Rising Star - Ch 30

Rising Star (the sequel of Falling Star)
Please Subscribe to read the full chapter

RISING STAR

Chapter 30

.

25 Januari 2008

Kyuhyun tersentak karena rasa sakit yang tajam di dadanya.

Aish! Apakah aku tadi pingsan?

Ia mendapati dirinya berada di atas tempat tidur dengan napas memburu sangat cepat. Kyuhyun membutuhkan waktu beberapa menit untuk meredakannya, hingga hanya rasa sakit yang tersisa. Perlahan namja itu menoleh ke ranjang Sungmin yang kosong. Jam weker menunjukkan pukul 6 pagi.

Aku kesiangan. Apa hyungdeul tidak jogging hari ini? Kenapa mereka tidak menyuruhku bangun seperti biasa? Ah! Mungkin mereka juga kesiangan. Bukankah jam 1 mereka belum tidur?         

Kyuhyun berusaha bangun ketika rasa sakit itu kembali meremas dadanya. Ommo! Intervalnya semakin pendek... Namja itu meraih jam tangannya dan mulai berhitung setiap rasa sakit yang tajam itu kembali datang. Setelah beberapa kali berhitung, ia mengambil HP dan mengetikkan pesan kemudian mengirimkannya. Semoga semua bisa bertahan hingga nanti….

Member Super Junior lainnya sudah bangun dan bersiap untuk sarapan ketika Kyuhyun selesai mandi. Ia menuju ke dapur mendekati Ryeowook yang tengah mengaduk sesuatu yang tampaknya seperti sup. Beberapa pasang mata menatap heran saat Kyuhyun memasuki daerah kekuasaan Ryeowook.

“Ryeowookie, apa  itu? Kenapa bukan ahjumma yang memasaknya?”

“Ini Mulhoe,” kata Ryeowook sambil tersenyum. “Aniyo. Aku buat ini untukmu. Kau ingin kimchi setiap hari kan? Mulhoe ini terdiri dari kimchi, tahu dan tuna. Ini salah satu makanan sehat. Donghae hyung yang memberitahuku kemarin. Kau harus makan yang banyak. Tadi malam kau tidak makan malam kan?”

Alis Ryeowook bertaut saat wajah Kyuhyun terlihat sedih. Ia mengira dongsaengnya itu akan merasa senang jika ia mengabulkan permintaannya kemarin.

“Mianhe, aku jadi merepotkanmu dan Donghae hyung. Besok Ryeowookie tidak perlu memasak khusus untukku. Kau pasti capek bukan? Aku akan makan apapun yang dimasak ahjumma.”

Ryeowook benar-benar tertegun mendengar kata-kata itu, apalagi Kyuhyun kemudian membantu ahjumma yang sedang mencuci peralatan memasak. Ketika Ryeowook menoleh ke arah yang lain, tampaknya mereka juga keheranan melihat sikap Kyuhyun. Yesung bahkan menggelengkan kepalanya.

Berikutnya Heechul yang tertegun. Kyuhyun menghampiri namja itu dengan wajah serius. Ia sampai harus menurunkan kertas catatannya, dan bersikap waspada kalau-kalau sang magnae bermaksud mengusilinya.

“Heechul hyung….”

“Waeyo?”

“Mianhe, aku tertidur semalam.”

Kedua alis Heechul bertaut. “Itu sih aku sudah tahu. Lalu?”

“Mianhe, hyung… Aku tak melakukan apa yang hyung suruh kemarin. Aku sama sekali tidak bermaksud mengabaikanmu.”

Bukannya menjawab, Heechul justru menoleh ke arah Ryeowook dan Yesung. Cuma mereka yang kemarin bersama Kyuhyun di dorm.  Member Super Junior T sendiri ke Chunji sebagai bintang tamu. “Sunggie, Ryeowookie, apa uri magnae terbentur kepalanya? Atau kalian salah memberinya obat?”

“Ya! Heechul hyung! Aku serius!” protes Kyuhyun kesal.

“Hyung, aku kan sudah bilang, tadi malam dia tidur pulas sekali sampai tidak bisa dibangunkan.”

“Yesung hyung benar, Kyuhyunnie tidak terbangun sampai tadi.”

“Ne. Bahkan tadi pagi dia tidak bisa dibangunkan,” kata Sungmin sambil tersenyum.

Heechul kembali memandang Kyuhyun yang sudah menggembungkan pipinya.

“Ck, padahal aku sudah berusaha bersikap manis seperti yang Kangin hyung inginkan….”

