Rising Star - Ch 19

Rising Star (the sequel of Falling Star)
Please Subscribe to read the full chapter

http://i1303.photobucket.com/albums/ag143/iyagi7154/Rising%20Star/ava_zps8aff9668.jpg

Title : RISING STAR Chapter 19

Genre : Brothership

Rating : Fiction T

Cast : Kyuhyun, Leeteuk, Heechul, Hankyung, Yesung,  Kangin, Shindong, Sungmin, Eunhyuk, Donghae, Siwon, Ryeowook, dan Kibum.

Disclaimer : All them belong to themselves and GOD. I own only the plot.

Warning : Typos, Geje , Don't like it? Don't read it please.

Summary : Perlakuan kalian membuatku semakin membencinya…membenci tubuh tak berguna ini! // “Saya pikir saya masih berusia 20 tahun.” // “Ah! Kalian pikir saya akan menikah dengan Teuki hyung?” // “Saya hanya memiliki gaya yang berbeda, bukan berarti aku aneh.” //  “Aku akan tetap tampil selama aku masih bisa berdiri.”

.

 

RISING STAR Chapter 19

.

15 Desember 2007

Sungmin terbangun ketika matahari menyusup lembut menyinari kamar dari balik tirai jendela. Semalam, Sungmin terus memeluk Kyuhyun yang menangis hingga tertidur. Ia juga mengompres mata dongsaengnya dengan kapas yang dicelup ke dalam air es. Kyuhyun pasti tidak mau ada yang mengetahui peristiwa tadi malam.

Namun kini Kyuhyun tidak tampak di sebelahnya, juga tidak di kamar itu.

Sungmin beranjak keluar. Ryeowook dan Yesung sudah bangun. Ia tahu Ryeowook biasa bangun pagi. Tapi ia heran melihat Yesung sudah bangun sepagi itu, meski pun Yesung juga bukan orang yang biasa bangun siang. Tetapi ini masih terlalu pagi.

Eunhyuk bangun tak lama kemudian, dan langsung menuju ke kamar mandi. Sungmin mengedarkan pandangan ke seluruh dorm. Akhirnya ia menemukan Kyuhyun sudah duduk di depan televisi. Dongsaengnya itu melihat ke arah televisi, namun sama sekali tidak menontonnya.

“Gomawo, hyung,” bisik Kyuhyun ketika Sungmin duduk di sebelahnya.

Sungmin memandang Kyuhyun dengan sorot bingung. Kyuhyun tertawa melihat mimik andalan Sungmin itu.

“Jangan pura-pura, hyung… Kau mengompres mataku semalam, kan? Itu sebabnya pagi ini mataku tidak terlihat sembab.”

Sungmin tersenyum lebar. Ia mengacak rambut Kyuhyun dengan sayang, namun matanya menyelidik dengan cemas. “Gwenchana, Kyuhyunnie?”

“Gwenchanayo,” kata Kyuhyun sambil kembali tersenyum.

“Kau demam,” keluh Sungmin sambil meraba kening Kyuhyun.

“Jebal, hyung, jangan melarangku tampil hari ini,” kata Kyuhyun.

Sungmin menautkan kening mendengar sedikit nada getir dalam suara Kyuhyun. Namun lagi-lagi Sungmin memilih tidak bertanya.

“Hyung tidak akan mencegahmu. Tapi jangan lupa minum obat, arra?”

“Arraseo, Sungmin hyung.”

Sungmin beranjak kembali ke kamar untuk mandi dan bersiap-siap. Ketika ia keluar, member SuJu yang di lantai 12 sudah berkumpul. Selama mereka makan pagi, Sungmin diam-diam menilik semua wajah yang dilihatnya. Ia berhenti ketika perhatiannya jatuh pada Hankyung.

Meski Kyuhyun dan Hankyung sesekali berbicara satu sama lain, tapi ia bisa merasa, kedua namja yang tertutup itu sedang bersandiwara. Mereka tidak ingin ada yang mengetahui sesuatu telah terjadi di antara mereka.

