Page1: Loading

Hacker
Please Subscribe to read the full chapter

Hampir pukul 8 malam, tapi aku masih duduk di sebuah kafe dengan semangkuk es krim di depanku. Terlalu malas untuk pulang ke rumah. Aku tahu apa yang akan terjadi kalau pulang telat nanti. Bagiku bukan apa-apa dimarahi seperti anak kecil. Bagiku, lebih lucu lagi dikurung di dalam kamar.

Beruntung aku memiliki orang tua yang tidak begitu protektif. Hanya saja, mereka akan marah kalau aku suka melawan atau membantah. Dan... pulang telat. Kurasa mereka pun bosan melihat kebiasaanku. Lagipula, mereka tidak pernah menyediakan es krim di rumah. Kalau mereka menyediakannya aku pasti tidak akan pernah pulang terlambat. Well, mereka harusnya tahu kalau aku mencintai makanan itu.

Setelah cukup lama mengaduk-ngaduk es krimku, yang sudah tidak layak dimakan ini karena sudah begitu encer—karena aku lebih suka yang mencair, tiba-tiba pendengaranku terpusat pada beberapa gadis yang sedang menggosipkan sesuatu. Itu sudah biasa sekali jika aku menemukannya. Tetapi mereka membicarakan topik yang rasanya pernah kudengar. Sebuah website. Menurutku itu menarik. Untuk itu aku menggerakkan kepalaku perlahan dan memandangi mereka.

"Website apa itu?" tanya salah seorang dari mereka. Dia pun tertarik juga membicarakan hal ini. Aku memandangi raut wajahnya yang terlihat dipoles bedak terlalu tebal. Lain warna leher dan wajahnya. Dia tidak pintar ber-make up? Bedaknya terlalu kontras. Well, seragamnya sama denganku. Alias, aku dan gadis-gadis itu satu sekolah. Dan... euh... seleranya buruk. Dia memakai lipstik kemerahan dan eye shadow abu-abu. Apa dia menutupi sebuah lebam di matanya?

"Hacker. Kau tidak tahu? Aku yakin kau pernah mendengarnya. Di kalangan kita, tentu sering dibicarakan," kini gadis berambut pendek sebahu yang berada di sebelahnya yang menjawab. Dia lumayan cantik. Tapi aku tidak suka membanding-bandingkan orang dengan orang lain. Melainkan membandingkannya denganku. Kurasa kalau ditanyakan pada orang siapa diantara aku dan gadis itu yang cantik? Aku jawabannya. Walau tubuhku saja yang mungil.

Memikirkannya saja aku lalu tersenyum. Dalam hati. Karena aku cukup waras untuk tidak tersenyum-senyum sendiri. Angan-anganku masih berkeliaran memikirkan dirinya jika dibandingkan denganku.

Aku selalu puas dengan penampilanku. Selalu berpikir bahwa aku itu memiliki pemikiran yang lain dari orang lain. Aku lebih suka menyendiri. Menjawab kalau ditanya, soal pelajaran saja. Tidak membahas topik sampah. Bertindak kalau diperlukan. Tidak perlu menyapa setiap orang yang kenal denganku. Menurutku itu... menyebalkan. Mereka saja yang menyapaku. Dan kalau soal belajar, jangan harap aku akan mendapatkan hukuman apa pun ketika pengumuman peringkat ujian.

Namaku, selalu ada di paling atas.

Cukup bergumam sendiri. Aku kembali memandangi gadis-gadis itu. Dan topik mereka.

Website... Hacker? Aku pernah dengar sepertinya... Gumamku sambil kembali mengingat-ingat sesuatu yang mungkin pernah terlupa olehku. Ah, tidak pernah.

"Aiish! Itu website yang... umm, jangan dibicarakanlah! Kau tahu itu menyeramkan," ujar salah seorang lagi. Dari nada bicaranya, dia membuatku makin penasaran. Takut? Jangan dibicarakan? Website konyol macam apa yang sedang mereka bicarakan itu?

"Yah, aku hanya mengecek saja. Tidak terpikirkan untuk membuat akunnya. Lagipula, aplikasinya sudah kuhapus. Dan kalau mengeceknya tidak akan terjadi apa-apa," gadis berambut pendek itu kembali menjawab sambil mengendikkan bahunya.

"Aku mau dengar... Aku tahu website itu. Hanya... katanya pembuat akun itu hanya ada dua belas orang, ya? Dan... mereka yang membuat akun itu disebut—" "Hacker. Tentu saja." sela temannya memotong perkataan gadis tadi tanpa sempat ia selesaikan. Aku kembali berpikir. Hanya 12 orang? Kenapa bisa? Bukankah itu website terkenal. Dan... website terkenal hanya 12 orang yang memiliki akunnya. Lucu sekali. Aku kembali bergumam lalu kembali pada posisiku semula. Rasa penasaranku belum juga hilang. Akhirnya aku memutuskan untuk merogoh saku jas sekolahku dan mulai mencari tahu.

