Rising Star - Ch 27

Rising Star (the sequel of Falling Star)
Please Subscribe to read the full chapter

RISING STAR

Chapter 27

.

Kyuhyun menikmati wajah-wajah takut itu, meski ia agak meragukan ekspresi seseorang.

“Kalau hyungdeul tidak mau, aku akan melompat sendirian!”

“ANDWAE!!!!” teriak hyungdeul bersamaan.

“Jebal, Kyuhyunnie, jangan lakukan itu!” seru Siwon panik.

“Ne, Kyuhyunnie. Kau mau Teuki hyung membelikanmu jjangmyon kan? Teuki hyung akan membelikannya. Benar kan, hyung?” Ryeowook menatap Leeteuk yg mendelik ke arahnya dengan wajah memelas. Kyuhyun pun memandang sang leader dengan pandangan bertanya.

Leeteuk mendesah pasrah. “Hyung akan membelikanmu jjangmyon. Hyung janji.”

“Kyuhyunnie, kau dengar kan? Jadi, ayo ke sini,” bujuk Eunhyuk dengan wajah yang mulai memerah.

“Aku sudah tidak mau jjangmyon!” Mata Kyuhyun menatap tajam.

Ia mulai naik ke titian balkon, membuat hyungdeulnya berteriak cemas. Tentu saja tidak semua. Mata hitamnya menangkap Kibum yang membuat gerakan menggeleng. Namja itu melempar pandangan-cukup-sampai-di-sini-saja. Kyuhyun akhirnya turun kembali.

Meski ia belum puas membuat hyungdeulnya panik, ia sudah cukup senang melihat reaksi  mereka tadi. Kibum hanya bisa menggeleng melihat senyum kemenangan Kyuhyun. Dia tidak bisa marah jika Kyuhyun sudah mengukir senyum itu dengan wajah polosnya.

“Mianhe, hyungdeul, aku hanya bergurau,” kata Kyuhyun. “Habis kalian mengira aku akan bunuh diri. Pikiranku tidak sependek itu.”

“Aish! Dasar magnae ini!” Heechul hendak merangsek ke depan tapi Hankyung mencegahnya.

“Ini di atap, Heenim. Bisa berbahaya bila kalian berdua jatuh.”

Heechul tersadar. “Kali ini aku akan mengampuninya.”

“Kau sudah sering mengampuninya, hyung,” goda Shindong sambil tergelak.

“Kalau begitu aku akan membunuhnya!” Mata Heechul bertemu dengan mata Kyuhyun yang mengerjap polos kepadanya. “Aish! Aku a akan menjitaknya saja.”

Hankyung ikut tertawa keras kali ini sehingga dihadiahi pukulan di bahu oleh Heechul.

Kyuhyun memberi kode agar hyungdeul kembali merapat ke tepi balkon. Ia menunjuk Olympic Fencing Gymnasium yang tampak di kejauhan. “Kita akan konser di sana bulan depan.”

“Dari mana kau tahu?” tanya Donghae heran.

“Soal itu tidak perlu ditanyakan, Donghae-ah,” kata Sungmin sambil tersenyum. “Kita bisa mengandalkan Kyuhyunnie untuk berita terbaru.”

Kyuhyun memandang ke stadion sambil tersenyum. “Aku membayangkan VCR untuk konser kita, hyungdeul. VCR pembuka. Pasti keren sekali jika kita terjun dari gedung setinggi ini, lalu berubah menjadi burung.”

“Burung?” Yesung mengerutkan kening. “Aku lebih suka serangga. Appo!”

Yesung mengelus kepalanya yang dipukul Heechul.

“Kita bukan hanya jadi burung, hyungdeul. Setiba di sana, kita berubah wujud sebagai manusia bersayap. Begitu kaki kita menjejak, sayap kita pun menghilang. Dan kita melangkah menuju ke arena konser.”

“Bagus!” Kangin mengangguk setuju. “Burung rajawali saja. Sayapnya sangat bagus.”

“Terbangnya juga gagah.” Sungmin tersenyum puas. “Tiga belas burung terbang menuju stadion.”

“Lebih misterius jika sebelum terjun kita berjalan ke tepi gedung sambil mengenakan jubah panjang dengan topi penutup.”

Semua menoleh ke arah Kibum yang berbicara seperti bergumam. Sosok misteriusnya membuat semua bisa membayangkan namja itu dengan jubah pendeta di aliran-aliran ilmu hitam. Mereka bergidik.

