Chapter 36

Keabadian yang Rapuh

   Lara keluar dari kamar Suho, membiarkan Suho kembali tenggelam dalam keseriusannya meneliti lebih lanjut mengenai sejarah Krusnik, dan lain-lainnya.

   Ia berjalan di lorong, melewati kamar Chanyeol, Kai, Xiumin dan Luhan. Tepat ketika ia sudah melewati kamar Luhan, pintu kamar Luhan terbuka dan Luhan muncul sambil memanggil Lara.

     “Lara...!” ujarnya.

   Lara pun menoleh, kemudian Luhan menarik tangannya dan mengajaknya masuk ke dalam kamarnya.

   Setelah menutup pintunya, Luhan memandang Lara masih sambil memegang tangannya. Ia pun kelihatan menelan ludah dan menghela nafas sebelum akhirnya berbicara.

   “Lara...” sahut Luhan mencoba memulai pembicaraan.

   Lara pun melihat ke arah Luhan, merasa bingung kenapa tiba-tiba Luhan bersikap seperti itu.

   “Aku ingin minta maaf.” seru Luhan lagi.

   Lara masih tidak menyadari maksud Luhan yang sebenarnya jadi ia masih merasa bingung mengapa Luhan meminta maaf kepada dirinya.

   Luhan terlihat ragu-ragu, namun ia meneruskan perkataannya.

   “Mungkin aku sudah membuatmu takut. Kau tahu...dengan menciummu secara paksa waktu itu...” sahut Luhan terlihat enggan mengatakannya, sambil menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal. Ia menunggu-nunggu saat yang tepat sejak saat itu untuk membicarakan hal ini dengan Lara. Ketika tadi Lara sedang berada di kamar Suho, akhirnya ia memutuskan untuk menunggu dan memanggil Lara saat Lara keluar dari kamar Suho dan membicarakan hal ini dengannya.

   ‘Oh, tentang itu’ adalah perkataan yang bisa Luhan dengar dalam pikiran Lara karena Lara tidak merespon apa-apa. Luhan pun tidak bisa membaca ekspresi wajah Lara, begitu juga dengan apa yang ada di benaknya setelahnya.

   Kemudian Lara berjalan menjauhi Luhan sambil mendengus pelan.

   “Apa ada yang masih perlu dimaafkan?” sahut Lara berjalan memunggunginya.

   Luhan pun kelihatan cemas dan agak khawatir mendengarnya.

   “Apa yang sanggup kuberikan untuk melihat cowok yang dulunya pemalu bisa menjadi sosokmu yang sekarang ini?” sahut Lara lagi, membalikkan badannya kali ini dengan ekspresi jahil.     

   Mendengarnya Luhan pun tersenyum segaris, masih belum yakin bahwa Lara tidak benar-benar marah.

   “Aku mengerti. Kau melakukannya untuk mencoba membangunkan kekuatanku kan?”

   “Bisakah kau melakukan hal yang normal saja? Selalu berperan menjadi orang jahat, apa memang begitu keinginanmu?” ujar Lara.

   Luhan pun bernafas lega setelah mendengar perkataan Lara kemudian tersenyum kecil.

   “Maaf. Aku tidak merencanakannya sama sekali. Aku hanya gusar, melihatmu disakiti Methuselah di sekolah waktu itu.” jelas Luhan.

   “Ya, aku merasa baik-baik saja sekarang. Jadi kau tidak perlu khawatir.” sahut Lara.

   ‘Syukurlah ingatan-nya sudah kembali.’ ujar Luhan di dalam hatinya.

   ‘Dan..maaf.’ tambahnya, tidak menyuarakannya dalam pikiran Lara.

   Luhan kemudian berjalan mendekati Lara.

   “Bolehkah aku menciummu, for real this time?” tanya Luhan lembut sambil memandang mata Lara.

   “Aku belum sempat meminta Lay menyembuhkan memar di tanganku ini.” tambahnya.

   Lara melihat luka memar yang belum lama ini ia rawat dan masih terlihat memar di sana.

   ‘Bisakah aku menyembuhkan memar di tangan Luhan ini?’ tanya Lara penasaran dalam hati.

   “Ya, tentu saja.” sahut Luhan yang mendengar pertanyaan di benak Lara.

   ‘Kalau dengan mencium Luhan, akan menyembuhkan memar di tangannya...’ Lara berbalik memandang mata Luhan, kemudian ia pun akhirnya setuju dan berkata, “Baiklah.” sambil mengangguk.

   Luhan pun menciumnya dengan lembut.

   ‘Maaf aku berbohong.’ ujar Luhan dalam hati.

   Ciuman ataupun sentuhan fisik yang Lara berikan hanya akan memulihkan Stamina dan kekuatan para cowok EXO saja, tapi kalau urusan menyembuhkan luka atau memar, itu lain halnya.  

Setelahnya mereka berdua pun saling pandang. Kemudian Lara tiba-tiba tertawa. Luhan yang melihatnya awalnya merasa bingung, tapi lalu ikut tertawa bersama Lara.

   “Kenapa? Ada apa? Apa yang lucu?” tanya Luhan penasaran.

