Page14: Why Baekstard?

Hacker
Please Subscribe to read the full chapter

—3rd POV—

*long chapter ahead

"Please! Open the door!"

Pintu terbuka dengan cepat, Baekhyun menarik tangan Theyo masuk. Melemparnya asal lalu kembali menutup pintu perlahan. Ia bahkan sama sekali tidak berpikir tentang apa yang baru saja ia lempar dengan tangan besarnya.

"A-a-akh! Asetku..." semuanya kecuali tiga orang yang sedang menguping itu menoleh ke sumber suara rintihan Theyo. Mereka tidak terlalu memerhatikan raut wajahnya yang kesakitan. Bahkan tangannya hampir membentur sisi kasur.

"Kau baik-baik saja?"

Kai bertanya tanpa ekspresi cemas yang mendukung pertanyaannya sambil membungkuk memerhatikan Theyo yang masih terduduk di lantai. Ia lalu bangkit tetap sambil merintih kesakitan pada bokongnya. Baekhyun, baru saja melemparnya, jadi ia harus jawab kalau ia baik-baik saja, begitu?

Mereka sungguh tidak berperasaan! "Kenapa kau malah bertanya? Setidaknya kau menolongku..." sungutnya ke arah Kai yang angkat bahu dan kembali berdiri tegak.

"Oh, telat." jawabnya lalu berlalu di sebelah Theyo menuju kasurnya.

Gadis itu hampir tak bisa lagi terkekeh mengejek kelakuan pemuda-pemuda di sekitarnya yang sangat ajaib. Mereka pikir mereka ini apa selain mahluk tak berperasaan?

Theyo kemudian mengalihkan pandangannya. Ia lalu segera menyorot matanya ke arah pemuda yang sibuk berdiri di dekat pintu memasang telinganya tajam-tajam untuk mendengarkan percakapan yang sedang terjadi di luar. Itu pelaku yang telah melemparnya tanpa perasaan. Namun dibandingkan ingin memaki seseorang sekarang, ia lebih berharap untuk bisa duduk.

"Kenapa Taehyun malah—"

"Ssst!" Sehun segera menempelkan jari telunjuk di depan bibirnya. Memberi kode pada Baekhyun agar diam lalu kembali mengintip ke luar dengan partnernya itu. Mereka berdua memang agak kompak jika sedang berdua.

Theyo masih mengusap-usap bokongnya itu dan mencari tempat untuk duduk. Itu benar-benar sakit... Gerutunya tak henti-henti. Ia sangat kesal dan ekspresinya semakin mendukung kekesalannya. Ia lalu terduduk di kasur Kai dengan malas. Akhirnya menemukan tempat yang nyaman untuk segera duduk dan sadar untuk menahan niatnya untuk tidak terhanyutkan oleh nyamannya bila ia dapat memeluk guling sambil berbaring di kasur empuk ini sekarang. Seketika ia roboh begitu saja, tidak begitu memedulikan kehadiran Kris dan Xiumin yang ada di sebelahnya memerhatikan. "Jangan tanya kenapa aku berlari kemari," ucapnya memperingati sebelum yang lain akan sempat bertanya.

"Kenapa kau berlari kemari?" dan Suho yang bertanya memiringkan kepalanya tahu kalau yang ia lakukan mendapat respon negatif.

Theyo memicing ke arah Suho yang berdiri dengan sebuah pose bersender pada dinding tidak jauh darinya sekarang. Ia lalu menghela nafas panjang.

"Ntahlah. Aku tidak tahu."

"Yah! Yah! Yah!" Baekhyun berlari ke arah Kris dan yang lainnya setelah ia dan Sehun memutuskan aksi mereka di tengah-tengah. "Percaya padaku, berbahaya kalau kita tetap berada di sini. Ayo, kita pergi." ujarnya dengan wajah serius. Hanya ia sendiri yang terlihat panik di antara mereka.

