Page12: Worse

Hacker
Please Subscribe to read the full chapter

—Luhan's POV—

Keributan terjadi. Ini akibat Baekhyun yang membalas makian Theyo tadi. Mereka berdua benar-benar tidak boleh dibiarkan bertengkar saling memaki lebih jauh lagi. Baekhyun yang sudah kuminta untuk duduk, belum juga segera duduk. Ia masih menancapkan pisau setajam mungkin kearah Theyo melalui tatapan matanya.

"Baekhyun, hentikan! Kau membuat dia takut," Tao berdiri lalu memaksa Baekhyun duduk.

"Rupanya siapa yang tidak akan takut jika sudah berada dalam posisiku seperti ini?" Theyo pun menyahut perkataan Tao. Membuat Baekhyun kembali tersulut  emosi.

"Astaga Ace itu..." ujar Tao dengan wajahnya yang terperangah.

"Diam kau! Kau juga bukan manusia normal dan kau harus tahu itu! Kami pun takut padamu!" balas Baekhyun berseru tidak mau kalah. Aku mengusap tengkukku mulai bingung mau berbuat apa.

"Aku memang takut pada kalian, tapi kalau sesama perempuan kurasa itu bukan masalah takut atau tidak," Theyo mendesis jijik sambil melipat tangannya di depan dada. Ucapannya barusan benar-benar membuat Baekhyun kehilangan kata-katanya. Kulihat sekarang Tao dan Chanyeol sedang mengusap punggung pemuda itu. Baekhyun sendiri yang terus menyulut kemarahan dari Theyo, terima kasih karena sekarang dia punya banyak pikiran, jadi gadis itu tidak bisa menanggapi semuanya dengan santai sekarang. Malah kembali menyahut lagi dan mendesis lebih jijik. "Kau tidak ada apa-apanya dibandingkan denganku, jadi lebih baik kau diam."

Karena adu mulut yang berkepanjangan, Kris bertindak sendiri. Dia berdiri lalu menggunakan ponselnya sendiri untuk memukul kepala Baekhyun dengan keras. Dan berharap dengan itu Baekhyun bisa menjinak.

"Aww..." kami semua langsung mendengar pemuda gemulai itu mencibir. Dia menoleh ke arah Kris memberi tatapan yang sama sambil mengusap-usap kepalanya. "Ah... another dumbaas. What the hell are you doing?!"

"Diam, Baekhyun."

"Ugh,"

Beberapa detik kemudian suasana kembali hening. Aku yang masih berdiri lalu menghampiri Theyo. Aku mengunci tatapanku padanya yang menatapku seakan aku ancaman baginya dan, ketika aku mendekat, dia bahkan bergerak mundur. Matanya sudah berkaca-kaca dan terlihat begitu jelas ia ketakutan, menggigiti bibir bawahnya kuat. Apa yang ada dipikirannya? Apa dia sedang mengumpatku? Dia pasti sudah berpikir bahwa dirinya telah ditipu.

"Theyo—"

"Kau bilang kau mau selamat. Kau bilang kau mau membantuku. Aku 'kan sudah bilang padamu, segalanya, selalu menjadi lebih buruk. Semuanya memburuk," ucapnya dengan penuh rasa kecewa. Tentu saja kecewa padaku. Aku pun tahu itu.

"Tidak akan ada yang memburuk," aku pun harus mengilahkan perkataannya dan berusaha mendapat kepercayaannya kembali. Akan sulit kalau nanti dia menjadi kasar kembali padaku. Aku sudah mati-matian menghafal dialog yang diberikan Chanyeol hanya untuk mendapatkan kepercayaan darinya. Hanya karena berhubungan dengan Taehyun itu dia bahkan langsung memaki dan berteriak tanpa peringatan apapun.

"Lalu, jawab aku. Apa Taehyun terlibat?"

Ugh, tentu saja. Dia tahu siapa aku.

