Page17: Heart Attack

Hacker
Please Subscribe to read the full chapter

Lucky you! 8000 words! Happy reading!

***

Semua yang berada di rumah ini terkejut. Bahkan membuat Luhan tersentak dan terjatuh dari atas kasur—dan ia bersumpah itu sangat sakit. Lay segera menyetel  ponsel Luhan dalam mode kamera, dengan lincah ia kemudian berlari menghampiri sumber teriakan itu tak mau ketinggalan berita.

"Lay! Kau!!!" Luhan mengusap kepalanya yang terbentur keras ke lantai. Namun Lay hanya berlalu bahkan ia masih sempat merekam sebentar ekspresi terintimidasi pemuda tersebut.

Sementara itu, Sehun yang terbangun tatkala itu mengerjap beberapa saat. Seperti anjing kecil yang terbangun, dia kemudian mengangkat kepalanya. Wangi-wangian ala perempuan memenuhi hidung dan kamar ini. Lalu kedua mata Sehun samar-samar melihat Baekhyun di ambang pintu—seperti sesosok Giant dalam serial Doraemon yang berjalan menghampiri Nobita dengan murka. Dan itu membuatnya tersedak air liurnya sendiri yang membuatnya seketika langsung tersadar sepenuhnya. Ia benar-benar tersadar sampai ia berani bersumpah demi apapun ia tidak pernah melakukan hal apapun yang gila atau konyol pada Baekhyun sampai membuatnya seperti sosok revolusi Giant! Maka ia yang menyadari telah terjadi sesuatu yang aneh mengenai situasi dan atmosfer mengerikan kamar ini pun mendapati seseorang dalam pelukannya—atau lebih tepatnya ia tersadar bahwa saat ini kedua tangan dan kakinya membungkus sesuatu. Pemandangan yang ia lihat sekarang membuat rahangnya jatuh dan ia tidak bisa mengekspresikan sesuatu selain satu kata kalau ia—terkejut.

"EHH?!" tanpa basa basi otaknya memerintah dengan cepat agar ia melepaskan kaki dan tangannya dari tubuh gadis ini. Gadis ini masih memakai seragam sekolahnya lengkap dengan jas dan dasinya, dan dia masih terlihat tenang dalam tidurnya.

Saat Sehun mengedarkan pandangannya kembali, ia sudah mendapati Baekhyun berdiri di sebelahnya dengan—demi apapun tatapan horornya itu—itu membuat Sehun merinding dan dia menenggak liur yamg entah kenapa terproduksi dua kali lipat lebih banyak saat ini. Ia menenggaknya berkali-kali sampai hampir tersedak untuk kedua kalinya.

"A-aku tidak melakukan apapun padanya! Aku bersumpah tadi aku tidur sendiri!" Sehun membela dirinya karena saat ini ia tahu bahwa ia tidak bersalah dalam hal apapun dan dalam bentuk apapun itu. Ia kemudian menghembuskan nafas panjang. Ia baru sadar bahwa 10 detik yang lalu ia tidak bernafas. Dia lalu mengambil posisi duduk dan menyilakan kakinya di atas kasur. Rambutnya sehabis bangun tidur terlihat berantakan dan itu sama sekali tidak memerlukan sebuah benda bernama sisir karena sekarang dari segi manapun itu mampu memampangkan lebih jelas tetampanannya. "Jelas-jelas tadi aku tidur sendiri!" bela Sehun masih merasa risih dengan tatapan Baekhyun padanya.

"Ada apa ini?" Lay, Kai, Kyungsoo, Kris sudah sampai di kamar Sehun menyemburkan pertanyaan-pertanyaan tentang—ada apa dan apa yang terjadi? Sesuatu membuat mereka bahkan merasa merinding berada satu langkah di dalam kamar ini.

"Suasananya aneh..." ucap Kris menoleh ke sekeliling.

"Kris! A-aku,—Yak! Baekhyun, berhenti menatapku seperti itu!" kali ini Sehun benar-benar takut dengan sosok Baekhyun yang satu ini. Ia berharap ia juga mendapat pembelaan dari temannya yang lain karena sesuatu yang aneh telah terjadi pada Baekhyun. Baekhyun seperti ingin menelannya hidup-hidup!

