Rising Star - Ch 45

Rising Star (the sequel of Falling Star)
Please Subscribe to read the full chapter
Chapter 45

 

Kyuhyun terbangun menjelang pagi. Ia melirik ke tempat tidur lain di kamarnya, dan tidak mendapati siapapun di sana. Namja itu mengerjapkan matanya beberapa kali, berharap hal itu akan menghapus sisa-sisa kan-tuknya. Setelah merasa benar-benar terbangun, Kyuhyun kembali melirik ke samping. Tak ada yang berubah. Tempat tidur itu memang kosong, bahkan tak ada tanda-tanda telah dipergunakan.

“Apa mereka merahasiakan sesuatu lagi? Belajar bahasa mandarin?” Kyuhyun menjitak kepalanya sehabis mengucapkan kata-kata itu. “Ya! Cho Kyuhyun! Buat apa mereka diam-diam belajar bahasa mandarin? Semua belajar hal itu sepanjang hari!”

Kyuhyun menghembuskan napas sambil menggembungkan pipinya. Ia tidak menyadari bibirnya menjadi begitu maju sehingga seseorang bisa mengikatnya jika mau. Tetapi Kyuhyun tidak mengkhawatirkan hal itu. Ia memiringkan kepalanya sambil sibuk berpikir.

“Ah! Mereka belajar bahasa Jepang!” Kyuhyun menepuk tangannya dengan senang, cukup puas dengan pemikirannya. “Apapun alasannya, kali ini mereka tidak boleh meninggalkanku! Aku akan ikut!”

Sedikit tergesa, Kyuhyun memakai sandal kamarnya dan berjalan keluar. Ia membuka pintu dengan keras, namun sedetik kemudian menutup mulutnya sementara kedua matanya terbelalak lebar. Hankyung, Siwon, Donghae, Zhoumi, Ryeowook, dan Henry tampak tertidur di ruang duduk.

“Euuuhm? Apa? Ada apa?”

Terdengar suara Siwon yang paling mudah terbangun. Suaranya terdengar sedikit aneh karena kesadarannya belum berkumpul.

Kyuhyun kali ini menahan pintu dan mencoba menutupnya tanpa suara. Masih sempat terdengar olehnya Siwon membangunkan yang lain. Kyuhyun bergegas melompat kembali ke tempat tidur, menutupi tubuhnya dengan selimut hingga rambutnya saja yang sedikit terlihat.

Dorm mereka tidak memiliki dinding yang cukup tebal; Karena itu Kyuhyun bisa mendengar satu per satu member Super Junior M terbangun dan bergerak ke kamar masing-masing. Namun ia tidak bisa mendengar apa yang mereka katakan dengan jelas.

Saat pintu kamarnya terbuka, Kyuhyun  segera  memejamkan mata  dan mem-bunyikan napasnya sekeras mungkin. Semua sudah tahu betapa kerasnya ia  mendengkur  ketika tidur. Akan  sangat  aneh  jika Kyuhyun terdengar begitu sunyi.

Menit-menit selanjutnya terasa sangat panjang. Kyuhyun bisa merasakan seseorang berdiri di sisi tempat tidurnya, mengawasi keadaannya sejenak sebelum menaiki tempat tidurnya sendiri. Sesekali masih terdengar suara dari tempat tidur samping, menandakan siapapun yang berada di sana belum ter-tidur.

Kyuhyun mulai merasa kepayahan karena harus pura-pura mendengkur. Ia sedikit lega ketika tak terdengar suara-suara lagi dari teman sekamarnya. Namun untuk berjaga-jaga, Kyuhyun terus mendengkur beberapa waktu kemudian hingga tenggorokannya terasa kering.

Ingin rasanya namja itu melonjak kegirangan, terbebas dari situasi yang membuatnya lelah dan kepanasan. Tetapi Kyuhyun berhasil menahan keinginannya itu, dan menurunkan selimut dengan perlahan. Senyum di wajahnya terukir begitu lebar saat melihat sosok Donghae. Hyung-nya itu tidak akan terbangun dengan mudah.

Kyuhyun menjatuhkan tubuh di sofa ruang duduk dengan perasaan lega. Diambilnya HP dari dalam saku, kemudian mulai menekan beberapa tombol sambil berjalan menuju balkon. Telepon diangkat di seberang sana, tepat ketika Kyuhyun selesai menutup pintu yang membatasi balkon dengan ruang bagian dalam.

