Rising Star - Ch 25

Rising Star (the sequel of Falling Star)
Please Subscribe to read the full chapter
RISING STAR Chapter 25

.

 “Hyungdeul, kalian sungguh membuatku kesal. Apa yang harus aku lakukan dengan kalian yang seperti ini?” Air mata menggenang di pelupuk matanya.

Tiba-tiba tubuh Kyuhyun yang ada di pelukan Shindong terasa lemas. Kedua matanya menutup dan kepalanya terkulai ke samping. Begitu pun telapak tangannya yang berada digenggaman Sungmin. Segaris air mata jatuh membasahi pipinya yang pucat.

“Kyuhyunnie? Gwenchana?” Shindong berteriak cemas, menyadari tubuh Kyuhyun bersandar penuh padanya sekarang.

“Ireona, Kyuhyunnie! Jebal! Ireona!”

“Kyuhyunnie, ireona!!”

“Ireona, magnae!!!”

Semua berteriak panik sambil mengguncang-guncang tubuh Kyuhyun.

.

.

RISING STAR

Chapter 25

.

            “Aigoo…bagaimana ini?” Ryeowook mulai terisak di sisi Kyuhyun yang tidak juga bergerak.

            “Teuki hyung, kita bawa dia ke rumah sakit?” tanya Eunhyuk sambil memandang Leeteuk. Wajah namja itu sudah basah oleh air mata. Donghae hanya bisa terisak di dekatnya.

            “Kyuhyunnie, ireona! Kau tidak mau ke rumah sakit, bukan? Jadi cepatlah bangun!” seru Kangin sambil mencoba mengguncang Kyuhyun, berharap ancamannya membuat Kyuhyun membuka matanya.

            Tiba-tiba suara percakapan di sekitar mereka terdengar lebih keras dari biasa.   

“Kyuhyun?”

            “Ne, aku dengar mereka berteriak Kyuhyun sejak tadi.”

            “Aigoo… Bukankah mereka Super Junior?”

            “Kau yakin?”

            “Tidak salah lagi, mereka pasti Super Junior!”

            Siwon memandang pucat ke arah Leeteuk. “Hyung! Ini gawat, mereka mengenali kita!”

            “Aish! Tentu saja dengan jumlah sebanyak dan seribut ini. Aku lupa kita di tempat umum!” seru Heechul kesal.

            “Sekarang bagaimana? Mereka semakin dekat!” Hankyung mulai tegang. Ia ingat waktu seorang fans bertubuh besar mengejarnya sehingga ia menangis ketakutan di depan pintu dorm lama mereka.

            “Kita tidak mungkin meninggalkan Kyuhyunnie dan Siwonnie,” kata Yesung.

            “Jadi?!”

            Kini beberapa orang sudah menjadi belasan orang, belasan orang sudah menjadi dua puluhan orang. Jumlah itu terus bertambah seiring keyakinan mereka bahwa yang dilihat adalah Super Junior.

            “Aigoo! Mereka mulai mendekat! Apa yang harus kita lakukan?” Ryeowook menjadi panik.

            “Hyungdeul pabo! Kenapa bingung? Tentu saja kita harus kabur!”

Semua memandang ke asal suara tadi.

“MWO?!” Kedua belas namja itu melotot melihat magnae mereka ikut memandang rombongan fans yang mendekat.

Kyuhyun bangkit berdiri sambil  menarik tangan Ryeowook dan Yesung yang masih tertegun.

“Cepat ke gedung SM! Di sana kita aman!”

            Kyuhyun mengajak Yesung dan Ryeowook berlari bersamanya. Mereka menuju tempat teraman yang paling dekat yang bisa Kyuhyun pikirkan saat ini.

            “A…apa itu? Kyuhyunnie tidak pingsan?” Donghae terbelalak kaget.

            “Kita bahas nanti! Sekarang kita harus lari!” Heechul bergegas menyusul Kyuhyun, Ryeowook dan Yesung.

            “Bagaimana denganku?” tanya Siwon memelas.

            “Shindong-ah, bantu aku membawa Siwonnie!” Kangin menarik Siwon agar bergantung di punggungnya. Shindong membantu membenarkan posisi Siwon, memegang kruk namja itu, dan ikut berlari.

            “Kita tidak bisa meninggalkan ini semua,” kata Leeteuk bingung. Ia tidak ingin Super Junior dianggap mengotori tempat umum.

Para fans mulai berjalan mendekat dengan antusias.

            “Lipat saja semua!” seru Kibum. “Donghae hyung, bantu aku menghambat mereka!”

            Hankyung, Leeteuk, Sungmin dan Eunhyuk bergegas memasukan semua makanan ke keranjang dan melipat semua yang tersisa dalam gulungan kain. Kibum dan Donghae mencegat rombongan fans.

“Annyeonghaseyo. Super Junior Kibum imnida. Kalian ingin melihat sulap? Kami akan beri sebuah pertunjukan gratis.” Kibum menyebar smile killernya, membuat rombongan itu berhenti bergerak meski jumlahnya semakin banyak. Ia memberi isyarat kepada Donghae.