Tetapi malah Baekhyun yang terkejut. Ia lalu menunduk dan menggeleng. Ia kira sesuatu mengganggu sistem sarafnya akibat bertindak di luar dugaan dan ekspetasi sendiri. "Bukan itu masalahnya—" dia menatap Sehun lagi dengan tatapan sudah berubah menjadi tanda tanya ketidakpahaman akan segala sesuatu yang belum terjadi lebih dari lima menit yang lalu. "Aku berteriak begitu saja—k-karena aku, aku hanya panik!"

Beberapa dari mereka yang baru muncul di kamar itu pun mulai tertawa genit seperti seorang perempuan, tentu saja kecuali Kris yang tidak cukup bodoh untuk melakukan hal seperti itu karena otaknya jauh lebih memiliki banyak lipatan dibanding mereka. Walau mereka di sekolah hanya mencari Ace, tentu tidak ada yang benar-benar memberikan perhatian pada otak mereka untuk pelajaran di sekolah. Mereka kadang lebih senang berkeliling sekolah dan diteriaki oleh gadis-gadis di sekolah karena sesuatu yang kusebut untuk mereka; ketampanan dan karisma anak baru.

"Panik? Seorang Baekhyun panik karena apa? Apa itu karena—" Xiumin terhenti untuk mencari sinyal yang tersambung pada isi pikirannya sekarang. Dan melihat Kai mengangguk mengerti, ia menyeringai dan semua yang baru masuk ke kamar ini (ofc kecuali Kris) ikut mengangguk mengerti. Tentang apa yang membuat seorang Baekhyun panik dan tentang apa yang akan terjadi jika Sehun, tidur dengan seseorang. Tidak ada yang benar-benar menyalahkan Baekhyun atau Sehun di sini karena mereka sama sekali tidak begitu peduli pada apa yang dilakukannya. Hanya ketertarikan atas sebab Baekhyun menghebohkan segala sesuatu hanya dalam hitungan detik.

"A-apa begitu salah kalau aku melakukan itu?!" Baekhyun membalikkan tubuhnya setelah dirinya telah kehabisan stok kata-kata untuk membela diri dan memberikan penjelasan. Mereka jadi memandangi Baekhyun aneh ketika ia kembali ke kamarnya dan memilih sendirian di sana sementara mereka belum mengetahui sebab pasti kejadian ini. "Stupid! Bagaimana bisa aku—argh! Terserah!" ia kemudian terduduk di sisi kasurnya. Kecintaannya untuk senang memaki-maki orang tak bersalah sudah mendarah daging. Padahal saat itu ia tahu gadis itu sedang tidur. Tangannya yang memegangi kepalanya terlihat frustasi memikirkan apa yang baru saja ia lakukan. Baginya masih menjadi sebuah misteri tentang kenapa ia terlihat sangat marah dan kenapa ia berteriak? Ia belum pernah merasa seperti ini sebelumnya. "Karena dia perempuan. Dia dipeluk seperti itu oleh laki-laki? Tentu hal seperti itu sangat tidak wajar kalau dibiarkan, bukan?"

Gumamannya adalah bohong. Sejujurnya, tindakannya tadi jauh lebih tidak wajar.

"Mereka pasti akan memikirkan hal aneh tentangku."

"Theyo? Hey?" Kris mengguncang bahu gadis tersebut. Ia mengguncangnya sedikit lebih kuat ketika Theyo malah bergeming, bibirnya mengeluarkan suara pelan entah karena dia sudah sadar atau belum. "Theyo. Nam Theyo," akhirnya dia membuka matanya dan mendapati wajah Kris 50 centimeter tepat dihadapannya. Dia pun mengerang dan memandang Kris semakin sebal dengan mata setengah terbuka. Sebenarnya ia juga tidak terlalu sebal sebab itu adalah Kris. Namun daripada Kris ia lebih suka yang namanya tidur ketika ada sebuah kata yang orang-orang namakan adalah hari libur. "Bangun. Adakah terlintas olehmu untuk mengganti baju seragam ini?" tanya Kris lagi, memundurkan kepalanya dan mulai menatap Theyo dengan wajah kasualnya.