“Mwo?” Kangin terlonjak dari kursinya. “Kapan aku mengatakan hal itu? Tidak usah diharap. Kau tidak mungkin bersikap manis sampai kapan pun.”

“Tapi tadi pagi….”

“Tadi pagi? Apa maksudmu dengan tadi pagi, Kyuhyunnie?” Hankyung bertanya dengan lembut. Ia tampak kebingungan saat Kyuhyun bangkit dan memeluknya.

“Mianhe, Hankyung hyung, aku tak akan merepotkanmu lagi,” kata Kyuhyun dengan sungguh-sungguh. “Aku tahu hyung sedang sakit dan lelah. Jadi, istirahatlah baik-baik, jangan menjagaku. Aku bisa menjaga diriku sendiri.”

Melihat hal itu, semua member Super Junior berkumpul di sofa dan memperhatikan magnae mereka dengan wajah keheranan. Kelakuan Kyuhyun hari ini benar-benar langka bagi mereka semua.

“Waeyo, magnae? Aku menjagamu karena kau dongsaengku. Aku sama sekali tidak merasa keberatan melakukannya.” Hankyung mencoba menenangkan meski ia sendiri kebingungan. “Aku tahu kau tak pernah memintanya, tapi aku juga tak bisa membiarkanmu. Jadi jangan berpikir kalau kau merepotkanku, arrachi?”

Aish! Percakapan yang kudengar itu hanya mimpi atau sungguhan? Bagaimana caraku memastikannya? Kyuhyun mulai bimbang melihat reaksi Hankyung.

“Tapi tadi pagi….”

“Tadi pagi… tadi pagi… dari tadi kau menyebut itu terus. Sebenarnya ada apa dengan tadi pagi?” Eunhyuk tak bisa menahan rasa penasarannya.

Melihat Eunhyuk, Kyuhyun kembali teringat kejadian itu.

“Hyuk…, maksudku Eunhyuk hyung… Kau lelah menjagaku kan? Mianhe, aku tak perlu kalian perhatikan. Jangan hiraukan aku.  Aku tahu kalian sudah lelah karena banyaknya jadwal. Aku tak akan menganggap kalian jahat kok meski pun kalian tidak….”

“Sebentar!” Eunhyuk bangkit dari duduknya dengan wajah memerah. “Aku memang usil. Bahkan member lain tidak mau didekatku jika sedang bad mood, karena aku senang mengusili mereka. Tapi rasanya aku tak mengusilimu dengan bilang aku lelah menjagamu. Apa itu kau dengar juga tadi pagi?”

Kyuhyun duduk di salah satu bangku sofa dan mengangguk dengan lesu.

“Aku tidak bermaksud merepotkan kalian, hyungdeul, sungguh. Aku benar-benar tidak doyan sayur. Menelannya saja membuatku mual. Aku juga tidak bermaksud sakit-sakitan. Meski pun aku tidak memaksa ikut, pasti pihak managemen juga keberatan jika aku terus-menerus absen bukan? Aku khawatir jika dikeluarkan dari Super Junior karena hal itu. Aku cuma ingin seperti Changmin-ah, melakukan semua acara bersama hyungdeulnya. Jika kalian ingin aku bersikap manis, aku akan mencobanya. Sungguh. Aku akan mencobanya. Kuharap kalian mau bersabar hingga aku berubah.”

Kedua belas namja itu memandang sang magnae yang menunduk dan  berbicara panjang lebar tanpa jeda.  Mereka saling berpandangan. Kyuhyun tampak tersiksa dengan suasana diam itu, namun ia tak berani mengangkat kepalanya.

Tiba-tiba suara tawa pecah begitu keras di dorm itu. Kyuhyun mengangkat kepala dan mendapati hyungdeulnya tertawa hingga wajah mereka memerah.

Shindong menghambur memeluk Kyuhyun dengan gemas. “Aish! Ternyata kau begitu cemas hingga bermimpi yang tidak-tidak ya?”

“Aku sudah menduga, meski kau selalu tertawa dan tersenyum di depan kami, sesungguhnya kau tertekan dengan kondisimu,” kata Sungmin sambil  tersenyum simpul.

“Makanya jangan disimpan sendiri, jadinya terbawa mimpi,” goda Donghae. Namja itu tertawa lebar.

“Jangan-jangan kau bermimpi tentang aku juga?”

Kyuhyun memandang Siwon dengan bingung. “Aku melihat hyungdeul berkumpul semua di sini dan membicarakanku….”

“Jam berapa?” tanya Siwon dengan  senyum lebar, memperlihatkan kedua lesung pipinya yang dalam.

