Rising Star - Ch 43

Rising Star (the sequel of Falling Star)
Please Subscribe to read the full chapter
RISING STAR Chapter 43

 

.

“Gwenchana, Kyuhyunie?” tanya Donghae cemas.

“Gwenchanayo,” sahut Kyuhyun.

Meski ia merasa perutnya sakit dan mual serta kepalanya berdenyut semakin kuat, namja itu mencoba berdiri tegak kembali. Kyuhyun juga melepaskan tangan Siwon dan Zhoumi yang masih menopangnya. Namun saat ia berusaha melangkah dengan pelan, sepasang tangan menggamit lengan kanannya dengan erat.

“Kyuhyunie, kau ingin ke kamar mandi? Biar aku antar.”

Kyuhyun memandang hyung-nya yang bertubuh mungil itu sejenak. Ia ingin membantah namun tidak tega melihat reaksi Ryeowook nanti; Lagipula Kyuhyun memang menginginkan hal itu sejak di ruang wawancara. Akhirnya Kyuhyun mengangguk.

“Bagus.” Ryeowook tersenyum gembira. Tanpa menunggu yang lain, dituntunnya Kyuhyun ke kamar mandi yang terdapat di gedung itu.

“Apa mereka tidak apa-apa berdua saja?”

“Jangan cemas, Siwonie, Ryeowookie pasti menjaganya dengan baik.”

“Hangeng gege benar.” Zhoumi menepuk Siwon yang masih tampak cemas.

“Hyungdeul, manager hyung menyuruh kita ke ruang ganti.” Henry menunjuk ke arah manager SJ M yang melambaikan tangan dari salah satu pintu.

“Kita tunggu mereka di sana,” putus Hankyung.

.

Di restroom, Ryeowook bergegas mendekat begitu Kyuhyun keluar dari dalam toilet. Wajah dongsaeng-nya sudah lebih segar, namun kelelahan tampak jelas di sana. Ketika Ryeowook hendak berjalan menuju ruang ganti, Kyuhyun menarik ujung baju Ryeowook dan menunjuk sebuah bangku panjang yang terdapat di dalam ruangan. Meski sedikit heran, Ryeowook menurut tanpa banyak bertanya.

Kyuhyun langsung menyandarkan kepalanya ke bahu Ryeowook begitu keduanya duduk. Kedua matanya dipejamkan dengan harapan rasa sakit di kepalanya akan sedikit mereda.

“Gwenchana, Kyuhyunie?” Ryeowook bertanya dengan cemas.

Kyuhyun tidak menjawab. Ia hanya menggelengkan kepalanya sedikit sambil tetap di posisi semula. Matanyapun tetap terpejam rapat.

Setelah menarik napas panjang, Ryeowook mencoba duduk lebih rileks sehingga Kyuhyun bisa bersandar dengan nyaman di bahunya. Tangan kirinya bergerak merangkul dongsaeng-nya yang masih saja terdiam. Ryeowook memandang sekeliling restroom yang lenggang.

“Jika ada yang masuk ke sini dan melihat kita, kira-kira mereka berpikir apa? Jangan-jangan kita dipikir sepasang kekasih.” Ryeowook terkikik membayangkan situasi itu. “Sebagian akan menganggap kita hyung dan dongsaeng yang sangat akrab. Kau tahu, Kyuhyunie… Waktu kau merebut posisi magnae, aku tak pernah menyangka akan menyayangimu sebesar ini… Saat itu aku sangat membencimu….”

Kyuhyun tidak bereaksi.

Melihat dongsaeng-nya tetap bersandar sambil memejamkan mata dengan napas lemah dan wajah yang menyiratkan keletihannya, mata Ryeowook menjadi panas. Pandangannya sedikit kabur oleh cairan yang menutupi kedua bola matanya. Ryeowook  mempererat rangkulannya, membuat napas Kyuhyun terasa panas menerpa lekukan di lehernya.

“Kyuhyunie… Apakah kau pernah bertanya mengapa kau yang harus mengalami kondisi parah saat kecelakaan itu? Apakah kau pernah berpikir mengapa kau yang terlempar dari dalam mobil dan bukan yang lain? Mengapa jika Allah itu baik, Dia mengijinkan semua kejadian buruk ini?”

Ryeowook kini benar-benar menangis, meski tak ada isakan yang keluar karena ia menahannya sekuat yang ia bisa. Dieratkannya kembali rangkulannya, dan mencium puncak kepala Kyuhyun sekilas. Semua itu membuat Kyuhyun membuka matanya sejenak, merangkul pinggang Ryeowook dengan tangan kanannya, dan kembali terdiam.

“Kyuhyunie… Kadang hyung tidak sanggup melihatmu sakit seperti ini… Apalagi kau… Apa kau tidak merasa lelah? Apa kau tidak merasa….”

“Karena aku sanggup…”

“Eh?” Ryeowook terkejut ketika suara Kyuhyun terdengar samar-samar. Ia mengusap air mata dengan tangannya yang bebas, mencoba mempertajam telinganya. Namun Kyuhyun tidak berbicara lagi. “Kau bilang apa, Kyuhyunie?”

