Page28: Je Ne Comprends Pas

Hacker
Please Subscribe to read the full chapter

—3rd POV—

Di mata Taehyun, hari ini entah ia sedang sial atau beruntung, ia tidak tahu. Jadi karena satu dua buku terbitan menumpuk sepanjang minggu-minggu yang lalu, ia rasa hari ini waktunya lebih banyak yang bisa diluangkan.

Setelah notifikasi itu muncul, ia terus me-refresh laman website-nya. Tapi karena tidak muncul apa pun, ia merebahkan diri di kursi kerjanya dan melipat tangan di depan dada. Sudah hampir lima menit. "Masa tidak terjadi apa-apa." ia mengernyitkan dahi dalam dengan pikiran yang menguras kejanggalan pada sesuatu. Matanya lalu memastikan jam yang ada di sudut kanan layar laptop yang menunjukkan pukul setengah sembilan pagi lebih beberapa menit.

Kemudian ia menggerakkan satu jarinya untuk mengarahkan kursor pada tombol refresh lagi. Oh, ada pesan. Alis dan matanya menunjukkan ekspresi terkejut, terburu membenarkan posisi duduknya di kursi dan membuka isi pesan itu.

 

@hacker8

Taehyun ini aku. Apa yang terjadi pada Hacker itu? (08.37)

 

Perlahan sudut bibir Taehyun terangkat—tersenyum. Membayangkan bagaimana ekspresi panik atau ketakutan adiknya sekarang. Dia rupanya meminjam ponsel Lay. Pikirnya ketika melihat nama akun yang mengiriminya pesan tersebut.

 

@teddy

Hanya memakan waktu beberapa jam. Kumohon, tunggulah dan jangan panik (08.37)

 

Membaca kembali apa yang ia ketik, Taehyun kembali tersenyum kali ini dengan deretan gigi yang terlihat. Ada kesan perhatian dan khawatir dari deretan pesan yang ia balas. Sungguh dramatis memang tapi ia tidak mungkin membalas sebuah pesan yang terkesan tak acuh atau dingin. Ia mengetikan hal itu juga demi kebaikannya.

 

@hacker8

Berapa lama mereka akan seperti itu? Kumohon lakukan sesuatu! (08.38)

 

Taehyun menaikkan sebelah alisnya heran. Merasa bingung ingin menjawab apa pada pertanyaan tak sabaran di seberang sana.

 

@hacker8

NAM TAEHYUN! (08.40)

@teddy

Tunggu saja. Kau percaya padaku 'kan? (08.40)

@hacker8

Kau gila kalau kau ingin aku percaya padamu (08.40)

 

Mata Taehyun berkedip cepat beberapa detik. Rahangnya terbuka tak percaya membaca pesan terakhir yang tertera di hadapannya sekarang. Lama-kelamaan alisnya bertaut. Terus bertaut semakin dekat. Matanya ia pejamkan kuat-kuat dan mengambil cangkir kopinya dengan tangan gemetar akibat menggenggam cangkir kopi itu hingga berurat. "AISSH!" Taehyun berteriak frustasi membuat tangannya otomatis melempar cangkir itu ke lantai. Kalau bisa, saat ini juga ia akan melempar laptopnya sekaligus. "Apa..." kedua tangan menjenggut rambutnya frustasi. Ia menghela nafas kesalnya terus menerus berharap dirinya tidak akan melempar atau membanting apa pun sekarang.

Jantungnya terasa berdegup cepat. Ia bergetar menahan tetesan air mata agar tidak tertampung pada pelupuk matanya. Seperti ada gejolak di dalam perutnya atau sesuatu yang menghantam di sana karena itu terasa menyakitkan. Tapi, ia hanya bisa merasa gagal ketika merasakan sesuatu yang dingin menjalari pipinya. Ia tidak tahu harus membalas pesan itu dengan kalimat yang seperti apa. Ia sama sekali tidak tahu sementara orang yang mengirimnya pesan itu sudah hampir habis kesabaran dengan berteriak dalam kolom pesan walaupun tidak terdengar apa pun. Semua tanda seru yang terlihat di sana sudah menunjukkan bayangan ekspresi yang terjadi.

Tok! Tok!

"Masuk." Taehyun mengusap air matanya segera dan menutup layar laptopnya. Menoleh ke arah pintu kaca, nampak seorang perempuan bertubuh kecil dengan rambut panjang yang bergelombang di bagian bawahnya masuk dan langsung tersenyum.

"Hey." sapanya.

"Ah, ya, pagi," balas Taehyun tersenyum kecil tanpa minat. Wanita itu berjalan ke mejanya dan mata Taehyun tidak sekalipun lepas dari tatapan wanita yang masih tersenyum itu. Hari ini dia mengenakan coat berwarna turqoise dengan sebuah baju turtle neck putih dan rok pendek sebatas lutut, sangat sepadan. Wanita itu juga begitu elegan. Sebagai penulis novel yang cukup terkenal—tidak, ia terkenal, novelnya bahkan sudah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa. Tapi itu bukan berarti dia wanita yang menarik untuk Taehyun.

Bagimana caranya setiap saat berusaha menarik bola mata Taehyun untuk menatapnya. Jelas sekali di mata Taehyun.

"Apa ini—oh, kau mau aku memanggilkan seseorang untuk membersihkan ini?" tanyanya begitu menyadari tumpahan kopi yang berceceran di lantai.