Kuketikkan Hacker pada search engine.

Setelah menunggu loading, aku terkejut, dalam beberapa detik muncul ribuan hasil penulusuran. Dan yang paling pertama, alamat website-nya.

 

www.hacker.com

 

Aku benar-benar ragu. Bahkan untuk mengklik website itu. Apa? Kenapa website ini membuatku merasakan firasat buruk. Rasa penasaranku begitu besar. Apa benar-benar website seram? Dan aku pun mengklik website itu setelah berpikir dua kali. Kalau hanya melihat-lihat tidak akan terjadi apa-apa 'kan? Tidak akan muncul sesuatu, bukan? Asal tidak membuat akunnya.

Jantungku sungguh berdegup kencang seketika kala aku menunggu loading dari website ini. Aku berusaha sekuat tenaga agar tanganku sekiranya tidak gemetar. Padahal aku baru menunggu loading-nya.

Dan... loading-nya pun berhenti. Aku belum lega sama sekali rupanya. Ada kotak di sebelah kiri atas bertuliskan Create Account. Dan aku tahu itu harus kuhindari. Website ini tidak terlihat seram atau membuatku merasakan aura tertentu. Ada juga gambar kartun boneka beruang, yah aku tidak tahu siapa yang membuat boneka selucu itu. Dia sedang duduk bersila dan tersenyum. Ceria sekali. Gumamku ketika merasakan sesuatu dibalik senyum ceria boneka Teddy itu. Dia memakai T-Shirt bertuliskan Just Visit. Di atas kepalanya ada word balloon dan gambar-gambar lucu yang menurutku... terkesan seperti website biasa. Dia pun menggenggam sebuah boneka Teddy bear kecil di pangkuannya sambil melihat ke atas seakan melihat word ballon di atas kepalanya. Tapi entah kenapa website ini hanya menanyakan tanggal lahirku. Atau lebih tepatnya, tanggal lahir untuk orang-orang yang penasaran pada website ini 'kan? Letaknya diujung kanan atas di kotak kecil yang menanyakan: Date of Birth. Well, atau jangan-jangan ini website dewasa. Mana mungkin! Teriakku dalam hati setelah kembali mengingat tentang background yang ada di website ini.

Dalam word ballon itu ada tulisan dalam bahasa Inggris dan gambar keterangannya.

 

Dream. Heart. World. Mind. Emotion. Dolls are made to control possess.

 

Perkataan dan tulisan itu agak janggal dan aneh menurutku. Ini website khusus untuk pecinta boneka? Beruntung aku pelajar yang bisa berbahasa Inggris. Tapi sedikit banyak aku lebih suka menggunakan bahasa asalku. Yea, ayahku selalu menekankanku untuk menguasai bahasa asing itu sejak kecil. Dia selalu menuntutku agar sekurang-kurangnya aku menguasai dua bahasa. Korea dan... Inggris. Dan dia berencana agar aku mempelajari bahasa Perancis mulai beberapa minggu kedepan. What the... Baiklah, bukan saatnya memaki ayahku.

Karena rasa penasaranku semakin besar, maka aku langsung mengetikkan tanggal lahirku.

Sebelum kuketikkan, aku mendapati sederet kata lagi di bawah. Perlahan kuartikan sederet kalimat itu.

Please Subscribe to read the full chapter

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Riaa_Osehhlovu #1
Chapter 48: Antara ecxited sama sedih tokoh utamanya ganti :')
Tapi tetep bakal nunggu sekuelnya koks
ChanCartSoo #2
Chapter 48: Save offline nya di disable ama authornya


Bgst
ChanCartSoo #3
Chapter 48: Q suka lah ni cerite
zaa29b_byeol
#4
Chapter 47: Ini aku belum baca ya? Ah bodo amat. Bagus, bloom! Great one!
crunchymiki
#5
Chapter 47: ane nyengir-nyengir sendiri bacanya anjjayyy >\\\\<
alterallegra #6
Chapter 47: Wow.. Great ff Story i have read ever..
Jongin-ahh #7
Chapter 47: Endingnya gantung bgt gitu authornim T.T
Jongin-ahh #8
Chapter 47: Gue senyum2 sendiri baca ini T.T lebih sweet dr es krimnya theyo ini mah:3
Jongin-ahh #9
Chapter 44: Gue baca dari awal masa T.T chapter ini menggemaskan ><
keyhobbs
#10
Chapter 47: wwoahh!!!author jjang! Gmana bisa endingnya sekeren ini, ya ampun, dan Taehyun akhirnya sama Dara yeyy!! Terus terus Theyo sama Luhan, awalnya aku lebih suka kalo Theyo sama Baek tpi pas baca scene yg mereka jadian jadi ikutan seneng juga, jdinya bingung-_- sebenernya aku suka Theyo-Luhan atau Baek-yo hihi, tpi y sudahlah ya, yg penting pada akhirnya semuanya bahagia,hihi!