“Jubah pastur saja,” usul Siwon. Mereka langsung merasa lega karena bayangan seram tadi berubah. Kibum kini terbayang di mata mereka dengan jubah coklat yang misterius namun tidak menyeramkan.

“Tapi dari sini ke sana akan melewati jembatan Olympic….”

Kata-kata Eunhyuk langsung membuat suasana menjadi hening.

“Itu jembatan waktu kecelakaan April 2007,” gumam Shindong pelan.

“Kalian kecelakaan di sana ya?” Donghae mematung sambil memandang jembatan Olympic di kejauhan.

“Aish! Kita melewati jembatan itu setiap ke SUKIRA. Apa hyungdeul lupa?”

Kata-kata Kyuhyun membuat semua tersadar.

 “Sudah! Sudah! Sepertinya kita semua kurang tidur tadi malam. Kita lanjutkan pembicaraan soal VCR besok.” Leeteuk membuyarkan lamunan mereka. “Kyuhyunnie, kau lapar? Kau belum makan bukan?”

 “Aku akan ditraktir jjangmyon?” tanya Kyuhyun dengan wajah gembira.

Leeteuk terpaksa mengangguk disambut senyum dongsaengdul yang lain.

.

.

Malam harinya Kyuhyun tersenyum melihat Kibum masuk ke kamarnya mengenakan piyama. Wajahnya semakin cerah saat hyungnya naik ke tempat tidur dan duduk di sebelahnya.

“Hyung akan menginap di sini?” Mata Kyuhyun berbinar senang. “Tumben aku tak perlu membujuk Kibum hyung.”

“Aku ingin membahas akting muridku hari ini.”

“Ah!” Kyuhyun menatap takjub. Matanya membesar dengan mimik wajah yang membuat Kibum ingin mencubit pipinya karena gemas. “Hyung tahu?”

Kibum mengangguk. “Masih ada beberapa kesalahan kecil.”

Kyuhyun membenarkan letak duduknya dan memandang Kibum dengan serius.

“Jika kau berakting, kau harus melupakan siapa dirimu dan masuk ke karakter yang kau perankan. Seperti hari ini, kau seharusnya tetap berpikir sebagai Kyuhyun Super Junior yang sedang sedih karena dilarang ikut konser.”

Kyuhyun mengangguk dan mencatat kesalahannya dalam hati.

“Kesalahan pertama, reaksimu saat yang lain datang terlalu biasa. Kau sepertinya tahu soal keputusan Teuki hyung sebelum mereka mengatakannya.” Kibum memperhatikan mimik Kyuhyun. Sang magnae masih menyimak dengan serius. “Kesalahan kedua, kau tidak terlalu terkejut dan senang saat Teuki hyung mengijinkanmu konser. Untung saja hyungdeul sedang gembira atas keputusan Teuki hyung. Teuki hyung sendiri habis shock karena mengira kau akan bunuh diri. Jika tidak, reaksimu terlalu janggal.”

“Bunuh diri? Aku hanya bilang ada di puncak apartemen. Teuki hyung yang menyimpulkan sendiri.” Kyuhyun berdecak kesal. “Aish! Padahal aku sudah melompat-lompat agar terlihat senang.”

“Aniyo. Kau sengaja melakukannya untuk menginjak kaki Teuki hyung sebagai pembalasan kan?”

Kyuhyun mengukir evil smirk nya. “Bagaimana Kibum hyung tahu?”

“Selama ini, kau meloncat-loncat jika senang sambil menjaga jarak dengan yang lain. Tidak ada kejadian kaki terinjak sebelumnya.” Kibum tersenyum melihat wajah Kyuhyun sedikit kecewa.  “Tidak apa-apa, yang penting mereka tidak menyadarinya,” hibur Kibum.

“Aku menyadarinya.” Tiba-tiba Sungmin masuk ke dalam kamar. Entah sejak kapan ia mendengarkan pembicaraan mereka. Namja itu tersenyum sangat manis sehingga kedua dongsaeng jenius di depannya merasa sedikit ketakutan.

Benar saja, Sungmin mengambil sebuah boneka kelinci hadiah fans untuknya, lalu memukul kepala keduanya dengan boneka itu. “Boneka ini bisa kurubah menjadi double stick. Kalian akan kuampuni jika menceritakan detailnya padaku.”