            Donghae melakukan pertunjukkan sulap bunga mawarnya dengan memukau, membuat semua terkagum-kagum. Namun setelah itu dia terdiam.

            “Hyung, lakukan lagi,” bisik Kibum sambil kembali mempertontonkan senyum mautnya. Senyum itu sangat ampuh. Semua diam dengan tenang dan menunggu pertunjukkan Donghae selanjutnya.

            “Aku cuma bisa itu, Kibummie. Lagi pula aku tak bawa apapun,” kata Donghae dengan wajah memelas.

            “Kyaaa! Donghae oppa! Saranghae!” jerit seorang fans melihat muka Donghae yang justru sangat menggemaskan jika sedang memelas.

Rombongan itu kembali berjalan cepat ke arah mereka.

“Kibum oppa! Kibum oppa!”

“Oppa! Saranghae!”

Jeritan mereka mulai semakin keras dan antusias.

            “Lari! Semua lari!” seru Kibum.

            Hankyung, Leeteuk, Sungmin, Eunhyuk, Kibum dan Donghae bergegas berlari menyusul member yang lain menuju gedung SM. Semua terkejut ketika yang lain ternyata menunggu mereka dibelokan jalan.

“Kenapa kalian masih di sini?” tegur Leeteuk.

“Kami mencemaskan kalian!”

Rombongan fans yang bertambah banyak itu semakin mempercepat langkah mereka.

“Oppa! Oppa! Saranghae!”

“Saranghae, oppa!!”

“Ui gyeolhon-eul haja (mari kita menikah), Oppa! “

Leeteuk memandang dongsaengdulnya dengan panik. “Kalau kalian tidak mau dipaksa menikah hari ini…LARIIII!!!”

Tanpa diperintah dua kali, semua bergegas lari secepat mungkin. Rombongan fans ikut berlari mengejar sambil berteriak-teriak histeris memanggil mereka. Ada yang mengucapkan cinta, ada yang meneriakan lamaran, ada yang sekedar menyebutkan nama mereka.

Member Super Junior pontang-panting menuju gedung SM, apalagi perjalanan mereka tidak mulus. Beberapa fans muncul dari belokan jalan karena mendengar kehebohan itu, dan ikut mengejar mereka, sehingga mereka harus berkelit.

“Hyung! Aku baru tahu ada cara melamar seperti ini!” seru Donghae panik di sela-sela larinya. “Ini sama sekali tidak romantis!”

“Hae pabo!” Heechul sempat-sempatnya berhenti untuk menjitak kepala Donghae. Hankyung langsung menarik Heechul agar berlari lebih cepat.

“Kyuhyunnie! Ini gara-gara kau! Awas! Aku akan memberimu pelajaran jika kita selamat!” seru Kangin yang mulai kelelahan.  Shindong bergegas menggantikan Kangin menggendong Siwon. Mereka kembali berlari.

            “Jangan salahkan aku! Hyungdeul yang pabo! Kenapa piknik di tempat umum begitu?!” Kyuhyun mulai terhuyung-huyung akibat berlari sedari tadi. Kali ini Ryeowook yang menariknya agar terus bergerak ke depan.

            “Kyuhyunnie benar! Seharusnya aku ingat, jumlah kita itu sangat banyak! Kita pasti menarik perhatian!” Leeteuk yang mengusulkan piknik itu merasa bersalah. Ia berlari paling belakang untuk melindungi dongsaengdulnya sambil membawa keranjang. Kadang ia harus berhenti untuk memungut roti yang terjatuh.

            Akhirnya mereka berhasil masuk ke area gedung SM. Seperti yang diperkirakan Kyuhyun, penjaga langsung membuat barikade agar para fans tidak bisa masuk. Namja itu kini berbalik ke arah fans yang berteriak-teriak histeris. Ia melambaikan tangannya.

            “Annyeong. Mianhe. Kamsahamnida.” Kyuhyun melambai dan membungkuk berkali-kali. Member yang lain langsung mengikuti tindakan magnae mereka. Mereka tidak ingin fans tersinggung dengan semua kejar-kejaran tadi. Setelah fans mulai tenang, mereka melambai untuk terakhir kali dan masuk ke dalam gedung.

            Semua terkapar di sofa besar yang ada di tengah-tengah lobby. Mereka tidak menghiraukan beberapa orang yang menatap sinis karena kehebohan yang mereka buat. Banyak juga yang justru tersenyum senang dengan semua kejadian itu.

            Tak ada yang berbicara. Semua sibuk menarik nafas. Siwon mencoba duduk. Kakinya terasa sakit akibat digendong sambil berlari.

            “Kyuhyunnie…aku akan menghajarmu! Aku pasti menghajarmu!” cetus Heechul sambil meredakan nafasnya yang terengah-engah.

            “Andwae! Hyungdeul dulu yang mengerjaiku. Aku hanya membalasnya,” kata Kyuhyun sambil mempoutkan bibirnya.

