Rising Star - Ch 41

Rising Star (the sequel of Falling Star)
Please Subscribe to read the full chapter
RISING STAR Chapter 41

.

7 Mei 2008

Waktu menunjukan pukul 2 pagi ketika He Jiong bergabung dengan member SJ M di ruang ganti. Para stylist sibuk memeriksa dan memperbaiki penampilan ketujuh namja itu sebelum rekaman kedua dimulai. Kyuhyun tengah memasukan ujung kaos dalamnya ke balik celana  saat He Jiong menghampirinya.

 “Gui Xian, apa kamu tidak kepanasan dengan kaos rangkap seperti itu?”

Mendengar pertanyaan He Jiong, Kyuhyun tersenyum lebar. “Tentu saja kepanasan. Tapi aku lebih nyaman seperti ini, He Jiong ge.”

“Dia masih memiliki beberapa bekas luka di tubuhnya,” bisik Hankyung sambil menarik He Jiong ke sofa yang terdapat di ruang ganti. “He Jiong ge, ada perlu apa?”

Pertanyaan Hankyung membuat He Jiong teringat tujuan awal ia mendatangi tempat itu. “Soal Gui Xian. Aku ingin bertanya kepadamu soal kondisi Gui Xian.”

“Kondisi Gui Xian? Apa permainan nanti memberatkan untuknya?”

Wajah Hankyung berubah serius.

.

Sementara menunggu rekaman dimulai, Kyuhyun bergegas ke restroom. Namun saat keluar dari kamar kecil, ia mendapati Donghae tengah menghapus air matanya di dekat wastafel.

“Donghae-ah?” Kyuhyun bergegas menghampiri hyungnya itu untuk menenangkannya, sebelum ada orang lain yang masuk ke dalam restroom.

“Kyuhyunie, aku sangat merindukan memberdeul….” Donghae berterus-terang akan perasaannya. “Seandainya permainan ini kita lakukan bersama mereka semua, pasti jauh lebih menyenangkan. Aku benar-benar ingin kembali bersama dengan member yang lain…”

Mendengar itu, Kyuhyun tidak tahu apa yang harus dikatakannya. Nado, hyung. Meskipun bersama SJ M, kegembiraan yang kurasakan menjadi kurang lengkap karena kita tidak berkumpul secara utuh.

Kyuhyun memeluk Donghae, membiarkan hyungnya itu menangis di bahunya. “Kita akan kembali bersama, Donghae-ah. Dream Concert tidak lama lagi. Saat itu, kita semua akan berkumpul kembali. Bersabarlah, arrachi?”

Donghae memeluk Kyuhyun dengan erat. Meski berita di luar mengenai bubarnya Super Junior masih terdengar, Donghae tidak sedikitpun khawatir akan ikatan di antara mereka. Namun hal itu sekaligus membuatnya sangat merindukan kebersamaan yang terjadi setiap hari selama beberapa tahun ini.

Kyuhyun tersenyum, menekan kesedihannya sendiri dalam-dalam ketika Donghae melepaskan pelukan sambil tersenyum ke arahnya. “Kalau aku murung seperti ini, Wookie akan khawatir.”

“Itu benar.” Kyuhyun mengangguk sambil mengatupkan mulutnya dengan mimik lucu. “Cucilah mukamu. Aigoo, Donghae-ah… Kenapa kita sering berjodoh di toilet eoh?”

Donghae tergelak mendengar gurauan Kyuhyun. Ia bergegas mencuci mukanya sebelum mereka kembali bergabung dengan yang lain. Stylish hanya bisa menghela napas karena harus memperbaiki make up Donghae kembali.

.

.

Acara untuk tayangan kedua dimulai. Sebelum memasuki permainan sesungguhnya, He Jiong membahas mengenai Olimpiade. Ia menanyakan kepada member SJ M mengenai olahraga yang menjadi kesukaan mereka dan sering mereka lakukan.

“Pingpang giu (ping pong),” jawab Kyuhyun sambil memperagakan gerakan tenis meja.

“Wow, aksenmu tepat sekali,” puji He Jiong.

“Kau berbicara sangat baik.” Xie Na ikut memuji.

“Hen hao (*sangat baik).” Kyuhyun tersenyum puas.

“Kau tidak perlu memuji dirimu sendiri,” protes He Jiong sambil tertawa. “Ucapanmu sangat baik.”

Kyuhyun tersipu ketika He Jiong mengakui kemampuan aksen mandarinnya.

“Aku menyukai senam lantai dan renang.” Hangeng menjawab ketika pertanyaan yang sama dilontarkan kepadanya.

“Siapa yang menang di antara kalian berdua jika bertanding?” tanya He Jiong saat Ryeowook menjawab bahwa ia juga menyukai renang. Semua tertawa karena Ryeowook menunjuk dirinya sendiri.

Henry memilih tenis sebagai olahraga favoritnya, sedangkan Donghae memilih sepak bola.

“Kau bermain di posisi mana? Depan, tengah, atau belakang?”

“Tengah,” jawab Donghae.

Zhoumi memilih bulutangkis.

“Karena ia tinggi, tangan dan kakinya panjang, pasti terlihat mengagumkan,” puji He Jiong. Ia berlanjut kepada Siwon. “Shi Yuan seharusnya menjadi seorang olahragawan. Dia bisa melakukan apa saja. Benar kan?”

Siwon memasang mimik lucu sebagai jawabannya.

“Apa olahraga favorit yang sering kau lakukan?” He Jiong kembali bertanya karena Siwon belum menjawab apapun.

“Aku menyukai semua olahraga.” Siwon menjawab.

“Semua?”

Siwon mengangguk mantap.

“Mana yang paling kau kuasai?”

Siwon berpikir sejenak.

“Aku bagus pada semua olahraga.”

Namja tampan itu tersenyum manis sambil melempar pandangan-itu-semua-benar- kepada kedua MC yang tertegun mendengar jawabannya.

.

Setelah Ryeowook mendapat hadiah pijatan Hangeng atas kemenangannya di tantangan pembuka, tantangan pertama kali ini memakai baju tradisonal China dalam waktu 30 detik. Mereka juga diminta memperagakan pakaian tersebut satu per satu.

Hankyung memperagakan seorang ahli pedang. Donghae memperagakan seorang kakek tua dengan tongkat; meski yang lain sepakat dia sedang menirukan Sun Go Kong si raja kera. Siwon yang tidak juga menemukan tali pengikat miliknya,  memilih memperagakan seorang pemuda tampan yang tengah melepaskan jubah.

Kyuhyun kembali lambat merespon ketika namanya dipanggil. Hankyung menepuk agar dongsaengnya itu fokus. Namun Kyuhyun justru melihat ke belakang dengan bingung sambil melangkah maju ke depan.

Apa yang harus aku peragakan?

Melihat penonton, kesadarannya kembali dengan cepat.

Aku menjadi diriku sendiri saja.

Kyuhyun berjalan dengan kedua tangannya di belakang punggung,  menengadahkan wajah, menganggukkan kepala, kemudian mengangkat salah satu tangannya seperti seorang pemimpin yang memberi salam. Ia sering melihat gaya seperti itu di film-film kolosal kesukaannya.

“Dia memperagakan seorang Ling dao (*pemimpin),” cetus He Jiong yang disambut gelak tawa oleh Xie Na. “Selamat datang di acara kami.”

Hankyung dan Siwon mengamati sambil tertawa lebar. Saat Kyuhyun kembali, Hankyung mengajak Kyuhyun melakukan high five.

Usaha yang bagus. Hankyung memuji lewat pandangan matanya. Kyuhyun tersenyum puas.

“Ladies and gentlemen, women de Henry!” He Jiong memanggil giliran selanjutnya.

Henry memperagakan seorang ahli silat aliran Tai Chi dengan baik.  Ryeowook seharusnya menjadi seorang sastrawan yang memikul peti buku di punggungnya. Karena tidak tahu benda apa yang ia bawa, Ryeowook justru berputar seperti orang menari dengan peti buku itu.

Zhoumi yang memegang alat penggaruk, memerankan seorang petani. Namja itu menari tradisional Cina dengan alat di tangannya ketika musik mengalun.

He Jiong meminta Hankyung menentukan siapa yang paling bagus dalam pakaian itu.

"He loushi, aku pikir dia yang paling bagus," kata Xie Na sambil menunjuk Donghae.

"Siwon terlihat paling bagus." Hankyung menentukan pilihannya, meski Xie Na berkeras Donghae sangat lucu.

Xie Na dan He Jiong kemudian menyanyikan sebuah lagu opera di mana member SJ M diminta memerankan tokoh dalam lagu baik pria maupun wanita.