Kyuhyun meringis saat Sungmin ikut duduk di sebelahnya, mendesaknya agak ke tengah. Mereka bertiga berjejalan di tempat tidur single itu.

“Aku sempat panik saat Teuki hyung hendak mengeluarkanku dari Super Junior. Aku bersembunyi di atap, karena aku yakin hyungdeul akan mencariku ke arah yang lain. Hyungdeul tidak pernah mencari ke atas.” Kyuhyun memulai ceritanya.

“Ternyata di atap apartemen pagi-pagi sangat menyenangkan. Aku jadi bisa berpikir tenang. Tidak ada yang bisa aku lakukan untuk mencegah rencana Teuki hyung. Tapi ada seseorang yang bisa.”

“Orang itu adalah manager hyung,” tebak Kibum.

Kyuhyun mengiyakan. “Aku menelpon manager hyung dan meminta dia mendukungku untuk mencegah keputusan Teuki hyung.”

“Tapi manager hyung tidak pandai berpura-pura,” kata Sungmin. “Rencanamu bisa ketahuan.”

“Aniyo.” Kyuhyun tersenyum lebar. “Dia hanya perlu menghadapi Teuki hyung. Kalau hyungdeul yang lain aku agak was-was. Tapi Teuki hyung tidak akan curiga.”

“Itu benar.” Sungmin dan Kibum mengangguk mengiyakan.

“Teuki hyung jika sedang marah  tidak suka diatur. Aku harus mengarahkan agar ia mengambil keputusan sendiri, tapi keputusan itu sesuai dengan yang aku inginkan.”

Sungmin memandang ngeri ke arah Kyuhyun. “Kau mulai terdengar seperti Petinggi SM.”

“Mereka memang punya kesamaan,” kata Kibum sambil tersenyum dan merangkul magnaenya. Wajah Kyuhyun memucat mendengar kalimat Kibum. “Tenang saja, Kyuhyunnie. Ada yang membedakan kalian berdua. Kau punya hati, dan beliau tidak.”

“Aku benar-benar takut sekarang,” keluh Kyuhyun. “Aku memang memberi beberapa instruksi kepada manager hyung, supaya Teuki hyung berpikir ulang tentang keputusannya secara halus.”

Kyuhyun memandang kedua hyung di kiri kanannya dengan cemas. Matanya mengerjap lucu dengan mimik was-was. “Apakah aku benar-benar mirip Seonsaengnim?”

Sungmin dan Kibum tergelak memandang magnae yang ketakutan itu. Sungmin memeluknya dengan gemas sementara Kibum tersenyum lebar.

“Aniyo. Jangan ketakutan begitu. Kalian punya otak yang pintar dan kemampuan mengarahkan orang lain. Selain itu sangat berbeda. Kau tak perlu khawatir.” Kibum menepuk kepala Kyuhyun dengan sayang. “Kau benar-benar percaya diri ya… Bagaimana kau yakin instruksimu mengena pada Teuki hyung?”

“Aku juga tidak tahu pasti. Boleh dikatakan saat itu aku bertaruh.” Kyuhyun bergidik mengingatnya. “Aku hanya meminta manager hyung membahas promo konser kami, membahas foto kami bertiga belas jika Teuki hyung melihatnya, membiarkan Teuki hyung melamun sebanyak yang ia mau,  dan tidak terlalu mendesaknya berbicara tentang keperluannya.”

“Hanya itu?” Sungmin terbelalak takjub.

“Hanya itu. Aku berharap perkiraanku akan tindakan Teuki hyung tidak meleset.” Kyuhyun menghela nafas panjang. “Aku tidak mungkin mengarahkan lebih dari itu.”

“Ne. Tindakanmu sudah tepat. Kalau terlalu detail malah akan terasa aneh.” Kibum setuju. “Tapi itu taruhan yang besar, Kyuhyunnie, bisa saja semua meleset.”

Kyuhyun mengangguk. “Aku tidak mau ada kejadian ini lagi. Sangat membuatku cemas. Aku sampai menelepon eomma, noona bahkan appa untuk menghilangkan perasaan panik.”

“Begitu Teuki hyung memutuskan, manager hyung langsung memberi kabar?”