“Sudah! Jangan ribut! Habis ini kita segera pulang ke dorm. Ada jadwal nanti malam, bukan?”

Semua mengangguk. Mereka tidak tahu apa yang bisa mereka lakukan tanpa Leeteuk. Namja itu selalu memperhatikan jadwal semua member Super Junior, sehingga tidak ada yang lupa dengan jadwal hari itu.

“Kyuhyunnie, aktingmu tambah hebat. Kali ini aku tidak tahu kau berpura-pura,” kata Shindong setelah nafasnya kembali normal.

“Ne.” Kibum tersenyum sambil mengacungkan jempolnya kepada Kyuhyun. “Muridku memang sangat pandai.”

Ketika Leeteuk bangkit berdiri, semua bergegas mengikuti sang leader meninggalkan gedung SM.

.

Super Junior bersyukur lift di apartemen mereka sangat besar sehingga semua bisa masuk bersama. Ketika pintu membuka di lantai 11, Sungmin, Eunhyuk, Kyuhyun, Yesung dan Ryeowook segera keluar.

“Kyuhyunnie, kalau kau membohongi kami seperti tadi lagi, kau akan kuhajar!” seru Heechul yang sedari tadi tidak diijinkan Leeteuk untuk melampiaskan kekesalannya. “Aku benar-benar cemas padamu, magnae.”

“Mianhe, Heechul-ah,” kata Kyuhyun sambil mengeluarkan evil smirknya.

“Magnae kurang ajar! Panggil aku hyung!”

Heechul hanya bisa mengumpat ketika pintu lift menutup sebelum dia sempat keluar. Lagipula Leeteuk dan Hankyung menahannya. Kyuhyun hanya tertawa mendengar teriakan-teriakan marah Heechul.

“Jangan kurang ajar, Kyuhyunnie,” tegur Sungmin lembut sambil menjentik hidung Kyuhyun. Namun mulutnya tersenyum manis.

“Aku bukan kurang ajar, Minimie. Aku hanya ingin lebih akrab dengan hyungdeul,” kata Kyuhyun kembali mempoutkan mulutnya.

Sungmin tertegun sejenak mendengar panggilan barunya.

Mereka berlima berjalan menuju pintu dorm lantai 11. Yesung, Sungmin, Ryeowook dan Eunhyuk sangat bersemangat membahas kejadian kejar-kejaran tadi. Aku senang melihat kalian ceria seperti ini hyungdeul. Seandainya semua bisa terus seperti ini….

Kyuhyun kembali teringat percakapannya siang tadi. Ia tidak bisa membayangkan jika Petinggi SM kembali menempatkan Super Junior dalam situasi tidak menyenangkan. Situasi yang akan memaksa mereka menampilkan wajah sedih di depan fans yang sebenarnya ingin mereka hibur.

Dan aku akan menjadi salah satu penyebab kesedihan mereka.

Memikirkan hal itu, kepala Kyuhyun terasa berat dan hatinya terasa sesak. Tiba-tiba Kyuhyun merasa tenaganya lenyap begitu saja. Pandangannya pun menjadi gelap. Tanpa bisa ia tahan, tubuhnya jatuh ke lantai. Ia sempat mendengar keempat hyungnya memanggil namanya. Namun setelah itu ia tidak bisa merasakan apa-apa lagi.

.

.

Kyuhyun mengeluh. Seluruh tubuhnya terasa tak bertenaga, begitu pula hati dan pikirannya. Ketika ia mencoba membuka matanya, ia melihat Changmin tengah tersenyum ke arahnya. Alis namja itu bertaut melihat sahabatnya ada di sisinya.

“Changmin-ah?” gumam Kyuhyun nyaris tidak terdengar. Air mata keluar begitu saja,  membuat matanya berkabut dan wajah Changmin terlihat samar. “Ternyata aku sangat menginginkan kehadiranmu hingga bermimpi seperti ini… bogo sipeosseoyo…”

Kyuhyun menggeleng lemah. “Mianhe, Changmin-ah… Aku tidak ingin membaginya denganmu… Aku ingin kau selalu ada untuk menemaniku tertawa… Aku tidak akan sanggup jika kau juga ikut bersedih di depanku.”

Namja itu memandang Changmin dengan mimik cemas. “Apakah aku sahabat yang egois?” Kyuhyun tersenyum ketika mendapati Changmin tetap tersenyum ke arahnya. “Syukurlah… Aku takut mengecewakanmu lagi, Changmin-ah… Aku senang bisa melihatmu tersenyum walau aku sedang sedih… Aku merasa selalu ada harapan jika sahabatku masih bisa tersenyum bersamaku…”

Kyuhyun mengerjapkan matanya perlahan. Ia merasa sangat lelah. “Terima kasih sudah datang di mimpiku, Changmin-ah… Aku sungguh bersyukur punya sahabat sepertimu…” Mata Kyuhyun terpejam. Meski setetes air matanya jatuh, tapi mulutnya tersenyum dan Kyuhyun kembali tertidur.

