Rising Star - Ch 34

Rising Star (the sequel of Falling Star)
Please Subscribe to read the full chapter

 

RISING STAR Chapter 34

11 Maret 2008

            Hankyung mengernyitkan dahi ketika ia gagal membuka pintu dorm lantai 11. Rantai pengait terpasang di pintu padahal tidak biasanya hal itu terjadi. Adanya password dan pengenal sidik jari membuat keamanan dorm sudah lebih dari cukup. Selain itu, mereka dengan mudah mendatangi dorm lantai 11 dan 12 tanpa perlu menekan bel.

            “Jamkkanman yo (tunggu sebentar), Hankyung hyung.” Eunhyuk tergesa-gesa menghampiri. Ditutupnya pintu terlebih dahulu untuk melepaskan pengait, kemudian membentangkan pintu lebar-lebar.

            “Kenapa memakai pengait?” Hankyung berjalan masuk sambil menarik kopernya.

            Eunhyuk hanya tersenyum lebar. “Sudah siap berangkat?”

            “Ne. Tapi aku ingin sarapan di dorm saja.”

            Hankyung meletakkan kopernya di dekat pintu, lalu melangkah masuk menuju dapur. Ia menyingsingkan lengan kemejanya dan bersiap membuat sarapan untuknya sendiri.

            “Ada yang mau fried rice?” tanya namja itu kepada Eunhyuk, Yesung dan Sungmin. Semua menggeleng. “Coba tanyakan Kyuhyunie apa dia mau.”

            “Kyuhyunie masih tidur. Hyung buat untuk sendiri saja,” kata Eunhyuk sambil menguap lebar. “Aigoo…aku masih mengantuk.”

            Eunhyuk melotot ketika Yesung menginjak kakinya. Tapi namja itu langsung tersadar. Ia tersenyum lebar ke arah Hankyung yang memandangnya penuh tanya. “Aku mimpi buruk tadi, hyung, jadi tidak bisa tidur lagi.”

Tak ada yang berbicara selama Hankyung memasak. Sungmin sibuk membereskan kulkas. Ia tak mau nasib kulkas dorm lantai 11 sama dengan dorm lantai 12. Tak satu pun barang kadaluarsa boleh ada di dalamnya. Ia khawatir hyungdeul dan dongsaengdeul akan memakainya tanpa melihat-lihat tanggal. Ia juga memeriksa persediaan obat dan vitamin cair yang ada di sana.  Eunhyuk berbaring di sofa sambil menonton televisi. Yesung sendiri pergi ke dapur untuk menyeduh 6 cangkir ginseng. Hankyung menautkan alisnya melihat jumlah ganjil itu.

“Buat Hankyung hyung dan Donghae-ah,” celetuk Yesung. “Biar yang lain kuseduhkan setelah mereka bangun.”

“Donghae-ah di sini? Pagi-pagi begini?”

“Dia sedang ada masalah pribadi. Sedang curhat pada Kyuhyunie.”

Eunhyuk dan Sungmin berpandangan dengan pasrah. Pasti Hankyung merasa aneh si magnae yang tadi dibilang tidur dan biasa bangun paling siang, ternyata sudah bangun dan menerima ‘tamu’ sepagi ini. Apalagi Kyuhyun tidak suka diganggu.

Dugaan mereka tepat. Hankyung meletakkan piring berisi fried rice-nya yang baru selesai, mengambil tumpukan kertas yang dibawanya tadi, lalu berjalan ke arah kamar Kyuhyun dan Sungmin. Ia kembali menautkan alisnya saat Sungmin mendahului dan menghalangi jalannya di koridor.

“Hyung, jebal,  jangan ganggu mereka. Donghae-ah sedang sedih, dan Kyuhyunie sedang menghiburnya. Hankyung hyung tahu kan, Donghae-ah sudah menganggap appa Kyuhyun sebagai appanya sendiri? Hanya Kyuhyunie yang bisa membantunya.”

“Aku ingin memberikan partitur ini dan menerangkan beberapa hal sebelum berangkat.”

Yesung meraih partitur itu dan membacanya sejenak. “Jelaskan saja padaku, hyung, aku akan menyampaikannya kepada Kyuhyunie.”

Hankyung ingin menolak, namun melihat pandangan Sungmin dan Yesung, juga waktunya yang sangat terbatas,  ia akhirnya menyerah. Mereka kemudian duduk di meja dapur. Hankyung menerangkan apa-apa yang perlu dipelajari Kyuhyun sambil menyantap sarapannya.

“Sunggie, tolong pastikan Kyuhyun menguasai lagu yang ini. Lagu ini akan direkam besok,” kata Hankyung sambil menunjuk salah satu lagu. “Hanya Kyuhyun yang belum menguasainya.”

