Page18: Déjeuner

Hacker
Please Subscribe to read the full chapter

—Theyo's POV—

Ketika semua yang terlihat olehku samar-samar, kukira mataku sudah rabun.

Tapi, karena apa yang kulihat semakin jelas, aku segera tersadar dan ini adalah saat di mana cahaya matahari yang terlalu hangat membias wajahku.

Sekarang kira-kira pukul tujuh pagi. Apa yang terjadi tadi malam? Tidak ada apapun yang dapat membantuku mengingat-ingat kembali kejadian itu dan aku juga tidak berusaha mengingatnya. Dan aku pun menggeleng di atas bantal empuk yang mengalasi kepalaku. Dan oh—aku berada di atas kasur? Siapa yang menggendongku ke atas sini?

Kira-kira beberapa detik aku berusaha mengingat-ingat.

Oh, aku yang berjalan sendiri ke mari.

Setelah cukup lama termenung tanpa memikirkan apapun, aku lalu menoleh ke arah kiriku. Kosong. Sebenarnya aku berharap ada Luhan di sini. Sebenarnya saja. Aku merasa kesepian. Tak tahu kenapa sekarang rasanya tak berada di rumah itu lebih baik. Karena banyak hal membuatku ketakutan bahkan hanya untuk memikirkannya. Kenapa semua yang baik selalu berakhir jahat? Kenyataan selalu terlalu bodoh untuk diterima. Terlalu pahit atau bahkan sungguh tak adil bagi sebagian orang. Semuanya yang memakai kata 'terlalu' tidak pernah berakhir baik. Bahkan kalau terlalu pintar saja bisa berakibat buruk.

Maka aku kembali pada posisiku. Tubuhku lurus dan kubuat tanganku berada di atas perutku, memandang langit-langit. Teringat perkataan Chanyeol kemarin. Bagaimana aku bisa dibilang berat jika dari kemarin saja aku tidak ada memakan apapun. Saat itu juga aku kembali memejamkan mata, teringat kata lapar aku jadi benar-benar merasa lapar. Biasanya kalau hari libur aku akan makan es krim pagi-pagi di dalam kamar diam-diam. Melakukan kegiatan bermalas-malasan setelah semua urusan yang kukerjakan kuanggap selesai. Tapi sekarang, tidak akan ada urusan yang akan selesai. Tidak akan ada acara menyelesaikan tugas. Karena saat ini aku bukan berada di rumah. Aku di suatu tempat di mana aku sama sekali tak terhubung dengan orang-orang terdekatku. Situasi di mana aku dapat melakukan apapun semauku ditemani oleh orang-orang yang belum genap kutemui selama lebih dari seminggu. Tinggal bersama dengan mereka tanpa tahu kapan semua ini berakhir. Aku, sama sekali tak berniat menghitung kalender kapan libur musim panas akan berakhir.

Kurasa lebih baik sekarang aku kembali larut dalam tidurku. Sekarang tidak ada makanan yang mampu menarik niatku untuk beranjak sarapan.

Dalam beberapa saat kemudian, semuanya kembali menghitam dan anehnya bayangan tentang kejadian kemarin kembali terulang.

 

*that night...

Saat itu Kris sedang mengutipi beberapa serpihan kaca dari kepala dan dahiku serta bagian lainnya. Kyungsoo membersihkan aliran darah yang tak mau kulihat bagaimana caranya ia membersihkan cairan itu. Aku ketakutan. Karena itu darah dan aku tidak pernah sekalipun dalam hidupku melakukan kecelakaan dengan cara seekstrim ini.

Kukira aku akan mati di tempat. Tapi aku sama sekali tak merasakan apapun.

Masih dalam posisiku, Kris tidak membiarkanku bergerak atau berpindah tempat atau akan ada serpihan yang tertekan masuk atau tertusuk lebih dalam. Itulah bagian terbaik dan terhebatnya, tidak ada bagian yang sakit. Jadi aku tidak perlu dibawa ke rumah sakit. Aku merasa seperti seorang superhero.

Selagi dia membersihkan serpihan-serpihan itu, mataku dengan sengaja mengarah ke arah Baekhyun. Sial aku menyebut namanya. Percaya atau tidak saat itu aku melihat sesuatu mengalir dari pelupuk matanya. Dia menggigiti bibirnya dan aku tahu dia menahan air matanya itu. Setelah kupikir-pikir, Kris benar, sesuatu yang aneh terjadi pada mereka.

"Aku tidak mati, Baek." ucapku padanya yang langsung mengusap air matanya itu. Dia terlihat seperti anak kecil. Tingkahnya seperti perempuan, padahal dia laki-laki. Mungkin ini bisa membuatku menang dalam kontes ilmiah 20 tahun mendatang ketika aku bisa meneliti Baekhyun.