Wow! Suaranya indah sekali! Donghae terkesima ketika Xie Na mulai bernyanyi.

Semua member hanya berdiri diam. Zhoumi, Hankyung, dan Siwon menggerakan tangan mereka sedikit saja, tahu bahwa mereka harus bereaksi untuk membuat suasana tidak kosong, namun ragu dengan apa yang harus mereka lakukan. Sangat berbeda dengan Eunhyuk, Shindong, Kangin dan Heechul yang selalu bisa mengambil reaksi cepat agar suasana tidak turun.

Melihat hal itu, Kyuhyun mulai menggerakan kedua tangan dan kakinya, menari-nari seorang diri mengikuti lagu yang dibawakan Xie Na dan He Jiong. Ia terlalu malu untuk melakukan itu di depan, sehingga melakukannya di belakang yang lain.

Shindong hyung, aku cukup menarik picunya, bukan? Aku tidak berani lebih dari ini. Hyungdeul, Henry, please follow me. Aku bisa mati karena malu kalau kalian tidak bereaksi.

 Apa yang Shindong katakan terbukti. Kyuhyun tidak perlu menunggu lama. Zhoumi yang melihat apa yang dilakukannya, mulai menari di sebelah Xie Na, memperagakan orang yang sedang bertani, sesuai dengan lirik yang sedang dinyanyikan.

Hankyung dan Siwon  ikut menggerakan tubuh mereka. Ryeowook dan Henry saling berpandangan, berpikir apa yang akan mereka lakukan. Akhirnya semua menari, semakin lama semakin menikmati tarian mereka masing-masing. Kekacauan itu membuat He Jiong tak kuasa menahan tawa.

“Aku tidak bisa menyanyi lagi,” kata He Jiong sambil menghentikan nyanyiannya. “Mereka semua  mulai gila!”

He Jiong dan Xie Na akhirnya memutuskan agar member SJ M menari satu per satu.

“Ini karakter wanita!” tebak Xie Na saat Hankyung mulai menari sambil membawa pedang.

“Pendekar wanita.” He Jiong meralat. Hankyung dengan gemulai memperagakan keahlian bermain pedangnya.

Siwon kemudian maju setelah meminjam pedang Hankyung. Saat Hankyung menari kipas sebagai pasangannya, tiba-tiba namja tampan itu menusukkan pedang seperti melakukan bunuh diri, membuat Hankyung terlompat kebelakang untuk menghindar.

Xie Na tak kuasa menahan tawa melihat kekocakan Siwon.

“Kalian menari bersama saja,” usul He Jiong untuk mempersingkat waktu.

Ah, ini mulai membosankan lagi. Kyuhyun menghela napas melihat semua menari. Hyuk Hyuk, Heechul-hyung, Shindong hyung, Kangin hyung…. Aku merindukan sifat aneh kalian… Seandainya ini di dorm, dan aku akan merasa bosan, apa yang akan aku lakukan?

Kyuhyun mengawasi Hankyung, Siwon dan Zhoumi yang tengah bernyanyi bersama di tengah sorot kamera.

Oke, kacaukan lagi saja semuanya!

Tiba-tiba Kyuhyun berjalan dengan cueknya, menutupi member yang sedang menari dan menyanyi, tanpa ikut menari sedikitpun. Hankyung melirik bingung, sementara Xie Na terpingkal-pingkal dengan ulah Kyuhyun. Kyuhyun mengambil kipas dari meja, dan mulai mengipasi dirinya sendiri sambil berdiri.

Di akhir babak, He Jiong dan Xie Na memilih Kyuhyun dan Donghae yang konsisten memerankan seorang pemimpin dan seorang kakek selama game pertama berlangsung.

.

.

Semua beristirahat di tempat duduk masing-masing ketika permainan selanjutnya dipersiapkan. Tantangan kedua adalah meniup 15 batang lilin dengan cepat sambil mengucapkan kata-kata.

 “Kalian boleh mengucapkan kata-kata dalam bahasa Mandarin, Korea, ataupun Inggris.” He Jiong menjelaskan.

“Tetapi kalian tidak boleh mengulang kata yang sama,” sambung Xie Na.

“Kita akan memulai game ini dengan peserta pertama…”

“Gui Xian.” Xie Na menyambung perkataan He Jiong. Apalagi penonton meneriakkan nama Gui Xian dengan serempak.

Kyuhyun memandang Hankyung dan mendapati bahwa sang leader mengangguk, memintanya maju sebagai peserta pertama. He Jiong mendampingi dan menyodorkan mikenya agar Kyuhyun bisa lebih konsentrasi meniup semua lilin itu.

Kyuhyun mulai mengucapkan kata-kata mandarin yang ia tahu, untuk memadamkan api pada lilin. Tapi di lilin keenam ia mulai kewalahan. Selain karena napasnya, ia tidak bisa berhenti tertawa karena merasa kata-katanya lucu. Kyuhyun akhirnya meniup lilin tersebut tanpa mengucapkan sebuah kata.

“Itu tidak dihitung.” He Jiong tergelak.

Kyuhyun ikut tertawa. Ia mencoba meniup kembali. Namun di lilin ke- 9 ia kembali kehabisan napas dan menundukkan wajahnya sambil tertawa.

-Gui Xian paru-parunya masih dalam tahap penyembuhan, He Jiong ge. Ia seringkali kekurangan oksigen jika terlalu lelah.

+Kalau begitu, duduklah seperti semula, Hangeng. Dengan dia berada di paling ujung, penonton akan cenderung memilihnya untuk maju lebih dahulu.

He Jiong mengingat percakapannya dengan Hankyung di ruang ganti tadi. Namun melihat Kyuhyun melakukan game tanpa mengeluh, ia merasa terhibur, meski MC itu mengernyit cemas melihat waktu yang Kyuhyun butuhkan untuk setiap lilin sangat lama. Sama sekali bukan waktu standar yang dihabiskan seseorang untuk permainan ini.

Tinggal tiga batang lilin yang belum berhasil Kyuhyun tiup. Kali ini ia kehabisan kosakata. Namja itu memandang sekeliling, mencoba mencari kata mandarin pada spanduk yang bisa ia pakai. Lalu matanya menangkap salah seorang hyungnya yang ia pergoki menangis tadi.

“Dong!” Kyuhyun meniup lilin ketiga belas.

Semua mengerutkan kening mendengar kata yang aneh itu.

“Hai!”

Beberapa tersenyum, menyadari yang Kyuhyun maksud adalah Donghae.

“Jia You!”

Kyuhyun kesulitan menggunakan kata terakhir, karena kata itu tidak menimbulkan tiupan napas yang bisa memadamkan lilin. He Jiong segera membantunya. Akhirnya kelima belas lilin itu berhasil ia tiup.

Kyuhyun menarik napas lega meski terlihat sedikit kepayahan. Kakinya terasa lemas. Ia berusaha menghirup udara sebanyak-banyaknya. He Jiong seorang yang peka. Tanpa banyak bicara ia memindahkan kertas MC-nya dan menggandeng Kyuhyun menjauhi meja yang berbau asap lilin itu.

“Hen nan (*sangat sulit).” Kyuhyun menanggapi permainan yang dilakukannya tadi.

“Kamu berhasil meniup semuanya, namun waktu yang dibutuhkan cukup lama,” kata Xie Na yang tidak mengetahui kondisi Kyuhyun. “Dan kata-kata yang diucapkan…”

“Nana terus bertanya: Apa yang kamu katakan?” He Jiong ikut berkomentar. “Gui Xian mengucapkan kata-kata dengan intonasi yang aneh. Aku pikir itu bahasa Korea. Itu bahasa Korea kan?”

He Jiong memandang Kyuhyun.

“Semuanya kata dalam bahasa mandarin.” Hankyung mendahului menjawab. Ia menyadari Kyuhyun memerlukan sedikit waktu sebelum bisa berbicara dengan baik.

“Hah?” He Jiong terperangah, memandang Hankyung dengan bingung.

“Wow!” Xie Na merasa senang mendengarnya.

“Fu! Wu! Yuan!” Hankyung memperagakan dengan contoh.

“FUWUYUAN!” seru Kyuhyun, sekaligus kode untuk sang leader bahwa dia sudah bisa melakukan percakapan kembali.

Semua tertawa ketika menyadari kebenaran kata-kata Hankyung, apalagi Kyuhyun sudah menyambung penggalan kata-kata aneh tadi menjadi sebuah kata utuh.

“Mengapa para penonton di sini ikut mengatakan Fuwuyuan?” He Jiong tergelak saat studio dipenuhi teriakan ‘fuwuyuan’. “Baiklah, kami akan memaafkanmu karena kau peserta pertama.”