“Hyung, di SJ M posisi Kyuhyunie…” Yesung mempelajari partitur itu dengan seksama. “Sebaiknya alihkan posisi lead vocal dari Kyuhyunie. Jika ada apa-apa dengan dia, sulit untuk Wookie menggantikannya. Zhoumi-ah punya vokal cukup bagus.”

“Aniyo, di beberapa lagu, vokal Zhoumi-ah masih harus didukung oleh Ryeowookie atau Kyuhyunie.” Hankyung menggeleng. “Aku rasa, apa yang ditetapkan dari pihak managemen sudah benar. Wookie dan Kyuhyunie yang paling pantas menempati posisi lead vocal si SJ M.”

“Tapi hyung, jika Kyuhyunie sakit, dengan posisi seperti ini dia tetap harus naik ke atas panggung.”

“Jika begitu dia tidak boleh sakit.”

Jawaban Hankyung membuat Yesung, Sungmin dan Eunhyuk terdiam. Ketiganya saling berpandangan.

Hankyung tidak menyadari keheningan yang terjadi. Tubuhnya sendiri terasa berontak meminta istirahat. Penyakit lambung yang dideritanya semakin memperparah keadaan sehingga berat badannya terus menurun. Saat ini yang ada di pikirannya hanya menghabiskan sarapan, pergi ke China tepat waktu, lalu besok kembali pulang untuk melakukan rekaman album.

“Aku selesai,” katanya sambil meletakkan piring di dapur. “Mianhe, aku tak sempat mencuci piringnya. Aku harus segera berangkat.”

“Tak apa, hyung, biar aku yang membereskan,” kata Sungmin sambil mengantar Hankyung ke pintu. Eunhyuk dan Yesung mengiringi di belakang.

Hankyung melirik sekilas ke koridor yang menuju kamar Sungmin dan Kyuhyun sebelum beranjak meninggalkan dorm. Semua menghembuskan napas lega begitu Hankyung menghilang di pintu lift.

“Aku pikir kita akan ketahuan.” Sungmin mengelap keningnya yang berkeringat. “Hyukie, sebaiknya kau tidur saja.”

“Aniyo, aku tidak bisa tidur lagi. Hari ini jadwalku hanya SUKIRA . Latihan bersama Teuki hyung untuk acara SBS tanggal 13 sudah selesai. Aku masih bisa menjaga Kyuhyunie. Giliranku setelah Donghae-ah.” Eunhyuk lagi-lagi menguap. “Aku perlu cola. Hanya cola yang bisa membuatku tidak mengantuk.”

Sungmin mengamati Eunhyuk yang berjalan menuju kulkas. “Wookie tidak apa tidak diberitahu, Yesung hyung?”

“Wookie sangat kelelahan karena pembuatan album SJ M. Begitu juga Henry-ah.” Yesung menggeleng. “Aku saja keberatan waktu Eunhyukie meminta Donghae-ah menemaninya menjemput Uisa. Donghae-ah pasti lelah juga. Biarkan Wookie tidur. Nanti dia akan tahu sendiri.”

“Tahu soal apa?”

Ryeowook yang baru saja membuka pintu kamar, memandang hyungdeul menuntut jawaban.

.

.

Donghae tersenyum ketika Kyuhyun menggembungkan pipinya. Sang magnae melengos dengan kesal saat melihat bubur di tangan Donghae. Donghae menarik kursinya agar semakin dekat ke tempat tidur.

“Kyuhyunie, kau harus makan supaya cepat sembuh…”

“Aku tidak mau!” Kyuhyun menolak. “Aku mau jjangmyeon!”

“Mana ada jjangmyeon sepagi ini?”

“Pokoknya aku mau jjangmyeon!”

Donghae mulai kebingungan menghadapi penolakan magnae-nya.

“Ayolah, Kyuhyunie, kalau kau tidak menghabiskannya, aku bisa dimarahi Wookie… Apa kau tega membiarkan hyung dicekoki makanan begitu banyak?”

Kyuhyun melirik bubur yang masih panas itu dengan segan. “Tapi aku tak mau makan sendiri…” Kyuhyun menampakkan puppy eyes-nya.

“Arraseyo. Biar hyung suapkan bubur ini untukmu.”

Donghae tersenyum dan mulai meniup bubur di dalam sendok. Begitu dirasa bubur itu cukup siap untuk dimakan, ia mengangsurkannya ke arah Kyuhyun. Kyuhyun membuka mulutnya dan melahap bubur itu, juga suapan-suapan berikutnya. Donghae merasa senang saat bubur di mangkuk itu telah berkurang separuh. Namun Kyuhyun menolak untuk menghabiskannya.

“Sudah, Donghae-ah. Perutku sudah kenyang.” Kyuhyun menggeleng.

Donghae memandang Kyuhyun dengan pasrah. “Baiklah. Kalau begitu kau minum obat dulu sebelum tidur.” Donghae kemudian membukakan obat dan mengulurkan segelas air.