"Ku-kukira, a-aku membunuh," ia tergagap. Kau benar Byun Baekhyun. Dari awal kau memang membunuhku. Lay yang duduk di sebelahnya hanya mengusap pundaknya perlahan. Rupanya karena itu dia menangis. Gumamku dan kembali menoleh ke atas. Ke arah langit-langit lantai dua. Aku jadi teringat ketika Tao berteriak tadi. Sekarang anak itu sudah selesai mandi dan dia sedang menghabiskan makan malam yang harusnya jadi milikku.

Lebih lama dari dugaanku, akhirnya Kris selesai. Ia membawa wadah plastik tempat serpihan kaca tadi ke tempat sampah. Aku pun segera duduk dan merasa bersalah pada karpet mahal yang terkena noda darah. Penasaran, aku mulai meraba-raba perlahan bekas luka yang kudapat—tidak ada. Saat aku merabanya tidak terasa apapun dan aku berniat bertanya pada Kris.

"Kris—"

"Wajahmu baik-baik saja." dia bahkan tidak memberikanku kesempatan untuk menyelesaikan pertanyaanku. Namun setelahnya aku pun mengangguk.

Aku lalu berdiri dan Kris membantuku duduk di sofa. Aku bahkan masih bisa berjalan dan dia membantuku duduk? Terserah.

Setelah duduk di salah satu sofa, Kyungsoo yang sudah selesai ikut duduk. Dia tersenyum padaku dan aku tidak begitu mengindahkannya. Itu terlihat cerah dan senyumnya sangat menawan namun aku berusaha yang terbaik untuk tidak menjadi seorang fangirl.

Saat ini, aku duduk di sebelah Kris lalu Kyungsoo. Di sebuah sofa lagi Baekhyun dan Suho, lalu di sebuah sofa lagi Tao dan Lay.

"Baikla—" Kris baru akan memulai, namun tamu tak diundang datang secara tiba-tiba. Adalah Xiumin dan Chanyeol memasuki rumah dengan suara tawa yang keras. Mereka juga membawa kantung plastik belanjaan mereka yang berisi entah apa.

"Aku tidak tahu kalau ternyata ada film kartun selucu itu!" Chanyeol tertawa semakin keras saat ia sedang berusaha menyeimbangkan dirinya ketika membuka sepatu. Xiumin yang melakukan hal sama pun menepuk-nepuk pundak Chanyeol masih sambil tertawa.

"Ya, ya, Thomas 'kan namanya? Atau Tom?"

Entah apa yang lucu namun mereka masih tertawa dengan sangat geli sampai akhirnya Chanyeol jatuh dan ia merintih sakit pada pinggulnya. Namun lagi-lagi ia melanjutkan suara tertawanya.

"Mereka mencukur bulu di ekor dan bokong kucing itu. HAHAHAHAHA! Ya Tuhan, tolong aku—HAHAHA."

"Sudahlah, ayo kita hampiri dan ceritakan pada mereka apa yang kita tonton tadi," Xiumin masih menahan sisa tawanya dan ia kemudian membantu Chanyeol berdiri. Mereka berdua kini sudah diam dan saat sampai dihadapan teman-temannya ini, mereka pun hendak memulai cerita mereka.

"Apa kalian tahu kartun Tom and Jerry? Tadi kami menontonnya di televisi besar yang ada di supermarket. Mereka menayangkan kartun itu, nanti kita harus membeli kasetnya, Baek." ujar Chanyeol dengan senyuman yang kuakui, senyumannya seperti senyuman model-model yang ada di iklan pasta gigi. Namun sayangnya dia terlihat idiot. Tapi ada satu yang membuatku merasa aneh, jika di rumah saja mereka tertawa geli seperti itu, bagaimana jika mereka sedang di dalam supermarket? Semoga tak ada yang menganggap gila kehadiran mereka.

"Sudah?" tanya Kris pada mereka berdua.

"Ya—Ah! Darah!"

"Mana? Mana?!"

"Itu!" Chanyeol melompat duduk di sofa dan Xiumin menutupi matanya dan menyambar posisi duduk yang jauh dari salah ujung karpet yang berada di dekatku yang terkena noda darah. Kris terlihat frustasi pada mereka berdua ketika dua mahluk itu kembali berkomat-kamit dan berceloteh; apa yang terjadi? Bagaimana bisa? Kalau bisa ia akan berdiri dan meninju mereka berdua sekarang. Setidaknya itu yang terlihat dari tatapannya sekarang. Dan menurutku, Kris juga nampaknya agak aneh. Shh, apa benar-benar terjadi sesuatu pada website itu?

"Baiklah—biarkan aku bicara. Sebentar." ucapnya. Pastinya sedang mencoba bersabar, karena kedengaran olehku dia menggertakkan gigi. "Baik..." dan akhirnya, Kris bisa bernafas lega. "Apa yang kalian bawa?"