   “Maaf, hanya saja aku merasa lucu. Sosokmu yang pemalu sewaktu kecil dulu bisa berubah menjadi seperti sekarang. Sangat bertolak belakang.” sahut Lara.

   Luhan pun tertawa merasa bahwa ia sedikit banyak memang berubah.

   Setelahnya Luhan kemudian mengatakan sesuatu kepada Lara.

   “Lara...Maaf, aku sempat mendengar kegelisahanmu tadi. Kau bingung dengan apa yang harus kau lakukan selanjutnya kan..? Kami mungkin bisa membantumu.” ujar Luhan.

   “Aku tahu kau pasti masih terkejut dan sulit untuk mempercayai penjelasan Kate tadi, tapi kita memang tidak punya banyak waktu saat ini.” tambahnya.

   Mendengar Luhan menyebutkan nama Kate, Lara terlihat menggigit bibir bawahnya. Sudah sejak lama ia merasa sesuatu yang janggal terhadap Kate. Dulu, mungkin ia tidak memiliki ingatan mengenai Kate karena ingatannya disembunyikan. Tapi, sekarang setelah ingatannya kembali ia pun masih merasa asing dengan Kate. Karena sebelumnya ia merasa ia tidak dapat mempercayai siapa pun, sekarang Lara berniat membicarakan hal ini dengan Luhan. Karena kemampuan yang dimiliki oleh Luhan, Lara berpikir mungkin Luhan tahu sesuatu.

   Luhan secara tak sengaja melihat kedalam pikiran Lara. Lara masih merasa ragu-ragu.

   “Ada apa?” tanya Luhan lembut.

   “Luhan...” Lara memulai.

   “Ada hal yang aku ingin diskusikan denganmu.”

   Mendengar keseriusan dalam nada bicara Lara, Luhan pun mengajaknya untuk duduk di sofa untuk membicarakan hal tersebut.

   “Ini tentang Kate.” seru Lara lagi. Ia merasa sedikit tidak nyaman membicarakan hal ini, tapi ia harus memastikannya supaya tidak ada lagi keraguan.

   “Aku tahu bahwa dia adalah kepala pelayan keluarga Clearance turun-temurun. Tapi aku tidak ingat bahwa aku mempunyai hubungan yang baik dengan Kate. Mungkin ini ada hubungannya dengan ingatanku yang disembunyikan tapi bahkan setelah ingatanku kembali, aku tidak bisa mengingat banyak kenangan bersama Kate.” Lara berhenti sejenak.

   “Apa kau...tahu sesuatu mengenai Kate?” tanya Lara ragu-ragu.

   Luhan tersenyum dengan lembut sebelum berkata.

   “Aku bisa mengerti mengapa kau merasa seperti itu terhadap Kate. Kate juga berasal dari Planet EXO, kau tahu? Oh ya, apa kau tahu kami berduabelas berasal dari satu akar pohon suci ‘Tree of Life’?” tanya Luhan.

   “Oh, yeah. Lay pernah memberitahu kepadaku. Setiap generasi lahir anak-anak dengan kekuatan spesial yang membantu menjaga kedamaian dunia.” jelas Lara.

   “Ya, kau benar. Jadi, tidak semua orang dari Planet EXO mempunyai kekuatan spesial seperti kami. Dan Kate adalah salah satu orang yang mempunyai kekuatan seperti kami.” seru Luhan.

   Lara kelihatan terkejut. ‘Hm, jadi itu sebabnya Kate tidak terkejut dengan semua hal yang terjadi.’ pikir Lara dalam hati.

   “Lalu kekuatan apa yang ia miliki?” tanya Lara masih penasaran kepada Luhan.

   “Memanipulasi ingatan, dan juga melakukan sesuatu dengan kecepatan super.” jawab Luhan.

   “Saat terjadi penyerangan di sekolah waktu itu, Kate lah yang memanipulasi ingatan seluruh siswa dan guru di sekolah. Sementara kecepatan super nya digunakan Kate untuk membersihkan mansion ini dalam waktu singkat.” jelas Luhan lagi.

   Lara mengangguk mengerti. Sekarang ia merasa bersalah telah menuduh Kate padahal selama ini Kate sudah sangat berjasa membantunya.

   “Tidak perlu merasa bersalah, Lara. Wajar kalau kau merasa seperti itu. Mungkin Kate sengaja menyembunyikan ingatanmu tentang dirinya untuk membuatmu waspada dan tidak mudah percaya begitu saja pada orang lain.” seru Luhan.        

   “Sudahlah, bagaimana kalau sekarang kita sarapan?” ajak Luhan mencoba menghapus rasa bersalah Lara terhadap Kate.

   “Ya, baiklah.” jawab Lara.

   Setelahnya mereka berdua pun pergi ke ruang makan bersama-sama. Sebenarnya Lara merasa agak sungkan pergi ke ruang makan karena Kate biasanya ada di sana dan membuat sarapan tapi saat itu tidak ada Kate di sana dan membuat Lara sedikit lega.