“Jam… jam 1 pagi…”

Semua kembali tertawa dengan keras sementara wajah Kyuhyun sangat kebingungan. Kibum bangkit dan mendekat, lalu menjitak kepalanya dengan pelan.

“Lucu juga kalau kau kehilangan otakmu ya. Untung aku tidak pernah mengalaminya,” kata Kibum sambil mengukir killer smilenya.

Eunhyuk berjongkok di depan Kyuhyun dan menangkupkan kedua tangannya pada wajah sang magnae. Ia menuntut Kyuhyun untuk mendengarkannya dengan perhatian penuh.

“Kyuhyunnie, kau tidak tahu apa yang sudah aku lewati beberapa bulan lalu. Saat kau koma, aku sungguh kehilanganmu, magnae.” Mata Eunhyuk tertutup oleh air mata. “Itu adalah empat hari paling lama dalam hidupku.”

Kyuhyun terkejut saat Eunhyuk memeluknya dengan erat. “Mianhe, Kyuhyunnie, aku pernah merutuki sikapmu yang usil… Saat melihatmu koma, aku sadar kau sangat berharga bagiku… Aku bahkan berharap kau bangun dan membuat gaduh di dorm. Aku berharap kau  berteriak memanggilku Hyukjae, Hyuk Hyuk,  apapun… asal tidak diam tanpa suara seperti saat itu.”

Eunhyuk melepaskan pelukannya dan tersenyum lebar sambil menghapus air matanya.

“Jadi, meskipun aku akan marah dengan ulahmu, aku tidak pernah menganggapmu beban, uri magnae.”

“Hyuk Hyuk… Gomawo…” Kyuhyun tak tahu harus berkata apa. Ia mati-matian menahan air matanya yang mendesak keluar.

Eunhyuk kembali tersenyum mendengar panggilan itu. “Nah, itu jauh lebih baik.”

“Aku bisa membuatmu lebih yakin kalau itu mimpi, Kyuhyunnie,” kata Siwon. Ia mengeluarkan HP-nya dan menelepon sambil tersenyum memandang Kyuhyun. “Yeoboseyo. Eomeoni, ingat Kyuhyunnie dongsaeng kecilku, bukan? Dia cemas tentang kegiatanku tadi malam. Bisakah eomeoni menjelaskan padanya?”

Kyuhyun menggeleng saat  Siwon mengoper HP-nya. Tapi karena suara eomma namja itu terdengar, akhirnya Kyuhyun menerimanya dan menyapa dengan hati-hati. “Yeoboeseyo, ahjumma.”

“Ah! Kyuhyun goon?” Suara ramah itu menyapa telinga Kyuhyun. “Mianhe, tadi malam ahjumma melihat hyungmu tidak bisa tidur. Katanya dia mencemaskanmu yang tidak juga mengangkat teleponnya. Jadi ahjumma mengajaknya bercakap-cakap. Karena sudah lama kami tidak berbincang-cincang, tak terasa sudah jam 2 pagi. Apakah hyungmu mengantuk? Gomawo sudah mengkhawatirkannya, Kyuhyun goon.”

Wajah Kyuhyun memerah ketika berpamitan dan mengembalikan HP kepada Siwon. Namja tampan itu berbincang sebentar dengan eommanya sebelum menutup telepon dan menoleh ke arah Kyuhyun sambil tersenyum lebar.

“Sekarang sudah yakin? Aku tadi kesiangan, jadi tidak membangunkanmu untuk jogging.”

“Dan ternyata yang lain juga ikutan bolos olah raga,” cetus Sungmin. Ia tadi pagi terpaksa berlatih sendirian di Gym.

Kyuhyun hanya bisa meringis malu saat hyungdeul kembali mentertawakannya.

“Ternyata kau manis juga ya,” ujar Shindong sambil memeluknya dengan erat.

“Karena Kyuhyunnie terus meragukan kita, bagaimana supaya dia tenang kita panggil dia chagiya?” usul Donghae.

“MWO?” Kyuhyun terkejut, tetapi ia tak bisa menyembunyikan wajahnya yang terlihat senang.

“Ommo, kau benar, Shindonggie, ternyata Hyun-ah magnae yang manis. Dia senang sekali dipanggil chagi.” Kangin tergelak dan ikut memeluk Kyuhyun meski sang magnae mencoba mendorongnya menjauh.  

“Mumpung Kyuhyunnie sedang mau bicara, bagaimana jika kau mengatakan hal lain pada kami,” kata Leeteuk. Senyum lebar tak juga lepas dari wajahnya sejak mendengar Kyuhyun berbicara panjang tadi. “Apa kau punya sesuatu yang ingin dikatakan?”