“Karena aku sanggup, maka Allah memilihku mengalami semua ini.” Kyuhyun berbicara dengan suara yang sangat pelan, masih di posisinya yang terasa sangat nyaman. “Aku pernah bertanya, dan kurasa itulah jawabannya.”

“Tapi… Tapi itu sangat berat….”

Kyuhyun kini duduk dengan tegak, memandang Ryeowook yang menatapnya tak percaya.

“Kalau aku yang mengalaminya, aku belum tentu sanggup….”

“Itu karena Allah tahu aku memiliki appa, eomma, noona, dan hyungdeul yang akan selalu mendampingiku. Aku memiliki kalian yang selalu menguatkanku.”

“Kau bohong…” Ryeowook kembali menangis. Ditutupnya wajahnya dengan kedua telapak tangannya, dan mulai terisak.

“Yak! Ryeowookie! Aku tidak berbohong!” Kyuhyun menarik tangan itu sehingga Ryeowook terpaksa menatap wajahnya. “Aku ini paling disayang oleh kalian, bukan? Jadi jika aku yang mengalaminya, hyungdeul akan menyayangiku lebih lagi sehingga kita bisa melewati semua bersama-sama! Coba kalau kau atau Hyukhyuk yang mengalami… Aku tidak akan mau mendukung hyung cengeng seperti kalian. Kalian tidak akan sekuatku saat ini karena kurang dukungan!”

“Ah… Itu benar. Kau memang menyebalkan.” Mendengar kata-kata ejekan Kyuhyun, Ryeowook tersenyum cerah. Ia mengangguk sambil terkekeh.

“Yak! Kenapa kau tertawa, Ryeowookie?! Aku bilang aku tidak akan mendukung kalian!”

“Ne… Aku sudah mendengarnya.” Ryeowook semakin terkekeh. Kyuhyun selalu berkata seakan dia tidak mempedulikan member lain. Tetapi jika hal yang buruk terjadi, magnae-nya itu salah satu member yang paling cepat mencoba membantu.

Melihat Kyuhyun merajuk, Ryeowook jadi berniat menggodanya. “Kau memang menyebalkan. Kau magnae yang tidak akan mendukung kami jika kami merasa sakit atau terjatuh. Tapi seingatku, saat kecelakaan itu terjadi, kau bukan member yang paling kami sayang. Jangan terlalu percaya diri, Kyuhyunie. ”

“Mwo?” Kedua mata Kyuhyun terbelalak lebar. Pipinya memerah menyadari kebenaran kata-kata Ryeowook. Sedetik kemudian ia meringis dengan wajah memelas. “Ryeowookie, jangan mengingatkanku akan hal itu….”

Ryeowook kini tertawa begitu keras. Kedua tangannya menarik Kyuhyun dan merangkulnya dengan gemas. “Entah kenapa, Kyuhyunie, apapun yang kau lakukan, aku sangat menyayangimu.”

“Aish! Kau ini memang aneh!” Kyuhyun mempoutkan mulutnya dengan kesal. Namun sedetik kemudian namja itu berteriak keras karena Ryeowook mengacak rambutnya. “Ryeowookie! kau membuat penampilanku terlihat buruk!”

“Poor, uri Kyuhyunie. Sini hyung rapikan.” Sambil tetap tersenyum geli mengingat wajah Kyuhyun yang tersipu tadi, Ryeowook merapikan rambut Kyuhyun dengan kedua tangannya yang terampil. “Kau sudah baikan bukan? Ayo kita kembali bergabung dengan yang lain. Mereka pasti sudah cemas menunggu kita.”

Keduanya berjalan beriringan mencari member SJ M lainnya. Manager hyung yang menunggu di koridor memberitahu bahwa member SJ M yang lain tengah menunggu di ruang ganti.

“Sun Yao-sshi menghilang?  Apa kau yakin, Heenim?”

Suara Hankyung membuat Ryeowook dan Kyuhyun menghentikan langkah pertama mereka di ruangan itu. Sun Yao adalah sahabat dekat Leeteuk, Eunhyuk, dan Kangin. Yeoja itu muncul beberapa kali di KBS Global Beauty Talk Show dan SUKIRA.

“Apakah itu benar? Sun Yao-sshi?” Ryeowook memandang Kyuhyun meminta kepastian. Namun Kyuhyun hanya bisa menggidikkan bahu. Ia sama terkejutnya dengan Ryeowook.

Hankyung terduduk lemas. Menyadari semua mata memandang penuh tanya ke arahnya, namja itu menghela napas panjang. “Sun Yao-sshi sedang cuti sebulan ke China untuk menulis buku keduanya. Menurut managemennya, tanggal 10 Sun Yao-sshi pergi ke Si Chuan. Sampai saat ini mereka  kehilangan kontak…”

“Ternyata banyak kenalan kita yang terkena musibah gempa ini.” Donghae memandang sekelilingnya dengan sedih.