Changmin mati-matian membekap mulutnya, supaya suara isakannya tidak keluar. Ia ingin Kyuhyun tetap menganggap kehadirannya sebagai mimpi, jika hal itu membuat sahabatnya lebih bahagia. Perlahan ditariknya selimut Kyuhyun hingga menutup rapat. Ia memandang wajah yang tertidur itu dengan sedih.

Tadi Changmin sedang berkunjung ke dorm Super Junior untuk menemui Kyuhyun. Tapi tidak ada seorang pun di dorm. Namun saat ia hendak berbalik pergi, rombongan Super Junior datang. Ia bahkan sempat tertawa mendengar suara marah Heechul. Pasti Kyuhyun-ah baru saja mengerjai hyungdeulnya. Changmin juga tertawa mendengar obrolan mereka tentang dikejar-kejar fans. Pasti lucu jika bisa melihat langsung.

Berniat mengejutkan mereka, Changmin kembali mundur hingga ke tangga darurat. Namun justru dia yang terkejut saat tubuh Kyuhyun tiba-tiba tumbang tak sadarkan diri. Ia bergegas menghampiri. Ia heran karena hyungdeul Super Junior mencoba membangunkan Kyuhyun, mengiranya berpura-pura.

“Pura-pura atau tidak, aku akan tetap menggotongnya ke dalam dorm!” seru Changmin kesal. Ia lalu mengangkat tubuh Kyuhyun. Melihat tubuh magnae mereka benar-benar terkulai lemas, Yesung, Sungmin, Eunhyuk dan Ryeowook menjadi panik. Mereka pun bergegas membuka pintu dorm.

Kyuhyun dibaringkan di kasurnya. Changmin sedikit heran saat Sungmin dengan cekatan mengganti pakaian Kyuhyun. Ia sendiri hanya sempat melepaskan sepatu sahabatnya. Seberapa sering Kyuhyun-ah pingsan seperti ini?

“Kita panggil Uisa?” tanya Eunhyuk.

“Dia bukan sakit. Dia hanya terlalu lelah dan membutuhkan istirahat.” Yesung menggeleng sambil membelai wajah Kyuhyun. Mata namja berkepala besar itu tampak muram. Kyuhyunnie, kau sedang menghadapi masalah apa? Kenapa kau tidak berterus terang kepada kami?

Tak satu pun yang berbicara. Mereka hanya terdiam dan mengamati Kyuhyun yang terbaring di atas tempat tidurnya. Semua mengakui kata-kata Yesung. Wajah Kyuhyun lebih terlihat sedih dan lelah daripada pucat.

Member Super Junior di lantai 12 datang tak lama kemudian. Semua sangat cemas.

“Kyuhyunnie pabo! Kau benar-benar membuatku khawatir,” gumam Heechul. “Aku lebih suka kau mengerjaiku daripada seperti ini.”

Namja tampan dan cantik itu terus menggenggam tangan Kyuhyun sejak duduk di sebelah tempat tidur. Hankyung harus membujuknya untuk berangkat memenuhi jadwal. Member Super Junior pun berunding mengenai siapa yang menjaga Kyuhyun karena semua memiliki acara yang tidak bisa dibatalkan mendadak.

“Aku saja yang menjaganya,” kata Changmin saat mereka kebingungan. “Aku sedang bebas hari ini. Aku bisa menjaga Kyuhyun-ah.”

“Terima kasih, Changminnie.” Leeteuk tersenyum. “Aku akan meminta Kibummie menemanimu di sini. Dia tidak ada acara malam ini.”

Akhirnya di sinilah Changmin sekarang, duduk di dalam kamar Kyuhyun dengan perasaan sesak. Dia tidak punya kemampuan seperti Yesung. Tapi ia tahu wajah sahabatnya terlihat sangat sedih. Bahkan sesekali air mata tampak menggenang di pelupuk mata Kyuhyun.

Igauan Kyuhyun tadi menguatkan semua dugaannya. Ia bersyukur bisa mengingat perjanjiannya dengan Kyuhyun selama ini. Jadi meski perasaannya bercampur aduk, Changmin tetap mengukir senyuman di wajahnya. Dan ternyata hal itu sangat berarti  buat   Kyuhyun.

Bertahanlah, Caramel Macchiato. Changmin memandang Kyuhyun sambil tersenyum getir. Setiap kau membutuhkan teman untuk tertawa bersama, aku akan selalu siap. Itu janjiku untukmu. Tidak peduli seberat apapun yang harus aku tanggung…. Kali ini, aku takkan pernah melepaskanmu lagi.

.

.

Kyuhyun tidak tahu berapa lama ia tertidur. Namun ketika ia membuka matanya dan melihat ke arah jam weker, waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Ia perlahan bangun dan menyadari bajunya telah berganti. Dicobanya mengingat apa yang terjadi. Ia meringis ketika sadar bahwa ia pingsan saat menuju pintu dorm.