“Obatnya pasti pahit. Aku tidak mau.” Kembali Kyuhyun merajuk.

“Kalau kau minum, hyung akan menemanimu bermain game, bagaimana?” Donghae nyaris tertawa melihat Kyuhyun yang menjadi sangat manja. Kali ini ia merasa menjadi hyung dari magnae-nya.

“Game baru. Belikan aku game baru.”

Donghae menarik napas panjang ketika Kyuhyun mengerjapkan matanya dengan wajah polos. “Baiklah, game baru untuk uri Kyuhyunie.”

Kyuhyun tersenyum lebar, lalu mulai meminum obat itu.

“Hyung, kita beli gamenya kalau aku sudah sembuh saja. Jangan selalu pergi bersama Hyukie… Sesekali pergilah bersamaku. Aku juga ingin dekat dengan Donghae hyung.”

“Kalau ada maunya, kau baru memanggilku hyung.” Donghae tertawa. “Bukankah kita sudah dekat, pabo? Kau saja yang tidak menyadarinya. Ne, begitu kau sembuh, kita cari game baru bersama-sama.” Donghae tersenyum ketika melihat Kyuhyun tertawa dengan wajah senang dan sedikit tersipu.

Namun sedetik kemudian, Donghae nyaris terlompat karena sebuah tepukan di bahunya. Eunhyuk tersenyum lebar. Di belakangnya tampak Yesung, Ryeowook, Sungmin dan Henry.

“Donghae-ah, kenapa kau senyum sendirian begitu?”

Pertanyaan Eunhyuk membuat Donghae kebingungan.

“Bagaimana keadaan Kyuhyun hyung?” tanya Henry sambil mengucak matanya. “Mianhe, aku baru saja bangun. Tidak tahu kalau Kyuhyun hyung sakit.”

“Tak apa, Henry-ah, kami memang menutupinya dari Hankyung hyung dan juga kalian.” Sungmin merangkul bahu Henry. “Tolong kau siapkan saja minuman hangat untuk semua. Hyungdeul sebentar lagi akan turun.”

Henry mengangguk dan beranjak keluar kamar.

“Aigoo… Kyuhyunie…” Ryeowook langsung duduk di sisi ranjang dengan wajah cemas. Dipandangnya Kyuhyun yang terbaring pucat dengan selang infus terhubung ke tangan kirinya. Ia meraih tangan kanan Kyuhyun yang dingin, dan menggosoknya agar hangat. Ia juga meraba kening Kyuhyun. “Dia demam… Hyungdeul, kita tidak perlu membawanya ke rumah sakit?”

“Uisa sudah menanganinya. Tak apa, Kyuhyunie hanya mengalami kelelahan ekstrim. Tubuhnya hanya membutuhkan istirahat,  serta tambahan mineral dan vitamin.” Sungmin menjelaskan.

“Kenapa hyung tidak memberitahuku?” Ryeowook menegur dengan halus. Matanya tak lepas memandang Kyuhyun. “Mianhe, Kyuhyunie, aku tidak memperhatikanmu. Pikiranku tersita untuk bisa menyanyi dalam bahasa mandarin. Mianhe, Kyuhyunie, jeongmal mianhe…”

“Kenapa dia tidak sadarkan diri juga?” Yesung mulai menjadi panik melihat magnae-nya terus saja terbaring sejak semalam. “Panggil Uisa sekali lagi! Mungkin tadi dia mengantuk, sehingga salah memberi obat… Mungkin dosisnya terlalu banyak…. Mungkin… Mungkin Kyuhyunie sudah….”

“Yesung hyung, sepertinya kau butuh berjalan-jalan sebentar,” kata Sungmin ketika Yesung mulai meracau. Ia menarik Ryeowook dan menjajarkannya dengan Yesung. “Ajak Yesung hyung berjalan-jalan, Wookie.”

“Aniyo, aku ingin menjaga Kyuhyunie.” Yesung menggeleng.

“Masih banyak yang bisa menjaganya. Yesung hyung berjalan-jalan saja.” Sungmin mendorong Yesung hingga ke ruang tengah. Di sana, member Super Junior yang lain sudah berkumpul menikmati teh hangat, kecuali Siwon, Kangin dan Kibum. Ketiganya belum tiba di dorm.

“Teuki hyung! Uisa salah memberi obat! Kyuhyunie tidak juga sadar!” seru Yesung semakin panik. Ia mendekati Leeteuk dan mengguncang tubuh leader Super Junior itu. “Cepat panggil Uisa, hyung. Jebal!”

“Sunggie, tenanglah,” bujuk Leeteuk. “Uisa akan datang lagi nanti siang. Kau tak perlu khawatir.”

Ryeowook yang sudah mengenakan jaket, meraih jaket Yesung dan memakaikannya dengan paksa. “Hyung, kita jalan-jalan sebentar. Kemarin hyung bilang ingin mencari peliharaan seperti Heebum, bukan? Kita ke pet shop saja.”