“Dui. Keluarga Kiki, keluarga Zhang Liyin, dan kini Sun Yao-sshi juga menghilang.” Zhoumi terpekur.

Siwon berjalan dengan diam dan memukulkan tinjunya ke tembok untuk meringankan perasaannya. Henry memeluk tas biola yang selalu bersamanya ke manapun mereka pergi, mencoba menghilangkan perasaan gelisah yang melingkupinya dua hari ini. Kyuhyun yang baru saja duduk di sofa, memandang dengan resah. Ia mencoba bangun sambil menahan sakit.

“Gui Xian….” Zhoumi berusaha mencegah Kyuhyun. “Istirahatlah sampai kau membaik. Dorm tidak jauh dari sini. Kita tak perlu terburu-buru.”

“Zhoumi ge, lebih cepat kita pulang, lebih cepat kita mencari kabar tentang mereka…” Kyuhyun mendorong Zhoumi agar ia bisa berdiri.

“Jangan berpikir yang macam-macam.” Ryeowook ikut mendorong Kyuhyun. Walau terlihat sedih, namja itu mencoba tersenyum semanis mungkin di depan dongsaeng-nya.

“Teuki Hyung, Kangin-ah, dan Hyukie pasti sangat cemas mendengar kabar ini,” gumam Hankyung. “Besok aku akan mencoba melihat apa yang bisa dilakukan SJ M untuk membantu para korban. Kita juga akan melakukan donor darah.”

Semua mengangguk setuju termasuk Kyuhyun.

“Kau tidak, Kyuhyunie. Hyung lihat kondisimu menurun dua hari ini. Sebaiknya kau beristirahat sebanyak mungkin di dorm.”

Kyuhyun melihat Hankyung sudah cukup tertekan hari ini tanpa perlu ia menambahinya. Dengan terpaksa, Kyuhyun menyetujui anjuran Hankyung untuk ‘menjaga’ dorm SJ M.

.

.

Ahra melangkahkan kakinya dengan cepat menyusuri lorong rumah sakit hingga tiba di kamar yang ia tuju. Ingin rasanya gadis itu membuka pintu dengan cepat, namun ia mengendalikan dirinya untuk membuka kamar itu dengan sangat perlahan; Berharap suara pintu tidak akan mengganggu sang penghuni kamar.

Namun usahanya sia-sia. Sepasang mata berpupil besar dan hitam menatapnya di detik pertama. Sebuah selang oksigen yang terpasang di wajahnya tidak menghalangi namja yang terbaring lemah di sana untuk mengukir sebuah senyum.

“Captain Cho…”

Seketika itu juga Ahra merasa sebuah perasaan aneh, seperti sebuah déjà-vu. Ia yakin pernah mengalami hal ini sebelumnya; Dengan tempat dan posisi yang sama.

“Noona…”

Suara itu membuatnya tersadar. Ahra mengambil posisi duduk di sisi tempat tidur, menatap dongsaeng-nya yang masih saja tersenyum. Ia tidak lagi memikirkan perasaan déjà-vu tadi. Digenggamnya tangan yang kurus dan ringkih itu. Ia yakin saat ini berat badan Kyuhyun lebih ringan darinya. Adiknya terlihat seperti tulang berbungkus kulit, meski pancaran matanya begitu hidup, bertolak belakang dengan penampilannya yang begitu lemah.

“Kenapa kau memaksakan diri? Eomma menangis saat memberitahu bahwa kau kembali masuk rumah sakit.”

“Mianhe…” Mata itu kini menyiratkan rasa bersalah. “Aku hanya mencoba berlatih…. Mencoba mencari tahu seberapa hal yang tersisa yang bisa aku lakukan, Noona… Aku ingin kembali ke atas panggung bersama hyungdeul,” tutur adiknya dengan suara nyaris tak terdengar.

“Tapi euisa bilang kau harus beristirahat 1 tahun penuh dari panggung, Captain Cho. Apa kau tidak sadar seberapa parah kondisimu?”

“Aku tidak bisa menunggu selama itu. Album kedua kami sedang dibuat. Aku harus…”

“APA BEGITU PENTINGNYA SUPER JUNIOR UNTUKMU, CHO KYUHYUN?!” Ahra meledak. Ia bangkit dari kursinya dan menjauh beberapa langkah, berharap emosinya mereda dengan menjauhi sang adik.

Kemarin, di tengah jadwal kuliah yang padat, Ahra mendapat telepon tengah malam dari sang eomma yang menangis. Kim Hanna memberitahu bahwa Kyuhyun harus dirawat kembali di rumah sakit Nowon. Sepanjang penerbangan 11 jam, Ahra merasa cemas dan bertanya-tanya kenapa kondisi namdongsaeng-nya kembali menurun. Kim Hanna, sang eomma, memperlihatkan buku catatan yang ditulis Kyuhyun, yang membuat kecemasan Ahra berubah menjadi kemarahan.