“Yeoboseyo,” sapa Kyuhyun saat Changmin terdengar menyapa sambil mengantuk.

“Kyuhyun-ah, kau tahu ini jam berapa?” tanya Changmin berusaha sekuat tenaga menahan kantuknya.

“Aku tidak tahu dan aku tidak peduli.” Kyuhyun mengukir smirk yang tidak mungkin dilihat Changmin. “Changmin-ah, kuberi waktu 5 detik untuk bangun, atau.…”

“Aku bangun! AKU BANGUN!!!” Changmin terkejut oleh teriakannya sen-diri. Ia terdiam beberapa saat sambil menajamkan telinganya, lalu tersenyum lega saat tak seorangpun hyung-nya terbangun. Semua masih tertidur pulas di kamar masing-masing.

“Kyuhyun-ah…” Changmin membuat suaranya sedikit memelas setelah melihat jam weker di atas nakas. Rupanya aku baru tertidur beberapa menit…

“Changmin-ah, aku merasa melupakan sesuatu yang penting. Apa kau bisa membantuku?”

“Kau di China melupakan sesuatu dan aku di sini diminta membantumu?” Changmin menggelengkan kepalanya. “Caramel macchiato, aku rasa kau per-lu tidur.”

“Aku baru saja bangun!”

“Kau sehat?”

“Tentu saja.”

“Tapi sebaiknya kau tidur sebentar lagi, Kyuhyun-ah." Sehingga aku bisa tidur lagi... Changmin menguap menahan kantuk. "Kita akan sangat sibuk besok.”

“Kita?” Kyuhyun mengerjap bingung. “Kau bilang kita?”

“Iya, kita; Kau dan aku. Besok kita melakukan upacara Gwallye.”

“Gwallye?”

“Aigoo, sepertinya kau memang tidak sehat….”

“Changmin-ah, aku serius! Gwallye itu apa?”

“Kau tidak tahu?” Changmin tersenyum penuh kemenangan. Tidak biasanya Kyuhyun tidak mengetahui sesuatu. “Kalau begitu, carilah sendiri. Aku mau tidur.”

“Jangan membohongiku, di sana sudah siang! Kau mau tidur sampai jam berapa?”

“Aku di Seoul,” rajuk Changmin.

“Aniyo, kau di Grand Canyon. Kau selalu mengirim jadwalmu lewat email. Kau juga lupa aku yang meneleponmu?! Kode negara yang aku hubungi bukan Korea Selatan!”

Changmin meringis.

“Aku berjalan-jalan sepanjang malam dengan hyungdeul, karena itu aku mengantuk….”

“Kau belum menjawab pertanyaanku.” Suara Kyuhyun terdengar begitu dingin sehingga Changmin sedikit menggigil.

“Tadinya aku berharap kita bisa merayakannya bersama-sama, Kyuhyun-ah. Memasuki usia dewasa bersama-sama. Tetapi perbedaan waktu 15 jam ini… Bahkan kita berbeda hari sekarang.”

Mendengar suara Changmin yang terdengar sedih, Kyuhyun melembutkan suaranya.  “Sekarang aku ingat! Gwallye, upacara yang menandakan kita

menjadi orang dewasa bukan?”

“Nde. Hyungdeul berhasil meminta off  selama  dua  hari sehabis acara di Hollywood Bowl, untuk merayakan Gwallye.” Suara Kyuhyun yang hangat  membuat Changmin kembali bersemangat.

“Karena itu kalian tidak pulang ke Korea bersama yang lain.”

“Aniyo, pemotretan di Grand Canyon baru dilakukan setelah libur kami selesai.” Suara tawa Changmin terdengar begitu gembira. “Aku tidak sabar menunggu besok. Ah, masih 10 jam lagi hari berganti, sedangkan kau akan melakukannya sebentar lagi.”

“Jangan merajuk. Kau akan melewatinya dengan semua hyung-mu, sedangkan aku….”

“Ah, mianhe…” Changmin merasa ingin memukul kepalanya sendiri. Ia tidak bermaksud membuat Kyuhyun bersedih di hari yang istimewa bagi mereka berdua. Untuk beberapa saat keduanya terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing.