“Kalian mau ke Pet Shop? Lebih baik ke tempat kenalanku.” Zhoumi menuliskan alamat yang pernah didatanginya bersama Kyuhyun. “Dia sangat sabar menghadapi pertanyaan sebanyak apapun. Kalian akan nyaman di sana.”

Setelah mengucapkan terima kasih, Ryeowook menarik Yesung keluar dorm.

“Bagaimana keadaan Kyuhyunie?” tanya Leeteuk kepada Sungmin.

“Masih belum sadar, hyung.”

“Hankyung-ah tahu?”

“Sepertinya tidak, Heechul hyung. Kami sengaja memasang pengait di pintu agar tahu siapa yang datang. Jadi kami bisa mempersiapkan diri. Tapi sepertinya Hankyung hyung sedikit curiga.”

Leeteuk memandang Zhoumi dan Henry.

“Sebenarnya aku ingin bertanya pada Siwonie, kenapa bisa terjadi hal seperti ini….” Leeteuk menarik napas panjang. “Zhoumi-ah dan Henry-ah, ada baiknya kalian menceritakan padaku apa saja kegiatan di SJ M.”

Zhoumi dan Henry berpandangan sejenak sebelum menjawab pertanyaan Leeteuk.

.

.

Di dalam kamar, Eunhyuk nyaris tertawa melihat Donghae masih saja tertegun sedari tadi. Ia menepuk pipi sahabatnya. “Waeyo, Donghae-ah?”

“Kenapa mereka bilang Kyuhyunie belum sadar? Aku tadi menyuapinya bubur. Dia bahkan sempat merajuk karena aku tak pernah mengajaknya pergi…”

“Mana buburnya? Siapa yang masak? Sejak kapan Kyuhyunie bisa bersikap seperti itu?” Eunhyuk menjadi bingung. “Donghae-ah, sepertinya kau sangat lelah. Biar aku menggantikanmu menjaga Kyuhyunie. Kita sudah membaginya tadi malam, bukan? Tak apa bagianku maju lebih cepat.”

Donghae memandang Kyuhyun dan Eunhyuk bergantian, lalu menggeleng. “Aku akan di sini sampai giliranmu tiba. Mianhe, Eunhyukie, biarkan aku di sini berdua saja  bersama Kyuhyunie.”

Eunhyuk tidak bertanya lebih lanjut. Ia pun beranjak keluar kamar. Setelah pintu tertutup, Donghae mendekatkan kursinya ke tempat tidur. Ia menelusuri wajah Kyuhyun yang pucat, memperhatikan napasnya yang lemah, dan membelai rambut Kyuhyun.

“Kyuhyunie, kenapa kau belum juga sadar? Ireona, Kyuhyunie… Hyung sangat cemas jika kau seperti ini,” bisik Donghae dengan air mata yang mulai menggenang di pelupuk matanya. “Aku pikir, semua itu kenyataan, kau bisa bermanja dan berterus-terang kepada hyungmu... Ternyata itu hanya khayalanku...”

Donghae membelai pipi yang terlihat mulai tirus itu. “Kau selalu bilang, kalau aku mudah merasa kesepian… Aku memang takut kesepian, Kyuhyunie. Bahkan aku selalu menelepon seseorang saat aku di toilet, agar aku tidak merasa kesepian. Tapi sesungguhnya, kau lah orang yang kesepian itu.”

Donghae mengerjapkan matanya yang semakin terasa panas.

“Kyuhyunie pabo! Kau seringkali tersenyum dengan wajah sedih dan menanggung bebanmu seorang diri… Aku menyadarinya, Kyuhyunie. Adakalanya senyummu terasa begitu getir. Coba kau lihat wajahmu di cermin, kau paling muda di antara kami, tapi wajahmu tidak tampak seperti magnae.”

Air mata Donghae mengalir membasahi wajah tampannya. Ia sangat sedih karena Kyuhyun tidak juga membuka mata. Bayangan saat Kyuhyun koma membuatnya takut.

Air mata Donghae semakin deras saat teringat masa-masa awal Kyuhyun di Super Junior. Merasa hanya dia yang menerimanya, Kyuhyun selalu mengikutinya kemana pun dia pergi. Bahkan kebiasaannya untuk berlatih menari sendirian di ruang training tidak luput dari Kyuhyun. Magnaenya itu akan ikut ke ruang training dan berlatih bersamanya.

“Hyung, kenapa kau selalu berlatih sendirian?” tanya Kyuhyun ketika mereka beristirahat.

“Aku tidak terlalu berbakat, Kyuhyunie. Aku harus berlatih untuk bisa mengimbangi dance line SJ lainnya. Semua kemampuanku hanya sedang-sedang saja. Jadi aku harus bekerja keras.”