“Aku ingin membantumu, itulah sebabnya kau dipilih sebagai peserta pertama,” jelas He Jiong, sementara Kyuhyun berusaha memahami kata-katanya. “Ketika lilin meleleh, sumbu akan semakin panjang. Jadi akan lebih sulit untuk meniupnya.”

Hankyung dan Siwon menyimak penjelasan itu dengan perasaan lega. Itulah kelebihan He Jiong yang membuatnya bertahan sebagai salah satu MC terbaik. Ia memiliki kepekaan terhadap semua yang menjadi bintang tamunya.

Hal yang sama selalu dilakukan Heechul setiap bertugas sebagai MC. Namja cantik sekaligus tampan itu akan mencari tahu semua hal tentang orang-orang yang akan muncul di acaranya, juga berita terbaru tentang mereka.

Giliran Hangeng pun tiba. Ia maju ke depan sambil menggenggam tangan Kyuhyun yang berpapasan dengannya. Di Super Junior, mereka terbiasa untuk selalu memberikan selamat kepada member yang baru saja mengerjakan sesuatu dan memberi dukungan kepada yang mendapat giliran selanjutnya. Banyak cara yang biasa mereka pakai; salah satunya yang Hankyung dan Kyuhyun lakukan tadi.

“READY!!!” He Jiong berteriak keras. Namun saat Hankyung menundukkan tubuh, bersiap meniup, He Jiong menepuk punggung leader SJ M itu. “Aku merasa lebih tinggi darimu.”

Kalimat itu membuat Hankyung menoleh dan tersenyum.

“Seandainya kau tidak menjadi yang tercepat dari member yang lain, dan seandainya kamu tidak berhasil mendapat bendera, aku tidak akan membelikanmu lobster kecil lagi,” kata He Jiong karena Xie Na kembali mengajukan pertaruhan untuk recording kali ini. “Aku akan membelikan lobster kecil untuk Siwon saja.”

Setelah Zhoumi menerjemahkan apa yang dikatakan He Jiong, Siwon mengacungkan jempolnya pertanda setuju.

Hankyung akhirnya berhasil memadamkan semua lilin dalam 16 detik, berbeda jauh dengan Kyuhyun yang mencapai 54 detik. Ryeowook berhasil dalam 23 detik.

“Henry, apakah kau tahu bahwa dalam pernikahan di China kuno, ketika seorang pria dan wanita menikah, mereka perlu menyalakan lilin?”

“Aku tidak tahu,” jawab Henry yang mendapat giliran selanjutnya.

“Mereka menyalakan lilin merah seperti ini.”  He Jiong menjelaskan. “Meniupnya akan membantumu mendapatkan kekasih.”

Henry tersipu salah tingkah, karena ia sudah memiliki kekasih selama ini.

“He loushi!” Hankyung memanggil. “Aku ingin meniup lilin-lilin itu lagi.”

“Biar aku beritahu sesuatu.” He Jiong memandang Hankyung yang berkata seperti seorang anak kecil. “ Bawa pulang lilin-lilin ini dan sebagian loster kecil. Bermainlah saat kau tidak punya sesuatu yang perlu dilakukan. Mengerti?”

Hankyung tergelak mendengar jawaban itu. He Jiong sendiri tersenyum lebar. Ia masih ingat ketika suatu hari Hankyung menanyakan kepadanya apakah He Jiong bisa mencarikannya seorang wanita untuk menjadi kekasihnya. Hankyung merasa usianya sudah cukup untuk menikah, namun kesibukan juga aturan di perusahaan, tidak memungkinnya menjalin hubungan.

Akhirnya Henry menyelesaikan tugasnya dalam waktu yang sama dengan Ryeowook.

Kyuhyun menyadari bahwa waktu yang ia pakai untuk tugas itu jauh lebih lama dari yang seharusnya. Apalagi ia menjadi peniup pertama di mana sumbu lilin belum panjang seperti saat ini.

“Gomawo, Hangeng ge,” bisik Kyuhyun. Ia yakin He Jiong dan Hankyung sudah membuat kesepakatan. Meski ia tidak menyukai diperlakukan berbeda, tapi kali ini ia benar-benar merasa tertolong.

Sampai kapan Kyuhyunie bisa mengikuti acara dengan bebas seperti dulu? Wajah Hankyung justru menjadi muram. Namja itu tersentak dan menoleh saat Kyuhyun meremas tangannya yang tergeletak di pangkuan, mencoba menariknya dari lamunan.

“Semua kelemahan ini akan tinggal kenangan nantinya. Aku akan semakin kuat, gege. Aku sudah berjanji bukan?”

Hankyung kehilangan kata-kata. Ia balik menggenggam tangan itu kuat-kuat dan tersenyum, pertanda ia mengerti. Kyuhyun tersenyum senang melihat wajah Hankyung kembali cerah.

Donghae maju pada giliran selanjutnya.

“Dong Hai tahu banyak bahasa Mandarin. Sesudah menyantap lobster kecil, ia menghampiriku dan berkata ‘wo ai ni’.” He Jiong bercerita. Ia merasa senang dengan sifat Donghae itu. “Biar aku ajarkan slogan kami lagi, Dong Hai :  Yongwangzhiqian, wo zuozhu (aku memutuskan berani melangkah ke depan).”

“Yongwangzhiqian, wo zuozhu!” Donghae menirukan dengan baik.

Ia memerlukan waktu 46 detik untuk menyelesaikan tugasnya karena lilin semakin sulit ditiup dan Donghae mencoba mengucapkan semua dalam bahasa mandarin.

“Sampai saat ini, Hangeng masih menempati posisi pertama dengan waktu 16 detik,” kata He Jiong ketika Zhoumi maju ke depan.

“Zhoumi, aku pikir kau punya kesempatan untuk menang dari Hangeng,” cetus Xie Na.

“Zhoumi sebelumnya seorang MC.”

“Benarkah?” Xie Na terkejut mendengar penjelasan He Jiong. Ia sama sekali tidak mempelajari profil member SJ M.

“Dui.” Zhoumi membenarkan.

“Ia seorang MC. Ia melakukan banyak persiapan sebelumnya. Sebelum debut sebagai member SJ M, ia sudah melakukan banyak latihan. Setiap kali aku bertemu Zhoumi, aku selalu mengharapkan penampilannya. Aku pikir sekarang ini ia baru mengeluarkan 1/5 kemampuannya. Masih banyak potensi yang ia punya di masa depan.”

Zhoumi membungkuk berterima kasih atas harapan He Jiong untuknya.

“Zhoumi-ah! Zhoumi-ah!” Hankyung yang tergesa-gesa, melupakan bahasa mandarinnya. Ia berusaha mencegah Zhoumi yang bersiap meniup. “Zhoumi-ah, seandainya kau menang, aku hanya perlu membelikan Siwon, bukan kalian semua. Tapi seandainya aku menang, He loushi akan membelikan kita semua lobster kecil.”

Zhoumi langsung bangkit berdiri, tidak jadi meniup lilin.

“Bu (tidak). He loushi bilang, seandainya aku menang….”

“Seandainya kau menang, aku akan membelikanmu dan Shi  Yuan.” He Jiong berkata.

“Bagaimana denganku?” tanya Xie Na.

“Aku akan membelikanmu,” jawab Hankyung cepat kepada Xie Na.

“Nana, kamu tidak dihitung.” He Jiong menolak.

“Aku pikir aku jadi bagian dalam taruhan ini.” Xie Na merajuk, namun He Jiong tetap menolak menyertakan Xie Na. Xie Na pun berbalik memihak Hangeng. “Aku berharap Hangeng menang.”

“Zhoumi, aku berharap kau yang menang.” He Jiong menegaskan saat Zhoumi hendak memulai.

Zhoumi berhasil mengalahkan Hankyung dengan 14 detik. Namja bertubuh tinggi langsing itu tertawa melihat Xie Na merengut melihat kemenangannya.

“Zhoumi, mari kita bicara.” He Jiong menarik lengan Zhoumi. “Bagaimana kau dan Shi Yuan memakan 3000 lobster kecil? Apakah 30 saja cukup?”

“Tidak cukup,” jawab Zhoumi. Siwon meringis menyetujui jawaban Zhoumi.

“Tapi bagaimana kalian berdua menghabiskan 3000 lobster?”

“Kami berencana memakan beberapa saja, lalu membawanya untuk di makan selama perjalanan ke kota lain.”

“Jadi kalian akan membaginya dengan semua member?”