“Apa menjadi artis begitu penting untukmu sehingga mengabaikan perasaan kami, keluargamu sendiri? Apakah berada di bawah sorot lampu setahun ini membuatmu terbuai? Kau tidak memikirkan betapa cemasnya kami melihatmu nyaris meninggal beberapa bulan lalu? Apa kau seperti itu, Cho Kyuhyun?!”

Kini kemarahannya berubah menjadi perasaan kecewa. Ahra pun menangis.

“Ani… Aniyo, Noona…”

Kyuhyun menggelengkan kepala dengan keras. Ahra yakin itu disebabkan tangisannya yang tidak tertahankan lagi. Ahra benar-benar marah dan kecewa dengan tindakan ceroboh yang dilakukan  Kyuhyun.

“Noona, uljima… Noona boleh memukulku jika merasa kesal. Tapi jebal….uljima, Noona… Uljima…”

Ahra tetap menangis sambil menutupi wajahnya. Ia tidak peduli Kyuhyun akan merasa sangat bersalah. Ia ingin Kyuhyun menyadari betapa semua ini menyakitinya begitu dalam.

“APPO!!!”

Teriakan kesakitan itu membuat Ahra membuka matanya.

“Captain Cho, apa yang kau lakukan?!”

Ahra menjadi panik saat melihat adiknya jatuh tersungkur di lantai. Sepertinya Kyuhyun berusaha menghampiri untuk  menenangkannya, dan kini selang oksigen itu terlepas. Ahra segera mengangkat tubuh Kyuhyun, mencoba mengembalikannya ke tempat tidur. Ia membujuk Kyuhyun kembali berbaring, namun adiknya bergeming.

Saat tangan lemah Kyuhyun memeluknya, membuatnya terpaksa duduk di tempat tidur itu; Darah Ahra berdesir. Kyuhyun masih menggelengkan kepala sambil menangis memeluknya. “Aniyo… Jangan salah paham, Noona,” isak Kyuhyun. “Noona, mianhe… Jangan menangis lagi….”

Susah payah Ahra berusaha kembali tenang agar Kyuhyun tidak terbawa oleh emosinya saat ini. Napas Kyuhyun terdengar begitu berat, membuatnya mencoba mengenyampingkan perasaannya sendiri. Saat ini, Kyuhyunie tidak memerlukan teguranku….

“Jangan banyak berbicara. Aku akan memanggilkan ganhosa,” tutur Ahra selembut mungkin. Ditekannya tombol pemanggil yang terdapat di sisi tempat  tidur. Hanya memerlukan waktu sebentar sebelum ganhosa datang ke kamar untuk memaksa Kyuhyun berbaring dan menempelkan kembali selang oksigen ke hidungnya. Namdongsaeng-nya itu sedikit meringis.

Meski nasal cannula membantu Kyuhyun bernapas lebih ringan, namun tak urung hidungnya terasa sakit karena mengalami iritasi.

Setelah ganhosa pergi, Ahra duduk di sisi tempat tidur dan menghapus air mata yang mengalir di kedua pipi tirus itu. Ia sama sekali tidak mempertanyakan sifat Kyuhyun yang kini mudah menangis. Semenjak kecelakaan, banyak perubahan dalam sikap sang adik yang membuat Ahra mencoba mengenalinya kembali.

“Noona…”
            “Diamlah…”

“Noona…”

“Diamlah dan beristirahat,” bujuk Ahra. “Jangan terlalu banyak bicara.”

Ahra terpaksa mengalah ketika kepala Kyuhyun kembali menggeleng.

“Baiklah, setelah napasmu kembali normal, kau boleh berbicara.” Ahra mengambil jalan tengah bagi masalah mereka berdua. Ia tersenyum ketika Kyuhyun tampak menyukai usulnya.

“Noona… Aku tidak mengabaikan kalian…” Kyuhyun mulai berbicara setelah napasnya terasa lancar. “Justru karena Appa sudah melindungi impianku… Aku tidak boleh menyerah… Aku tidak boleh vakum selama itu… Aku ingin membuktikan bahwa ijin dari Appa akan aku pergunakan sebaik-baiknya.”

“Tapi itu bisa kau lakukan setelah satu tahun, bukan?” Ahra mengutarakan pikirannya. “Kalaupun kau tidak bisa bersama Super Junior, kau bisa bersolo karir. Aku dengar dari Appa bahwa Petinggi SM ingin mendebutkanmu sebagai penyanyi solo. Bukankah itu sesuatu yang bagus? Masih banyak cara untuk menjalani impianmu sebagai penyanyi. Kau tidak menyia-nyiakan ijin Appa meski menjadi penyanyi di luar Super Junior.”

Ahra menautkan keningnya ketika Kyuhyun kembali menggelengkan kepala.

“Selama di rumah sakit….di Seoul…hyungdeul selalu mengunjungi dan menemaniku. Aku merasa kami seperti hyung dan dongsaeng yang sesungguhnya. Jadi, mana  mungkin aku meninggalkan keluargaku sendiri?”