“Buatku Donghae hyung benar-benar berbakat di semua bagian. Donghae hyung pandai dalam segala hal; menyanyi,  menari, juga berakting. Aku  benar-benar ingin menjadi seperti Donghae hyung.”

Senyuman tulus itu tidak pernah terlupakan oleh Donghae. Saat ia merasa tidak bisa, kata-kata dan senyum Kyuhyun saat itu selalu menguatkannya.

“Sejak kapan kau tidak mengikutiku lagi, Kyuhyunie? Kenapa aku tidak menyadarinya?” Donghae kembali membelai rambut Kyuhyun. “Diam-diam kau mulai menarik diri dan menjauh. Kyuhyunie pabo! Bukankah hyung tidak pernah keberatan kau ikuti? Beberapa orang memang meledekku bahwa aku memiliki seekor anak bebek yang mengikutiku ke mana pun. Tapi hyung tidak keberatan, bukan?”

Donghae berdiri dan mengambil gitar milik Sungmin yang tergantung di dinding. “Waktu memaksa Kibumie mengajarimu gitar, kau juga memintaku menemanimu…” Donghae meletakkan gitar di pangkuannya dan tersenyum getir. “Mianhe,… seharusnya saat kau menjauh, hyung menyadarinya dan mendekat padamu. Seharusnya aku memberitahumu dan meyakinkanmu, bahwa tak apa-apa selalu bersamaku.”

Eunhyuk yang kembali masuk untuk menggantikan Donghae, terkejut melihat namja itu menangis sambil memeluk gitar. “Donghae-ah? Waeyo?” tanyanya cemas. “Donghae-ah, biarkan aku menggantikanmu. Kau betul-betul harus istirahat…”

“Sebentar saja,” gumam Donghae di antara isakannya. “Jebal, Hyukie, mianhe…biarkan aku sebentar lagi di sini…”

Lagi-lagi Eunhyuk tidak bisa berkata apa-apa. Ia pun meninggalkan Donghae bersama Kyuhyun. Begitu pintu tertutup, Donghae mulai memetik gitar  dan menyanyikan lagu ‘Song for You’.

“Aju muhn yetnal haneuresuhneun dangshineul hyanghan gyehwekissuhjjyo

Hananimggesuh baraboshimyuh johadduhrago malsseumhasyuhnne

 

e sesang geu moouhtboda gwihage

Naui soneuro changjohayuhnnora

Naega nuhro inhayuh gippuhanora

Naega nuhreul saranghanora

 

Saranghaeyo chukbokhaeyo

Dangshinui maeume wooriui sarangeul deuryuhyo

 

Naui nunmureul dakkajugo

Naui gippeumi dweuhjushin

Hananim saranghaeyo geu ddeuseul wihae swiji anhgo gidoharira

Oraejuhnbutuh junbidwaessuhdduhn sarangeul jinhan digoui hyanggiga

Ee modeun guhtdeul dangshineul wihan guhshimeul

Geudaege chukbogeul

 

Ee sesang geu moouhtboda gwihage

Naui soneuro changjohayuhnnora

Naega nuhro inhayuh gippuhanora

Naega nuhreul saranghanora

 

Saranghaeyo chukbokhaeyo

Dangshinui maeume wooriui sarangeul deuryuhyo

 

Saranghaeyo chukbokhaeyo

Dangshinui maeume wooriui sarangeul deuryuhyo

sarangeul deuryuhyo…”

 

Ketika Donghae mengakhiri bait terakhir lagunya, Kyuhyun tampak tengah memandangnya sambil tersenyum.

“Lagu yang indah… Kenapa hyung menyanyikannya sambil menangis?”

Donghae nyaris melempar gitar itu kalau saja tak teringat akibat yang akan ia terima dari Sungmin. Namja itu langsung memeluk Kyuhyun dan menangis dengan keras. Namun ia segera tersadar saat Kyuhyun meringis.

“Mianhe, apakah jarum infus-nya tertarik?” tanya Donghae cemas.

Kyuhyun sendiri tampak kesal saat menyadari tangan kirinya terhubung dengan alat infus. Namun wajah sedih Donghae membuatnya urung untuk melontarkan protes. Ia merasa bersalah karena sudah membuat namja itu menangis.

“Gwenchana, Kyuhyunie?” tanya Donghae sambil membantu Kyuhyun mengubah posisinya menjadi duduk bersandar.

“Gwenchanayo, hyung.” Kyuhyun tersenyum lebar. “Aku baru tahu, ada orang yang menyanyikan lagu seriang itu sambil menangis. Apa kata Yesung hyung jika melihatnya?”