Zhoumi membenarkan. He Jiong tersenyum pasrah, bersiap membelikan 3000 lobster kecil lagi seusai acara.

Siwon maju ke depan sebagai peserta terakhir.

“Shi Yuan, orang yang paling aku kagumi adalah kamu. Aku pikir kamu bisa memperoleh waktu tercepat,” puji He Jiong

“10 detik.”

Siwon menggeleng, tidak yakin dengan waktu yang disebutkan Xie Na.

“Kamu bisa,” kata He Jiong.

Akhirnya atas desakan kedua MC, Siwon menyanggupi. Sayang waktu yang diraihnya tidak bisa mengungguli Hangeng. Namun semua bertepuk tangan memujinya karena Siwon berhasil memperoleh waktu 16 detik, meski gilirannya yang paling akhir, di mana lilin sudah semakin sulit ditiup.

Saat ditanya bagaimana tanggapan Zhoumi terhadap penerimaan dari fans yang belum sepenuhnya, namja itu kembali mengulang apa yang ia katakan selama ini, bahwa ia dan Henry akan selalu melakukan yang terbaik.

“Jika kau menghadapi saat yang sangat berat, apa yang akan kau lakukan untuk melewati titik terendah dalam kehidupanmu?”

“Sebenarnya aku seorang yang sangat….bagaimana aku mengatakannya? Aku orang yang lebih suka berdiam diri jika terjadi sesuatu.”

“Lebih suka sendirian.”

“Dui.” Zhoumi membenarkan tebakan He Jiong. “Jika sesuatu yang buruk terjadi, aku akan tetap menyimpannya sendiri dan tidak berbagi.”

“Kamu harus berbagi.”  Xie Na menghimbau. “Setiap kali terjadi sesuatu yang buruk, aku akan segera bercerita kepada teman-temanku.”

“Itulah sebabnya semua berpindah ke sini.” He Jiong menunjuk dirinya sendiri sehingga semua tertawa.

“Zhoumi hanya bercerita kepadaku.” Hangeng menambahi.

“Karena cuma kamu yang mengerti bahasa mandarin.”

Hangeng tergelak.

“Bukan begitu.” Zhoumi membantah. “Hangeng ge selalu bertanya: ‘apakah ada sesuatu yang tidak kau sukai akhir-akhir ini?’ ‘Bagaimana menurutmu?’ dan pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Lalu aku akan bercerita kepada gege.…”

“Karena Hangeng juga pernah melewati banyak kesulitan, pengalamannya memberikan pelajaran. Bukankah begitu, Zhoumi?

“Dui. Aku pikir Hangeng ge sudah bekerja sangat keras di Korea, apalagi dia debut di sana. Meski kami debut dalam kondisi yang berbeda, aku pikir, tekadnya benar-benar menjadi pendorong untukku bekerja keras.”

“Kapan pengalaman dengan fans yang paling menyentuh?”

“Yang paling menyentuh adalah…ketika mereka semua mendukung kami.” Zhoumi teringat berita yang dibacanya tadi pagi. Ia merasa benar-benar sedih. Hangeng yang bisa merasakan hal itu, menyimak dengan diam. “Setiap kali aku bertemu pandang dengan fans, melihat hal kecil yang mereka lakukan, tidak peduli apapun yang sedang aku lakukan, aku akan mencoba sebisa mungkin memberitahu mereka bahwa aku melihat mereka, bahwa aku merasakan dukungan yang mereka berikan.”

“Jadi sebenarnya, dari apa yang Zhoumi katakan, aku pikir dia merasa beruntung menjadi bagian sub-grup di China, sehingga sebagian besar aktivitasnya di China. Tetapi dulu Hangeng benar-benar asing dengan sekitarnya sehingga memiliki lebih banyak kesulitan. “ Xie Na mengambil kesimpulan.

“Hangeng, aku tahu kamu adalah orang yang tidak menyukai kekalahan. Hal itu semakin terlihat jelas di acara ini. Aku bisa merasakan di setiap game, kamu berharap bisa menjadi yang terbaik. Jika kamu menemukan sesuatu, sesuatu yang begitu sulit sehingga kamu tidak bisa mengatasinya, apa yang akan kamu lakukan?” tanya He Jiong.

“Aku akan maju dan melakukannya, mencoba melakukan yang terbaik. Sehingga ketika tidak bisa melakukannya, aku bisa mengatakan kepada diriku bahwa aku sudah melakukan semaksimal mungkin.”

“Inilah semangat Yongwangzhiqian (Bravely Going Forward),” kata He Jiong. “Ketika kamu berpikir bahwa kamu tidak bisa melakukannya lagi, kamu berusaha lebih keras, karena seandainya kamu tidak berani maju, kamu tidak akan pernah tahu batas kemampuanmu.”

“Dui. Bahkan jika ada harapan sekecil apapun, aku akan bekerja keras.”

Hankyung tersenyum ke arah Kyuhyun. Semua member Super Junior, tidak pernah melupakan bagaimana Kyuhyun berusaha meraih kemungkinan hidup yang hanya 20% saat kecelakaan maut itu, lalu mengubahnya hingga keadaan sekarang ini. Dihadapkan pada kematian yang tidak pernah mereka pikirkan sebelumnya, membuat perubahan besar pada setiap  member Super Junior.

“Ini adalah motivasi untuk semua penonton 'Bravely Going Forward’. Setiap orang harus bekerja keras meski harapan sekecil apapun.”

.

Sebelum memulai permainan untuk 100.000 RMB terakhir, He jiong memutar sebuah rekaman acara lain yang pernah Hangeng ikuti, yaitu tantangan bungee jumping di Thailand. Dalam video, saat Hangeng mengatakan bahwa ia merindukan kedua orang tuanya di China, Hangeng dihimbau membuat pesan video sebelum dia melompat.

“Eomma, Appa,” kata  Hangeng dalam bahasa Korea. Begitu tersadar, ia langsung mengubah kalimatnya dalam bahasa mandarin. “Aku berada di Thailand sekarang. Aku akan melakukan bungee jumping. Jangan khawatir. Aku akan melompat dengan sangat baik. Papa, Mama, wo ai nimen.”

Semua bertepuk tangan menyaksikan Hangeng melompat dari ketinggian 50m dalam vdeo itu.

“Apakah ni de mama (*ibumu) melihat klip itu?” tanya He Jiong sesudah video dimatikan.

“Aku tidak tahu apakah dia sudah melihatnya.”

“Lalu ketika melakukan hal-hal berani ini, apakah kau memberitahu ni de mama ‘aku akan melompat dari ketinggian sekian meter’?”

“Aku tidak memberitahu mama hal semacam ini.” Hankyung menggeleng.

“Hal apa yang kamu beritahukan kepadanya?” tanya He Jiong.

“Hal yang membahagiakan.”

“Dui.” Xie Na teringat percakapannya dengan Hankyung. ”Hangeng bercerita bahwa ia akan memberitahu mamanya hal-hal yang membahagiakan; hal-hal baik yang terjadi di Korea.”

“Aku mencoba sebisa mungkin tidak membuatnya khawatir. Karena aku… Sungguh, hatinya tidak mampu terbebani begitu banyak.”

“Meiyou… Kamu tidak bisa mengatakan bahwa ni de mama tidak bisa terbebani begitu banyak.” He Jiong mencoba meluruskan pandangan Han Geng dari sudut pandangnya. “Seandainya kau berada di depannya, dan bisa bertemu denganmu setiap hari; Dia tidak akan khawatir. Tetapi karena kamu berada di tempat yang sangat jauh, apalagi jadwalmu begitu padat setiap hari, tekanan kepada dirimu sendiri juga begitu besar; Tentu saja dia  akan mengkhawatirkanmu.”

“Dui.” Hankyung mengerti penjelasan He Jiong. “Mama akan mengatakan kepadaku ‘jika kau duduk di dalam mobil, kau harus ingat untuk mengenakan sabuk pengamanmu.’ Ia akan mengatakan hal-hal semacam itu setiap hari.” Hangeng menjelaskan. “Tapi meskipun tidak begitu, aku tetap mengatakan hal-hal baik saja. Hal yang buruk… aku sebisa mungkin tidak mengatakan kepadanya.”

He Jiong tersenyum melihat kekerasan hati Hankyung untuk tetap menutup mulut. Apapun keadaan sang mama, Hankyung tidak mau membebani dengan masalah pribadinya.

“Apakah orang tuamu yang memberimu semangat ‘tidak mau kalah’?”

“Kedua orang tuaku selalu mendukung di belakangku.” Hankyung menjawab dengan mantap. “Mereka selalu mengajarkan kepadaku prinsip-prinsip hidup; Apa yang harus aku lakukan;  Bagaimana seharusnya aku bekerja sebagai seorang bawahan;  Bagaimana aku harus bertindak; dan lain-lain.”