"Bagaimana dengan dia?" tunjuk Lay ke arah Theyo. Theyo pun hanya bisa memerhatikan sebelas pemuda yang berada di sekelilingnya ini. Mereka semua tipe orang yang berbeda-beda. Yang sok keren, pendiam, heboh, tenang. Mengejutkan sekali. Tapi tetap saja. Mereka tidak normal karena bukan manusia biasa. Dan ia tahu jika ia berada dalam situasi seperti ini ia harus menyembunyikan ekspresinya yang tanpa sadar telah diberkati bertemu salah satu tipe pria ideal yang sering muncul dalam drama. Tidak akan ia membiarkan wajahnya memberi tahu pada mereka bahwa ia menyukai salah seorang dari mereka-mereka ini. Maka ia pun menepuk pipinya beberapa saat dan segera menggeleng. Kris is damn cool. Even if he's not a normal human. But that shaped chin and nose... it's totally perfect and that stoned expression matched him so damn well. And now, he's right beside me.

Tiba-tiba, Tao ber-hum panjang membuat semua mata menoleh ke arahnya. "Kita bisa melakukan Hackdevolve dengan seseorang. Siapa yang mau melakukan itu dengannya?" Tao tersenyum lalu mengangkat tangannya. Chanyeol, Chen, dan Sehun mengangkat tangannya juga.

"Sekedar coba-coba saja," komentar Sehun sambil mengendikkan bahunya, mendapat anggukan setuju dari Chen dan Chanyeol.

Tapi di sisi lain, Baekhyun yang mendengar usulan itu hanya mendesah sambil berkeluh kesah. Ia juga merapal banyak mantra di otaknya. "Aku tak sudi." desisnya sambil bergidik geli. Dan beruntung Theyo tidak mendengarnya.

"Aku saja dulu yang akan melakukannya, ya?" Tao menoleh ke arah Theyo, namun gadis itu hanya angkat bahu. Pasrah pada semua hal yang sudah dan yang akan terjadi padanya.

"Taehyun itu benar-benar mengerikan. Jadi kita tidak bisa membuang-buang waktu di sini. Aku takut dia menghampiri kita di sini," Baekhyun menggigiti bibir bawahnya lalu menatap sok cemas satu persatu temannya. Semuanya juga sangat kebingungan namun hanya Kai yang terbaring di kasurnya dengan ponsel di tangan.

"Berhenti menyebut namanya. Sebut saja dia Teddy! Itu menyakitkan," sahut Theyo menatap Baekhyun penuh amarah. Namun pemuda itu hanya menaikkan sebelah alis sambil berkacak pinggang.

"Apa aku harus peduli?" godanya lalu menyeringai.

"Kalau kau cukup berperasaan," balasnya dan kali ini didapatinya Baekhyun memutar bola mata sambil tersenyum mengejek. Dia dan sifatnya yang benar-benar tahu bagaimana itu caranya menyulut sebuah perang mata atas gaya tengilnya yang sengaja membuat orang dongkol.

"Untuk apa kita lari?" tanya Kris. Terima kasih suara yang masih lentara logat kantonnya itu mengalihkan perhatian Theyo.

Lalu semua saling menatap satu sama lain.

"Adiknya di sini, bagaimana kalau dia kemari dan mengetahui kalau kita berada di sini juga?" Chen menjawab Kris yang kemudian mengangguk mengiyakannya. Ia lalu memejamkan matanya larut dalam pikiran yang berusaha menyusun berbagai rencana. Ia sendiri sama sekali tidak tahu apa yang akan ia lakukan apalagi memikirkan apa yang mereka harus lakukan. Apa di sini hanya ia yang harus mengambil keputusan dan berpikir keras? Selalu seperti ini. Selalu dia. Dia yang menjadi harapan mereka. Karena mereka terlalu banyak bergantung dan tidak terlalu cerdik untuk kebaikan diri mereka sendiri. Entah apa yang akan terjadi jika Kris tidak ada. Karena dirinya dan sifat alaminya yang tidak dapat egois itu tentu selalu setia melakukan yang terbaik untuk teman-temannya.

"Sehun, kembali dengarkan apa yang mereka bicarakan," perintah Kris. Sehun pun menurutinya dan kembali berjalan ke arah pintu. "Hey, apa yang akan kau lakukan kalau kau ikut dengan kami?" tanya Kris tanpa menatap Theyo. Theyo pun menoleh ke arahnya dan mendesah sebal.