Kyuhyun tertawa. Ia mencoba menampakkan bahwa dirinya baik-baik saja meski tubuhnya terasa sangat lemas. Namun sinar matanya meredup.   Mianhe,  Donghae hyung, aku sudah membuat hyungdeul khawatir lagi…  

Kyuhyun terkejut ketika Donghae tiba-tiba memeluk kepalanya dan mencium rambutnya. “Pinjam saja semua pakaianku yang kau suka. Jika kau mau, hyung akan melakukan dance dan bernyanyi untukmu. Kau bisa meminta apapun dariku, Kyuhyunie. Tapi tolong, hilangkan pandangan kesepian itu dari matamu. Hyung sangat menyayangimu. Kau tahu itu, bukan?”

Kyuhyun terperangah. Ia nyaris menangis, namun akhirnya ia memilih untuk tertawa.

“Wajahmu lucu sekali, hyung. Mirip Bada. Kalian seperti kembar lain jenis.”

“Mwo?!” Donghae terkejut dengan reaksi sang magnae. “Ya! Kyuhyunie! Aku jauh lebih imut dari Bada!”

Kyuhyun senang melihat Donghae yang polos itu langsung terkecoh. Ia mengamati hyungnya yang sedang mengomel panjang pendek sambil tersenyum.

Leeteuk dan dongsaengdeul yang mendengar keributan dari dalam kamar, langsung menampakkan wajah cerah.

“Sepertinya si ikan bau berhasil menyadarkan si jelek,” gumam Heechul tak mampu menyembunyikan rasa senangnya. Semua mengangguk sambil tersenyum lega.

.

.

Sementara itu Ryeowook dan Yesung berhasil menemukan tempat yang dimaksud Zhoumi. Ryeowook harus menarik Yesung keluar dari mobil karena namja berkepala besar itu masih saja melamun. Bahkan saat mereka sudah berada di dalam untuk melihat-lihat, Yesung terus saja melamun.

Teman Zhoumi sedang tidak berada di tempat. Seorang asistennya yang yang menguasai sedikit bahasa Korea, mendekat untuk melayani mereka. Dengan sabar ia menjawab pertanyaan Ryeowook yang sedang menanyakan hamster. Terkadang Ryeowook harus mengulang pertanyaannya, begitu pula sang asisten.

“Yesung hyung, bagaimana kalau hyung memelihara hamster saja?” tanya Ryeowook dengan mata berbinar. “Kita bisa membeli kandang yang lucu, lengkap dengan perosotan, rumah-rumahan, dan banyak lagi permainan. Hamster itu akan merasa senang. Hyung pun tidak akan merasa bosan.”

Yesung memandang Ryeowook sejenak, lalu memandang hamster dan dongsaengnya itu bergantian beberapa kali. “Aniyo… Kau sudah mirip dengan hamster,” gumam Yesung. Ia kembali hanyut dalam lamunannya, tidak menghiraukan wajah Ryeowook yang memerah.

“Masak kita dibilang mirip,” kata Ryeowook sambil menjetikkan jarinya, mencari perhatian hamster tersebut. “Apakah aku mirip dengan hamster ini?”

Sang asisten hanya bisa tersenyum.  Ia tidak mengerti apa yang mereka berdua katakan. Yesung yang masih melamun, berjalan dari kandang ke kandang. Ryeowook mengikuti hyungnya itu dengan sabar.

“Kyuhyunie…” gumam Yesung sedih. Pikirannya tetap tertuju pada Kyuhyun.

“Ah! Anda suka Gui?” tanya sang asisten dengan antusias. Dia mengucapkannya dengan kata-kata yang bercampur antara Korea dan Mandarin. Saat itu mereka bertiga berada di dekat aquarium kura-kura. Sang asisten mendengar Yesung mengucapkan kata yang terdengar seperti ‘Gui’ di telinganya.

“Kau kenal Gui Xian?” Yesung merasa takjub ada yang mengenal nama mandarin magnae-nya. Ia menangkap kata-kata Gui yang disebutkan sang asisten.

“Ne… Anda suka Gui?”

“Tentu saja. Dia sangat istimewa,” gumam Yesung kembali melamun.

“Ne, Gui memang istimewa.” Sang asisten tersenyum senang. Ia mengambil seekor kura-kura dari dalam aquarium. “Gui yang ini istimewa, umurnya juga sangat panjang.”

Wajah Yesung menjadi cerah mendengar kata ‘Gui’ dan ‘umur panjang’.

“Ne! Lebih dari apapun di dunia ini, aku berharap Gui Xian berumur panjang.”

“Tapi yang berumur panjang ini mahal,” kata sang pelayan toko dengan wajah menyesal.

“Hyung,… kau salah paham,” kata Ryeowook mencoba menengahi pembicaraan itu. Tapi Yesung memberi kode agar Ryeowook menutup mulutnya.

“Bisa dengan uang? Berapa pun akan aku bayar! Asal Gui Xian berumur panjang, aku akan membayarnya!” Yesung merasa bersemangat.

“Harganya 300.000 won (sekitar 2,6 juta rupiah),” sang asisten menyebut dengan ragu. Selama ini tak seorang pun ingin membeli kura-kura yang mahal itu.