“Ah! Aku dulu!” Heechul memotong. Ia memaksa duduk di sebelah Kyuhyun sehingga Shindong menyingkir. “Di sini, ada 12 orang dengan watak yang berbeda denganmu. Ada 12 sifat yang bisa menutupi kekuranganmu itu. Kau ingat kata-kata yang kau ucapkan?”

Kyuhyun mengerjapkan matanya. Ia terkejut Heechul benar-benar mengingat kata-katanya itu.

“Pergunakan kata-kata itu untuk dirimu sendiri juga, evil magnae.” Heechul memamerkan seringainya.

“Tak kusangka kau bisa berkata-kata seperti orang tua, Hyun-ah,” kata Kangin takjub. “Hei, mulai sekarang, kalian harus dengar kata-kata Kyuhyun hyung!”

Kyuhyun hanya bisa mem-poutkan mulutnya saat semua mentertawakannya lagi.

“Tapi semua itu benar. Kita bertigabelas, punya sifat yang berbeda, dengan semua kelebihan dan kelemahan masing-masing. Aku tidak ingin kalian berubah menjadi seperti siapa pun. Cukup menjadi diri kalian sendiri. Kita akan menjadi dewasa bersama-sama, menjadi orang dewasa yang bangga akan dirinya, pribadinya, dan kerja kerasnya.”

Leeteuk tersenyum menyadari semua dongsaengdul menyimak dengan diam.

“Aku menyukai kalian apa adanya. Jadi Kyuhyunnie, kau pun tidak perlu berubah. Hyung yakin, kau juga akan menjadi dewasa dengan menjadi dirimu sendiri. Saat itu, aku pasti merasa bangga terhadap kalian semua.”

“Jadi, Teuki hyung selama ini tidak bangga terhadap kami?!” Kangin mendekati Leeteuk dengan aura mengancam, sehingga sang leader tertegun.

“Aku… maksudku… Aku akan semakin hari semakin bangga terhadap kalian. Sungguh.”

Kali ini wajah panik Leeteuk membuat mereka semua termasuk Kyuhyun tertawa terpingkal-pingkal. Sadarlah Leeteuk ia kembali dikerjai oleh dongsaengdulnya. Namja itu hanya bisa tersenyum pasrah.

Mereka kembali melanjutkan acara makan pagi.

“Donghae-ah, Hyukkie, Sunggie, Ryeowookie, Kibummie, dan Kyuhyunnie, kalian akan  menghadiri Asia Model Festival Award bersamaku, arrachi? Jadi bersiap-siaplah,” kata Leeteuk sambil menyuap sup Malheo.

“Arraseyo, Teuki hyung!” seru member yang disebut kecuali Kyuhyun.

“Teuki hyung, acaranya sore, bukan? Aku akan ke rumah sakit dahulu. Tadi aku sudah mengirim pesan pada Uisa untuk membuat janji pertemuan.”

Semua serempak memandang Kyuhyun dengan cemas.

“Aish! Sudah kubilang, seharusnya kau tidak ikut kemarin. Cuacanya terlalu dingin.”

“Chullie, sudahlah. Kyuhyunnie benar, managemen akan protes jika Kyuhyun terus menerus absen.” Leeteuk mengarahkan perhatiannya pada Kyuhyun. “Kau merasa tidak enak badan?”

“Ne, dadaku  terasa sakit sesekali. Tapi jangan khawatir, hyung, aku akan memeriksakannya siang nanti.”

“Bagus.” Leeteuk mengangguk senang.

Kyuhyun yang baru saja selesai, membawa mangkuk ke dapur untuk dicuci oleh ahjumma. Namun saat ia hendak mengambil minum, tiba-tiba kaki dan tangannya kehilangan tenaga. Ia terhuyung sehingga menabrak ahjumma. Akibatnya beberapa mangkuk yang sedang ditumpuk terguling dan pecah ke lantai.

Kyuhyun memandang pecahan mangkuk itu dengan wajah pucat pasi. Ia sadar paru-parunya mulai tidak bekerja dengan baik ketika melihat ujung jari tangannya sedikit memutih. Tubuhnya kekurangan oksigen. Kyuhyun merasa lemas meski masih sanggup berdiri dengan bertumpu pada meja dapur. Dadanya terasa semakin sakit lebih dari sebelumnya, dan ia mulai kesulitan menarik napas.

“Kyuhyunnie?!” Donghae bergegas menghambur ke arah Kyuhyun.

“Hyung… mangkuknya… Aku….”

“Pabo! Kenapa malah mangkuk? Tidak apa-apa… Yang penting kau tidak apa-apa…,” hibur Donghae sambil memeluk Kyuhyun.