Selesai makan, Sungmin meminta Ryeowook agar tidak membantunya di dapur. Meski heran, Ryeowook akhirnya menurut. Sungmin sedang mencuci piring ketika Hankyung mendekat untuk menyerahkan piring kotor. Ia sudah hafal kebiasaan Hankyung yang selalu membantu membereskan meja makan.

“Apa yang hyung perbuat pada Kyuhyunnie?” tanya Sungmin sambil tetap mencuci piring. Ia sama sekali tidak menoleh.

Tangan Hankyung sempat terhenti sejenak, sebelum melanjutkan meletakkan piring kotor di dekat Sungmin.

“Mianhe, Sungminnie… Aku tidak bermaksud melakukannya,” bisik Hankyung lirih. Ia tetap berdiri di dekat Sungmin.

 “Aku belum pernah melihat Kyuhyunnie terluka seperti itu.” Sungmin menghentikan kegiatannya dan memandang Hankyung dengan tajam. “Aku tidak tahu apa masalah kalian. Yang aku tahu, Kyuhyunnie sangat mencemaskanmu belakangan ini.”

Kata-kata Sungmin membuat Hankyung semakin merasa bersalah. 

“Jika Hankyung hyung melukainya sekali lagi, hyung akan berhadapan denganku!” Sungmin memandang namja di sebelahnya dengan pandangan lurus. Ia tidak bermain-main dengan ucapannya. Hankyung tahu pasti akan hal itu.

Ketika Sungmin meninggalkan dapur, Hankyung termenung beberapa lama. Ia memandang Kyuhyun yang bersikap seperti biasa di hadapan member SuJu lainnya. Namun saat mata mereka bertemu, ia bisa melihat Kyuhyun menghindarinya.

Satu jam kemudian, manager hyung datang untuk menjemput mereka.

“Ah! Aku ingin memberitahu, kalian diundang untuk menghadiri China Tencent Stars Magnificent Ceremony di Beijing tanggal 17 Desember nanti,” kata manager hyung. “Kita akan melakukan perform Marry U di sana.”

“Wah! Kita akan ke Beijing!” seru Kangin senang.

“Aniyo. Kangin sshi dan Sungmin sshi ada jadwal di Chunji. Leeteuk sshi dan Eunhyuk sshi ada jadwal di SUKIRA. Heechul sshi dan Donghae sshi punya jadwal drama. Shindong sshi ada jadwal MC.” Manager hyung menggeleng. “Undangan ini memang mendadak. Jadi hanya Siwon sshi, Hankyung sshi, Kibum sshi, Kyuhyun sshi, Yesung sshi dan Ryeowook sshi yang akan berangkat.”

“Apa tidak apa dengan anggota sesedikit itu?” tanya Shindong kuatir.

“Kami sudah memikirkannya. Pihak penyelenggara juga tidak keberatan karena mereka memang mengundang cukup mendadak. Kita harus hadir, katanya, jadi kami sudah merencanakan menyanyi dengan bar tools.”

“Ah! Jadi mereka tidak perlu melakukan dance.” Leeteuk merasa lega. Dia sempat mengkhawatirkan kondisi Kyuhyun yang sedang demam.

Eunhyuk menggeleng. “Minimal di part akhir kalian harus melakukannya.”

“Ne. Tidak perlu mengkhawatirkan aku. Aku masih sanggup.” Kyuhyun keberatan menjadi penyebab perubahan formasi.

“Jangan membantah, Kyuhyunnie, karena kita berkurang hingga 7 member, kau akan menyanyikan nyaris semua part, begitu pula aku dan Ryeowook.” Yesung menegaskan. “Aku akan menyusun kembali pembagian part-nya.”

“Soal dance, aku bisa mengaturnya agar Kyuhyunnie tidak perlu melakukan dance.” Hankyung menyahut. “Aku akan mengaturnya bersama pembagian part dari Sunggie.”

“Aku tidak selemah itu!” Suara Kyuhyun agak meninggi dari biasanya, membuat member lain menautkan kening. Kyuhyun tampak memandang tajam ke arah Hankyung.