Sebelum kembali mendecakkan lidah sebal, Theyo memandangi pakaian yang dikenakannya, membuat suara decakkan itu semakin kentara dan ia kemudian mengangguk perlahan dan berusaha untuk duduk dibantu Xiumin yang menarik tangannya. Di sisi kanannya sudah kosong. Ia kira ada seseorang yang tidur dengannya.

"What are you guys doing here?" tanyanya menatap mereka satu persatu merasa risih. Tapi karena mereka memasang wajah tak berniat buruk mungkin wajah kesalnya masih bisa ia kurangi.

"Tidak ada. Hanya... kecelakaan kecil. Kami lihat kau hampir terjatuh saat tidur," jawab Kai asal-asalan membuat semua perhatian tertuju padanya. Sebenarnya ia tidak begitu mengerti bahasa Inggris namun ia tentu masih memiliki beberapa vocabulary bahasa asing itu dalam otaknya. Ia mendengar kata What; apa, doing; lakukan, intinya ia tahu apa yang ditanyakan gadis itu.

Sama saja dengan Chanyeol...

Jawaban itu pun membuat Theyo mengernyit heran sekaligus terkejut. "Maksudmu kalian mengawasi aku selagi aku tidur?"

Tidak ada jawaban lagi. Mereka semua terdiam dan saat itu Chanyeol berbisik ketelinga Xiumin. "Dia mudah sekali curigaan,"

"Perempuan." jawab Xiumin kemudian menggeleng dan saat itu juga tiba-tiba seseorang masuk ke dalam kamar ini dengan rambut bangun tidurnya dan wajah penasaran menerka apa yang baru saja ia lewatkan.

"Theyo? Ada apa? Dia baik-baik saja?" ia langsung berlari ke arah mereka. "Apa yang kalian lakukan padanya?" memborbardir Kris dan yang lainnya dengan berbagai pertanyaan menyebalkan.

Kris menghela nafas panjang menatap Luhan tak ramah. Membuatnya kesal mendengarkan pertanyaan yang diajukan Luhan. Kemudian dia menatap Luhan memelas. "Kau ini sebenarnya perhatian atau cuma heboh?"

"Apa yang kau bicarakan? Tentu saja aku takut terjadi sesuatu," jawab Luhan sewot.

"Hey, kurasa memang seperti itu. Karena dia selalu mengikutiku ke manapun aku pergi," ucap Theyo lalu melancarkan death glare yang tidak pernah benar-benar pernah ditakuti oleh Luhan.

"Geez, you're joking, right?" Kris tidak bisa menutupi rasa heran dan anehnya saat ia menatap Luhan. Namun tidak ada jawaban yang keluar ia pun kembali berkata, "Ya, jadi, Luhan? Untuk apa kau kemari?"

"Tadi aku menyuruh Kyungsoo memasak dan seseorang tadi sempat—"

"Intinya Sehun dalam masalah Luhan..." Chanyeol menyeringai lebar pada Luhan. Luhan hanya menelan bulat-bulat ucapannya itu lalu kembali memandangi Theyo. Ia tidak begitu yakin kesalahan apa yang telah ia lakukan. Ia rasa semua baik-baik saja sampai ada suara teriakan Baekhyun, bukan? Dan ketika ia berpikir seperti itu ia selalu merasa pintar.

"Apa maksudnya?" Theyo otomatis penasaran karena pemuda di sekelilingnya terlihat saling melemparkan pandangan satu sama lain dengan arti tersembunyi.

Kris dan yang lainnya mengangguk hampir bersamaan. "Kau tidur dengan Sehun."

"Is there something to be worried about?" tanyanya hati-hati. Kris menjawabnya dengan gelengan kepala namun ia masih terlalu penasaran kenapa bisa semua orang ada di sini.

"Ke mana kau dan Luhan tadi siang?" Kai langsung mengarahkan telunjuknya pada Luhan. Memainkan evil smirk pada bibirnya dan Luhan hanya memutar bola mata ke arah mana saja yang jelas mereka semua melihatnya merespon seperti itu. Salah satu hal yang paling sering ia lakukan karena ia terlalu pintar untuk membuat teman-temannya itu jengkel. Setidaknya, ia tahu bahwa hal itu hanya akan ia lakukan di depan teman-temannya.