Aish! Lagi-lagi aku membuat hyungdeul khawatir.

Dengan langkah pelan, Kyuhyun menuju keluar kamar. Sayup-sayup terdengar suara game kesayangannya. Seharusnya Eunhyuk hyung ada jadwal di SUKIRA. Sungmin hyung masih bertugas di CHUNJI. Begitu pula Ryeowookie dan Yesung hyung. Hari ini mereka menjadi bintang tamu di sana. Jadi siapa yang bermain? Kyuhyun mengerutkan kening meski ia yakin hyungdeul pasti tidak membiarkannya sendirian.

Kyuhyun melanjutkan langkahnya menuju ruang tamu. Matanya mengerjap saat melihat sosok Changmin dan Kibum tengah bertanding Star Craft. Seketika itu juga wajah Kyuhyun memerah. Samar-samar ia teringat mimpinya tadi. Itu mimpi atau Changmin-ah memang ada di depanku? Aigoo, apakah aku mengatakan hal-hal yang aneh?

            Melihat Kyuhyun datang, keduanya berhenti bermain. Bahkan Changmin nyaris seperti melompat ke arahnya. Dengan senyum lebar, namja bertubuh sangat tinggi itu menariknya ke sofa dan memaksanya duduk.

            “Kau sudah bangun, Kyuhyun-ah? Ayo bertanding denganku!” ajak Changmin sambil menyerahkan stik PS yang dipegangnya.

            “Kyuhyunnie, kau pasti lapar. Mau makan apa? Kita pesan makanan saja.” Kibum tersenyum melihat wajah Kyuhyun yang kebingungan. Reaksi Kyuhyun lebih lambat dari biasa. Ditepuknya bahu Kyuhyun dengan pelan. “Hari yang berat, dongsaeng?”

            Kibum tersenyum ketika Kyuhyun hanya tersenyum tipis ke arahnya. Ia sadar Kyuhyun tidak bisa bercerita untuk masalah yang satu ini. Ia bisa mengerti, karena mereka tidak jauh berbeda.

“Nah, kita pesan apa? Pizza? Bulgogi? Sushi?”

            “Aku mau es krim.”

            Kibum dan Changmin memandang Kyuhyun dengan takjub.

            “Ah! Es krim? Usul bagus!” Kibum cepat-cepat menyetujui. Saat sedang merasa harinya sangat berat, ia pun menginginkan sesuatu yang manis. “Kalian tunggulah di sini. Aku akan membeli es krim dan makanan untuk kita.”

            “Mianhe merepotkanmu, Kibum hyung… Kita pesan makanan lain saja.”

            “Aku kau panggil hyung lagi?” goda Kibum sambil tersenyum. Changmin langsung mendapat death glare dari Kyuhyun ketika ikut tertawa. “Tak apa, Kyuhyunnie. Aku juga ingin makan es krim.”

            Kibum mengambil jaketnya dan berjalan keluar dorm. Kyuhyun memandang Changmin yang masih tersenyum lebar.

            “Kau tidak takut gigimu kering tersenyum terus seperti itu?”

            “Aish! Kyuhyun-ah, kau ini menyebalkan!”

            “Tutup mulutmu, aku kesal melihat senyummu!” seru Kyuhyun ketus. “Sejak kapan kau di sini?”

            “Baru saja.” Changmin kembali tersenyum lebar, tidak mempedulikan mata Kyuhyun yang melotot ke arahnya. “Ya! Caramel Macchiato! Kau tidak bisa melarangku untuk tersenyum! Aku sudah jauh-jauh ke sini untuk bertemu sahabatku. Aku sedang sangat senang.”

            “Kau hanya beda tower dengan kami. Kau bilang itu jauh?”

            Changmin hanya bisa meringis.

            “Sungguh kau baru saja datang?”

            Changmin mengangguk.

            “Kau tidak berada di kamarku tadi?”

            “Ah! Tentu saja aku mengg…eh, menengokmu ke kamar. Ketika aku datang, tiba-tiba kau… uhm, katanya kau jatuh pingsan. Aku sangat khawatir tadi. Tapi sekarang kau sudah sadar. Aku senang.” Changmin kembali tersenyum lebar.

            Kalimat Changmin bertumpang-tindih. Kyuhyun menghela nafas panjang sambil menggelengkan kepala. “Changmin-ah, kau itu pembohong yang buruk. Jangan pernah berbohong di depan orang lain, arrachi? Kau bisa ketahuan nanti.”

            Changmin dengan polosnya tertegun. Ia lupa untuk berpura-pura. Kyuhyun langsung tertawa melihat wajah polos sahabatnya.

            “Changmin pabo!”

            “Aish! Kenapa kau mengataiku pabo?!”

            “Abaikan saja.” Kyuhyun semakin tergelak ketika Changmin mulai merengut protes.

            Saat mereka sedang seru bertanding Star Craft, Kibum datang dengan membawa tiga mangkuk besar es krim, beberapa porsi jjangmyon dan bulgogi. Mereka langsung menyantapnya dengan lahap sambil bermain.