"Aku tidak tahu. Kami semua tidak tahu. Baiklah, Taehyun tidak terlibat dan dia sama sekali tidak ada hubungannya dengan ini. Kau tahu sendiri aku ini pelupa. Mungkin waktu itu adalah orang yang mirip dengan dia. Apa itu bisa dipercaya?"

Aku membuang nafas kesal saat di sela-sela dialog kami berdua, seseorang di ruang televisi itu berbunyi, "Ewh, she's like a spoiled brat,"

"Thank you. But let me tell you something, actually you looks like an old lady, Baekstard,"

"Astaga kau itu—"

Baekhyun kembali menerima pukulan di kepalanya. Kali ini datang dari Chanyeol yang dengan cepat berdiri menghampiri Baekhyun. Dia menggunakan ponselnya memukul kepala Baekhyun juga lalu dia mematuk bibirnya sekaligus. Setelah itu ia kembali pada posisinya membuat Baekhyun membeku terpana pada Chanyeol dengan pipi memerah—mungkin akibat kesal dan malu di saat yang bersamaan. Chanyeol pun menempelkan jari telunjuknya di bibir memberi kode pada Baekhyun.

"Jadi di rumah ini ada..." Theyo menatapku terperangah, dia mengerutkan kening padaku dan aku hanya mengendikkan bahuku.

"Aku tahu maksudnya," sahut Dyo.

"Yak! Park Chanyeooolll...!!! Kembalikan ciuman pertamaku...!!!" tiba-tiba Baekhyun menjerit tak terima, jadi Chanyeol cuma menjulurkan lidahnya lalu kembali tak acuh pada reaksi jijik Baekhyun.

"Kau benar-benar menghambat kami, Baekhyun." ucapku memperingati. Hampir frustasi sekarang.

Theyo mengangguk ke arahku, dia lalu berkata, "Baiklah, aku ingin ini segera selesai," Dia menghela nafas panjang lalu segera aku meraih tangan kanannya. Aku menuntunnya ke tempatku semula. Mereka terus memandangi gadis ini seperti magnet. Lagipula ini pertama kalinya perempuan masuk ke rumah. Karena biasanya kalau pacar-pacaran sih bukan urusan kami.

"Minggir." perintahku mengusir Suho yang duduk di sebelahku. Ia pun segera bergeser. Aku tetap pada posisiku duduk di dekat bowl ikan hias, sementara dia duduk di antaraku dan Suho, meletakkan kedua tangannya di atas paha. Menutupinya dari beberapa pasang mata termasuk aku yang mengarah padanya meninjau dari atas ke bawah.

Aku tersentak ketika ia menyikut tulang rusukku tanpa peringatan apa-apa. 'Kau memerhatikan apa?" desisnya.

Aku pun segera meringis kesakitan. Setidaknya dia tidak perlu menyikutku sekuat itu. "Sakit..."

"Pertama, siapa namamu?" Kris mulai bertanya.

"Nam Theyo," jawabnya.

"Bagaimana kau bisa menjadi Ace? Kau tahu 'kan sekarang kau ini apa?" Kris kembali bertanya. Ia membuat Theyo tersenyum miris mengangkat sebelah sudut bibirnya merasa risih dengan pertanyaan itu. Matanya menatapku memberi sebuah isyarat yang tidak dapat kutangkap, jadi aku pun mengangguk saja padanya.

"Astaga, apa kalian berdua sudah pacaran sampai harus kode-kodean seperti tad—akh!" Tao memukul kepala Baekhyun. Material kekerasannya belum berubah. Ia menggunakan ponselnya sendiri untuk melakukan hal itu. Untuk kesekian kalinya, Baekhyun benar-benar seperti seorang keparat. Tidak bisakah ia tidak berkomentar hal-hal tidak berguna seperti tadi? "This woman," ia menggerutu lagi.

Aku sadar Theyo pasti sedang mengumpat-umpat Baekhyun dalam hati. Dalam keadaan seperti ini itu pasti. Aku pun memegang bahunya lalu dia segera menoleh dan menatapku seperti aku adalah sasaran berikutnya dari laser yang terpancar di kedua bola matanya.