“Itu tidak mahal untuk umur panjang,” kata Yesung, heran melihat wajah sedih sang asisten. Ia tersenyum saat sang asisten menatapnya dengan pandangan tidak percaya sekaligus gembira. “Jika semua uangku dikumpulkan, aku bisa membelinya. Di sini menerima pembayaran dengan kartu?”

“Hyung…” Ryeowook mencoba meluruskan kesalahpahaman keduanya. Meski belum mahir, sedikit banyak ia tahu kalau keduanya saling salah mengerti.

“Diam, Wookie!” hardik Yesung. “Saat ini aku hanya ingin Gui Xian yang istimewa  memiliki umur panjang! Berapa pun akan aku bayar, apalagi hanya 300.000 won!”

Ryeowook hanya bisa terdiam pasrah mendengar kalimat aneh itu. Ia tidak berani melawan Yesung.

“Baik, kita sepakat!” seru sang asisten gembira.

.

.

Semua penghuni dorm termasuk Kangin, Kibum dan Siwon yang sudah datang, terkejut ketika Yesung dan Ryeowook menggotong masuk sebuah aquarium besar dengan seekor kura-kura kecil di dalamnya. Yesung dan Ryeowook menggotong aquarium ke dalam kamar mereka.

“Kura-kura? Kenapa aquariumnya besar sekali?” tanya Leeteuk keheranan.

“Karena dia akan sangat besar. Umurnya sangat panjang.” Yesung tersenyum puas.

Semua memandang penuh tanya ke arah Ryeowook. Namja itu hanya mengangkat bahu sambil tersenyum meringis. “Hyungdeul akan pingsan saat mengetahui harganya.”

“Gui Xian… Maksudku Kyuhyunie… Bagaimana keadaannya?” tanya Yesung cemas.

“Dia sudah sadar, Hyung. Eunhyukie…”

Yesung tidak menunggu Kangin menyelesaikan kalimatnya. Ia mengambil kura-kura dari dalam aquarium, lalu bergegas menuju kamar Kyuhyun dan Sungmin.

Eunhyuk sedang memperlihatkan gaya dance yang akan ia pertunjukan bersama Leeteuk saat Yesung masuk. Dance Machine SJ itu nyaris terjatuh karena Yesung menyingkirkannya begitu saja. Dengan mata berbinar dan wajah gembira, Yesung menunjukkan kura-kura itu kepada Kyuhyun yang sedang duduk sambil bersandar di kepala tempat tidur.

“Kyuhyunie! Lihat, apa yang kubawa?”

Kyuhyun memandang hyungnya yang berkepala besar itu sejenak, sebelum kembali memandang kura-kura yang sedari tadi menatap ke arahnya. “Apakah itu kura-kura?” tanya Kyuhyun hati-hati.

“Benar!” Yesung mengangguk. Kyuhyun merasa lega. Ia akan bertambah cemas jika Yesung menjawab itu bukan kura-kura. “Ini istimewa, Kyuhyunie. Kura-kura ini akan membuatmu berumur panjang!”

Kyuhyun mengamati Yesung dengan seksama. Ia mencoba mencari tanda-tanda benturan di kepala Yesung. Saat itulah, member Super Junior yang lain serta Zhoumi dan Henry ikut masuk dan mendengarkan mereka. Beberapa duduk di sekitar tempat tidur Sungmin, beberapa di kursi dan beberapa lainnya berdiri.

Semua menggeleng serempak saat Kyuhyun memandang mereka dengan pandangan bertanya. Yesung sendiri masih tersenyum lebar sambil mengelus kura-kura di tangannya. “Jadi sekarang kau bisa tenang, Kyuhyunie, karena kau akan berumur panjang. 300.000 won bukanlah jumlah yang mahal untuk mendapatkan umur panjang.”

“300.00 WON?!!!” Keduabelas namja yang lain berteriak kaget sehingga Kyuhyun harus menutup telinganya. Ia pun tidak kalah kaget mendengar jumlah itu.

“Itu benar,” gumam Ryeowook dengan wajah pasrah. “Yesung hyung membelinya seharga 300.000 won.”

“Ommo… Kepalaku…kepalaku tiba-tiba sakit,” keluh Leeteuk yang langsung dipapah Kangin. Shindong berdiri memberikan tempat duduknya untuk Leeteuk. Eunhyuk pun tidak kalah pucat. Ia bersandar pada meja belajar Kyuhyun.

“Itu…itu uang semua kan?”

“Tentu saja!” seru Yesung. Ia menatap dengan marah kepada Donghae. “Lebih mahal dari itupun akan hyung bayar, asal Kyuhyunie bisa berumur panjang.”