“Ne, Sungmin hyung. Dia bilang, Teuki hyung mengatakan dengan tegas pada Seonsaengnim, bahwa aku tidak akan dia keluarkan dari Super Junior selama aku masih ingin bersama kalian.” Kyuhyun memeluk Sungmin dan Kibum dengan gembira. “Aku masih bisa bersama kalian semua. Aku juga bisa ikut konser!”

Sungmin ikut bergembira dengan Kyuhyun. Mereka tidak menyadari mata Kibum sekilas memancarkan perasaan sedih. Mianhe, Kyuhyunnie, aku hanya bisa bertahan beberapa ratus hari lagi. Tapi untuk kalian yang berharga bagiku, aku akan melakukannya secara bertahap. Aku takkan membuat kalian terkejut dengan keputusanku ini.

Ketika Kyuhyun menoleh ke arahnya dengan pandangan bertanya atas sikap diamnya, Kibum hanya tersenyum dan mengusap puncak kepala  Kyuhyun.

.

.

Hari ini semua member Super Junior berkumpul di ruang training. Mereka menunggu sutradara yang akan bekerjasama untuk pembuatan VCR konser mereka. Ketiga belas namja itu tampak sangat bersemangat.

Ketika sang sutradara muncul, Siwon langsung mendekat dan menyalaminya dengan gembira. Ia tak menunggu yang lain selesai memberi salam. Namja itu sangat senang melihat sutradara yang menangani video ‘lamaran’ mereka tahun lalu.

“Syukurlah Anda yang menangani pembuatan VCR kami. Saya sangat senang.” Namja itu tidak melepaskan jabatan tangannya. “Sejak kemarin, memberdeul sangat bersemangat. Saya yakin hari ini akan banyak ide hebat yang terlontar.”

“Ya! Choi Siwon, apa yang kau lakukan?” seru Heechul sambil berjalan mendekat.

“Yeonghwa gamdog, jika salah satu dari kami mengusulkan ide, yang lain pasti ikut mengusulkan ide yang bagus juga sehingga kami sulit mengambil kesimpulan.” Siwon mempererat genggamannya. “Tolonglah, kami pasti mengalami situasi panik nanti. Selalu begitu setiap mereka sangat bersemangat.”

Sang sutradara nyaris tertawa melihat wajah Siwon yang memelas dengan sungguh-sungguh. Namun saat Heechul menariknya menjauh, namja tampan itu tertawa lebar sehingga kedua lesung pipinya tampak.

            Tapi seperti yang Siwon peringatkan, mereka benar-benar penuh dengan ide hari itu. Semua berebutan berbicara sehingga sang sutradara meminta mereka diam sejenak.

            “Bisakah saya mendapat urutan lagu terlebih dahulu? Itu sangat membantu. Jadi VCR bisa kita buat seoptimal mungkin. Selain untuk pengantar lagu, juga  untuk memberi kesempatan kepada kalian berganti kostum dan istirahat.”

            “Silahkan, semuanya sudah saya urutkan di sini berikut nama member yang akan tampil di lagu tersebut.” Leeteuk memberikan selembar kertas kepada sang sutradara. Kyuhyun bergegas berdiri di belakang sutradara untuk ikut membaca urutan lagu. Mata namja itu langsung melebar.

            “Ya! Teuki hyung! Kenapa aku tidak ada di lagu pembuka dan kedua?” Kyuhyun mengerucutkan mulutnya. “Di mana-mana pembukaan konser seharusnya dengan personil komplit!”

            “Tapi di mana-mana lagu paling menghentak juga di bagian pembuka!”

Leeteuk melemparkan death glare yang langsung dibalas oleh evil glare.  Semua cemas pertempuran leader dan magnae akan terjadi lagi.

            “Kau Kyuhyun sshi?” Tiba-tiba sang sutradara memecah perang mata itu.

            “Annyeong. Kyuhyun imnida.” Kyuhyun mengangguk memperkenalkan diri.

            “Saya sudah mendapatkan file yang menerangkan kondisimu.” Sang sutradara tersenyum ketika Kyuhyun tampak kesal begitu mendengar kalimatnya. “Saya ingin bertanya padamu, Kyuhyun sshi. Mana yang lebih penting untukmu? Ada di lagu pembuka atau tampil sampai akhir?”

            Kyuhyun tampak berpikir dengan setengah hati. Ia menginginkan keduanya.