"Bahan masakan."

"Bahan masakan lagi?!" seruan Kris membuatku ikut tersentak. "Segitu laparnya kalian hingga harus membeli makanan melulu?!" Kris berhasil berteriak ke arah Chanyeol yang menyodorkan kantong plastik putih besar padanya sambil memejamkan mata takut. Chanyeol yang terkejut hanya meletakkan plastiknya itu di atas meja. Aku bisa melihat roti, kripik berbagai jenis, dan keju dari sini. Miliknya lain dengan punya Xiumin, sepertinya ia membawa snack dan coklat di sana. Apa tidak ada satupun dari apa yang mereka beli sebungkus es krim?

Aku tidak bisa tenang selama tidak memakan makanan itu sehari pun.

"Kami, ntahlah, kukira aku lapar. Aku mau makan makanan enak," jawab Xiumin sambil menggaruk tengkuknya.

"Kalian merasa aneh pada hal seperti ini?" tanya Kris—kecuali padaku.

Semuanya hampir mengangguk dan mulai berdebat mengenai masalah apa yang mereka alami. Mereka semua mengalami keanehan. Mereka membuat persepsi masing-masing sementara aku terdungu di sebelah Kris.

Sampai, tiba-tiba—kami semua mendengar suara 'bruk' yang sangat keras. Tepat dihadapan kami, Luhan dan Sehun berada dalam kondisi yang aneh. Kukira mereka tidak pernah bermain kotor kecuali mereka berguling di tanah. Karena sekarang daun-daun kering menempel di jaket dan rambut mereka.

"Kris hyung!" Sehun memanggil panik orang di sampingku. Ia menangis memegangi Luhan dan semuanya segera panik dan mengerubungi mereka.

"Hyung?" kulihat Kris bergumam sendiri dan aku bertanya padanya ada apa.

Dia bilang, Sehun belum pernah manggil siapapun hyung.

Jadi Kris langsung berdiri dan ikut mengelilingi mereka berdua. Aku ikut melakukan hal yang sama dan anehnya aku malah bergetar. Sesuatu berkata bahwa aku merasa takut. Karena yang kulihat Luhan dalam keadaan tidak sadarkan diri. Apa ini? Apa yang terjadi? Di situasi macam apa aku berada? Apa ada yang dapat menjawab kerumunan pertanyaan dalam pikiranku?

Saat itu pula, seketika mereka semua semakin bertambah aneh. Kris membentak Sehun apa yang terjadi, Tao berteriak kenapa mulut Sehun berdarah, Kyungsoo juga berteriak dan bertanya di mana Kai dan Chen.

Aku diam, menatapi mereka dengan pikiranku sendiri. Diam dan bersimpuh di lantai dengan mata yang mengarah kepada kepanikan mereka masing-masing.

Aku memang tidak pernah untuk bisa berguna di saat seperti ini. Karena aku sendiri bahkan tidak tahu mengapa semua ini bisa dimulai. Karena aku tidak pernah mempelajari hal seperti ini. Aku tidak akan pernah mengikuti arah pembicaraan dengan topik yang tidak aku ketahui.

Lalu Kris menatapku, bertanya apa aku baik-baik saja. Aku mengangguk tapi pikiranku entah ke mana tapi iris hitam Kris.

Ketika menatapku, bukannya harus jadi berwarna biru?

Kukatakan pada Kris apa yang ada di pikiranku sekarang. Mereka yang ikut mendengar diam. Sadar kalau ini adalah saat di mana semuanya kembali ke awal. Seperti semula ketika di mana mereka semua adalah manusia yang normal.

Akhir cerita setelah kepanikan itu, semua berhasil mendengar penjelasan Sehun. Mereka mulai bingung. Wajah gusar Kris bahkan tak menutup kemungkinan kalau ia juga ketakutan.

Ketika Luhan sadar, Kris berkata akan membuatnya membunuh Ace-nya itu. Ia sudah terlihat sangat marah bahkan membuatku takut melihatnya mulai berekspresi begitu. Akhirnya ia pun mengeluarkan ponselnya—karena dia ada di sebelahku jadi aku dapat melihat apa yang ia ketikkan di situ. Hebat sekali. Di tempat seperti ini internet bahkan berjalan sangat cepat.

Yang kulihat, dengan ibu jari yang berapi-api ia mulai mengetik dengan cepat pada kolom messages di website Hacker itu pada Teddy. Dia menuduh dan menyumpahi Teddy atas segala rencana busuk dan liciknya. Apa benar ini rencana Taehyun?

Aku menggeleng pada diri sendiri. Dia tidak sejahat itu, Kris.

Dan beberapa detik kemudian, ia mendapat balasan dari Teddy. Aku baru tahu kalau sekarang di Seoul adalah jam 9 pagi.