            Ketika Leeteuk dan member lain pulang, mereka mendapati ketiganya sudah membuat ruang tengah berantakan dengan bekas makanan dan es krim. Tapi mereka senang melihat Kyuhyun sudah terlihat gembira.

            “Aku menang! Kibum hyung dan Changmin-ah, kalian harus mentraktirku besok!”

            “Kapan kau kalah?” keluh Changmin. “Aku juga ingin sesekali kau traktir.”

            “Ya! Changmin pabo! Kau kan tinggal bilang. Aku pasti akan mentraktirmu.”

“Benarkah?” Mata Changmin berbinar gembira.

Kyuhyun mengangguk. “Kalau kau menunggu ditraktir dengan cara menang games, kau bermimpi.” Kyuhyun tergelak.

Semua member Super Junior yang lain menggeleng melihat kelakuan mereka berdua. Heechul, Yesung, Eunhyuk dan Donghae kemudian ikut bergabung untuk bertanding Star Craft. Suasana menjadi sangat ramai. Ryeowook dan Sungmin dengan senang membuat makanan untuk cemilan.

Jam 2 malam, Leeteuk menengok dorm lantai 11. Benar dugaannya, semua masih sibuk bermain. Member yang tidak ikut bermain tetap terjaga juga. Mereka berperan sebagai suporter. Leeteuk harus memaksa semua berhenti bermain dan tidur.

Hari itu Changmin menginap di dorm Super Junior. Begitu pula dengan Kibum.

.

.

Keesokan harinya…

            PRIIIIT

            “Ryeowook-ah, ada apa denganmu! Lebih cepat lagi!”

            “Ya! Lee Donghae! Jangan berhenti!”

            “Shindong hyung! Atur nafasmu baik-baik! Kau berhutang 5 putaran!”

            “Teuki hyung, jangan tersenyum jika kutegur! Aku serius! Aku melatih kalian dengan gratis, jadi seriuslah sedikit! Bagaimana pun aku ini sunbae kalian!”

            “Changmin-ah!”

Suara itu membuat Changmin tidak melanjutkan kalimatnya. Begitu ia menoleh kepada pemilik suara, wajah kerasnya tadi menghilang dan sebuah senyum manis terukir di sana.

            “Caramel Macchiato! Kau sudah bangun?”

            “Apa yang kaulakukan pada hyungdeul?”

            Kyuhyun kini berdiri di sebelah Changmin. Super Junior memang menyewa kolam renang di apartemen mereka untuk berlatih setiap pagi selama 2 jam. Ia memperhatikan penampilan Changmin yang hanya mengenakan t-shirt dan celana pendek selutut, lengkap dengan peluit dikalungkan di lehernya.

“Dari mana kau dapat peluit itu?”

            “Aku pinjam kepada penjaga kolam.” Changmin tersenyum lebar. “Aku melatih hyungdeul-mu. Tadi pagi aku juga memberi masukan-masukan persiapan konser yang perlu mereka lakukan. Sama seperti daftar yang kuberikan padamu waktu itu.”

            Wajah Kyuhyun berubah muram sepersekian detik. Changmin menyadari hal itu. Sama seperti saat Kyuhyun membaca daftar yang diberikannya.

            “Kau pasti bisa, Kyuhyun-ah.”

            Kata-kata Changmin membuat Kyuhyun menoleh dengan heran.

            “Kau memang tidak bisa memenuhi latihan dan persiapan seperti yang aku tulis. Tapi aku percaya kau bisa menjalani konser dengan baik. Sahabatku tidak semanis suaranya. Dia orang yang sangat kuat dan keras kepada dirinya sendiri.”

            “Kau ini sedang mabuk ya?” Kyuhyun melengos mendengar kata-kata Changmin.

            “Aku serius, Kyuhyun-ah!” Changmin menarik tangan Kyuhyun agar menoleh kembali kepadanya. “Aku juga akan menjadi lebih kuat dari sekarang. Aku bukan magnae DBSK yang selalu bermanja kepada hyungdeulnya. Aku pasti menjadi kuat sehingga bisa menjadi sahabat yang sepadan denganmu.”

            Kyuhyun tertawa melihat wajah Changmin yang sangat serius. “Changmin pabo! Kita bersahabat karena kita ‘sahabat’. Sejak awal, kau sudah sahabat yang sepadan denganku.”

            “Benarkah?”

            “Ne.” Kyuhyun mengangguk. Ia menunjuk ke arah hyungdeulnya yang terkapar satu per satu di pinggir kolam. “Tapi, apakah latihanmu tidak terlalu berat?”

            “Biar saja. Aku sedang membalas dendam atas perlakuan mereka terhadapmu dulu.” Senyum nakal kini bermain di wajah Changmin.

            “Ya! Changmin-ah! Kau mengajak ribut denganku?!”

            Suara Kyuhyun yang keras membuat Changmin meringis dan member Super Junior yang lain menoleh ke arah mereka. Kedua magnae itu bertengkar mulut.