“Aku tidak me…”

“Ne! Hyungdeul berpikir aku ini lemah! Aku seperti patung porselen yang setiap saat bisa pecah, sehingga hyungdeul selalu berhati-hati terhadapku!” Kini Kyuhyun benar-benar marah. “Aku sangat benci keadaanku yang sekarang ini! Perlakuan kalian membuatku semakin membencinya…membenci tubuh tak berguna ini!”

“KYUHYUNNIE!” Hardikan Leeteuk membuat Kyuhyun terdiam. “Ke mana Kyuhyunnie yang selalu bersyukur karena dia masih bisa hidup? Ke mana Kyuhyunnie yang selalu bersyukur masih bisa tampil di panggung, meski apapun keadaannya?!”

“Tadinya aku berpikir begitu, Teuki hyung… Tapi ternyata aku salah… Aku yang seperti ini, tidak cukup untuk Super Junior.” Kyuhyun menjatuhkan dirinya di sofa, menggigit bibir dan menahan air matanya kuat-kuat. Sungmin segera merangkul bahu dongsaengnya.

Member SuJu yang lain saling berpandangan dengan heran mendengar kata-kata Kyuhyun. Hanya Hankyung yang menatap Kyuhyun dengan tatapan nanar. Kata-kata Kyuhyun serasa menamparnya dengan keras.

Sungmin, meski hanya beberapa detik, memandang Hankyung dengan pandangan yang membuat Leeteuk menahan nafas. Leader Super Junior, tanpa sengaja melihat ekspresi tersembunyi itu. Ia merasa, ada sesuatu yang terjadi, yang hanya diketahui Sungmin, Hankyung dan Kyuhyun. Dan itu sesuatu yang buruk.

Leeteuk berhitung sejenak di dalam hati, memikir ulang tindakan yang harus ia ambil. Leeteuk yang dulu, akan dengan panik meminta Kyuhyun, Sungmin dan Hankyung berterus terang di depan member lain. Tapi ketika ia memikirkannya lagi, ia tahu, hanya satu orang yang perlu ia tanyakan soal ini agar masalah tidak bertambah besar.

“Soal pengaturan, kita bicarakan lagi nanti,” kata Leeteuk membuyarkan suasana. “Kyuhyunnie, ikut aku ke kamar!”

Leeteuk menarik sang magnae, dan membawanya ke dalam. Beberapa member lain memandang pintu kamar Kyuhyun dan Sungmin yang tertutup dengan bingung.

Di dalam kamar, Kyuhyun duduk di kursi, terdiam dan menghindari tatapan Leeteuk.

“Ada sesuatu yang perlu aku tahu, Kyuhyunnie?”

“Aniyo, Teuki hyung.”

“Sungguh?”

“Ne.”

Leeteuk menarik nafas panjang. “Kyuhyunnie, kita berada di jadwal yang padat, dan kau akan pergi keluar negeri tanpa aku maupun Sungminnie. Aku perlu tahu apa yang terjadi sebelum kau tumbang di sana.”

“Aku hanya ingin tampil kapan pun Super Junior memiliki jadwal, Teuki hyung. Jangan memanjakan kondisiku.”

“Itu bukan memanjakan! Sebagai leader, aku bertanggung jawab akan keselamatan semua dongsaengku!” Leeteuk menegaskan. “Aku takkan memaksamu istirahat jika kondisimu memungkinkan, tapi….”

“Itu tidak adil. Member lain meski pun dalam keadaan sakit, selalu diwajibkan tampil di atas panggung…”

 “Kondisimu berbeda!” Mata Leeteuk memicing. “Aku tak percaya… Ada dongsaengku yang mengatakan hal itu kepadamu?”

Suara Leeteuk begitu mengerikan, membuat Kyuhyun membuang pandangannya. Tahulah Leeteuk, dugaannya benar, meski ia tak bisa mempercayainya. Ia bisa menduga siapa yang mengatakannya dari tatapan ‘membunuh’ Sungmin tadi.