“Kau tidak terluka?” tanya Ryeowook mendekat diikuti member lainnya.

Kyuhyun menggeleng.

“Sebaiknya kau istirahat di dalam kamar, Kyuhyunnie.” Kangin mendekat, menaruh tangan kiri Kyuhyun di sekeliling lehernya. “Kau mau kugendong atau kupapah?”

“Ani…. Aku masih kuat berjalan,” gumam Kyuhyun dengan napas yang melemah. Keringat mengalir deras membasahi wajahnya yang semakin pucat. Tangannya memegang dada kirinya yang terasa sangat sakit.

“Sudah kuduga,” decak Kangin. “Kau memang keras kepala.”

Ia pun memapah Kyuhyun menuju kamarnya.

Kyuhyun berbaring dengan Sungmin dan Siwon duduk di sisi tempat tidurnya. Kangin dan Leeteuk serta Ryeowook ikut duduk di kamar sementara yang lain menyelesaikan makan pagi. Kyuhyun tampak susah payah menarik napas. Leeteuk berusaha menghubungi Uisa namun tidak juga berhasil.

“Mianhe, hyungdeul,… lagi-lagi aku membuat keributan…”

“Jangan banyak bicara dulu. Atur napasmu baik-baik,” bisik Sungmin.  Ia sangat cemas melihat wajah Kyuhyun yang pucat dan napasnya yang terdengar semakin keras. Apalagi mereka bisa melihat ujung jari Kyuhyun memutih.

TING TONG

Heechul dan member yang berada di meja makan menengok ke arah pintu dorm dengan pandangan bertanya.

“Siapa yang datang sepagi ini?” Shindong meletakkan mangkuknya.

“Aku saja yang membukanya!” seru Heechul cepat.

Namja cantik sekaligus tampan itu melirik ke kamera mini dan memandang member lainnya dengan pandangan bertanya.

“Uisa yang datang.”

“Mwo?” Serentak semua menoleh ke arah koridor yang menuju kamar magnae mereka.

Heechul bergegas membuka pintu.

“Annyeonghaseyo, Sajangnim,” sapa Heechul dan mereka semua saat Uisa melangkah masuk.

“Annyeonghaseyo.” Uisa tersenyum ramah dan matanya mencari sosok Kyuhyun. “Di mana Kyuhyun sshi?”

“Kyuhyun sshi tiba-tiba lemas, jadi dia beristirahat di kamarnya, Sajangnim.” Yesung menghampiri. “Mari saya antar ke kamarnya.”

Yesung mengantar Uisa menyusuri koridor menuju kamar Sungmin dan Kyuhyun. Semua yang di kamar berdiri dan mengangguk hormat saat Uisa masuk. Kyuhyun hanya bisa menoleh sambil tersenyum tipis. Tubuhnya terasa lunglai sehingga tidak sanggup untuk bangun.

“Ini yang Saya khawatirkan,” kata Uisa. Ia mendekat ke tempat tidur dengan wajah serius. “Intervalnya terlalu singkat, Kyuhyun sshi. Saya tidak bisa menunggu siang seperti permintaanmu tadi. Karena itu Saya bergegas ke sini begitu ada yang bisa menggantikan di Rumah Sakit.”

“Mianhe,… sudah merepotkan sajangnim…”

Kyuhyun merasakan wajahnya panas saat hyungdeul menatapnya dengan pandangan-apanya-yang-jangan-khawatir. Ia mencoba tersenyum untuk menenangkan.

“Ini bukan hal serius,… hyungdeul… Sajangnim sudah ada di sini… Kalian pergilah,… jangan sampai terlambat…,” kata Kyuhyun dengan suara yang lemah dan mulai terputus-putus karena kesulitan menarik napas.

“Sajangnim, ada apa dengan Kyuhyun sshi?” tanya Shindong tanpa mempedulikan Kyuhyun.

“Sajangnim,… hyungdeul harus tiba di tempat syuting… jam 8 pagi. Masih ada… Ryeowook sshi di sini… Tidak apa kan…?”

Kyuhyun sibuk memberi kode  ke arah Uisa. Gerakannya terhenti saat Kibum menatap tajam ke arahnya. Ia mengalihkan matanya sambil berharap Uisa akan sepakat dengannya untuk tidak meminta hyungdeul menungguinya.

“Kalau Leeteuk sshi dan yang lain ada acara penting, tidak apa. Tapi Saya memerlukan beberapa orang di sini.”