“Captain Cho…” Ahra tidak tahu apa yang harus ia katakan ketika Kyuhyun bercerita dengan wajah seperti itu; Wajah seseorang yang begitu sedih karena harus terpisah dari keluarganya. Ahra berkuliah jauh di Austria. Sedikit banyak, ia dapat memahami perasaan Kyuhyun saat ini, apalagi jika perpisahan itu bukanlah bersifat sementara.

“Noona, apakah tuntutanku terlalu berlebihan?”

Kyuhyun memandangnya dengan perasaan ragu. Ingin rasanya Ahra menjawab ‘Benar, kau selalu menuntut banyak, Captain Cho’ dan ia yakin Kyuhyun akan berpikir ulang akan keputusannya. Namun ia juga melihat sepercik harapan di sana; Harapan Kyuhyun agar Ahra membantu menyakinkan bahwa bersama Super Junior bukanlah sebuah kesalahan.

“Apakah mereka sangat penting bagimu?”

Kali ini Kyuhyun mengangguk sambil tersenyum. “Selain appa, eomma, dan noona… Super Junior adalah keluarga keduaku.”

Ahra terpaksa tersenyum melihat sepercik harapan di mata Kyuhyun tadi telah berubah menjadi harapan yang besar. “Kalau begitu….”

“Ugh…!”

“Captain Cho!”

Kyuhyun tampak kesakitan. Ahra memandang dengan cemas, namun Kyuhyun hanya meringis sambil tersenyum. Tak satupun kata-kata keluhan keluar dari mulut adiknya. Melihat Kyuhyun berjuang sekuat tenaga untuk menyembunyikan sakitnya; Mencoba menunjukkan semua baik-baik saja agar Ahra tidak berubah pikiran;  Ahra menggenggam tangan sang adik.

“Kalau hal itu begitu penting bagimu, Noona akan membantu,” bisik Ahra. “Kau tidak perlu khawatir.”

Mata Kyuhyun melebar, dan sebuah tawa ringan menghiasi wajahnya untuk pertama kalinya sejak Ahra datang. “Noona adalah orang yang paling memahamiku.”

Pujian tulus itu membuat Ahra nyaris menangis, namun ia menguatkan hatinya dan terus tersenyum. Kyuhyun sendiri kembali berbaring dengan mata tertutup, dengan tangan kanan yang masih berada di genggaman Ahra.

Ahra memperhatikan napas adiknya yang terdengar begitu berat. Paru-paru Kyuhyun belum pulih benar, masih memerlukan operasi selanjutnya. Saat melihat pakaian di bagian pinggang adiknya sedikit menggembung, Ahra tersadar Kyuhyun masih bergantung pada kantung kolostomi untuk beberapa bulan ke depan. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana cara Kyuhyun beraktifitas dengan kondisi seperti itu. Meski ia tahu beberapa orang juga hidup normal dengan kantung itu di tubuhnya, tetapi jadwal seorang artis di Korea terkenal sangat padat dan berat.

Tapi dia tidak akan mau menyerah…

Kyuhyun tampak lebih sibuk berusaha meyakinkan sang kakak bahwa ia baik-baik saja, daripada mengkhawatirkan apa yang akan dilalui saat aktif kembali di atas panggung dengan semua kerapuhan tubuhnya. Hal itu menyentuh hati Ahra yang terdalam, sehingga ia mencoba tersenyum dengan tulus; Mencoba mengerti sepenuhnya akan keinginan Kyuhyun.

“Karena kau bilang aku paling memahamimu, kau tidak perlu bersembunyi dariku. Jika kau kesakitan, genggamlah  tanganku lebih erat, Captain Cho. Maka noona-mu  ini akan menyalurkan perasaan hangat yang membuat sakitmu menghilang. Noona hebat bukan?”

Kyuhyun membuka matanya, menatap Ahra dengan mimik lucu. “Noona, kau  memang heb… Ugh!!!”

Rasa sakit membuat Kyuhyun menghentikan kalimatnya. Sepertinya ia terlalu banyak berbicara hari ini. Mengingat pesan tadi, Kyuhyun menggenggam tangan Ahra lebih kuat.

Ahra langsung menggenggam tangan itu dengan kedua telapak tangannya, mencoba membuatnya hangat, dan membisikkan doa. Ahra terus melakukan itu hingga akhirnya Kyuhyun tertidur karena perasaan nyaman yang melingkupinya.

Setelah mencium kening Kyuhyun, Ahra beranjak ke luar kamar.

“Ahra-ya, apa kau berhasil membujuk Kyuhyunie untuk berhenti setahun dari Super Junior?” tanya sang eomma penuh harap, sementara sang Appa menatapnya dengan diam. Keduanya baru saja kembali dari rumah untuk membawakan pakaian ganti.

“Eomma, Appa, ijinkan aku mengambil cuti kuliah sampai Kyuhyunie sembuh. Aku akan menjaga sekaligus menemaninya agar ia bisa segera naik ke panggung bersama Super Junior.”

Ahra tahu keputusannya membuat kaget sang eomma. Namun ia merasa lega ketika sang appa diam-diam tersenyum ke arahnya.