“Itu sebabnya, meski masih muda, Hangeng begitu yakin dengan apa  yang ia lakukan.” Xie Na tersenyum.

“Apalagi dia menjadi seorang duizhang (ketua tim) sekarang.”

Hangeng tertawa mendengar kata-kata He jiong.

“Sebenarnya, wo de mama bekerja sepanjang hari untuk membiayai sekolahku. Ia mengalami banyak kesulitan namun selalu bertahan. Jadi, aku tidak ingin membiarkannya menderita kesulitan lagi. Aku ingin membuat hidupnya lebih bahagia.”

“Sekarang, bisa melihatmu lebih sering, dia pasti merasa bahagia dan beruntung.”

“Dui. Ini lebih baik dari sebelumnya.” Hangeng tidak bisa menyembunyikan perasaan senangnya.

“Meski pertemuan dengan kedua orang tuamu sangat sedikit, tapi dengan kalian semua berada di China, kamu bisa menelepon lebih sering. Setiap kali turun dari pesawat kamu bisa mengatakan padanya ‘aku sekarang berada di sini,  keadaanku saat ini begini… Sehingga anggota keluargamu tidak merasa khawatir lagi.”

“Dui. Wo de mama menelepon setiap hari. Masalahnya sekarang, ia tidak pernah tahu aku sedang berada di mana.” Hangeng menceritakan telepon yang ia terima beberapa hari belakangan ini. “Karena selalu terbang ke sana kemari, jadi dia tidak tahu di mana aku berada.”

Meski semua member SJ merindukan keluarga mereka selama di China, mereka ikut berbahagia melihat Hankyung dapat berada dekat dengan orang tuanya. Saat di Korea, setiap hari Hankyung selalu menelepon sang mama, kadang lebih dari satu kali jika dia sedang tertekan.

Diam-diam Kyuhyun melirik ke arah Zhoumi yang tampak sedikit termenung.

.

.

Di permainan berikutnya, mereka harus mengambil amplop yang berada di kotak yang tertanam di dinding. Kotak itu dilapisi penutup tembus pandang yang disegel dengan 6 buah baut.  Sebuah rintangan berputar setinggi 2 meter menghalangi mereka. Mereka harus waspada agar tidak terkena papan-papan pada rintangan berputar itu saat berusaha mengambil amplop. Setiap papan memiliki ketinggain berbeda.

Setelah bersusah payah menghindar, Hankyung berhasil mendapatkan amplop itu, namun isinya bukan hadiah 100.000 RMB.

Kalau Hankyung langsung mengajukan diri, grup DH diminta melakukan suit untuk menentukan siapa yang  maju karena keduanya saling menunjuk. Donghae membuat lambang kertas sedangkan Henry memilih gunting.

“Yang kalah maju,” kata He Jiong.

Donghae menunjuk Henry dengan senyum yakin.

Ketika semua protes, dan Zhoumi memberitahu bahwa kertas lah yang kalah ketika melawan gunting, Donghae terkejut. Ia tidak ingat bahwa aturannya seperti itu.

Donghae membuat He Jiong dan yang lain terpukau saat tampil. Ia hanya membutuhkan satu tangan, bahkan satu tepisan untuk melepaskan baut yang menyegel.  Seharusnya butuh 2 tangan untuk memutar tiap baut itu hingga terlepas.

“Kamu perlu 2 tangan untuk memutarnya!” seru Xie Na tapi Donghae sudah membuang baut kedua.

“Whoa!” seru He Jiong tak percaya.  “Tiantang (Tuhan), bagaimana dia melakukannya?”

Member SJ M yang sudah mengetahui kekuatan ‘tangan penghancur’ Donghae, tersenyum simpul melihat kekagetan yang lain. Tantangan selesai dalam waktu singkat.

Ketika He jiong menggoda Hankyung yang kalah cepat, leader SJ M itu tesenyum.

“Tidak masalah, dia salah satu member kami. “

“Apa kau pikir dia sudah mendapatkan 100.000 RMB?”

“Masih belum,” tebak Hangeng. Namja itu tertawa ketika tulisan di dalam amlop menegaskan kebenaran dugaannya.

“Dong Hai, mari aku ajari kau empat kata ini,” kata He Jiong kepada Donghae yang gemar belajar. “Ada 4 kata. He Jiong hen shuai (He Jiong tampan).”

“He Jiong hen… Ah! Bu! bu!” Donghai menyadarinya dan menolak. Semua tertawa melihat kepandaian Donghae belajar bahasa mandarin.

“Baiklah, aku akan mengajarimu: Dong Hai hen shuai.”

Kali ini Donghae menyerukan kalimat itu dengan keras.

“Aku akan mengajarimu.” Xie Na tidak mau kalah. “Qing wo chifan (mengajakku makan malam).”

Donghae menatap kertas itu  dengan bingung. Ia tidak melihat kecocokan dengan yang dikatakan Xie Na. Akhirnya kedua MC merasa bersalah telah mengajarkan yang tidak benar.

“E…. Ji…” Donghae berpikir keras.

“Jixu nuli (teruslah bekerja keras).” He Jiong dan Xie Na menyebutkan kata yang sebenarnya. Donghae menurut sambil menirukan kata-kata itu. Ia membawa kertas tadi saat kembali duduk,  untuk ia pelajari.

Zhoumi sebagai peserta ketiga meski sempat kesulitan karena tubuhnya yang sangat tinggi, berhasil mendapatkan amplop bertuliskan 100.000 RMB.

Semua berkumpul untuk menutup acara.

“Terima kasih sekali lagi kepada Super Junior M! Karena mereka bekerja keras dalam tantangan ini, kita berhasil mendapatkan dana amal.” He Jiong menutup acara. “Terima kasih juga kepada Tong Yi Enterprise yang telah menyumbangkan dana.”

“Saat mengharukan telah tiba,” lanjut Xie Na. “Hunan Youth Development Dunds Associaton akan menggunakan dana dari Tong Yi Enterprise yang kita peroleh minggu ini untuk membangun Project Hope yaitu Taman kanak-kanak Happy. “

Hangeng menerima tanda terima 300.000 RMB. Member SJ M mengangkat papan itu dengan gembira. Hasil perjuangan mereka selama dua hari ini. Meski mereka sangat mengantuk karena belum beristirahat, wajah ketujuh namja itu tampak cerah. Hanya mata mereka yang memerah yang menandakan mereka belum mendapatkan jam tidur.

“Ayolah, duizhang, katakan sesuatu mengenai betapa kerasnya kalian berusaha untuk mendapatkan dana ini. Bagaimana usaha semua anggota di depan pemirsa televise,” himbau He Jiong kepada Hankyung.

“Aku berharap akan lebih banyak orang yang membantu anak-anak yang tidak bisa mengenyam pendidikan, atau membantu mereka yang membutuhkan bantuan.”

Kyuhyun memandang hankyung dengan kagum.

“Aku berharap, sama seperti  teman-teman menyukai dan mendukung kami, selalu memperhatikan kami, kalian juga akan memberikan tangan untuk membantu anak-anak ini  untuk mencapai cita-cita mereka.”

“Kata-kata yang bagus.” Puji He Jiong.

.

Di akhir acara, karena kelompok DH meraih nilai terendah, maka Donghae dan Henry mendapat hukuman harus melewati Human Juicer. Alat itu terdiri dari dua buah silinder besar yang bersisian dengan rapat. Untuk melewatinya sangat sulit karena tubuh mereka akan terhimpit.

Karena alat itu sangat menarik, satu per satu memasukan member lain yang tidak dihukum ke dalamnya, bahkan kedua MC mendapat giliran. Tinggal Zhoumi dan Kyuhyun yang belum mendapat giliran. Suasana benar-benar ramai dan penuh gelak tawa.

“Gui Xian!” seru Xie Na tiba-tiba, mengejutkan beberapa orang yang tidak berharap Kyuhyun mengikuti permainan kali ini.

“MWO?” Kyuhyun langsung melarikan diri ke belakang panggung. Henry dan Donghae yang terbawa suasana, justru mengejarnya. Ryeowook ikut ke belakang untuk mencermati penampilannya sehabis melalui Juicer tadi.

 “Aku akan membantunya,” kata Siwon meninggalkan Hankyung dan Zhoumi yang berdiri di depan juicer.

Hankyung tertawa bingung ke arah Zhoumi. Mereka tidak menyangka Xie Na akan menyebut nama Kyuhyun. Karena penonton sudah berseru kegirangan, tak ada jalan lain bagi mereka selain mengikuti permainan.