“10.000 won…,” kata Kyuhyun tiba-tiba sambil memandang Leeteuk. “Jika… hyungdeul terlambat, dendanya…”

“Tenang saja, Kyuhyunnie, kami akan menanggungkan dendanya kepadamu,” kata Heechul sambil menyeringai. “Kau tidak punya alasan mengusir kami dari sini.”

Kyuhyun menarik lengan Uisa dengan wajah memelas. “Bolehkah… pengobatan hari ini gratis,… Sajangnim…? Aku… sudah didenda… 110.000 won…”

Uisa tak bisa menahan senyum mendengar kata-kata itu. Member Super Junior yang lain serentak meminta maaf atas kata-kata sang magnae kepada Uisa. Leeteuk memberi peringatan ke arah  Kyuhyun yang sudah siap membuka mulutnya lagi. Ia memandang member yang lain untuk meminta pertimbangan.

“Aku saja yang pergi lebih dahulu,” kata Kibum. “Syuting VCR action kita undur saja setelah VCR-ku, Teuki hyung. Aku akan menjelaskan keterlambatan kalian kepada yang lain. Yah, meski itu tidak menghilangkan denda 100.000 won.”

Kibum melempar killer smilenya kepada Kyuhyun yang langsung merengut.

“Gomawo, Kibummie. Hati-hati.” Leeteuk tersenyum.

Kibum mengangguk. Ia mendekati Kyuhyun dan menepuk kepala dongsaengnya pelan. “Jangan merepotkan hyungdeul. Kau harus menurut, arrachi? Hyung berangkat dahulu. Cepat sembuh, Kyuhyunnie.”

“Mianhe,… hyung jadi berangkat sendiri...”

“Aku berangkat untuk sesuatu yang menyenangkan bagiku. Berakting. Kau tidak perlu memasang wajah jelekmu,” kata Kibum sambil tertawa melihat Kyuhyun kembali merengut.

Semua mengucapkan selamat jalan ketika Kibum beranjak keluar kamar.

“Saya akan memeriksamu dahulu.” Uisa mengeluarkan stetoskop dan tensimeter.

“Aish! Jangan merubungiku begitu,…hyungdeul… Aku merasa risih….” Kyuhyun mengibas-ngibaskan tangannya. Dia mulai merutuki napasnya yang mulai bertambah sesak dan dadanya yang kembali sakit.

Uisa menoleh ke arah member Super Junior yang berkeliling di seputar tempat tidur.

“Kyuhyun sshi benar. Sebaiknya jangan semua di sini, karena pernapasannya akan semakin sulit.”

“Pernapasan?” Hankyung memandang dengan cemas.

Leeteuk memberi kode agar yang lain keluar. Namun semua hanya bergeser menjauh hingga di dekat pintu. Sungmin dan Siwon bahkan tetap berada di tempat mereka semula. Tetapi Uisa tampak tidak keberatan, karena masih banyak ruang kosong yang tersisa.

Semua terdiam ketika Uisa memeriksa Kyuhyun. Wajah Uisa semakin serius seiring makin pucatnya wajah Kyuhyun yang terbaring di tempat tidur. Ia mengambil sebuah alat yang dibungkus kantung steril dari dalam tas dan merobeknya.

Tanpa sadar, mereka menarik napas saat sebuah alat mirip alat suntik terlihat. Ukurannya lebih besar dari alat suntik biasa. Di ujung atasnya terdapat katup-katup dengan warna berbeda. Ujung bawahnya berupa jarum besar sepanjang 8 cm.

“Sa… sajangnim, apa itu?” Kyuhyun beringsut mundur hingga menempel pada kepala tempat tidur. “Aku tidak mau disuntik… Apalagi dengan suntikan itu…”

Otak Kyuhyun berputar cepat, berusaha mengingat semua yang ia pernah baca saat mencari tahu tentang kondisinya. Matanya membesar ketika sebuah info cocok dengan alat itu.

“Needle Pneumothorax….? Sajangnim…. akan menusuk paru-paruku…. dengan itu?” Wajah Kyuhyun tampak panik. Ia tak menyadari kata-katanya juga membuat hyungdeul ikut panik. Mereka saling berpandangan dengan was-was.

“Diamlah, Kyuhyunnie, kali ini kau harus menurut!” seru  Kangin meski dia juga takut melihat alat itu.  Ia belum pernah melihat sebelumnya, juga tak tahu penggunaannya. Namun melihat Kyuhyun yang mulai berbicara dengan napas terputus-putus, ia sangat cemas.

“Saya perlu…“ Uisa menghentikan kalimatnya, menatap Kyuhyun yang tampak siap berontak. Uisa menghitung jumlah pasukan yang ia butuhkan. “Saya perlu minimal 4 orang untuk memegangnya.”