Sejak hari itu, Ahra meninggalkan kuliah untuk menemani Kyuhyun di rumah sakit Nowon. Setiap hari ia membantu Kyuhyun belajar berjalan. Pengaruh sang appa membuat keberadaan Kyuhyun di sana ditutupi dari kalangan media, sehingga Kyuhyun bisa memulihkan diri dengan tenang.

Suara jam besar berukuran dua meter dengan empat pendulumnya memenuhi ruangan, menjalar lambat ke seisi rumah keluarga Cho Younghwan, memberitahu bahwa saat ini waktu menunjukan pukul sebelas malam. Ahra terbangun dan mendapati dirinya berada di dalam kamar Kyuhyun yang baru saja ia bereskan.

“Pantas aku merasa déjà-vu… Ternyata aku memimpikan saat itu… Juli 2007…”

Ahra menggeliat sejenak, merentangkan tubuh mungilnya hingga aliran darahnya berjalan dengan lancar. Setelah kantuknya mereda, diambilnya HP yang tergeletak di atas nakas, mencoba menghubungi Kyuhyun. Tak ada sahutan.

“Ah, mungkin dia sudah tertidur,” gumam Ahra. Ditatapnya sekeliling kamar bernuansa biru itu. Setiap kali ia merindukan Kyuhyun, Ahra akan membereskan kamar tersebut dan kadang kala berpura-pura bermain dengan sang adik yang dua tahun ini sangat sulit ia temui setiap kembali ke Korea.

Saat-saat awal kembalinya Kyuhyun ke dorm, Ahra sesekali bisa menemuinya di rumah karena sang adik masih memerlukan pemantauan khusus dari rumah sakit; Karena itu mereka tahu Kyuhyun selalu pergi dalam keadaan perut kosong jika ada latihan atau acara yang harus ia lakukan.

“Hyungdeul mencium bau dari kantung kolostomiku…” Itu alasan yang Kyuhyun katakan sewaktu mereka mendesaknya untuk makan sebelum berangkat. “Sebaiknya aku tidak mengisi perutku agar tidak mengganggu kenyamanan mereka….”

“Apa yang kau katakan? Selama mereka menemanimu di rumah sakit, kau tidak pernah menjelaskan hal ini? Beritahu mereka, maka mereka pasti mengerti!” desak Ahra saat itu.

“Aku tahu Siwon hyung menangis saat tanpa sengaja melihat kantung itu.” Kyuhyun tertunduk dengan wajah sedih. “Aku tidak mau menambah beban hyungdeul. Jika tidak makan bisa membuat mereka sedikit lebih nyaman, aku bersedia melakukannya.”

“Kyuhyunie…”

“Aku baik-baik saja. Sungguh!” cetus Kyuhyun sambil tersenyum; Senyum yang begitu tulus sehingga tak satupun dari mereka bertiga yang sanggup memaksanya makan. Ahra hanya bisa menelan kesedihannya jika Appa dan Eomma menangis diam-diam karena Kyuhyun berangkat dengan perut kosong.

Meski khawatir dengan apa saja yang diabaikan Kyuhyun saat di dorm, Ahra dan kedua orang tuanya mencoba mempercayakan hal tersebut kepada member Super Junior yang lain. Dan kedua belas namja itu benar-benar menjaga Kyuhyun hingga sekarang. Ahra merasa sangat lega.

“Kau selalu membuat orang lain cemas karena semangatmu, Captain Cho.” Ahra memandang foto Kyuhyun yang terpasang di dinding kamar.

Berita gempa bumi kemarin membuat Ahra terbang ke Seoul, sekedar untuk memastikan Kyuhyun dalam keadaan baik sekaligus mendampingi sang eomma yang sangat khawatir akan keadaan si bungsu di China. Tapi appa Cho sangat tegas. Mereka tidak boleh membebani Kyuhyun dengan memintanya pulang ke Korea. Akhirnya mereka hanya bisa berdoa untuk keselamatan Kyuhyun dan member SJ M lainnya.

“Baik-baiklah di sana, Captain Cho. Noona akan tidur di kamar noona sendiri sebelum bermimpi tentangmu lagi.” Ahra menjentik pelan foto Kyuhyun yang terpasang di dinding sebelum beranjak pergi.

.

.

14 Mei 2008

Dorm SJ M, Beijing

 

Kamar dalam keadaan gelap waktu Kyuhyun terbangun, dengan pendar cahaya lembut yang berasal dari angka-angka di jam weker. Bukan Donghae hyung…. Kyuhyun mengerjap, mencoba mengumpulkan kesadarannya, lalu duduk dan mendapati Siwon tengah tertidur di ranjang lainnya.

“Tebakanku memang hebat,” gumam Kyuhyun senang. Namun saat menyadari semua member bisa menebak hal yang sama -mengingat Donghae tidak bisa tertidur dengan lampu dipadamkan- namja itu meringis malu.

Kyuhyun bergerak ke arah jendela, membuka tirainya dan memandang ke luar. Tampak bulan setengah lingkaran menghiasi langit.