“Ommo… Kyuhyunie… Kalau memang ada yang berkata seperti itu, kau tidak boleh mempercayainya.” Leeteuk berjongkok di hadapan dongsaeng terkecilnya, dan memegang kedua tangan Kyuhyun erat. “Pasti ada kondisi yang membuatnya berkata seperti itu. Ingat apa yang kita sepakati…”

“Tutup mata. Tutup telinga. Bicaralah dengan hati.” Kyuhyun menyahut sambil berusaha tersenyum. “Aku sudah melakukannya, Teuki hyung, aku juga sudah memaafkannya. Tapi saat sesuatu yang mengingatkan akan hal itu terjadi…”

“Kau merasa terluka…”

Kyuhyun mengangguk.

“Hyung mengerti. Kata-kata yang menyakitkan, sama seperti paku yang ditancapkan pada sebilah kayu. Meski pun paku itu bisa dicabut, lubangnya akan tetap ada.” Leeteuk tersenyum lembut.

“Memaafkan adalah proses yang tidak instan. Setiap teringat, kau harus melakukannya lagi. Setiap teringat lagi, kau kembali melakukannya lagi. Begitu terus menerus, hingga sang waktu membantu menyembuhkan lukamu.”

Kyuhyun kembali mengangguk.

“Kau sudah tenang? Kita bisa kembali keluar?”

Leeteuk tersenyum saat Kyuhyun kembali mengangguk. “Kalau begitu, mulailah proses berulang itu dari sekarang, Kyuhyunnie. Sementara itu, bicaralah dengan hatimu. Aku yakin, kau tahu, tak ada yang benar-benar berpikir seperti itu tentangmu. Kau bisa bersama kami saja, kami sudah sangat bersyukur. Arra?”

“Arraseo, Teuki hyung.”

Keduanya kembali keluar. Melihat Kyuhyun sudah bisa tersenyum, suasana kembali seperti semula. Manager hyung meneruskan pengarahannya.

“Kita akan berangkat selesai Inkigayo tanggal 16.” Sang manager memandang Kyuhyun sejenak. “Karena itu, saya harap, kalian langsung membawa keperluan kalian ketika berangkat ke Inkigayo.”

“Apa itu tidak terburu-buru?” Donghae terkejut.

“Bagaimana jika 17 pagi saja?” tanya Leeteuk keheranan. “Acaranya malam hari, bukan?”

“Tidak apa, Teuki hyung. Begitu malah bagus,” kata Yesung.

“Tidur di pesawat atau pun di dorm sama saja.” Ryeowook menyambung.

“Ne. Kami malah punya waktu luang di sana.” Siwon tersenyum menampakkan kedua lesung pipinya.

“Aku tidak keberatan.” Kibum mendukung yang lain.

Hanya Hankyung dan Kyuhyun yang tidak berkomentar. Sungmin yang duduk di sebelah Kyuhyun, menarik dongsaengnya itu mendekat.

“Sepertinya ada yang sudah membuat kesepakatan…” bisik Sungmin.

“Aku tidak tahu.” Kyuhyun kembali berbisik.

“Pembohong,” desis King of Aegyo. “Kau mungkin pandai menutupinya, tetapi manager hyung tidak.”

Kyuhyun tersenyum tipis ketika mendengar kata-kata Sungmin. “Yang penting, tokoh utamanya tidak sadar.”

“Itu sebabnya kalian bangun pagi-pagi ya… “ Sungmin tersenyum manis dan memeluk Kyuhyun dengan erat. Ia benar-benar  dibuat terkejut oleh tindakan Kyuhyun. Dijentiknya ujung hidung Kyuhyun sambil tersenyum. “Saranghae, Kyuhyunnie.”

“Ya! Kalian berdua sedang apa?!” Heechul menegur. Ternyata kata-kata terakhir Sungmin dan kelakuan keduanya yang sibuk berbisik-bisik, menarik perhatian member lainnya.

“Ah, tidak apa-apa, Heechul hyung. Tiba-tiba, aku jadi sayang sekali pada Kyuhyunnie,” kata Sungmin dengan gaya manjanya. Ia merangkul Kyuhyun semakin erat, sementara dongsaengnya hanya tersenyum dengan wajah memerah.

“Aish! Aku tak akan menyetujui hubungan kalian,” kata Kangin sambil merengut.

“Kita perlu persetujuan, Kyuhyunnie?” tanya Sungmin.