“ANDWAE!!!” Kyuhyun nyaris lari dari tempat tidur kalau saja Sungmin dan Siwon tidak menahannya. Leeteuk memberi kode agar  dua orang lagi maju. Heechul dan Hankyung mendekat. Mereka memegang kaki Kyuhyun setelah Leeteuk menarik Kyuhyun agar terbaring seperti semula.

“Hyungdeul,… aniyo! …Aku tidak mau!”

Kyuhyun berusaha berontak, tetapi keempat namja itu tidak membiarkannya.

“Siwonnie, kau mendampingi Kyuhyunnie saja,” kata Leeteuk.

Ia melihat wajah Siwon memucat saat Uisa membuka kemeja Kyuhyun hingga semua kancingnya terbuka. Tampak  bekas operasi di dada dan perut Kyuhyun. Leeteuk dan Sungmin menahan tangan Kyuhyun yang mulai berontak lagi.

“Jebal, Uisa… Aku minum obat saja…” Kyuhyun memohon dengan suara bergetar. “Atau… atau suntik biasa saja… “

Uisa memandang Kyuhyun dan tersenyum menenangkan.

"Kyuhyun sshi, Saya harus melakukan ini. Paru-paru kiri mulai mengempis. Kita harus melakukan tindakan darurat. Ini tidak akan menusuk paru-paru, hanya untuk mengeluarkan udara di rongga pleura. Sekarang diamlah dan cobalah untuk rileks. Jika kau tenang, rasa sakitnya akan lebih ringan."

“Mwo?” Kyuhyun terbeliak kaget ketika Uisa mencari daerah kosong di antara tulang rusuk. Uisa mengoleskan kapas beralkohol ke bagian atas dada kirinya sedikit mendekat ke arah bahu. Ia memandang jarum besar itu dengan ketakutan. Kyuhyun berontak lebih keras, namun napasnya yang semakin sesak membuatnya tidak sanggup melawan tenaga keempat hyungnya.

“Jebal, hyungdeul… Lepaskan aku!” Kyuhyun tidak lagi berontak. Ia memohon dengan suara yang nyaris melunturkan pertahanan Leeteuk, Sungmin, Heechul dan Hankyung. Tapi mereka tidak punya pilihan lain.

Memberdeul yang berdiri di mulut pintu tak kalah takut melihatnya. Mereka hanya bisa menyaksikan dengan diam. Leeteuk memandang ketiga dongsaeng yang ada di dekatnya, meminta mereka untuk bertahan, apalagi Kyuhyun kembali mencoba melepaskan diri setelah merasa permohonannya sia-sia.

“Kyuhyunnie, dengar kata sajangnim, kau harus tenang dan rileks,” kata Siwon. Ia menepuk pipi Kyuhyun mencoba menenangkannya, meski tangannya sendiri mulai gemetar.

“Tapi, hyung…. “

“Ya! Jelek! Kalau kau tidak menurut, aku akan menggendongmu ke rumah sakit, arrachi?!” hardik Heechul yang sudah cemas bukan kepalang. Ia yakin penundaan selama lima menit lagi akan membuatnya melepaskan Kyuhyun dan membawanya lari dari jangkauan Uisa.

“Heenim benar, jika kau tenang, semua akan cepat selesai,” bujuk Hankyung lembut.

“Kyuhyunnie….” Panggilan Sungmin membuat Kyuhyun menoleh. Sungmin mencoba tersenyum setenang mungkin. “Kau sudah janji akan menjadi hal-abeoji bersama, bukan? Apa sekarang kau mau melanggar janjimu?”

Kyuhyun menggeleng.

“Kalau begitu, kau harus menurut apa yang Sajangnim katakan.”

Bujukan lembut itu membuat sang magnae tak berkutik. Akhirnya Kyuhyun menatap pasrah ke arah Uisa yang sudah bersiap.

“Lihat sini, Kyuhyunnie… Lihat hyung saja,” kata Siwon sambil menepuk pipi Kyuhyun. Ia nyaris menangis melihat mata Kyuhyun menyiratkan ketakutan yang besar.

Begitu Kyuhyun menoleh, Uisa dengan sigap menusukkan alat itu tegak lurus ke titik yang ia tentukan tadi.

“Uuukkhhh!”

Tubuh atas Kyuhyun melengkung menahan sakit saat jarum itu menusuk dada kirinya. Kepalanya melesak ke bantal. Heechul, Hankyung, Leeteuk dan Sungmin berusaha menahan agar tubuh Kyuhyun tidak banyak bergerak. Ryeowook yang tidak tega langsung menyembunyikan tangisnya di pelukan Yesung.