“Di sini saja! Kamar ini punya pemandangan di luar jendela yang bagus. Kau tidur bersamaku, Kyuhyunie.” Kyuhyun teringat kata-kata Siwon saat memilih kamar ini. “Ayolah, Kyuhyunie. Jadi aku tak perlu ke kamarmu tiap malam sebelum tidur. Aku tidak bisa tidur sebelum mendengar suaramu. Bukankah hyung sudah pernah mengatakannya?”

“Shi Yuan shagua….” Kyuhyun melihat kening Siwon sedikit berkerut seakan namja itu mendengar ucapannya. Namun kemudian wajah tampan itu tersenyum begitu polos, membuat Kyuhyun sedikit merasa bersalah akan kata-katanya barusan. “Uhm, aku memang menyebalkan. Tapi aku tidak perlu meminta maaf karena kalian menerimaku yang seperti ini. Bukankah begitu, hyung?”

Kyuhyun mengukir smirk-nya dengan perasaan senang sebelum membuka pintu kamar secara perlahan. Ia tidak ingin membangunkan Siwon. Meski saat ini tidak ada film yang sedang dibintangi oleh hyung-nya itu, Kyuhyun tahu semua member merasa lelah.

Seusai wawancara dengan pihak Yahoo, ia membuat mereka menunggu kondisinya membaik sebelum bisa pulang melewati para fans tanpa membuat curiga. Ia tidak ingin membuat kerepotan yang lebih dari ini. Hankyung dan member yang lain sudah cukup tertekan; Begitu juga dirinya. Kyuhyun bertekad untuk menjadi lebih kuat.

Ia menuju dapur, mencari sesuatu yang bisa dimakannya. Kemarin karena lelah, Kyuhyun langsung tertidur sesampainya di mobil, dan tidak tahu bagaimana cara member membangunkannya. Tahu-tahu dia sudah terbangun di atas kasurnya yang hangat dengan t-shirt dan celana pendek yang nyaman. Karena musim panas, keadaan di pagi dan malam hari tidak terlalu dingin sehingga mereka tidak memerlukan banyak pakaian tebal seperti di Korea. Di Korea, bulan Mei tetap memerlukan pakaian tebal saat pagi dan malam hari.

Sesuatu di atas meja dapur menarik perhatiannya. Ketika Kyuhyun mengangkat mangkuk itu, tampak secarik kertas bertuliskan tangan. Ryeowookie. Kyuhyun mengenali tulisan itu.

Kyuhyunie, Yukgaejangbap ini aku pesan  dari manager hyung beberapa hari lalu. Aku pikir kau akan merindukan makanan Korea. Jjangmyeon cukup repot untuk kau masak, jadi makanlah nasi dan sup daging ini. Cukup nyalakan microwave, masukan mangkuknya, atur waktu 5 menit, dan tunggu sampai terdengar suara ‘Ping’. Itu berarti kau sudah bisa mengeluarkan dan memakannya. ^^

“Ck, Ryeowookie selalu memperlakukanku seperti anak kecil. Aku bisa membaca petunjuknya sendiri.” Kyuhyun mempoutkan mulutnya.

Meski begitu ia memilih melakukan apa yang ditulis Ryeowook daripada membaca ulang petunjuk. Namja itu menunggu bunyi ‘Ping’ dari microwave. Lima menit yang terasa begitu lama untuk perutnya yang kelaparan.

“Whoa!!! Ini tampaknya enak!” seru Kyuhyun senang. Di bukanya penutup makanan itu dengan antusias. Matanya melebar melihat nasi dan sup daging yang panas. Salah satu keuntungan dunia modern yang serba mudah dan cepat. Diambilnya sendok dan mulai melahap Yukgaejangbap itu. “PANAAAS!!!”

Kyuhyun mengipasi mulutnya sejenak sebelum melanjutkan makan.

“Uhm, besok aku libur bukan? Berarti aku tidak perlu bangun pagi. Aku bisa begadang semalaman dan besok tidur seharian.” Kyuhyun tersenyum senang. Ia beranjak ke kamar untuk mengambil laptop; Juga sebotol air dari dalam kulkas. Ia bermain star craft sambil menghabiskan santap malamnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 2 dini hari.

“Ah, ternyata ada Shin Hyesung-sshi!” Kyuhyun tersenyum. Mereka bertemu di permainan ini beberapa kali, dan setiap kali bertarung, ia selalu berhasil menang dari sunbae-nya itu. Dengan cepat Kyuhyun mengetik di kotak percakapan.

KH: [Annyeonghaseyo, sunbae-nim]

Kyuhyun terdiam karena tidak ada sahutan dari Shin Hyesung. Ketika ia hendak mengetik kalimat selanjutnya, tiba-tiba Shin Hyesung membalas sapaannya dan memperkenalkan seorang teman yang sedang bersamanya.

SH: [Kalian berdua cobalah bertanding]

Kyuhyun mengamati ID kawan Shin Hyesung yang tertera di layar. Namja itu langsung menegakkan tubuhnya.

KH: [Kau benar-benar Seo Kyungjong?]