Kyuhyun hanya bisa tertawa saat Donghae menariknya dari belakang  panggung. Xie Na mendorongnya untuk maju.

Melihat itu, Siwon bergegas menarik Kyuhyun. “Kami akan membantumu,” bisik Siwon menenangkan.

Namun semua tidak semudah yang diperkirakan. Setelah tangan kiri Kyuhyun masuk, namja itu tidak berani bergerak lebih jauh karena ketatnya juicer itu. Siwon bergegas ke depan sementara Zhoumi berpindah ke belakang.

Hankyung menarik tangan Kyuhyun yang muncul. Melihat gelagat tidak baik, Donghae bergegas membantu.  Ia di sisi kanan sedangkan Siwon bergabung di sisi kiri Hankyung.

“Arrrrgggh!!!” Kyuhyun berteriak. Ia sempat berharap alat itu tidak begitu ketat. Namun kenyataan sangat berbeda.

“Hangeng ge… Hangeng ge…” Kyuhyun benar-benar khawatir sekarang. Ia tidak ingin menjadi berita di media jika keluar dengan keadaan pingsan. Ia berharap Hangeng melakukan sesuatu untuk menolongnya.

“Tolong longgarkan alatnya,” gumam Donghae dan Siwon kepada staff yang berjaga di sisi alat, Namun tak ada cara untuk melakukan hal itu.

“Kita tarik saja,” usul Siwon.

Donghae bergegas menarik silinder kiri agar cela bagian tengah menjadi besar. Siwon dengan tenaganya mencoba melonggarkan kedua sisi juicer dengan mendorong ke kedua sisi yang berlawanan..

Melihat Kyuhyun masih tidak bisa melewati itu. Zhoumi mencoba mendorong dengan tubuhnya. Kedua bahunya masuk tegak lurus, dibantu oleh He Jiong yang tanggap dengan maksud Zhoumi. Cela semakin lebar dengan adanya bahu Zhoumi sebagai penahan.

Usaha Siwon, Donghae, dan  Zhoumi membuat Kyuhyun berhasil keluar. Ia terkapar di lantai, mencoba tertawa sambil menahan sakit yang menyebar cepat ke seluruh tubuhnya. Siwon yang menarik tangannya, melepas ketika Kyuhyun menjatuhkan diri ke matras dan bergelung, berbalik memunggungi kamera.

Eomma… Sakiiiit!!!

“Kyuhyunie, gwenchana?” bisik Siwon panik. Ia berjongkok dan membalikkan tubuh Kyuhyun hingga terlentang menghadapnya. Kyuhyun berusaha tertawa namun Siwon tahu dongsaengnya itu sedang kesakitan.

Hankyung membantu Zhoumi yang baru saja keluar untuk berdiri.

Saat He Jiong membahas cara Zhoumi melewati juicer, Siwon membantu Kyuhyun berdiri, dan menopang punggung dongsaengnya beberapa saat. Kyuhyun tertawa ketika Hankyung melihatnya dengan cemas, mencoba menghilangkan kekhawatiran sang leader.

“Kau di sana saja.” Siwon mengarahkan Kyuhyun untuk berpindah ke sisi Ryeowook.

Ryeowook memperhatikan dengan cemas.

Kumohon, redalah… redalah….

Kyuhyun berkacak pinggang sambil berjalan-jalan dengan pelan, berharap hal itu menghilangkan perasaan sakit dan meredakan napasnya yang memburu. Ryeowook mencoba mengipasi Kyuhyun dengan tangannya meski itu sia-sia.

Ketika tindakannya tidak berhasil, Kyuhyun bersembunyi di belakang Ryeowook untuk menghindar dari pandangan kamera. Namun ia tahu itu tidak bisa berlangsung lama. Mereka semua harus berbaris untuk menutup acara.

“Henry-ah, pindah ke dekat Gui Xian,” perintah Hankyung. Sementara Henry mendekat, Hankyung meminta Siwon berpindah ke sisi Zhoumi sehingga ia bisa mengamati Kyuhyun.

Aigoo….sakit sekali!!! Cho Kyuhyun, tinggal sebentar lagi… Bertahanlah sebentar lagi…

Kyuhyun memegang bahu Ryeowook, berusaha tetap berdiri meski rasa sakit terus menjalar ke seluruh tubuhnya.  Siwon dan Hankyung semakin cemas. Henry yang berdiri di sisi Kyuhyun, mulai menyadari ada yang tidak beres dari hyungnya itu.

“Ryeowookie… aku tidak kuat…,” bisik Kyuhyun lirih.

“Kau bilang apa, Kyuhyunie?” Ryeowook menoleh, mendekatkan tellinganya kepada Kyuhyun sambil memeluk pinggang  dongsaengnya itu dari belakang.

“Siwonie, setelah ini kita harus ke rumah sakit,” bisik Hankyung kepada Siwon.

 Kyuhyun tidak menjawab pertanyaan Ryeowook. Ia mengalungkan tangannya ke leher hyungnya kecilnya itu. Sadarlah Ryeowook bahwa Kyuhyun sudah tidak mampu berdiri. Ia langsung memegang tangan Kyuhyun yang tersampir di bahunya untuk menguatkannya. Henry merapat tanpa bicara. Melihat itu, Kyuhyun mengalungkan tangan kirinya  juga ke bahu Henry.

Kemungkinan jatuh di depan begitu banyak penonton di studio dan televisi, lebih Kyuhyun hindari daripada berdiri dengan dipapah Ryeowook dan Henry. Usapan tangan Ryeowook di punggungnya membuat Kyuhyun sedikit lebih nyaman, apalagi hyungnya itu menahan tangannya dengan kuat, sehingga Kyuhyun tidak menahan berat tubuhnya sendirian.

Donghae berpindah ke sisi Henry dan memandang dengan cemas. Ia merasa bersalah karena mengejar Kyuhyun. Tadi ia terbawa suasana permainan yang sangat riuh, sehingga melupakan kondisi dongsaengnya.

Menunjukkan kelemahan adalah hal yang selalu Kyuhyun hindari di depan umum. Tetapi saat ini ia bersedia dipapah oleh Ryeowook dan Henry. Hal itu tentu saja  membuat member yang lain  memandang Kyuhyun dengan cemas.

“Jaga dia!’ seru Siwon kepada Henry dan Ryeowook.

Namun seperti biasa, saat acara berakhir, Kyuhyun melepaskan kedua lengannya, ikut melakukan salam Super Junior M sambil berdiri tegak bersama yang lain.

.

.

“Aigoo, kenapa wajah kalian seperti itu? Aku tidak apa-apa. Kita semua menikmatinya kan?”

Semua member SJ M termasuk He Jiong dan Xie Na, mengerubungi Kyuhyun yang duduk di sofa ruang ganti. Kyuhyun memeluk Donghae yang duduk di sisinya. Namja Mokpo itu merasa bersalah atas kejadian tadi.

“Aku tidak mau, pokoknya setelah ini kita lakukan check up!” Siwon bersikeras.

“Andwae!” Kyuhyun kini memeluk Hankyung yang duduk di sisinya yang lain, sambil melemparkan death glare kepada Siwon. “Hankyung hyung, jebal, aku tidak suka rumah sakit… Aku…”

“Kyuhyunie! Gui Xian! Kalau kau tidak mau, aku akan menyeretmu!”

“Siwonie benar. Kau harus check up ke rumah sakit. Sebenarnya aku yang mengusulkan hal itu.” Hankyung berterus-terang. Sia-sia Kyuhyun meminta namja itu mengubah keputusannya.

“Duibuqi. Aku tidak tahu kondisi Gui Xian.” Xie Na ikut meminta maaf.

Wajah gadis itu tampak sangat menyesal. Selama rekaman, ia pikir Kyuhyun orang yang manja, bahkan sempat mengatakan bahwa Kyuhyun orang yang tidak mau mencoba maju ke depan. Kini ia baru tahu, dengan mengikuti semua rekaman itu saja, Kyuhyun sudah menentang batasan dirinya. Raut wajah Kyuhyun yang biasa saja membuatnya tidak mengerti usaha keras dibalik semua itu.  

“Tidak apa-apa.” Kyuhyun tersenyum, mencoba menenangkan MC itu.

Ketika ia mencoba berdiri, tubuhnya kembali terasa lemas. Kedua kakinya menjadi goyah. Hankyung dan Donghae yang berada di sisinya segera memapah Kyuhyun dan memaksanya duduk kembali.