"Apa? Aku menggendongnya selama dua jam kemari," jawab Luhan kemudian karena ia sadar semua mata masih mengarah padanya dengan tak ramah.

"Apa tubuhnya tidak berat?" tanya Chanyeol tiba-tiba membuat orang yang dimaksud spontan menoleh padanya..

"Kau berpikir tubuh sekecil ini itu berat?" desisnya geram dengan pada Chanyeol yang segera menutup mulut. Karena sebaiknya tidak mengundang kemarahan apapun yang akan keluar dari mulut gadis itu sekarang.

"Jadi, Theyo, tidak apa-apa 'kan kau tidur dengan Sehun?" tanya Xiumin.

"Kalian benar-benar memerhatikan aku tidur?"

"Tidak, kami mengecekmu karena kami baru melihatmu sejak tadi siang," ujar Kris lalu menatap ke arah Luhan. Memberikan tatapan hal-ini-lebih-baik-dirahasiakan-darinya pada Luhan yang mengangguk walau tidak mengerti. Bahkan hanya ia yang dapat memberikan jawaban seperti itu.

"Well, I'm okay. There's nothing to worry about me. Kalian... lebih perhatian daripada ibu dan ayahku." jawab Theyo berkata mengusir mereka semua yang mengelilinginya. Tentu saja ada yang perlu dicemaskan hanya saja mereka tidak mau tahu reaksi apa yang akan didapat ketika mengakui bahwa; ketika tidur dengan Sehun, pemuda itu memeluk sekujur tubuhnya erat dengan rok yang sedikit terangkat bahkan hampir menampakkan celana dalamnya. Ugh, neraka. Mereka sebaiknya bersiap-siap.

"Kalau begitu bagus." Chanyeol memberikan wink dan jempolnya pada Theyo. Setelah itu membawa handuk yang menggantung di lehernya dan menggaet Xiumin. "Xiumin, kita mandi bersama bagaimana?" tanyanya kembali membuat lelucon.

Xiumin pun terkekeh mendengarnya. "Sebagai Hacker aku masih normal Chanyeol." desis Xiumin bergidik jijik dirangkulan Chanyeol.

Mereka berdua pun segera pergi kecuali Luhan dan Kris.

"Mereka semakin aneh. Sungguh." komentar Kris begitu pintu kamar tertutup. Dia lalu menatap Luhan yang tengah mengernyit. Dan ia rasa mereka berpikiran sama.

"Maaf, aku hanya terlalu benci pada ketidaknormalan seperti... Apa Chanyeol itu gay?" Theyo bertanya dan perhatian langsung tertuju pada apa yang ditanyakannya. Secara normal, di mata perempuan mereka lebih terlihat seperti gay—mungkin hanya menurutnya karena selain kejadian Chanyeol mencium Baekhyun, dia juga ingin mandi bersama Xiumin—ia juga tidak merasakan lelucon apapun dari apa yang dilakukan Chanyeol. Padahal itu hanya sekedar brothership.

"Bukan itu." Kris menggeleng perlahan namun masih menatap Theyo tenang. "Kau tahu, kenapa Baekhyun berteriak?"

"Why you asking me about... him?"

Bersedekap, Kris lalu menoleh ke arah Luhan. "Luhan—dengar—aku curiga ada sesuatu oleh Baekhyun, dan mereka yang tadi terkekeh dan tertawa kecil saat ada lelucon. Sehun, pipinya memerah sewaktu—ya, kau tahu tadi apa yang terjadi. Yang mengeluh mengantuk, itu... pasti telah terjadi sesuatu pada akun-akun mereka. Entah kenapa bocah-bocah itu tidak sadar perubahan mereka. Tapi... aku sama sekali tidak merasakan apapun. Sungguh." Kris menghela nafas panjang. Ia kembali menatap Theyo yang menyimak perkataannya. "Hal yang seperti kau lihat tadi pada mereka itu tidak pernah terjadi."