"Aku memang tidak punya alasan yang kuat, namun untuk saat ini satu-satunya keinginanku adalah keluar dari jeratan website itu. Kalian mungkin tidak memikirkan bagaimana perasaanku tapi yang saat ini kurasakan adalah, aku ketakutan untuk berada di luar sana, pergi pulang ke rumah dengannya, lalu esok hari berpura-pura tidak terjadi apa-apa padahal cuma rasa gelisah yang kurasakan," Theyo kemudian menggigit bibir bawahnya setelah tidak melihat reaksi apapun dari Kris.

Namun tiba-tiba, Kris mengalihkan tatapannya pada Theyo. Dia kembali berpikir lalu mengusap wajahnya dengan telapak tangannya. "Dan dengan ikut kami kau juga akan semakin terjerat,"

"Membayangkan aku harus terus berpura-pura setelah tahu apa saja yang terjadi malam ini, aku sama sekali tidak bisa. Aku akan gila bila berada di sekolah nantinya. Karena, dengan hanya tahu kalau aku Ace itu sudah mampu membuatku dua kali dipanggil oleh guruku. Aku tidak bisa berhenti memaki orang bila aku sendiri menyimpan masalah dan ketakutan seperti sekarang. Kupikir aku hanya bisa lari dari ini semua bila ikut dengan kalian, karena sekarang dan seterusnya aku tidak bisa hanya diam dan menerima kenyataan ini sambil menjalani kehidupan sehari-hariku,"

"Kau sudah berpikir sampai sejauh mana?"

"Sebelum masuk ke universitas, ada waktu enam bulan lagi. Satu bulan dimulai dari satu minggu dari sekarang, adalah libur musim panas. Tidak masuk sekolah seminggu dengan alasan sakit bisa ditoleransi orang tuaku. Lalu libur musim panas, aku akan dibebaskan dari apapun. Jadi, beban pikiranku mengenai sekolah, tidak ada lagi karena aku bisa—"

"O-oh... dia benar-benar mempunyai harga diri yang tinggi," sela Baekhyun mengejek. Semua mata langsung menyorotnya tajam. "Baiklah, lanjutkan."

"Melewati pelajaran seminggu itu mudah. Itu saja." Theyo mengangkat bahunya. Dia lalu menghela nafas panjang. "Itu saja."

Well, selama ini ketika liburan musim panas, keluarga mereka hanya melakukan piknik, pantai, dan hanya berlangsung selama tidak lebih dari seminggu. Baginya liburan musim panas selalu membosankan. Dan ia juga tidak pernah mengikuti Holiday Vacation dengan teman sekelasnya yang diadakan sekolah. Yang paling memyenangkan adalah ketika bisa jalan-jalan berdua dengan Taehyun pergi ditraktir makan es krim sampai puas. Itu dia.

Beberapa saat Kris mengguman sambil memerhatikan raut wajah Theyo, ia lalu menggangguk disertai helaan nafas panjang. "Baiklah. Untuk saat ini, kita akan pergi menghindari Teddy. Karena dia tidak bodoh dia pasti bertanya pada Luhan kenapa dia tinggal di rumah sebesar ini. Dan dia juga tahu apa jawabannya. Aku berani bertaruh bahwa sekarang dia tahu kita tinggal bersama. Aku tidak bisa menebak apa yang akan dia lakukan pada akun kita nanti. Jadi, saat ini kita lebih baik pergi sekalian, yah kalian dengar apa yang dikatakannya mengenai liburan musim panas. Teddy pasti senang kita bermain-main dengannya. Lagipula dia pasti punya sesuatu untuk liburan musim panas ini. Kalau begitu, Sehun? Sudah? Apa saja yang kau dengar?"

Sehun kembali menutup pintu perlahan, ia menatap Kris dengan wajah aneh. "Hacker pertama yang dilihat Ace, Hacker itu miliknya."