"Nanti saja. Ada apa kemari?" tanya Taehyun. Membuat orang yang berdiri satu meter di depan meja kerjanya spontan tersenyum cerah.

"Minggu depan, aku akan mengirim naskah sequel novelku yang sudah beberapa bulan ini kukerjakan,"

"Oh, ya?"

"Ya, aku sangat senang. Terima kasih. Novelku bisa sukses juga karena kau,"

"Sama-sama."

"Dan... kukira aku ingin mengajakmu makan siang nanti,"

"Lalu?"

"Maksudmu?"

Suara kekehan tiba-tiba saja keluar dari mulut Taehyun. Ia kemudian beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri wanita dengan alis yang tertinggal kebingungan. Namun ia hanya memaksakan senyuman saat Taehyun yang tersenyum—atau mungkin menyeringai itu berdiri di hadapannya dan wajah pria itu mendekat ke arah telinganya. Entah kenapa ia menjadi gugup dan tidak tahu perasaan apa yang terjadi di dalam hatinya sendiri. Dan Taehyun pun mulai berbisik, ia pikir mungkin sesuatu yang tidak boleh terdengar orang lain. "Kenapa kau mendekatiku, Sandara?"

"Sandara?"

Taehyun memundurkan kepala dan senyuman psikopat—andai wanita itu tahu—yang tidak segera hilang dari bibirnya. "Mulai sekarang aku akan memanggilmu begitu. Lucu 'kan?" tanyanya seperti memancing point tertentu dari setiap kalimat yang ia tanyakan.

Dan rasa gugup sekarang merubah Dara merasakan sesuatu yang dingin membekukan wajahnya, terdiam. Ia hanya kembali memaksakan sebuah senyuman kaku tanpa sadar keringat dingin mulai menetesi dahi dan lehernya. "Ya, itu lucu. Terdengar manis,"

"Baiklah, ketika makan siang nanti, kita akan melanjutkan topik ini." ujar Taehyun sambil berjalan kembali ke kursinya. Masih meninggalkan debaran jantung dan cucuran keringat dingin pada wanita yang sekarang berdiri mematung seperti boneka.

"Topik... apa?" tanyanya hati-hati.

Sebelum duduk, Taehyun berbalik hanya untuk menjawab pertanyaan kebingungan dari Dara, "Topik mengenai: kau. Atau kita bisa membicarakan topik yang sekarang paling sering dibicarakan? Kalau tidak salah namanya... website Hacker?"

"A-apa?" Dara tertegun. Matanya mulai berkedip lebih cepat dalam waktu satu detik. Ia masih memproses perkataan apa yang baru saja di dengarnya.

"Kenapa, Dara?" tanya Taehyun setelah ia duduk. Mulai bermain pada kursi kerjanya sambil memandangi wanita dengan ekspresi yang jelas sangat terkejut itu. Tetap, bibirnya terulas senyuman yang manis.

"Bukankah, itu website candaan saja?"

"Tsk, bagaimana, ya? Kau mau membicarakan ini sekarang?"

"Sebenarnya aku tidak mau tapi, telah terjadi sesuatu yang aneh di sana." mulai Dara dengan suara bergetar.

"Aku akan mendengarkan. Silahkan duduk." Taehyun menawari sebuah kursi yang ada di depan meja kerjanya. Dengan terpaksa Dara berjalan ke sana dan duduk seperlahan mungkin. Mata Taehyun yang memandanginya memberikan sebuah getaran atau aura aneh yang mengelilingi ruangan ini.

"Kau tahu ini tidak penting 'kan?" lanjut Dara dengan sebelah alis terangkat. Jelas ia menghindari pembicaraan ini.

"Menurutmu? Ayolah, website ini menghebohkan seluruh Korea Selatan. Aku sangat tertarik membicarakan ini. Kukira kau juga begitu. Aku juga, lho, aku memasukkan tanggal lahirku di situ." jelas Taehyun ta

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Riaa_Osehhlovu #1
Chapter 48: Antara ecxited sama sedih tokoh utamanya ganti :')
Tapi tetep bakal nunggu sekuelnya koks
ChanCartSoo #2
Chapter 48: Save offline nya di disable ama authornya


Bgst
ChanCartSoo #3
Chapter 48: Q suka lah ni cerite
zaa29b_byeol
#4
Chapter 47: Ini aku belum baca ya? Ah bodo amat. Bagus, bloom! Great one!
crunchymiki
#5
Chapter 47: ane nyengir-nyengir sendiri bacanya anjjayyy >\\\\<
alterallegra #6
Chapter 47: Wow.. Great ff Story i have read ever..
Jongin-ahh #7
Chapter 47: Endingnya gantung bgt gitu authornim T.T
Jongin-ahh #8
Chapter 47: Gue senyum2 sendiri baca ini T.T lebih sweet dr es krimnya theyo ini mah:3
Jongin-ahh #9
Chapter 44: Gue baca dari awal masa T.T chapter ini menggemaskan ><
keyhobbs
#10
Chapter 47: wwoahh!!!author jjang! Gmana bisa endingnya sekeren ini, ya ampun, dan Taehyun akhirnya sama Dara yeyy!! Terus terus Theyo sama Luhan, awalnya aku lebih suka kalo Theyo sama Baek tpi pas baca scene yg mereka jadian jadi ikutan seneng juga, jdinya bingung-_- sebenernya aku suka Theyo-Luhan atau Baek-yo hihi, tpi y sudahlah ya, yg penting pada akhirnya semuanya bahagia,hihi!