“Kita harus bersyukur masih bisa merayakannya di tengah-tengah pekerjaan kita, arrachi?” Kyuhyun mencoba menghilangkan situasi yang tidak enak itu.

“Arraseyo. Orang dewasa tidak boleh merisaukan hal-hal sepele.” Changmin menarik napas lega. Ia tersenyum lebar mengingat perubahan statusnya nanti.

“Aniyo, kau harus menunggu sehari lagi untuk bisa mengatakannya.”

Suara dingin dan tegas itu membuat senyum Changmin seketika lenyap.

“Caramel Macchiato, kau benar-benar kejam!”

Teriakan protes Changmin membuat Kyuhyun tergelak.

“Changmin-ah, bagaimanapun aku adalah hyung-mu, arrachi?”

“Tapi seharusnya kau memanggilku ‘sunbaenim’, Kyuhyun-ah!”

“Hm? Tadi kau mengatakan apa?! Aku sudah memiliki album Natal ketika berumur 6 tahun! Kalian semua adalah hoobae-ku!”

Changmin meringis, membayangkan Kyuhyun memandangnya dengan tatapan mematikan.

“Changmin-ah, panggil aku hyung!”

“Arraseyo, hyung….,” jawab Changmin dengan nada pasrah.

Kyuhyun masih tersenyum mengingat percakapan itu hingga 30 menit kemudian,  saat  matanya  sibuk mempelajari berbagai  hal  tentang  Gwallye, upacara yang terlupakan olehnya.

“Aku tidak sabar. Benar-benar tidak sabar.” Kyuhyun memutar kembali upacara Gwallye yang ia temukan di internet. Ia mengamati setiap detailnya dengan seksama. “Apakah mereka mempersiapkan semuanya dengan baik? Ck, aku harus mengecek hal itu sebelum upacara di mulai.”

Setelah mengambil sebotol air minum di lemari pendingin, Kyuhyun berjalan menyusuri ruang duduk di dorm, mencoba mencari tahu apa yang sudah dikerjakan oleh member Super Junior M lainnya. Kyuhyun tersenyum melihat tumpukan pakaian yang sudah selesai dicuci masih terlipat rapi di atas meja. Biasanya para member akan mengambil milik mereka masing-masing setiap sore untuk kemudian memasukkannya ke dalam lemari.

“Sepertinya semua sangat sibuk mempersiapkan upacara untukku.” Kyuhyun tersenyum lebar. Tangannya mulai memilih pakaiannya dari antara pa-kaian lainnya. Namun senyum namja itu seketika menghilang ketika setumpuk benda yang terlipat rapi berada di hadapannya. Entah siapa yang mena-ruh benda itu di antara tumpukan pakaian; Kyuhyun sendiri menggeletakkannya begitu saja kemarin sambil berharap kedua benda itu menghilang.

Ingatannya kembali pada kejadian 4 hari yang lalu saat euisa selesai melepaskan peralatan infus dari lengannya…

“Kyuhyun-sshi, berdasarkan catatan kesehatan yang Saya terima dari euisa yang menangani Anda di Seoul, Anda mengalami patah tulang panggul pada kecelakaan tahun lalu. Karena itu pakailah korset ini.”

“Mwo? Korset? Untuk apa?”

“Itu korset ortopedi, untuk men

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Inspiritwer_11 #1
Chapter 18: How can i find falling star?
Ladychi #2
Chapter 51: dice que esto es una secuela, ¿donde esta la otra historia
Ladychi #3
Chapter 51: tienes otra historia? o solo es esta, escribes muy bien
ArizKyu #4
Chapter 51: ??
Update lagi dong eonn??
moonloversrae #5
Yeah akhirnya update lagi.. Still the best author ?
DekanAkavi1711 #6
Chapter 50: eonn, yg SUJU M tukeran baju di pesawat itu real kah?
Jai2212 #7
Where can i read the falling star?? I cant find it...
dephinalouisa
#8
Chapter 50: Best ff and author so far.. Cara penulisan dan penggambaran masing2 karakter sgt mendetail.. Semua percakapan dirangkum secara cerdas.. Ditunggu kelanjutannya eonie.. Hwaiting!!
EndahD #9
Chapter 50: Selalu nunggu buat setiap chapternya walaupun udah sekian lama
iharukumipuff
#10
Chapter 50: kyuhyun menghilang? apa lagi rencana kyuhyun kali ini? xD