"Tidak, Kris. Kau tidak biasanya mengernyitkan dahi cemas seperti itu," ujar Theyo.

"Kau harus cek website itu lagi nanti." sahut Luhan memotong Kris yang baru saja akan memprotes.

"Apa tadi kalian benar-benar pergi ke suatu tempat?" Kris pun hanya mengangguk, memulai introgasinya dan gadis itu sempat menatap Luhan yang menatapnya mengendikkan bahu terlebih dahulu sebelum menjawab.

"Ya."

"Apa kubilang." ujar Luhan. Merasa belum puas hanya dengan menyikut lengan Kris kuat.

"Apa yang kalian lakukan 'di sana'?"

"Rupanya apa yang kau pikirkan? Dia memang terus mengikutiku, bukan?"

"Really? Oh—whatever, kalian berdua punya privasi."

"What?! NO!"

"Tidak ada, kami hanya membicarakan Taehyun." jawab Luhan berusaha terlihat santai.

"Kau ingat?" ejek Theyo lalu menghembuskan nafas berat. Kris mengangguk padanya kemudian menempelkan jari telunjuknya di dagu.

"Ohh... kalau begitu kau tidak akan merepotkan kami."

"Karena sudah ada Luhan yang selalu merepotkan kalian," kata Theyo bantu melengkapi perkataa Kris.

"Dia juga merepotkanmu 'kan? Apa kau tidak berfikir kalau dia menyukaimu?" asal bunyi, Kris tidak peduli saat Theyo mendesis pada pertanyaannya.

"Semua bisa saja menyukainya," tutur Luhan terlalu berterus terang. Setidaknya jika ia normal, pipinya akan bersemu atau ia akan tersenyum malu-malu. Itu membuat Kris mengangguk mengerti sesuatu. Saat itu Theyo merasakan pipinya memerah. Perasaannya aneh. Apa begini rasanya ketika Luhan hanya berkomplimen seperti itu? Tapi, dia tidak tahu kalau Luhan tetap bersikap seperti itu padanya karena dia suka berada dekat dengannya. Dia kira Luhan hanya benar-benar mendekatinya karena dia Ace. Tapi setelah ia mencerna lagi apa yang Luhan katakan, Luhan memang menjadi sosok yang lain saat bersamanya.

Kalau dengan temannya yang lain, ia bisa melihat kalau Luhan sangat menjengkelkan dan benar-benar keras kepala. Kadang ia juga tidak memedulikan teman-teman di sekitarnya. Tapi kembali di mana saat ia bersama Luhan, anak itu... memang dia keras kepala dan menjengkelkan tetapi itu sangat terlihat jauh berbeda ketika ia membandingkannya. Ia juga menjadi baik, dan ia juga bisa menjadi lembut. Kalau menjawab sesuatu yang diajukan Theyo ia juga terlihat tenang. Kalau sesuatu benar-benar terjadi apa itu memengaruhi perasaannya?

"Di antara mereka semua jujur kau yang paling aneh Luhan. Kau suka padanya 'kan?" tanya Kris memaksa lalu mengangkat sebelah alisnya ke arah Luhan. Itu membuat Theyo speechless saat matanya mengarah pada Kris.

"Aku tidak tahu, Kris. Itu tidak mungkin. Tapi aku tidak bisa bilang tidak, kalau nyatanya aku memang benar-benar suka dengan dia. Sesuatu hanya membuatku bisa bersikap lain di depannya." tutur Luhan lagi. Ekspresi yang dimainkannya sangat meyakinkan dan Kris tahu Luhan pasti memang berterus terang.

Theyo ingin mengatakan sesuatu saat itu. Bahwa ia tidak suka berada dekat dengan seseorang yang ia tahu menyukainya dan ia yang masih tidak tahu bagaimana cara menyadari perasaannya sendiri pada orang tersebut, karena itu bisa membuatnya merasa terlihat bodoh dan konyol—padahal sebenarnya tidak. Hanya ia saja yang terlalu memikirkan segala apa yang diajarkan di sekolah dan tidak berniat menyukai seseorang.