Meski begitu, semua bujukan hyungdeul dan Henry tidak menggoyahkan Kyuhyun. Ia membenci rumah sakit. Menginap di rumah sakit yang ia tidak kuasai bahasanya, bukanlah pilihan yang ingin ia ambil.

“Kyuhyunie, kali ini kau harus mendengarkan kata-kataku…” Siwon memasang wajah memelas, mencoba melunakkan hati dongsaengnya yang keras kepala itu. “Kita masih bisa menunda keberangkatan ke Changsha. Acaranya tanggal 10. Kita bisa menundanya beberapa hari, menunggu hingga kau sembuh.”

“Tapi aku tidak sakit!” Kyuhyun membelalakan matanya. “Aku hanya…”

“Gui Xian.” Panggilan berwibawa itu membuat Kyuhyun menoleh. He Jiong membungkuk di depannya, berusaha mensejajarkan wajahnya dengan Kyuhyun. “Shi Yuan benar. Kau harus ke rumah sakit.” He Jiong ikut membujuk.

“Jika kau mau, aku akan menitipkan lobster kecil untukmu. Aku yakin, tidak ada pantangan makanan untuk kasusmu ini.”

He Jiong dengan usia yang terpaut 12 tahun dari Kyuhyun, berusaha membujuk dengan sikap tenang dan bijaksana.

“Hangeng bercerita, bahwa kau akan melakukan pengobatan apapun untuk bisa berdiri di atas panggung bersama yang lain. Kau bahkan mau menerima terapi infuse setiap tiga hari untuk menjaga kondisi tubuhmu. Kali ini hanya check up kecil, memastikan bahwa kondisimu baik-baik saja. Kau bersedia bukan?”

Suara He Jiong yang lembut namun tegas, membuat Kyuhyun tidak berkutik, apalagi member yang lain menatapnya dengan wajah penuh harap.

“Baiklah, aku akan ke rumah sakit.” Kyuhyun tertunduk antara kesal dan sedih.

“Itu keputusan yang baik. Aku tahu Gui Xian sangat pintar.”

Kyuhyun menengadah menatap He Jiong. MC itu menepuk pipi Kyuhyun sambil tersenyum. Bukan senyum puas karena berhasil membujuk, namun senyum tulus karena Kyuhyun sudah memutuskan yang terbaik. Hal itu semakin membuat Kyuhyun tidak bisa membantahnya.

“Tapi aku ingin Zhoumi ge mengantarku.” Kyuhyun menarik Zhoumi dan menggamit lengan namja itu dengan erat, berusaha tidak melepaskannya meski yang lain melemparkan pandangan protes. “Zhoumi ge orang Wuhan. Jika aku membutuhkan apa-apa, Zhoumi ge orang yang tepat untuk tahu di mana harus mencari keperluanku.”

“Itu masuk akal.” He Jiong tersenyum menenangkan Siwon yang hendak menolak keinginan Kyuhyun. “Bagaimana, Hangeng? Zhoumi aku rasa bisa menemani Gui Xian ke rumah sakit. Di antara kalian, memang dia yang paling baik untuk mengantar ke rumah sakit.”

Hankyung memandang Siwon dan Donghae yang tampak tidak menyukai keputusan itu. Ia tahu keduanya ingin menemani Kyuhyun, begitu pula dengan Ryeowook dan yang lain. Tapi kondisi mereka sangat lelah. Ia tidak ingin semua tumbang karena kurang beristirahat.

“Baiklah.” Hankyung memutuskan. “Zhoumi, kau antarkan Gui Xian ke rumah sakit. Kalau ada apa-apa, segera menghubungiku.”

Beberapa suara protes berdengung, tapi Hankyung bergeming. Zhoumi tersenyum dan merangkul Kyuhyun yang semenjak tadi memandangnya dengan pandangan memaksa. Dicubitnya pipi dongsaengnya itu sehingga Kyuhyun mengaduh.

“Jangan memasang wajah seperti itu, Gui Xian. Aku akan menemanimu tanpa perlu dipaksa.” Zhoumi tertawa ketika mata Kyuhyun berbinar senang.

.

.

            Sementara manager mengurus berkas-berkas yang diperlukan, Zhoumi mendorong kursi roda yang Kyuhyun gunakan setelah pemeriksaan. Seorang perawat menunjukkan kamar yang akan Kyuhyun tempati selama menunggu hasilnya.

            Kyuhyun bersikeras berjalan sendiri ke pembaringan. Ia merasa sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya, apalagi dokter sudah memberinya obat penahan sakit.

Zhoumi tersenyum, tidak berusaha memaksa. Ia memilih mengeluarkan HP dan music player milik Kyuhyun di atas nakas, sehingga Kyuhyun mudah meraihnya jika membutuhkan.

“Zhoumi ge.” Kyuhyun yang sudah berbaring di ranjang, memberi kode agar Zhoumi mendekat. “Tidak ada yang tahu jika gege pulang saat ini.”

“Mwo?” Zhoumi menarik kursi dan duduk di sebelah ranjang. Ia memandang Kyuhyun dengan bingung.

“Zhoumi ge ingin pulang kan? Sudah berada di Wuhan, pasti rasanya sedih tidak bisa pulang ke rumah. Pulanglah.”

“Tapi…”

“Aku tidak apa-apa. Kita hanya menunggu hasil pemeriksaan. Aku akan menelepon Changmin saat Zhoumi ge pergi.” Kyuhyun tersenyum sambil meraih tangan Zhoumi dan menggenggamnya. “Aku tak mau ada Hangeng gege kedua. Pulanglah. Meski sebentar, itu jauh lebih baik kan?”

“Kau merencanakan ini sejak awal eoh?” Zhoumi tidak bisa membohongi sepasang mata yang bersinar cerdas itu. Ia tidak tahu sejak kapan Kyuhyun menyadari apa yang ia pikirkan. Tapi saat ini ia sudah terjebak. “Sungguh kau tak apa-apa?”

Ketika Kyuhyun mengangguk, Zhoumi bangkit dengan gembira sekaligus ragu.

“Cepatlah, ge. Manager hyung masih sibuk mengisi formulir.” Kyuhyun memasang smirk-nya yang menyebalkan. “Kalau tidak sekarang, kau tidak tahu kapan lagi bisa bertemu mereka.”

“Xie xie.” Zhoumi akhirnya tersenyum lebar dan bergegas ke pintu. “Aku akan kembali secepatnya ke sini. Aku hanya ingin menyapa dan memeluk mereka sejenak.”

“Makan siang bersama juga tak apa. Jangan khawatirkan aku.”

Begitu Zhoumi menghilang di balik pintu, Kyuhyun meraih HP-nya untuk menelepon Changmin. Namun remote televisi mengodanya untuk melihat-lihat acara. Namja itu berdecak senang karena terdapat tv kabel sehingga ia tidak terpaksa menonton siaran berbahasa mandarin.

Matanya melebar begitu melihat sosok Kibum di acara GoNews. Kibum terlihat begitu gembira menerima wawancara mengenai drama; sangat berbeda ketika yang dibicarakan adalah menyanyi.

“Selama drama ini berlangsung, bagaimana dengan kegiatan di Super Junior?” tanya seorang reporter.

“Sekarang ini aktivitas individu diijinkan.”

Kyuhyun memandang Kibum dengan diam. Ia memperhatikan bagaimana hyung terkecilnya itu berbicara mengenai pengalaman hidupnya selama ini, saat-saat paling berkesan dalam hidupnya, juga mengenai akting. Kibum begitu bersemangat.

Ingatan Kyuhyun melayang saat Kibum masih sering berkumpul bersama member Super Junior lainnya.

…………………

“Annyeong! Kami adalah magnae yang tampan!” Saat itu Kyuhyun menarik Kibum dalam rangkulannya dan berteriak dengan keras ketika gilirannya memperkenalkan diri tiba.

“Hentikan itu, Kyuhyunie!”

Kyuhyun tergelak melihat Kibum tersipu. Selama ini, Kibum selalu berdiri agak jauh dari mereka semua jika mereka tengah diwawancara ataupun pemotretan. Yesung dan Kyuhyun harus menariknya mendekat agar jarak yang tercipta tidak menyisakan ruang kosong.

“Annyeong, kami magnae-line.” Kyuhyun meralat ucapannya, tidak ingin membuat hyungnya itu merasa tidak nyaman. “Dia adalah magnae favoritku.”

Kyuhyun menunjuk Kibum sambil meringis ketika hyungnya menoleh mendengar kata-katanya.

“Dan dia adalah magnae favoritku,” kata Kibum tiba-tiba.