            “Ada apa lagi mereka?” Eunhyuk bersandar ke tepian kolam renang.

            “Naneun mollayo,” jawab Hankyung sambil menaikkan kaca renangnya hingga bertengger di kepala.

            “Itu sudah biasa. Kapan mereka tidak bertengkar?” Sungmin tersenyum.

            “Tapi anehnya mereka bisa sangat dekat.” Heechul ikut bergabung.

            “Sahabat yang aneh.” Kangin bergumam.

            Kibum hanya mengangguk membenarkan. Setiap pagi, ia dan Kangin datang ke dorm untuk berlatih. Hanya Siwon yang masih belum bisa ikut.

            “Super Junior memang aneh. Yang dekat dengan mereka pun juga aneh. Contohnya Zhoumi-ah, Henry-ah dan Changminnie.”

            Semua langsung bubar begitu aura gelap Yesung mendekat diiringi kalimat anehnya yang seakan bergema dari dunia lain.

            “CAPTAIN CHO!!!”

            Seruan itu membuat semua menoleh. Seorang yeoja manis berlari sambil merentangkan kedua tangannya. Ia sama sekali tidak mempedulikan sekeliling. Begitu berada di dekat Kyuhyun, ia langsung melompat dan memeluk namja itu erat-erat.

            “Ahra noona!” Kyuhyun balik memeluk sang kakak yang tingginya tidak mencapai telinganya. Wajah Kyuhyun terlihat sangat gembira. “Kapan noona datang dari Austria? Kenapa tidak menghubungiku?”

            “Aku ingin memberi kejutan. Supaya tidak meleset, aku menanyakan jadwalmu pada manager hyung.” Ahra melepaskan pelukannya dan kemudian tersenyum manis ke arah Changmin dan member Super Junior. Hyungdeul sudah keluar dari kolam renang dan mengenakan jubah handuk mereka. 

            “Annyeonghaseyo. Gomawo, kalian selama ini sudah menjaga Kyuhyunnie,” kata Ahra dengan sopan.

            Leeteuk dan yang lain membalas sapaan itu dengan senang.

            “Kyuhyunnie, kau antar Ahra noona ke dorm. Dia pasti lelah. Kami akan menyusul nanti,” kata Leeteuk.

            Changmin tersenyum kepada Ahra. “Ahra noona cantik sekali,” pujinya tulus.

            “Gomawo,” kata Ahra sambil tersenyum.

            “Hentikan kalimatmu di situ, Changmin-ah!” seru Kyuhyun sambil merangkul bahu Ahra. Hari itu Ahra yang bertubuh ramping mengenakan baju yang sangat sesuai untuknya. Roknya yang selutut memperlihatkan kakinya yang ramping. Blusnya yang feminin membuat wajahnya yang lembut semakin cantik. Rambutnya yang panjang terurai tanpa hiasan apapun menjadi sentuhan akhir yang  memukau. Kecantikan yang lembut dan sopan, jauh dari kesan glamour.

            “Ya! Caramel Macchiato! Aku tulus memuji!”

            “Ne. Ne. Setelah itu kau akan melanjutkan dengan kalimat ‘tapi kau akan lebih cantik’ bila memakai ini, memakai itu, dan bla bla bla.”

            Kata-kata Kyuhyun membuat member Super Junior yang lain tertawa terbahak-bahak sementara wajah Changmin memerah. Apalagi Ahra ikut tertawa lebar. Changmin memang punya kebiasaan seperti itu bila bertemu wanita yang menurutnya cantik. Ia akan membahas kekurangannya di akhir kalimat.

            “Aku tak akan melakukan itu pada Ahra noona,” kata Changmin sambil merengut.

            “Aku percaya.” Kata-kata lembut Ahra membuat Changmin kembali tersenyum.

            “Ahra noona, kau berbeda sekali dengan Kyuhyun-ah. Kau sangat cantik dan baik hati. Apa kau yakin dia adikmu? Kalian tidak salah mengambil bayi saat di rumah sakit? APPO!!!”

Changmin meringis ketika mendapat tepukan keras dari Kyuhyun di kepalanya. Kali ini mereka semua benar-benar tertawa keras melihat kedua sahabat itu.

            “Kau katakan itu sekali lagi, aku akan membuatmu menyesal telah dilahirkan, Changmin-ah!” Kyuhyun mendelik. “Ayo, Ahra noona, kita tinggalkan tempat ini. Aku bisa menghajar Changmin-ah jika terlalu lama kalian bersama.”

            “Kyuhyunnie, bagaimana kalau Siwonnie?” goda Kangin yang langsung disambut death glare oleh Kyuhyun dan tawa yang lain.

            Kyuhyun bergegas menarik Ahra keluar dari kolam renang yang sudah dipenuhi tawa para namja itu.

            Mata Kyuhyun menatap takjub ketika menemani Ahra ke mobil. Kakaknya mengeluarkan begitu banyak makanan, minuman, dan paper bag. Ia sampai kerepotan mengangkutnya ke dorm.