Ia hanya tidak mau menunjukkan apa yang ada dalam pikiran dan hatinya pada seseorang melalui raut wajahnya. Dia tidak benar-benar menyukai seseorang di sini terlebih lagi Baekhyun—namun ia sedang merasa lain pada dirinya karena jujur ia mulai menyukai kehadiran Luhan. Walau tidak benar-benar menyukainya yang kadang membuat pipinya memerah dan jantungnya berdegup. Ia hanya menyukai kehadirannya saja—selama pemuda itu tidak terlalu seperti serangga menyebalkan baginya.

"Ya, terserah padamu. Tapi satu lagi—terima kasih telah menggendongku sejauh itu." Theyo kemudian mengalihkan pandangannya dan berdehem.

"Lebih sering lebih baik." sambung Luhan tersenyum.

Theyo kembali menatap Luhan, keanehan langsung terasa karena ia tahu kalau Hacker tidak berperasaan sepertinya tidak mungkin tersenyum manis begitu kalau tidak karena Luhan memaksakan ketujuh belas ototnya.

Luhan mengangguk. "Agak aneh ya, kalau aku tersenyum?" tanyanya kemudian memiringkan kepalanya beberapa derajat masih menatap Theyo namun kali ini memasang sebuah senyuman yang hanya menurutnya itu lebih mematikan. "Apa aku tampan di matamu?"

"Bagiku pria tampan kalau dia bodoh, ketampanan yang dia miliki sungguh tak berarti,"

"Ehm," Kris berdehem lalu memberikan tatapan dengan arti tertentu pada kedua orang yang mengabaikan kehadirannya. "Tidak lama lagi kalian mungkin akan semakin dekat." celetuknya. "Yang jadi masalah, Luhan, kau tahu kalau Taehyun tidak suka kita melakukan sesuatu padanya."

"Iya, aku tahu. Terserah saja." ucap Luhan menanggapinya acuh tak acuh.

"Nanti aku akan mengumpulkan mereka semua dan membahas ini, dan, nanti aku akan mengecek sesuatu pada website itu jika kembali sesuatu. Aku tidak mau kalian semakin aneh." tutur Kris mengendikkan bahunya.

"Benar, kau harus mengumpulkan mereka, aku juga tidak mau kau menjadi aneh, Kris," kali ini Luhan yang mengendikkan bahunya ke arah Kris, namun pemuda tinggi dengan kaus putih dan celana jeans panjang itu hanya memutar bola matanya. "And, Theyo, do you want something to eat?"

***

Mereka mengakhiri pembicaraan mereka. Kris pun menyuruh Theyo menggunakan kamar mandi karena mungkin Chanyeol sudah selesai, dan ia harus masuk sebelum Tao yang lebih dulu masuk ke dalam kamar mandi. Karena semua yang tinggal dengan Tao selama berbulan-bulan tahu kalau dia selalu mandi dalam waktu yang sangat lama. Ia bisa menghabiskan waktunya berendam atau memakai sauna kecil di rumah. Waktu itu dihabiskan olehnya yang senang memamerkan otot-ototnya di depan kaca dengan handuk yang masih melingkar di pinggangnya sambil bergaya memamerkan iklan 'bagaimana membentuk Abs yang bagus' seperti miliknya. Baekhyun dan Sehun, adalah saksi mata yang pernah menangkap basah kebiasaan anehnya itu. Mereka rasa Tao sudah tidak waras saat itu.

Dan ia rasa itu tidak akan terjadi karena Tao masih tertidur setelah ia terbangun karena suara teriakan itu, ia hanya bertanya pada Chen apa yang terjadi.

"Di mana Sehun?" tanya Kris seraya berjalan lebih dalam ke dapur, Kyungsoo baru saja menyalakan kompor.

"Dia, Kai, dan Chen di luar." jawabnya.

"Hm?"

"Kau tahu? Sehun menangis. Ia bersumpah tidak berani menatap Ace itu lagi—kalau ternyata Ace itu tahu kejadian sebenarnya," jelas Kyungsoo dengan nada malasnya. Kris mengangguk mendengar keanehan lain pada temannya itu.

"Oh... kau memasak untuk siapa?" Kris berjalan lebih dekat, dia mengintip rebusan conchigle Kyungsoo.