“Aniyo, Sungmin hyung.” Kyuhyun menggeleng dengan evil smirk nya.

Member Super Junior yang lain hanya bisa menggelengkan kepala sambil tersenyum melihat Kangin dan Heechul serius menanggapi Sungmin dan Kyuhyun.

Akhirnya, dengan mengenakan seragam Marry U yang berwarna abu-abu kotak, mereka berangkat menuju Seoul Shindolim Technomart. Mini konser Marry U berlangsung meriah. Ketiga belas namja itu melakukan perform, mengadakan jumpa fans, dan melakukan lamaran kepada para fans yang beruntung.

Mereka berlutut dengan satu kaki dan melamar fans tersebut, mencium tangan mereka, bahkan memberikan mereka sebuah cincin. Semua fans yang datang sangat bersemangat mengikuti acara. Heechul yang paling heboh pada konser siang itu. Kibum sendiri benar-benar tertarik melihat cara Hankyung berakting.

Semua yang hadir sangat senang melihat keramahan Super Junior. Fans yang membeli tiga versi album mereka sekaligus, diperbolehkan memilih oleh member Super Junior yang mana mereka akan ‘dilamar’.

Sungmin memeluk dengan lembut dan manis, membuat fans yang melihat menjerit histeris. Heechul selalu memutar fans yang berpasangan dengannya beberapa kali setelah mengenakan cincin.

Kyuhyun tidak dapat menahan  tawa melihat ulah hyungdeul di konser siang itu. Kadang ia dan Yesung sibuk bercanda sendiri. Begitu pula Eunhyuk dan Donghae.

Acara semakin meriah saat Heechul memaksa Siwon dan Hankyung melakukan dance battle Don’t Don bertiga. Hankyung terpilih sebagai dancer paling hot di antara mereka.

Pemutaran film yang mereka rekam kemarin, menjadi pemanis acara. Seruan-seruan fans mengiringi pemutaran film. Tidak ada yang tidak tertawa saat lamaran Heechul ditayangkan di layar. Akhirnya acara siang itu pun berakhir.

“Kita break tiga jam. Kalian mau makan siang?” tanya manager hyung saat di ruang ganti.

“Manager hyung, bisakah kita pesan makanan saja? Jadi kami bisa beristirahat barang sejenak,” kata Leeteuk sambil mengamati para dongsaengnya yang mencari tempat berbaring di ruang ganti.

Bagi mereka, tempat seperti apapun sudah bukan masalah, asal bisa beristirahat. Bahkan Kangin pernah tidur di toilet, agar tidak tersorot kamera, saat jadwal mereka sangat padat dan tak ada tempat yang aman dari kamera.

Manager hyung memandang ketigabelas namja itu, dan akhirnya mengangguk. “Baiklah, akan aku pesankan makanan untuk kalian. Beristirahatlah.”

Leeteuk menghampiri Kyuhyun yang sudah tertidur dengan meringkuk di lantai berkarpet. Sungmin menyelimutinya dengan jaket miliknya.

“Dia masih demam?”

Sungmin kembali meraba kening Kyuhyun dan mengangguk. “Tapi dia sudah bilang, tidak mau membatalkan jadwal.”

Leeteuk duduk di lantai sambil bersandar di dinding sebelah Sungmin. “Syukurlah kondisinya sudah jauh lebih baik. Paling-paling hanya demam atau sesak.”

“Ne, operasi Oktober lalu benar-benar membuatnya lebih stabil.” Sungmin ikut bersandar ke tembok sambil meluruskan kakinya yang terasa pegal. Beberapa member merebahkan tubuh di sofa dan di kursi. Tapi lebih banyak yang memilih di lantai agar bisa merebahkan diri sepenuhnya.

“Sungminnie, aku melihat pandanganmu tadi…”  Leetetuk berkata dengan hati-hati.

Sungmin memandang Leeteuk sejenak, kemudian tersenyum. Ia mengelus rambut Kyuhyun yang tertidur di dekatnya. “Aku kira aku perlu melindunginya. Ternyata dia lebih kuat dari dugaanku. Kyuhyunnie hanya butuh waktu.”