            “Penampilan kalian bertiga belas di awal konser bisa kita ganti dengan VCR. Di sana wajah kalian akan muncul satu per satu. Saya sudah dengar idemu tentang VCR pembuka saat kalian berbicara tadi. Saya sangat menyukai konsep itu. Kita akan memakainya. Tapi jubah akan kita ganti yang lebih ringan supaya berkibar ketika dilepas. Bagaimana? Kita sepakat?”

            Mendengar sang sutradara memuji idenya, Kyuhyun merasa senang. Ia pun mengangguk. Ia bersedia tidak tampil di lagu pembuka dan kedua. Hyungdeul pun menarik nafas lega.

            “Sekarang kita tentukan tema utama dahulu. Kalian ingin tema seperti apa?”

            “PARADE!” seru mereka serempak sehingga sang sutradara menautkan alisnya.

            “Kami sudah memikirkan ini kemarin,” kata Leeteuk sambil tersenyum lebar. Dongsaengdulnya mengangguk membenarkan. “Kami ingin membuat konser yang penuh kegembiraan. Warna-warna yang ceria, kostum yang menarik….”

            “Tapi juga cerdas.” Kyuhyun cepat-cepat menambahkan.

            “Dia tidak mau jadi badut.” Eunhyuk tertawa lebar. Namun ia langsung tertunduk begitu mendapat evil stare dari sang magnae.

            “Hyung, kalau kita terlihat lucu dan bodoh, kita hanya jadi tertawaan.”

            “Aku setuju.” Kibum mengangguk. “Ceria tidak berarti bodoh.”

            “Baik, parade menjadi pilihan kita.” Sang sutradara mencatat.

            “Poster kami harus ditulis dengan huruf berlampu seperti di sirkus!”

            “Bagaimana kalau di belakang tulisan kita kasih tirai beludru merah?”

            “Itu bagus! Aku setuju.”

“Ne, lalu kami memakai baju seperti pimpinan sirkus!”

            “Aniyo! Aku tidak mau terlihat seperti bendera berjalan!”

            “Bajunya baju pemain trampolin saja.”

            “Kau saja yang pakai.”

            “Ya! Itu lebih baik daripada baju pemimpin sirkus!”

            “Tapi topi dan tongkatnya bagus!”

            “Bagaimana kalau baju seperti di Marry U, yang jas serba putih, dengan tambahan tongkat dan topi putih juga? Aku rasa kita semua akan terlihat tampan.”

            Semua terdiam memikirkan saran Eunhyuk. Sang sutradara mencatat, mengira semua sudah mencapai kata sepakat.

            “ Aku tidak mau memakai topi. Nanti wajah tampanku tidak terlihat,” protes Heechul memulai babak baru.  “Aku lebih cocok memegang bunga.”

            “Aku juga mau!” seru Donghae bersemangat.

            “Aku ikut,” gumam Yesung entah kepada siapa. Ia hampir menggigit kukunya tetapi Kyuhyun langsung menepis tangannya.

            “Aku mau bunga dan topi,” kata Leeteuk disambut death glare dongsaengdul.

            “Menurutku memakai jas putih dengan tongkat dan topi akan sangat bagus.” Siwon tersenyum.

            “Menurutku juga begitu, Siwonnie.”Sungmin mengangguk setuju.

            “Benar kata Heechul hyung, nanti wajah tampan kita tidak terlihat. Aku tongkat saja.”

            Eunhyuk langsung disambut protes yang lain, karena dia yang awalnya mengusulkan topi.

            “Kalau boleh, aku lebih suka topi saja,” kata Ryeowook sambil tersipu.

            “Aku tongkat!” Kibum berkata datar.

            “Aku sama dengan si idiot,” kata Kangin sambil memeluk bahu Kibum. Dia suka menyebut Kibum idiot karena Kibum paling genius di Super Junior.

            “Boleh aku memegang kartu? Di sirkus ada pemain sulap kartu ‘kan?” Hankyung memandang yang lain. Tidak ada yang tega menolak namja berwajah sendu itu. Semua mengangguk setuju.

            “Supaya tidak aneh karena Hankyung hyung berbeda sendiri, aku juga memilih yang lain,” kata Shindong. “Aku akan memegang dadu di antara jemariku. Pasti terlihat menarik.”

            Semua kembali mengangguk setuju. Memang janggal jika Hankyung berbeda sendiri.

            “Aku akan memegang globe!” seru Kyuhyun gembira. Ia sangat yakin semua akan kembali mengangguk.