"Apa ia benar-benar seorang laki-laki? Dia... dan mulutnya... Dan apa aku benar-benar harus berbicara dan menjawab satu persatu pertanyaan mereka?"

Aku mengangguk mendengar bisikkan Theyo. Ia pasti tidak tahan ingin mengucapkan sepatah serapah untuk Baekhyun. Hebat juga dia bisa menahannya.

"Kau membuatnya kesal. Si bodoh." Kai mendesis sambil menatap Baekhyun. Theyo pun menoleh kearah Kai. Mata mereka bertemu setelah itu ia kembali menoleh pada Baekhyun. Baekhyun hanya bisa memberikan kode ancaman dan berkata sesuatu dari mulutnya tanpa suara. Kurasa itu bukan perkataan yang baik.

"Biar saja. Dia pikir dia itu siapa?" bentaknya. Ugh, berkatilah Baekhyun.

"Diamlah untuk saat ini saja!" Lay yang biasanya tenang ikut kesal karena tidak sabaran mendengar jawabannya.

"Mungkin dia iri melihat perempuan cantik," kali ini Sehun yang menyahut. Memang benar. Dia memang benar.

"Benarkah?"

"Shut it, Xiumin," sahut Baekhyun melayangkan death glare pada orang di sebelahnya. Dia sungguhan iri? Ya Tuhan, tolong dia.

"Tidak bisakah kalian hentikan ini dan tutup mulut? Dia bahkan baru berkata delapan huruf padaku." Kris menggerutu, namun ia kembali melanjutkan, "Baiklah, Ace, maksudku Theyo. Nam Theyo. Kau bisa jawab pertanyaanku tadi? Jika sekali lagi Baekhyun memotong, kau boleh mengucapkan kata kotor apapun padanya setelah kami menyumpal mulutnya. Hm?"

Theyo mengangguk. Kami semua pun menyimaknya. Namun sekarang Baekhyun tetap saja terdengar tengah mendesis mendengarkan Theyo mengulang dengan jelas apa yang pernah ia ceritakan padaku.

Di saat seperti ini juga Baekhyun tetap sempat mencibir pelan ke arah Theyo. Dan kuharap Theyo tidak menghiraukan d

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Riaa_Osehhlovu #1
Chapter 48: Antara ecxited sama sedih tokoh utamanya ganti :')
Tapi tetep bakal nunggu sekuelnya koks
ChanCartSoo #2
Chapter 48: Save offline nya di disable ama authornya


Bgst
ChanCartSoo #3
Chapter 48: Q suka lah ni cerite
zaa29b_byeol
#4
Chapter 47: Ini aku belum baca ya? Ah bodo amat. Bagus, bloom! Great one!
crunchymiki
#5
Chapter 47: ane nyengir-nyengir sendiri bacanya anjjayyy >\\\\<
alterallegra #6
Chapter 47: Wow.. Great ff Story i have read ever..
Jongin-ahh #7
Chapter 47: Endingnya gantung bgt gitu authornim T.T
Jongin-ahh #8
Chapter 47: Gue senyum2 sendiri baca ini T.T lebih sweet dr es krimnya theyo ini mah:3
Jongin-ahh #9
Chapter 44: Gue baca dari awal masa T.T chapter ini menggemaskan ><
keyhobbs
#10
Chapter 47: wwoahh!!!author jjang! Gmana bisa endingnya sekeren ini, ya ampun, dan Taehyun akhirnya sama Dara yeyy!! Terus terus Theyo sama Luhan, awalnya aku lebih suka kalo Theyo sama Baek tpi pas baca scene yg mereka jadian jadi ikutan seneng juga, jdinya bingung-_- sebenernya aku suka Theyo-Luhan atau Baek-yo hihi, tpi y sudahlah ya, yg penting pada akhirnya semuanya bahagia,hihi!