            Ahra mengeluarkan semua makanan yang di bawanya ke meja makan. Sebagian ia simpan di kulkas dan lemari. Begitu pula dengan minuman. Kyuhyun mengamati gerak-gerik kakaknya dengan senang. Rasanya sudah lama sekali ia tidak melihat sang kakak sibuk dengan pekerjaan rumah.

            “…nie…Kyuhyunnie!”

            Kyuhyun tersentak kaget ketika Ahra menepuk pipinya. Yeoja itu tersenyum manis.

            “Kau melamun, dongsaeng? Aku sudah memanggilmu berkali-kali.”

            “Mianhe, noona. Ada yang kau butuhkan?” 

            Ahra menarik Kyuhyun bangkit dari duduknya sambil membawa paper bag yang banyak tadi. “Di mana kamarmu?”

            “Ah! Mari kuantar!” Kyuhyun menuntun Ahra memasuki kamarnya. Ia tersenyum ketika Ahra melihat wallpaper warna pink dan banyak warna pink lainnya di ranjang dan meja Sungmin. “Sungmin hyung menyukai warna pink. Ia pernah hendak membuang semua warna pink miliknya. Tapi karena terlalu banyak yang akan dibuang, dia akhirnya membatalkan niatnya.”

            Ahra memandang Kyuhyun yang tertawa senang.

            “Kau beruntung sekamar dengannya. Orang yang menyukai pink biasanya suka menolong, penyayang, dan pandai beradaptasi dengan perubahan.”

            “Sungmin hyung memang seperti itu,” kata Kyuhyun dengan bangga. “Aku pikir Ahra noona akan menganggap aneh dengan warna pink ini.”

            “Mana mungkin? Aku ini tak kalah pintar dari Captain Cho-ku. Kita kakak beradik yang pintar.” Ahra mengangguk dengan penuh percaya diri.

            “Syukurlah, berarti aku tidak tertukar di rumah sakit….”

            Kata-kata Kyuhyun membuat Ahra tertawa dengan keras. Ahra memang gadis yang tidak sungkan untuk tertawa lepas jika ia menginginkannya.  Ditariknya Kyuhyun dan dipeluknya adiknya dengan erat. “Aish! Kau merajuk! Kau memikirkan kata-kata Changmin-ah ya?” 

            Ahra dengan gemas mengacak-acak rambut sang adik. “Aku senang sekali, jarang-jarang kau bertingkah seperti dongsaeng. Kau lebih seperti oppa dan namjachinguku.”

            Sambil tersenyum, Ahra mengeluarkan semua isi paper bag yang dibawanya. Ada sweater, jaket, t-shirt, beberapa kaset games, lampu belajar, pemberat kertas, syal, topi, dan banyak lagi. Kyuhyun sampai berpikir apa yang dipikirkan sang kakak. Tapi ia tak perlu bertanya. Ahra dengan semangat bercerita tentang mengapa ia membeli dan memilih semuanya.

            Kyuhyun tersenyum menikmati suara Ahra yang melantun penuh semangat. Yeoja itu selalu begitu jika bersemangat. Ia akan berbicara tanpa henti. Itu juga yang dilakukannya setiap ada masalah. Yeoja itu bisa bercerita satu jam tanpa jeda sementara Kyuhyun mendengarkan dengan sabar. Apa sikapku memang tidak mirip dongsaeng untuk Ahra noona? Tapi aku sangat senang jika bisa membuatnya tersenyum.

            “…nie…Kyuhyunnie!”

            Untuk kedua kalinya Kyuhyun tersentak. Ahra kembali tersenyum.

“Kau melamun lagi.”

            Kyuhyun tertawa menanggapi wajah Ahra yang mempoutkan mulutnya. Mereka sangat mirip. Suka tertawa lepas, suka mempoutkan mul

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Inspiritwer_11 #1
Chapter 18: How can i find falling star?
Ladychi #2
Chapter 51: dice que esto es una secuela, ¿donde esta la otra historia
Ladychi #3
Chapter 51: tienes otra historia? o solo es esta, escribes muy bien
ArizKyu #4
Chapter 51: ??
Update lagi dong eonn??
moonloversrae #5
Yeah akhirnya update lagi.. Still the best author ?
DekanAkavi1711 #6
Chapter 50: eonn, yg SUJU M tukeran baju di pesawat itu real kah?
Jai2212 #7
Where can i read the falling star?? I cant find it...
dephinalouisa
#8
Chapter 50: Best ff and author so far.. Cara penulisan dan penggambaran masing2 karakter sgt mendetail.. Semua percakapan dirangkum secara cerdas.. Ditunggu kelanjutannya eonie.. Hwaiting!!
EndahD #9
Chapter 50: Selalu nunggu buat setiap chapternya walaupun udah sekian lama
iharukumipuff
#10
Chapter 50: kyuhyun menghilang? apa lagi rencana kyuhyun kali ini? xD