            Tapi kali ini semua memandang ke arah sang magnae dengan kening berkerut termasuk sang sutradara. Kyuhyun mengerucutkan mulutnya dengan kesal.

            “Ya! Kenapa kalian pilih kasih? Hankyung hyung dan Shindong hyung boleh berbeda, kenapa aku tidak?”

            “Globe itu bola dunia kan?” tanya Ryeowook memastikan.

            “Ne, Wookie-ah. Beda dengan bola sepak.” Heechul mencoba bersabar.

            “Bola sepak saja tidak ada di sirkus, apalagi bola dunia.”  Leeteuk menggeleng prihatin.

            “Pokoknya aku mau bola dunia! Titik!” Kyuhyun memasang ekspresi –jangan-berani-menolakku-atau-kalian-akan-mati. “Itu menggambarkan bahwa parade kita akan berjalan sampai ke seluruh dunia.”

            Hyungdeul menoleh serempak ke arah sang sutradara, memilih solusi paling aman untuk berlangsungnya kedamaian dorm. Sang sutradara merasa terpojok. Ia sudah mendengar mengenai sepak terjang namja berwajah imut, bersenyum kekanak-kanakkan, namun memiliki sejarah keusilan yang mematikan dan menggegerkan dalam sejarah berdirinya SM. Dia tidak ingin menambah gangguan dalam hidupnya.

            “Baiklah. Kau boleh memegang globe, Kyuhyun sshi.”

            Kyuhyun langsung melompat-lompat kegirangan, membuat yang lain menggelengkan kepala.

            “Seharusnya kita mengundang media televisi untuk meliput. Dia akan berubah sangat diam,” keluh Kangin. Semua mengangguk setuju sehingga mendapat evil stare dari sang magnae.

            “Sayang sekali, ide kalian sudah terlambat hyungdeul.” Kyuhyun mengukir evil smirknya.

            “Ehem!” Sang sutradara mencoba mengembalikan fokus mereka. Ia mulai mengerti arti kata-kata Siwon tadi. Ini akan jadi hari yang panjang untuknya. Namun dugaannya meleset. Alih-lagi hari yang panjang, ia justru tidak merasa kalau hari beranjak malam. Ide-ide ketiga belas namja itu membuatnya terkagum-kagum.

Untuk Don’t Don mereka menetapkan penggerebekkan sebuah gudang judi sebagai VCR lagu tersebut. Ia mencatat tentang dibutuhkannya beberapa orang sebagai figuran dalam VCR. Sempat terjadi perdebatan sengit mengenai alat judi yang akan dimunculkan.

Lagu Mirror akan di awali VCR tentang kegiatan member Super Junior mulai dari bangun tidur, mandi, berpakaian, hingga menuju mobil. Semua melewati bermacam pertikaian kecil untuk membagi kegiatan itu menjadi 13 bagian. Juga tentang siapa yang mandi hingga siapa yang masuk ke dalam lift. Tapi tak ada seorang pun yang protes ketika Heechul mendapat bagian mengenakan aksesoris. Dia memang yang paling cocok untuk adegan tersebut.

Semua bersemangat ketika sang sutradara mengusulkan memasukkan wisata ke taman hiburan unt

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Inspiritwer_11 #1
Chapter 18: How can i find falling star?
Ladychi #2
Chapter 51: dice que esto es una secuela, ¿donde esta la otra historia
Ladychi #3
Chapter 51: tienes otra historia? o solo es esta, escribes muy bien
ArizKyu #4
Chapter 51: ??
Update lagi dong eonn??
moonloversrae #5
Yeah akhirnya update lagi.. Still the best author ?
DekanAkavi1711 #6
Chapter 50: eonn, yg SUJU M tukeran baju di pesawat itu real kah?
Jai2212 #7
Where can i read the falling star?? I cant find it...
dephinalouisa
#8
Chapter 50: Best ff and author so far.. Cara penulisan dan penggambaran masing2 karakter sgt mendetail.. Semua percakapan dirangkum secara cerdas.. Ditunggu kelanjutannya eonie.. Hwaiting!!
EndahD #9
Chapter 50: Selalu nunggu buat setiap chapternya walaupun udah sekian lama
iharukumipuff
#10
Chapter 50: kyuhyun menghilang? apa lagi rencana kyuhyun kali ini? xD