"Baiklah, jangan banyak bicara lagi. ponsel sangat diperlukan. Kita akan melakukan Hackdevolve ke—"

"Aku mengusulkan tempat ini," Kai menunjukkan ponselnya ke arah teman-temannya. Ia tersenyum melihat reaksi mereka. "Rumah ini terletak tengah hutan," Theyo mengernyitkan dahi heran ke arah Kai. Seakan-akan itu hanyalah candaan dan dia memang sedang main-main sekarang. "Tidak terlalu sih,"

"Ya, Kai, terserah. Asal kau tidak menyesatkan kami," Kris menunjuk ke arah Theyo, dan Tao pun mengangguk. Matanya sudah berubah keemasan. Dalam hitungan detik setelah ia memejamkan matanya. Ia menghilang.

"Baiklah, setelah ke kamar dan mengambil pakaian kalian, segera ke rumah yang Kai beritahu. Masalah Luhan, itu tidak perlu dipermasalahkan. Aku dan Kris yang akan mengaturnya," Chanyeol menepuk pundah Dyo dan yang lainnya. Dengan percaya diri dia juga melakukan Hackdevolve..

Semuanya pun sibuk melakukan hal yang sama. Tidak ada yang benar-benar serius dalam menanggapi hal ini. Termasuk Luhan yang berada di luar sana.

Sekarang tersisa Kai yang sedang mengambil tas sekolahnya, dan Tao yang mengulurkan tangannya pada Theyo.

"Apa?"

Itu suara Luhan. Gumam Tao setelah sekilas menoleh ke arah pintu.

"Panggil namanya,"

Itu suara Teddy. Gumamnya lagi.

Di luar, Theyo juga bisa mendengar suara Luhan samar-samar yang sekarang masih berbicara dengan Taehyun. Dia menghela nafas panjang. Sejak awal dadanya memang terasa sakit. Untuk melihat dan menjadi atas semuanya. Menerima kenyataan. Taehyun adalah pembuat kejutan profesional. Seumur hidupnya baru kali ini ia merasa menyesal memiliki kakak laki-laki yang memiliki sifat dan kepribadian sepertinya. Kalau seperti itu, percuma kalau teman-teman dan orang-orang di sekolah memuji ia yang memiliki saudara laki-laki seperti itu.

Ironis sekali.

Jika ia bisa memutar waktu, ia akan kembali di waktu di mana ia berada di kafe favoritnya dan membuka website itu. Ia akan mengurungkan niatnya membuka website konyol itu. Namun itu terlalu mustahil, bahkan terlalu bodoh untuk bisa dikabulkan.

"Kau sebaiknya bersiap-siap. Hackdevolve sangat mengejutkan."

Ia mengangguk dengan 'oh' dari bibirnya. Apapun yang terjadi sekarang memang mengguncangkan. Lihat dia yang pintar ini sekarang akan melakukan sulap yang tidak ada apa-apanya jika dibandingkan ratusan rumus fisika yang ia hafal dalam otaknya. Lihat beberapa orang menghilang hanya saat mereka memejamkan mata mereka, lihat ia yang memiliki kemampuan layaknya superhero karena setelah telapak tangannya tersayat ia baik-baik saja. Dan dia hanya bisa memasang ekspresi antara gelisah dan berusaha untuk tenang melihat itu di depan Tao. Ikut memejamkan mata membayangkan dirinya ditarik ke tempat lain oleh sebuah tangan lainnya yang sedang merapal kekuatan.

Dan Tao pun melakukan Hackdevolve.

***

"Kenapa kau masih di sini?"

"Apa?"

Kai mengernyit bingung memandangi Theyo. Theyo yang kebingungan baru menyadari bahwa tidak ada yang terjadi. Ia masih berada di tempatnya sementara Tao sudah tidak ada.

Seketika, ia menjadi panik. Hati dan jantungnya bergemuruh. Ia bahkan harus memegangi dadanya dan menstabilkan nafasnya. Karena hampir oleng ia terduduk di kasur. Dia tetap menepuk dadanya. Semakin kuat. Nafasnya terasa akan habis. Pikirannya buntu. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya jika ia tidak bisa ikut dengan mereka. Ia tidak akan pernah naik mobil berdua dengan Taehyun. Melihat sosoknya bahkan sudah membuatnya ingin mencekik diri sendiri.