“Apa maksudmu?” Leeteuk tampak kebingungan.

“Aniyo. Lupakan saja,” kata Sungmin sambil kembali tersenyum.

“Hasil survey yang dikumpulkan tadi sedang dihitung oleh panitia,” kata Leeteuk, mengalihkan pembicaraan, karena Sungmin tampak tidak mau membahasnya lagi.

“Ah! Survey tentang pernikahan member SuJu?” Sungmin tersenyum. “Beberapa temanku akan menikah tahun ini.”

“Ne. Temanku juga begitu,” kata Leeteuk sambil tersenyum. “Sebaiknya kau juga beristirahat, Sungminnie. Nanti malam konser pasti lebih berat, karena kita menyanyikan lebih banyak lagu.”

“Kita seperti sedang berlatih untuk konser yang sebenarnya,” gumam Sungmin.

Leeteuk tersenyum. “Ne. Semoga kita punya konser milik kita sendiri.”

Kedua namja itu pun menyusul member yang lain, yang telah tertidur lebih dahulu.

Ketika manager hyung datang, ia melihat mereka semua sedang tertidur  pulas. Akhirnya ia meletakkan makanan di dalam tanpa membangunkan mereka, lalu beranjak pergi dan menutup pintu.

Namja itu duduk di sebuah bangku panjang, sambil mengeluarkan sebuah tiket dari dalam tasnya. Ingatannya melayang pada peristiwa dini hari tadi, saat Kyuhyun meneleponnya. Kyuhyun memintanya untuk mengatur agar Hankyung bisa mengambil libur.

“Itu tidak mungkin, Kyuhyun sshi. Pihak SM akan menolak.”

“Apa tidak ada apa pun yang bisa dilakukan?” tanya Kyuhyun di pesawat telepon.

“Sebenarnya ada acara di Beijing,” katanya setelah melihat agenda. “Kita diminta ke Beijing tanggal 17 Desember nanti.”

“Kalau begitu, bisakah manager hyung menemuiku sekarang?” Kyuhyun menyebutkan sebuah tempat, lalu menutup telepon tanpa memberinya kesempatan untuk menolak.

“Manager hyung, aku ingin minta tolong satu hal,” kata Kyuhyun ketika mereka akhirnya bertemu di sebuah kedai kopi 24 jam yang dijanjikan. Manager hyung tidak mau mengambil resiko Kyuhyun menunggunya di cuaca bersalju hingga jatuh sakit.

“Kyuhyun sshi, kau sudah banyak meminta hari ini… Bahkan di jam seharusnya kita semua tidur. Dan kau masih mau meminta sesuatu lagi padaku?” tanya Manager hyung dengan wajah heran.

Namun, ketika ia memandang Kyuhyun, seakan ada kekuatan pada mata namja di depannya… Kekuatan untuk membuat orang lain melakukan apa yang ia inginkan.

“Manager hyung bilang, aku dan Hankyung hyung termasuk yang akan ke Beijing, bukan? Aku tahu, jarak Beijing dan rumah Hankyung hyung sekitar 18 jam jika ditempuh dengan mobil. Tetapi jika dengan pesawat….”

“Kyuhyun sshi, kalau maksudmu membiarkan Hankyung sshi ke Mudanjiang dari sini, aku tidak berani!”

“Aku tidak meminta itu, meski pun itu memang cara paling cepat,” kata Kyuhyun. “Tolong belikan tiket ke Mudanjiang dari Beijing. Tiket pulang pergi.”

“Mwo?” Manager hyung memandang amplop yang disodorkan Kyuhyun dengan terkejut.

“Jebal, manager hyung, yang penting kami ke Beijing, bukan? Persoalan di sana kami akan ke mana dulu, asal ketika acara kami siap, itu tidak melanggar aturan kan? Mudanjiang hanya 30 menit dari Beijing jika memakai pesawat terbang.”

“Tapi…mana ada waktu?”

“Kita akan berangkat sesudah Inkigayo.”

“Mwo?” Manager hyung kembali terhenyak. “Kalian akan berangkat tanggal 16 malam?”