 

@teddy

Aku baru akan bertanya pada kalian semua apa yang kalian lakukan di sana (09.10)

@hacker2

Ace Luhan membunuh! (09.10)

@teddy

Itu semua bukan rencanaku. Yang perlu kau tahu sekarang website-ku menjadi error karena aku mengutak-atiknya. Sekarang akun kalian sedang dalam masalah. (09.11)

@hacker2

Lalu? Untuk apa? (09.11)

@teddy

Aku sedang mencari cara agar bisa menghapus nama adikku di sini. Dan semuanya semakin bertambah aneh karena entah kenapa semakin banyak orang yang tertarik menjadi doll. Kau tahu, aku tidak bisa mengurusi apapun lagi selain membongkar-bongkar website-ku. (09.12)

@hacker2

Teddy aku tidak tahu lagi harus apa dan bagaimana jika ada yang menemukan mayat mereka berdua. (09.12)

@teddy

Kau tidak perlu khawatir karena kau tahu apa yang akan terjadi kalau aku menghapus akun mereka (09.02)

@teddy

Aku terkejut ketika melihat jumlah Hacker menjadi 10 dan akun mereka berdua dalam keadaan tidak aktif. (09.13)

@hacker2

Jadi apa yang akan kau lakukan? (09.13)

@teddy

Ketika liburan musim panas berakhir, bawa saja adikku dalam keadaan selamat. Tidak lama lagi aku bisa meng-cancel Theyo sebagai Ace. Aku juga akan menghapus nama Daehi. Polisi terlalu bodoh dalam menangani kasus penculikan yang berhubungan dengan website Hacker. Karena mereka tidak mungkin percaya hal itu disebabkan karena sebuah website, bukan? (09.14)

@teddy

Apa adikku makan dengan baik? (09.16)

 

Saat selesai membaca apa dikirim Teddy, Kris menoleh ke arahku. Aku hanya mengangguk—bukan berarti aku ingin agar ia tidak usah cemas padaku karena nyatanya, aku makan, lapar atau apalah, memangnya ada hubungannya dengan dia? Walaupun ada aku sama sekali tak berniat untuk membahas itu sekarang.

Dan Kris pun kembali mengetik sesuatu. Aku sama sekali tidak merasa senang jika ia mengkhawatirkanku.

 

@hacker2

Ya. (09.16)

 

Kali ini, balasan yang akan diterima sedikit lebih lama. Mungkin Taehyun sedang berpikir apa yang akan dibalasnya. Melihatnya mengirim pesan seperti itu mengingatkanku ketika aku masih sering bermain ponselku dan melakukan video call dengannya.

 

@teddy

Ohh... itu bagus. Jika dia makan dengan baik, dia senang, mulai berteman dengan kalian itu sudah cukup. Sesuatu yang tidak terduga mungkin akan terjadi. Ini bukan akhirnya 'kan? Kukira kalian lebih suka menjadi Hacker daripada... manusia? (09.17)

@hacker2

Ya. Hacker jauh lebih baik. (09.17)

 

Dan itu adalah jawaban yang begitu fantastis. Aku hampir tercengang membaca apa yang

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Riaa_Osehhlovu #1
Chapter 48: Antara ecxited sama sedih tokoh utamanya ganti :')
Tapi tetep bakal nunggu sekuelnya koks
ChanCartSoo #2
Chapter 48: Save offline nya di disable ama authornya


Bgst
ChanCartSoo #3
Chapter 48: Q suka lah ni cerite
zaa29b_byeol
#4
Chapter 47: Ini aku belum baca ya? Ah bodo amat. Bagus, bloom! Great one!
crunchymiki
#5
Chapter 47: ane nyengir-nyengir sendiri bacanya anjjayyy >\\\\<
alterallegra #6
Chapter 47: Wow.. Great ff Story i have read ever..
Jongin-ahh #7
Chapter 47: Endingnya gantung bgt gitu authornim T.T
Jongin-ahh #8
Chapter 47: Gue senyum2 sendiri baca ini T.T lebih sweet dr es krimnya theyo ini mah:3
Jongin-ahh #9
Chapter 44: Gue baca dari awal masa T.T chapter ini menggemaskan ><
keyhobbs
#10
Chapter 47: wwoahh!!!author jjang! Gmana bisa endingnya sekeren ini, ya ampun, dan Taehyun akhirnya sama Dara yeyy!! Terus terus Theyo sama Luhan, awalnya aku lebih suka kalo Theyo sama Baek tpi pas baca scene yg mereka jadian jadi ikutan seneng juga, jdinya bingung-_- sebenernya aku suka Theyo-Luhan atau Baek-yo hihi, tpi y sudahlah ya, yg penting pada akhirnya semuanya bahagia,hihi!