"Luhan menyuruhku memasak untuk Ace itu. Yasudah, aku tidak ada kerjaan." jawabnya lagi. Kali ini ia membiarkan komya masih merebus dan mengambil sebuah teflon untuk menumis saus.

"Hmm... buat dua porsi, ya? Aku akan menunggu di depan televisi," Kris menepuk pundak Kyungsoo ringan, dan yang tanpa ia sadari Kyungsoo mencibir perkataannya.

Kris mengambil posisinya di sofa. Ia menyilangkan kaki lalu menyalakan televisi. Ia mendengar suara dari arah kirinya dan mendapati Suho dengan beberapa buku tebal di antara rak-rak buku itu.

Sementara itu, Luhan pergi kembali ke kamar 4 setelah ia menemui Baekhyun di kamar 2 yang berbaring di kasurnya. Dia sudah berguling-guling dan mengerang frustasi hampir setengah jam lamanya. Ia pun mendapati Lay yang masih memegang ponselnya dan bersandar pada dashboard kasur. Ia mendengar percakapan familiar yang dimainkan di ponselnya itu—dia mendengar rekaman suaranya dan Kris. "Maaf, aku penasaran jadi kuputar." ucap Lay bahkan sudah tahu arti tatapan Luhan padanya. Namun Luhan diam dan mengambil jaketnya, dan ia tahu beberapa detik lagi rekaman itu akan habis—yaitu ketika di mana Kris bertanya apa ia memakai celana dalam? Dan di situ terdengar Luhan berteriak seraya mematikan rekaman itu. Lay jadi bertanya-tanya dengan nada penasaran. "Jadi, kau pakai—"

"Aku pakai!" seru Luhan memotong pertanyaan Lay. Segera ia menyambar benda miliknya itu dari genggaman Lay dan berbalik untuk pergi. Untuk kesekian kalinya, dan Lay adalah orang ketiga yang menahan-nahannya untuk pergi ketika ia akan ke luar dan meraih knop pintu.

"Aku jadi tahu sedikit banyak informasi. Kau harus memberitahu yang lain, ya!"

Tidak menghiraukan Lay, Luhan lantas hanya berlalu seakan-akan tidak mendengar kalau pemuda itu baru saja berbicara padanya. Luhan yang sudah sampai di lantai bawah pun melihat Baekhyun di sofa duduk di sebelah Kris. Keduanya memasang wajah datar melihat sebuah acara musik siaran Channel M. Ada Girl's Generation di sana.

"Aku bingung kenapa mereka menari sambil bernyanyi beramai-ramai seperti itu," kome

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Riaa_Osehhlovu #1
Chapter 48: Antara ecxited sama sedih tokoh utamanya ganti :')
Tapi tetep bakal nunggu sekuelnya koks
ChanCartSoo #2
Chapter 48: Save offline nya di disable ama authornya


Bgst
ChanCartSoo #3
Chapter 48: Q suka lah ni cerite
zaa29b_byeol
#4
Chapter 47: Ini aku belum baca ya? Ah bodo amat. Bagus, bloom! Great one!
crunchymiki
#5
Chapter 47: ane nyengir-nyengir sendiri bacanya anjjayyy >\\\\<
alterallegra #6
Chapter 47: Wow.. Great ff Story i have read ever..
Jongin-ahh #7
Chapter 47: Endingnya gantung bgt gitu authornim T.T
Jongin-ahh #8
Chapter 47: Gue senyum2 sendiri baca ini T.T lebih sweet dr es krimnya theyo ini mah:3
Jongin-ahh #9
Chapter 44: Gue baca dari awal masa T.T chapter ini menggemaskan ><
keyhobbs
#10
Chapter 47: wwoahh!!!author jjang! Gmana bisa endingnya sekeren ini, ya ampun, dan Taehyun akhirnya sama Dara yeyy!! Terus terus Theyo sama Luhan, awalnya aku lebih suka kalo Theyo sama Baek tpi pas baca scene yg mereka jadian jadi ikutan seneng juga, jdinya bingung-_- sebenernya aku suka Theyo-Luhan atau Baek-yo hihi, tpi y sudahlah ya, yg penting pada akhirnya semuanya bahagia,hihi!