“Aku akan menghubungi member lain yang akan berangkat. Aku yakin, jika mereka tahu masalahnya, mereka tidak keberatan sehari tidur di pesawat dan bukan di dorm. Tho nanti kami bisa beristirahat di hotel sambil menunggu Hankyung hyung kembali.”

“Tapi Kyuhyun sshi…”

“Tolong bantu kami, Manager hyung. Jika Hankyung hyung tertekan terus seperti ini, tidak akan baik juga buat kita semua, bukan?”

Manager hyung menimbang sejenak, lalu mengambil amplop berisi uang itu. “Aku akan membelikan tiket ke Mudanjiang.”

“Gomawo, manager hyung. Aku tahu, kau pasti akan mengerti. Kau memang orang baik.” Manager hyung ingin mengeluh keras, namun melihat senyum polos Kyuhyun, ia tidak berkutik.

Dan di sinilah dia… memegang sebuah tiket pulang pergi yang akan diberikannya pada Hankyung saat di Beijing. Meski ia tahu Kyuhyun dapat meyakinkan member yang lain, ia tetap takjub saat hal itu menjadi kenyataan. Dan Kyuhyun berpesan agar tidak mengatakan bahwa itu adalah idenya.

.

Malam harinya, mini konser Marry U kembali digelar. Setelah menyanyikan beberapa lagu, mereka duduk di bangku yang disediakan panitia di tengah panggung.

Kibum, Hankyung dan Heechul duduk di bangku paling ujung kiri. Kyuhyun, Sungmin dan Donghae duduk di bangku sebelahnya. Sebuah papan tulis diletakkan Leeteuk dan Shindong di tengah. Eunhyuk dan Kangin duduk di bangku sebelah kanan papan tulis. Ryeowook, Siwon dan Yesung duduk di bangku paling kanan.

Mereka saling melirik saat Shindong dan Leeteuk masih berdiri. Kyuhyun memberi kode agar Shindong duduk di dekatnya. Tapi karena bangku itu sudah terisi 3 orang, Shindong menggeleng.

“Tadi adalah lagu utama di album kedua kami, Don’t Don,” kata Leeteuk. setelah semua duduk. Ia keheranan melihat Shindong berjongkok di sebelah Donghae.

Donghae ikut menawarkan bangku mereka, lagi-lagi Shindong menolak. Semua saling melihat tempat kosong…hanya tersisa satu. Shindong bermaksud menyisakan tempat itu untuk Leeteuk.

“Sesudah melakukan dance  itu, kami semua kehabisan nafas.” Leeteuk tertawa. “Sebentar lagi saya akan berumur 26 tahun. Ini sebuah bencana… Saya sangat lelah. Siapa pun yang tidak kehabisan nafas, silahkan melanjutkan berbicara.”

Leeteuk duduk di sebelah Eunhyuk.

“Tolong beri kami sebuah kursi lagi,” pinta Leeteuk entah kepada siapa.

“Hanya ada bangku untuk 12 orang!” seru Shindong samb

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Inspiritwer_11 #1
Chapter 18: How can i find falling star?
Ladychi #2
Chapter 51: dice que esto es una secuela, ¿donde esta la otra historia
Ladychi #3
Chapter 51: tienes otra historia? o solo es esta, escribes muy bien
ArizKyu #4
Chapter 51: ??
Update lagi dong eonn??
moonloversrae #5
Yeah akhirnya update lagi.. Still the best author ?
DekanAkavi1711 #6
Chapter 50: eonn, yg SUJU M tukeran baju di pesawat itu real kah?
Jai2212 #7
Where can i read the falling star?? I cant find it...
dephinalouisa
#8
Chapter 50: Best ff and author so far.. Cara penulisan dan penggambaran masing2 karakter sgt mendetail.. Semua percakapan dirangkum secara cerdas.. Ditunggu kelanjutannya eonie.. Hwaiting!!
EndahD #9
Chapter 50: Selalu nunggu buat setiap chapternya walaupun udah sekian lama
iharukumipuff
#10
Chapter 50: kyuhyun menghilang? apa lagi rencana kyuhyun kali ini? xD