…………………

Masih jelas diingatan Kyuhyun, saat itu ia benar-benar terkejut ketika Kibum merangkul pinggangnya, hingga tidak bisa berkata apapun. Ia tidak menyangka Kibum yang dingin bisa mengatakan hal yang begitu manis. Dan ia tak percaya Kibum mengatakan bahwa Kyuhyun adalah magnae favoritnya. Kyuhyun baru bisa tertawa ketika Kibum menepuk pipinya, memastikan bahwa ucapannya bukanlah sebuah kebohongan.

“Orang itu sungguh beruntung.”

Kyuhyun menepuk pipinya yang memanas, teringat betapa konyolnya ia telah merasa cemburu kepada dirinya sendiri.

“Kenapa Kibum hyung tidak bilang bahwa orang itu aku?!” Kyuhyun menggembungkan pipinya dengan wajah memerah. Suara Kibum di televisi membuat Kyuhyun kembali memusatkan perhatiannya.

“Aku tidak memiliki banyak teman yang seumur denganku, kecuali Changmin sshi dan member Super Junior. Temanku yang lain berusia 30 tahun ke atas; teman di dunia akting.”

Kyuhyun mendengus mendengar nama sahabatnya disebut.

“Kibum hyung, kau itu milikku. Changmin-ah juga milikku, apapun yang terjadi.”

Suara telepon berbunyi membuat kening Kyuhyun bertaut. Ia melirik jam yang tertera di sana. Belum mendekati jam makan siang.

“Jae hyung?” Kyuhyun mengenali suara itu setelah selesai menyapa.

“Kyuhyun sshi… aku rasa kau dan Changminie punya permainan yang sangat seru. Bukankah begitu?”

“Permainan apa, hyung?” Kyuhyun berusaha berbicara setenang mungkin.

“Mengunci Junsu hyung di toilet: 50 poin. Membuat Yunho hyung dan Yoochun hyung menangis karena hantu : 100 poin. Tidak mengikuti instruksi Jaejoong hyung saat wawancara: 50 poin.” Jaejoong terdengar seperti membacakan sebuah catatan. “Tampaknya kenakalan uri magnae meningkat sejak bersamamu.”

“Oops!” Kyuhyun meringis sambil meraba tengkuknya yang terasa merinding.

“Kau tahu, Kyuhyunie? Dulu Changminie sangat manis. Ia bahkan menurut ketika aku mengajaknya duduk di depan restaurant hingga tutup tanpa membeli apapun, saat kami berdua kelaparan. Kami memuaskan diri dengan mencium bau masakan itu saja.”

“Aku ikut bersedih, hyung.” Kyuhyun mati-matian menahan tawanya. Ia tidak bisa membayangkan Jaejoong dan Changmin teronggok di depan restauran dengan wajah lapar. Pasti itu siksaan besar buat sahabatnya.

“Bagaimana kedudukan kalian sekarang?”

“Mwo?” Suara Jaejoong menggugah lamunannya. Kyuhyun menepuk keningnya sendiri. Ia mulai menyadari belakangan ini sering tidak fokus terhadap apapun.

“Bagaimana kedudukan kalian sekarang? Siapa yang lebih tinggi?” Jaejoong mengulang pertanyaannya.

“Uhm, sepertinya Changmin-ah akan lebih tinggi. Kami belum menghitung lagi. Aku sibuk sekali di SJM, jadi belum menambah point. Banyakkah Changmin-ah menambah point?”

“Banyak dan sangat banyak. Bahkan saat kami tahu, dia tetap bisa menambahkan banyak poin.”

“Oh, begitu…” Kyuhyun meringis.

“Kyuhyun-ah, lakukan sesuatu dan kami akan memaafkanmu.”

“Apa itu?” Kyuhyun mencoba tidak membuat pertengkaran saat ini. Ia sangat mengantuk setelah tidak tertidur seharian.

“Kau harus mengalahkan Changmin sebanyak mungkin. Uhm…2500 poin.”

“Mwo?”

“Aku tidak mau tahu. Kalau kau tidak mengunggulinya 2500 poin dalam minggu ini, aku akan mengadukan hal ini ke Kangin hyung atau Heechul hyung.”

“Andwae!” Kyuhyun tidak bisa membayangkan jika kedua hyungnya itu tahu. Ia menghela napas. “Baiklah. Aku akan mengalahkannya. Tapi hyung harus menepati janji, tidak boleh membocorkan hal ini kepada hyungdeul.”

“Deal.”

.

.

Jaejoong menutup telepon dengan wajah gembira. Ia tersenyum lebar kea rah Yunho, Yoochun dan Junsu yang memperhatikannya sejak tadi.

“Aku berhasil memaksa Kyuhyunie menambah nilai.”

“Senang membayangkan bagaimana reaksi Hankyung hyung dan yang lainnya nanti.” Junsu ikut tersenyum lebar “Pasti Kyuhyunie membuat hidup mereka seperti neraka.”

Yunho hanya menggelengkan kepala  melihat wajah-wajah gembira itu.

“Aku tidak yakin.” Yoochun membuat yang lain menoleh. “Mau bertaruh? Aku memegang Kyuhyun sshi.”

.

.

“Mendapat point selama seminggu? 2500 poin, berarti 50 kali harus mengerjai hyungdeul, minimal 6 kali dalam sehari? Yang benar saja!”

Kyuhyun menggigit kukunya dengan kesal.

“Bagaimana mungkin? Ck, Changmin pabo. Kenapa dia bisa ketahuan? Ah, aku harus menghubunginya.” Kyuhyun meraih HP dan menghubungi sahabatnya yang baru saja menyelesaikan konser di Saitama, Jepang.

“KYUHYUN-AH!!! GWENCHANA??!”

Kyuhyun menjauhkan HP-nya.

“Kenapa kau suka sekali menambah rusak telingaku?”

“Telingamu harus dioperasi. Sampai kapan kamu mau begitu eoh?” Changmin tidak mempedulikan protesnya kali ini.

“Aku benci rumah sakit.” Kyuhyun memandang sekelilingnya sambil mengerucutkan mulut. Dan sekarang aku berada di tempat menyebalkan ini. Sendirian.

“Meski begitu, kau harus berobat.”

“Jangan cerewet!” Kyuhyun ingin menumpahkan kekesalannya kepada Changmin.

“Ah, ransel ini aku bawa saja.”

Kyuhyun mengerutkan kening ketika Changmin terdengar mengatakan sesuatu kepada orang lain. Suara latar pun cukup ramai. DBSK sunbae baru saja selesai konser. Apa mereka akan kembali ke Korea?

Sebuah ide usil terlintas di benak Kyuhyun.

“Changmin-ah, kalau aku bilang kau ke sini sekarang juga, apa kau akan muncul?”

“Aku akan ke sana. Tunggu sebentar!” Changmin terdengar mantap, membuat Kyuhyun menjauhkan HP nya dan menatap benda itu dengan bingung. “Kyuhyun-ah, aku harus mematikan HP sekarang. Sampai jumpa.”

Kyuhyun tertegun saat hubungan terputus.

“Aku rasa, aku harus tidur. Changmin-ah mungkin kelelahan sehabis konser.”

.

Entah berapa lama Kyuhyun beristirahat. Ia terbangun karena suara pintu yang terbuka dengan keras. Wajah Kyuhyun langsung pucat pasi. Ia tidak menyangka the scary manager ada di sana. Kyuhyun berusaha mengumpulkan kesadarannya dengan cepat.

“Sudah kuduga kau akan melakukan itu, Kyuhyun sshi.” Manajer SJ yang sesekali ikut serta mendampingi SJ M, muncul dipintu dengan

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Inspiritwer_11 #1
Chapter 18: How can i find falling star?
Ladychi #2
Chapter 51: dice que esto es una secuela, ¿donde esta la otra historia
Ladychi #3
Chapter 51: tienes otra historia? o solo es esta, escribes muy bien
ArizKyu #4
Chapter 51: ??
Update lagi dong eonn??
moonloversrae #5
Yeah akhirnya update lagi.. Still the best author ?
DekanAkavi1711 #6
Chapter 50: eonn, yg SUJU M tukeran baju di pesawat itu real kah?
Jai2212 #7
Where can i read the falling star?? I cant find it...
dephinalouisa
#8
Chapter 50: Best ff and author so far.. Cara penulisan dan penggambaran masing2 karakter sgt mendetail.. Semua percakapan dirangkum secara cerdas.. Ditunggu kelanjutannya eonie.. Hwaiting!!
EndahD #9
Chapter 50: Selalu nunggu buat setiap chapternya walaupun udah sekian lama
iharukumipuff
#10
Chapter 50: kyuhyun menghilang? apa lagi rencana kyuhyun kali ini? xD