“Hyung…” Siwon menepuk bahu Yesung sehingga namja itu menoleh. Siwon juga mengetuk pelan tempurung kura-kura itu. “Umur di tangan Tuhan. Kita tak tahu siapa di antara kita yang akan dipanggil lebih dulu. Belum tentu Kyuhyunie yang sakit-sakitan, tapi belum tentu bukan aku yang selama ini sehat.”

Yesung memandang ke arah Kyuhyun dan Siwon bergantian. “Benar juga…”

“Syukurlah hyung sudah paham,” Kibum tersenyum.

“Ne.” Sungmin mengangguk setuju. “Kura-kura ini tidak menjamin apapun, mungkin Yesung hyung salah mengerti.”

“Yang melayani kami tidak menguasai bahasa Korea. Yesung hyung dan dia saling salah paham. Aku sudah mencoba mengatakannya, tapi Yesung hyung tidak mau mendengarkanku,” gumam Ryeowook menyesal.

“Jadi, ini tidak bisa membuat Kyuhyunie….” Yesung tidak sanggup melanjutkan kalimatnya. Ia mulai terisak dengan sangat sedih. Kegembiraannya menguap begitu saja.

Kyuhyun langsung merangkul Yesung dan mengambil kura-kura tadi. Diletakkannya kura-kura itu di pangkuannya. “Di mana kalian membelinya, Ryeowookie?”

“Di tempat yang kita datangi dulu, Kyuhyunie.” Zhoumi menjelaskan. Ia merasa ikut bersalah karena mengajukan tempat kenalannya.

“Ah! Itu justru bagus,” kata Kyuhyun sambil tersenyum. “Zhoumi hyung, bisakah menghubungi temanmu untuk menjelaskan permasalahan ini? Aku rasa, dia akan mengerti dan mengembalikan uang Yesung hyung.”

“Kurasa bisa, Kyuhyunie.” Zhoumi merasa lega mendengar ide Kyuhyun. “Tenang saja,  aku akan menghubunginya sekarang juga.”

“ANDWAE!” seru Yesung, membuat yang lain menoleh dengan bingung. Zhoumi yang sudah siap menelepon, urung menekan tombol penyambungnya. “Aku sudah membelinya, maka aku akan memeliharanya. Kasihan jika ia dipulangkan kembali. Ia akan merasa tertolak.” Yesung mengelus kura-kura yang berada di pangkuan Kyuhyun.

“Sunggie, kura-kura ini menghabiskan seluruh uangmu,” cetus Heechul mengingatkan. Ia tak habis pikir Yesung mau begitu saja kehilangan uang untuk seekor kura-kura.

“Aku bisa hidup apa adanya, Heechul hyung. Kalian tidak akan membiarkanku kekurangan apapun, apalagi makanan.” Yesung bersikeras.

“Tentu saja, mana mungkin kami membiarkan Yesung hyung seperti itu?” Shindong membenarkan.

“Ne, kalau hyung ingin membeli sesuatu, katakan saja, aku akan membelikannya untuk hyung.” Ryeowook tersenyum manis.

“Aku juga. Yesung hyung jangan khawatir. Sampai kita menerima gaji lagi, kita akan berbagi dengan Yesung hyung.”

Semua mengangguk setuju dengan kata-kata Donghae.

“Aku tahu itu,” kata Yesung sambil tersenyum. “Aku masih memiliki kalian. Tapi kura-kura ini hanya bisa mengandalkanku.”

Semua menggelengkan kepala mendengar kata-kata Yesung.

“Aku sudah mempersiapkan sebuah nama untuknya.”

“Jangan katakan namanya Gui Xian,” kata Kyuhyun dengan nada mengancam, membuat yang lain tersenyum lebar.

“Aniyo,” Yesung menggeleng. Wajahnya tetap serius. “Aku sudah menyiapkan nama yang manis, yang cocok

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Inspiritwer_11 #1
Chapter 18: How can i find falling star?
Ladychi #2
Chapter 51: dice que esto es una secuela, ¿donde esta la otra historia
Ladychi #3
Chapter 51: tienes otra historia? o solo es esta, escribes muy bien
ArizKyu #4
Chapter 51: ??
Update lagi dong eonn??
moonloversrae #5
Yeah akhirnya update lagi.. Still the best author ?
DekanAkavi1711 #6
Chapter 50: eonn, yg SUJU M tukeran baju di pesawat itu real kah?
Jai2212 #7
Where can i read the falling star?? I cant find it...
dephinalouisa
#8
Chapter 50: Best ff and author so far.. Cara penulisan dan penggambaran masing2 karakter sgt mendetail.. Semua percakapan dirangkum secara cerdas.. Ditunggu kelanjutannya eonie.. Hwaiting!!
EndahD #9
Chapter 50: Selalu nunggu buat setiap chapternya walaupun udah sekian lama
iharukumipuff
#10
Chapter 50: kyuhyun menghilang? apa lagi rencana kyuhyun kali ini? xD