SK: [Ne, itu aku]

Wajah Kyuhyun menjadi cerah. Ia tidak menyangka bisa berkenalan dengan gamer profesional.

KH: [Aku melihat saat kau  bertanding di Liga Bintang. Pertandingan yang hebat]

SK: [Gomawoyo]

Kyuhyun langsung larut dalam percakapan dengan gamer professional itu. Shin Hyesung sesekali menimpali percakapan mereka. Kyuhyun bercerita tentang Star Craft yang membuatnya tertarik sejak Kibum mengenalkannya pada game tersebut.

SK: [Kau tahu banyak soal Star Craft]

KH: [Lumayan. Hyungdeul bilang, jika aku tidak ikut dalam SJ M, aku sudah menjadi gamer profesional. Sama sepertimu.]

Kyuhyun meringis. Dengan cepat dibatalkannya kalimatnya tadi.

KH: [Kyungjong-sshi, aku ingin menunjukkan padamu salah satu rekaman permainanku. Aku kalah dan tidak tahu di mana letak kesalahannya. Apa kau keberatan?]

SK: [Tentu tidak. Kirim ke sini. Biar aku lihat]

Kyuhyun sibuk mencari rekaman yang ia simpan, lalu mulai menunjukkannya pada kawan barunya. Untuk beberapa lama mereka membahas permainan Kyuhyun, hingga tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah lima pagi. 

SK: [Kyuhyun-sshi, aku harus pergi. Malam ini aku belum sempat beristirahat]

SH: [Dia tidak  tidur karena melatihku bermain Star Craft. Sebagai seorang model untuk promo game MBC, aku harus menguasai permainannya.”

Kyuhyun menutup mulutnya dengan perasaan bersalah. Dengan cepat ia kembali mengetik.

KH: [Mianhamnida, sepertinya aku terlalu bersemangat. Aku benar-benar mengacaukan kalian]

SH: [Jangan begitu. Aku yang meminta Kyungjong-sshi menunjukkan cara mengalahkanmu.]

KH: [Ah, aku masih pemula. Tidak bisa dibandingkan dengan Kyungjong-sshi.]

SK: [Aniyo. Kau hebat dan tahu banyak soal permainan ini.]

Kyuhyun merasa senang membaca pujian itu. Ingin rasanya ia berjingkrak-jingkrak atau berteriak dengan keras. Namun menyadari semua member sedang tertidur, Kyuhyun hanya mengacungkan kedua tangannya dengan gembira tanpa bersuara.

KH: [Aku akan kembali ke Korea bulan depan. Bisakah kita bertemu?]

SK: [Tentu saja.]

KH: [Aku akan menelepon begitu sampai di Korea]

SK: [Aku tunggu]

Kyuhyun berpamitan juga dengan Shin Hyesung. Saat mematikan laptop, senyum masih terukir di bibirnya. Namun senyum itu menghilang ketika manager hyung dan euisa muncul.

“Ah, Kyuhyun-sshi, kebetulan kau sudah bangun.” Manager hyung langsung tersenyum lega, berkebalikan dengan wajah Kyuhyun saat ini. “Aku tidak mengira Hankyung-sshi akan memintamu beristirahat, jadi aku mengadakan janji dengan euisa untukmu.”

“Tapi, manager hyung, ini masih sangat pagi….”

“Justru itu, agar tidak mengganggu jadwal, aku mengadakan janji dini hari. Karena Hankyung-sshi merubah jadwalmu secara mendadak, aku belum sempat membatalkannya. Tidak apa, lagipula kondisimu beberapa hari ini menurun.”

“Tampaknya Kyuhyun-sshi keberatan.” Sang euisa memandang manager hyung dengan ragu. “Tidak apa, Saya akan kembali siang atau di hari lainnya.”

Kyuhyun memperhatikan euisa yang sudah datang lengkap dengan tas peralatannya. Membayangkan bahwa sang euisa bangun lebih pagi darin

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Inspiritwer_11 #1
Chapter 18: How can i find falling star?
Ladychi #2
Chapter 51: dice que esto es una secuela, ¿donde esta la otra historia
Ladychi #3
Chapter 51: tienes otra historia? o solo es esta, escribes muy bien
ArizKyu #4
Chapter 51: ??
Update lagi dong eonn??
moonloversrae #5
Yeah akhirnya update lagi.. Still the best author ?
DekanAkavi1711 #6
Chapter 50: eonn, yg SUJU M tukeran baju di pesawat itu real kah?
Jai2212 #7
Where can i read the falling star?? I cant find it...
dephinalouisa
#8
Chapter 50: Best ff and author so far.. Cara penulisan dan penggambaran masing2 karakter sgt mendetail.. Semua percakapan dirangkum secara cerdas.. Ditunggu kelanjutannya eonie.. Hwaiting!!
EndahD #9
Chapter 50: Selalu nunggu buat setiap chapternya walaupun udah sekian lama
iharukumipuff
#10
Chapter 50: kyuhyun menghilang? apa lagi rencana kyuhyun kali ini? xD