terus berkutat di depan benda itu. Jarinya hampir bengkak dan matanya terlihat begitu lelah. Ia makan hanya ketika bawahan atau seseorang di kantor ini yang selalu ingat padanya membawakan sebuah paket makan siang atau sarapan. Selebihnya ia hanya menghabiskan es krim.

Dan setelah laptopnya menyala, benda itu menampilkan wallpaper ia dan adiknya di sana. Saat liburan musim panas tahun lalu, seingatnya. Lalu menyambungkan koneksi internet. Membuka website ciptaannya. Kembali berkutat dengan serius. Bahkan ia tidak sadar seseorang mengantarkannya segelas kopi dan menyapanya.

Yang ia tahu, website ini bahkan lebih penting dari pekerjaannya di kantor ini. Hacker-Hacker yang sedang dalam kondisi normal itu sekarang lebih penting. Jumlah Ace yang tinggal tiga orang sekarang lebih penting. Cara meng-cancel Ace di website ini lebih penting. Dan adiknya itu sangat jauh lebih penting.

Dan tiba-tiba seseorang mengetuk pintu ruangannya lagi.

"Masuk." jawabnya berhenti mengetik dan menutup layar tipis laptopnya cepat. Oh, itu ayahnya. "Ayah? Ada apa?"

"Nanti malam ada acara makan malam dengan keluarga Kwon. Jam delapan." jawab ayahnya lalu menghampiri Taehyun dan duduk di sebuah sofa yang ada di sana.

"Keluarga Kwon?" Taehyun mengernyitkan dahinya. Ia rasa nama itu tidak asing di telinganya. "Kwon Dara? Penulis di sini?" tanyanya hati-hati.

Tapi siapa sangka ia mendapat anggukan kepala. "Ya, kau harus meluangkan waktumu."

Taehyun terdiam seketika. Dia malah terlihat buru-buru membuka laptopnya kembali dan mengecek sesuatu di sana. "Kwon Dara 'kan?" tanyanya lagi seperti memastikan sesuatu.

"Ya."

Perlahan, jarinya bergerak mengarahkan kursor laptopnya pada tombol 'okay' yang tertera pada setiap ribuan tanggal lahir yang ada di sana. Kemudian ia kembali menutup layar laptop itu dan tiba-tiba saja tanpa peringatan apapun Taehyun tertawa begitu kuat. Ia membuat ayahnya heran dengan alis bertaut. "Ini acara perjodohan atau makan malam biasa?" tanyanya di sela-sela tawanya itu.

"Menurutmu?"

"Makan malam biasa. Ah, aku harap begitu." jawab Taehyun mencibir lalu kembali membuka laptopnya lagi. Mengerjakan sesuatu. "Iya 'kan?" ia kembali menaikkan sebelah alisnya tanpa menoleh ke arah sang ayah. Sempat mengulas seringaian kecil tanpa diketahui oleh pria yang sekarang memijat pelipisnya frustasi.

"Bukan, Taehyun."

"Berarti perjodohan—aaah, tidak sempat." ia berkata dan terdengar seperti merengek. Ayahnya hanya menghela nafas panjang. Pikiran mengenai ada apa dengan anaknya itu membuatnya dongkol.

"Jadi kapan kau sempat? Kau dan Dara juga beberapa kali kulihat makan siang bersama,"

Tidak ada jawaban. Suasananya sangat sunyi kecuali suara jari-jari Taehyun yang beradu dengan tuts keyboard laptopnya.

"Taehyun?"

Saat tiba-tiba sebuah jendela notifikasi kecil muncul ke layar yang ada di hadapannya dengan deretan kalimat lainnya muncul, Taehyun menghentikan jari-jarinya mengetik. Senyuman lebar langsung terulas di bibirnya dan ia lalu menghempaskan bahunya pada sandaran empuk kursinya yang dapat berputar. Kemudian mengambil gelas kopinya dan minum. Meletakkan gelas itu kembali tanpa suara dilanjutkan dengan mulai berputar-putar pada kursi yang yang ia duduki. Ia tersenyum semakin lebar lalu menatap ayahnya tetap sambil berputar di kursinya.

"Aku bohong. Baiklah, aku sempat kok." jawabnya tetap tersenyum.

"Dasar aneh. Kalau begitu jangan lupa, ya." ayahnya itu kemudian bangkit dari tempat duduknya dan berlalu pergi. Meninggalkan Taehyun sendiri yang kembali pada ekspresi dinginnya ketika pintu ruangannya tertutup. Hanya suara decitan kursi kerjanya yang menggema dalam ruangan. Mesin AC yang mendinginkan ruangan. Dan hembusan nafasnya sendiri. "Hampir sebulan dan kalian punya waktu beberapa detik lagi." gumamnya pelan pada diri sendiri.

***

Dua minggu berlalu di tempat para Hacker yang dalam keadaan tidak aktif, sehari-hari hanya mereka habiskan dengan makan, berbelanja bahan masakan, belajar sedikit bahasa asing di sore hari, mencuci ramai-ramai dan menjemur pakaian, bermain Truth Or Dare dengan botol susu sambil berpura-pura mabuk seperti sekumpulan orang gila, karaoke, menunjukkan bakat masing-masing saat semuanya berkumpul di ruang tel

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Riaa_Osehhlovu #1
Chapter 48: Antara ecxited sama sedih tokoh utamanya ganti :')
Tapi tetep bakal nunggu sekuelnya koks
ChanCartSoo #2
Chapter 48: Save offline nya di disable ama authornya


Bgst
ChanCartSoo #3
Chapter 48: Q suka lah ni cerite
zaa29b_byeol
#4
Chapter 47: Ini aku belum baca ya? Ah bodo amat. Bagus, bloom! Great one!
crunchymiki
#5
Chapter 47: ane nyengir-nyengir sendiri bacanya anjjayyy >\\\\<
alterallegra #6
Chapter 47: Wow.. Great ff Story i have read ever..
Jongin-ahh #7
Chapter 47: Endingnya gantung bgt gitu authornim T.T
Jongin-ahh #8
Chapter 47: Gue senyum2 sendiri baca ini T.T lebih sweet dr es krimnya theyo ini mah:3
Jongin-ahh #9
Chapter 44: Gue baca dari awal masa T.T chapter ini menggemaskan ><
keyhobbs
#10
Chapter 47: wwoahh!!!author jjang! Gmana bisa endingnya sekeren ini, ya ampun, dan Taehyun akhirnya sama Dara yeyy!! Terus terus Theyo sama Luhan, awalnya aku lebih suka kalo Theyo sama Baek tpi pas baca scene yg mereka jadian jadi ikutan seneng juga, jdinya bingung-_- sebenernya aku suka Theyo-Luhan atau Baek-yo hihi, tpi y sudahlah ya, yg penting pada akhirnya semuanya bahagia,hihi!