Kai yang sudah selesai lalu menyandang tasnya. Ia kemudian menghampiri Theyo. Menatapnya lalu mendesah. Kini gadis itu terlihat seperti terserang penyakit asma. "Kalau Tao tidak bisa, denganku sama saja. Theyo, kau harusnya pulang dengan Taehyun."

Theyo dengan cepat menyambar tangan kanan Kai. Dia berdiri lalu menggenggam tangan Kai semakin erat. "Please, Kai. Do it with me, please. I beg you."

Walau cuma paham ada kata 'please' di situ, Kai tahu kalau gadis ini sedang minta tolong padanya. "Baiklah, aku akan—"

"Kkamjong!" Baekhyun tiba-tiba saja muncul. Dia sudah menyandang tas di punggungnya. Matanya langsung tertuju pada Theyo yang memegang tangan Kai dengan ekspresi kasihan sementara orang yang dimintai tolong hampir dilemma antara setuju tak sejutu.

"A-ada apa, Baek?"

"Aku tidak begitu jelas membayangkan tempatnya. Lihat ponselmu?" ujarnya langsung merebut ponsel milik Kai.

"Kai!" kali ini Tao yang muncul. Ia juga sudah selesai dengan tasnya yang ada di punggung yang terlihat tebal dan berat. "Aku tidak tahu kenapa tidak bisa. Theyo, aku tidak tahu harus apa."

Theyo melepas genggamannya. Ia menautkan alis karena panik. Tidak ada seruan yang keluar dari bibirnya selain rasa khawatir pada apa yang terjadi saat ia harus benar-benar pulang ke rumah bersama Taehyun dan dikurung lagi untuk belajar di dalam kamar.

Kai, berusaha untuk agak bersifat manusiawi, mengulurkan tangannya. "Akan kucoba..." ujarnya lalu memejamkan mata.

Kemudian dia menghilang.

Dan Theyo masih berada dalam posisinya.

Ia yang sudah putus asa berhenti pada pemikiran bahwa ia tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Tidak bisa menemukan jalan keluar atas masalah tak berujung baginya. Ia merasa bumi berhenti berputar selama ia terombang-ambing oleh pemikiran positifnya selama ini mengenai banyak hal berbalik untuk melawan dirinya sendiri. Where's the positive thinking gone? Kemana perginya mereka kalau bukan tersingkirkan oleh pemikirannya yang tidak lagi mau jernih sete

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Riaa_Osehhlovu #1
Chapter 48: Antara ecxited sama sedih tokoh utamanya ganti :')
Tapi tetep bakal nunggu sekuelnya koks
ChanCartSoo #2
Chapter 48: Save offline nya di disable ama authornya


Bgst
ChanCartSoo #3
Chapter 48: Q suka lah ni cerite
zaa29b_byeol
#4
Chapter 47: Ini aku belum baca ya? Ah bodo amat. Bagus, bloom! Great one!
crunchymiki
#5
Chapter 47: ane nyengir-nyengir sendiri bacanya anjjayyy >\\\\<
alterallegra #6
Chapter 47: Wow.. Great ff Story i have read ever..
Jongin-ahh #7
Chapter 47: Endingnya gantung bgt gitu authornim T.T
Jongin-ahh #8
Chapter 47: Gue senyum2 sendiri baca ini T.T lebih sweet dr es krimnya theyo ini mah:3
Jongin-ahh #9
Chapter 44: Gue baca dari awal masa T.T chapter ini menggemaskan ><
keyhobbs
#10
Chapter 47: wwoahh!!!author jjang! Gmana bisa endingnya sekeren ini, ya ampun, dan Taehyun akhirnya sama Dara yeyy!! Terus terus Theyo sama Luhan, awalnya aku lebih suka kalo Theyo sama Baek tpi pas baca scene yg mereka jadian jadi ikutan seneng juga, jdinya bingung-_- sebenernya aku suka Theyo-Luhan atau Baek-yo hihi, tpi y sudahlah ya, yg penting pada akhirnya semuanya bahagia,hihi!