Uisa kemudian memutar salah satu katup. Terdengar desisan udara keluar. Tubuh Kyuhyun gemetar, keringatnya keluar dengan deras, dan ia menggigit bibirnya menahan sakit. Namun suara napasnya mulai terdengar teratur dan wajahnya tidak sepucat tadi. Uisa mengambil plester steril dan melekatkan pangkal alat itu agar tidak bergoyang.

 “Tidak dilepas, sajangnim?” tanya Leeteuk dengan wajah ngeri melihat alat itu masih menusuk magnaenya.

“Kita harus menunggu sekitar 15 menit, sampai indikatornya menunjukkan tanda hijau.”

“Hyungdeul… sakit……”

Kyuhyun mengeluh lirih dengan mata terpejam. Keluhan yang membuat kesebelas namja itu menangis di dalam hati. Meski Kyuhyun tidak menangis, magnae mereka tidak pernah mengeluh secara terang-terangan seperti saat ini.

Sungmin menggenggam tangan Kyuhyun. Ia meringis ketika Kyuhyun meremas tangannya dengan kuat, namun ia tetap tersenyum.

“Sabar, Kyuhyunnie… semua akan baik-baik saja…”

“Sungminnie benar,… kau akan sembuh, jadi bertahanlah,” cetus Heechul mati-matian menutupi getar pada suaranya. Namja itu menepuk kaki Kyuhyun untuk memberi tanda bahwa ia masih mendampingi dongsaengnya itu.

Mereka berempat tetap memegang Kyuhyun, khawatir sang magnae membuat gerakan yang mengganggu bekerjanya alat itu. Uisa kali ini mengeluarkan sebuah alat suntik yang biasa mereka lihat. Ia mulai mengisinya dengan obat dalam ampul.

“Sajangnim…jangan tambahkan…obat tidur…”

Uisa mengerutkan kening. Kyuhyun sudah membuka matanya.

“Kami…harus ke malam…penghargaan…nanti malam….”

“Ya! Kyuhyunnie! Kau masih bisa berpikir begitu?!” Shindong mendekat dengan kesal diikuti member lainnya.

“Jebal…, Sajangnim…”

“Saya akan mengurangi dosisnya saja. Kau tetap memerlukannya untuk 1-2 jam, Kyuhyun sshi.” Uisa kembali mengoleskan alkohol, kali ini ke tangan kiri Kyuhyun. Kyuhyun kembali meringis menahan sakit ketika Uisa menyuntiknya.

“Kyuhyun sshi, istirahatlah. Saya akan meninggalkan obat untuk kau minum, arrachi?”

Kyuhyun hanya bisa mengangguk. Suntikan tadi mulai membuatnya mengantuk.

“Mianhe, hyung… Lagi-lagi aku…mengacaukan jadwal…”

“Jangan banyak bicara, istirahatlah.” Sungmin mengelus kepala Kyuhyun hingga terlelap.

Member Super Junior yang lain duduk di tempat tidur Sungmin dan di kursi. Mereka bertekad menunggu hingga indikator ‘needle pneumothorax’ menunjukkan warna hijau. Sungmin masih terus membelai kepala dongsaeng kesayangannya. Kyuhyun terlihat kesakitan setiap menarik napas meskipun dalam keadaan tidur.

Siwon memilih duduk di ranjang Sungmin bersama yang lain. Yesung menepuk punggungnya untuk menguatkan h

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Inspiritwer_11 #1
Chapter 18: How can i find falling star?
Ladychi #2
Chapter 51: dice que esto es una secuela, ¿donde esta la otra historia
Ladychi #3
Chapter 51: tienes otra historia? o solo es esta, escribes muy bien
ArizKyu #4
Chapter 51: ??
Update lagi dong eonn??
moonloversrae #5
Yeah akhirnya update lagi.. Still the best author ?
DekanAkavi1711 #6
Chapter 50: eonn, yg SUJU M tukeran baju di pesawat itu real kah?
Jai2212 #7
Where can i read the falling star?? I cant find it...
dephinalouisa
#8
Chapter 50: Best ff and author so far.. Cara penulisan dan penggambaran masing2 karakter sgt mendetail.. Semua percakapan dirangkum secara cerdas.. Ditunggu kelanjutannya eonie.. Hwaiting!!
EndahD #9
Chapter 50: Selalu nunggu buat setiap chapternya walaupun udah sekian lama
iharukumipuff
#10
Chapter 50: kyuhyun menghilang? apa lagi rencana kyuhyun kali ini? xD