   Ketika Lara dan Luhan sampai di ruang makan, Chen sudah menyiapkan kursi untuk Lara agar Lara duduk di sebelahnya dan Tao.

   Mereka sarapan sosis, telur dan juga roti. Baekhyun yang berada di seberang Lara pun berniat untuk mengambil selai roti yang berada di dekat Lara. Baekhyun merentangkan tangannya, berniat menjangkau selai tersebut. Tapi, tidak sampai. Baekhyun menjadi agak bingung dan ragu-ragu bagaimana ia bisa mengambil selai tersebut.

   Lara yang menyadari hal itu pun, langsung mengambil selainya dan memberikannya kepada Baekhyun. Luhan yang juga melihat kejadian itu, keduluan oleh Lara sebelum menggunakan kekuatan Telekinesis nya untuk menggeser selai tersebut.

   “Ini...” ucap Lara

   “Terima kasih.” sahut Baekhyun.         

   Mereka semua pun lalu makan dengan lahap. Tao yang makan dengan sangat cepat pun sempat tersedak dan Lara menepuk-nepuk punggungnya dan memberikannya air minum.

   Lara yang melihat ada noda saus di bibir Chen pun tanpa sungkan menghapus nodanya dan membuat Chen tersipu dan lalu tersenyum, membuat pipinya naik.

   Selesai makan, mereka pun berkumpul di ruang keluarga.

   “Lara...” ucap Kris memulai.

   “Sekarang setelah Nanomachine Krusnikmu sudah aktif, kami rasa hal yang

sebaiknya kau lakukan adalah melatihnya.” tambah Kris.

   Sekarang setelah disinggung Kris, Lara mulai merasakan perlahan kehadiran Krusnik yang ada di dalam dirinya. Memang benar beberapa hari yang lalu ia merasakan kekuatan yang luar biasa saat Krusniknya pertama kali diaktifkan. Merasakan aliran kekuatan yang sangat dahsyat membuat tubuhnya mengalami lonjakkan kekuatan. Ingatan yang dulu disembunyikan pun sekarang sudah bisa Lara ingat kembali. Lara merasa takut tidak akan bisa mengendalikan Krusniknya oleh karena itu ia berusaha sekuat tenaga untuk mencegah Krusnik mengambil alih tubuhnya.

   Membayangkan ucapan Kris bahwa ia harus melatih Nanomachine Krusniknya, Lara tidak bisa membayangkan kengerian yang harus ia alami lagi yang menyebabkan Lay pingsan dan nyaris meregang nyawa.

   “Tidak.” respon Lara tiba-tiba.

   Tapi kemudian ia menyesalinya dan berpikir dengan lebih rasional.

   “Maaf, maksudku aku tidak bisa membiarkan diriku diambil alih oleh Nanomachine Krusnikku lagi. Aku tidak bisa membayangkan hal yang terjadi kepada Lay akan terulang lagi.” tambah Lara yang melihat ekspresi Kris yang terhenyak mendengar respon Lara yang tiba-tiba.

   “Aku mengerti bagaimana perasaanmu, Lara. Tapi kami rasa ini adalah satu-satunya cara terbaik untuk melindungi dirimu. Jika kau sudah bisa melatih Nanomachine yang ada di dalam tubuhmu, kau juga akan bisa melatih menggunakan kekuatanmu yang nantinya akan berguna untuk melawan para Methuselah.” sahut Luhan.

   “Tidakkah kalian ingat hal yang terjadi kepada Lay beberapa hari yang lalu? Aku tidak bisa mengendalikan tubuhku sama sekali. Itu mengerikan.” jelas Lara. Ia biasanya adalah tipe orang yang akan menghindari konflik, tapi untuk urusan satu ini ia akan memaparkan argumennya dan menolak hal yang akan membahayakan nyawa para cowok dari Planet EXO tersebut.

   “Ya, tapi saat itu kau hanya berdua dengan Lay dan kami tidak ada di sana bersamamu.” ujar Baekhyun mencoba memaparkan alasan yang masuk akal.

   “Benar, kalau saja kami datang lebih awal kami mungkin bisa mencegah dirimu diambil alih oleh Nanomachine Krusnik!” tambah Chen mendukung alasan Baekhyun.

   “Ditambah lagi, waktu itu adalah pertama kalinya Krusnikmu bangkit makanya kau tidak bisa menghentikannya. Sekarang karena kau sudah pernah melakukannya, kau mungkin bisa mengendalikannya lebih baik.” ujar Suho sambil mengacungkan jari telunjuknya.

   Mendengar alasan dan penjelasan dari Baekhyun, Chen, dan Suho Lara pun terhenyak sebentar. Semua itu mungkin memang benar, tapi Lara masih tidak ingin mengakui kenyataan bahwa dirinya harus mengaktifkan Krusniknya lagi.

   Lara pun berdebat dengan dirinya sendiri. Sampai akhirnya Luhan menginterupsi di dalam pikirannya.

   ‘Lara, tenanglah. Kami percaya padamu.’ ujarnya.

   “Tapi bagaimana kalau nanti salah satu dari kalian hampir terbunuh lagi gara-gara aku tidak bisa mengendalikannya?” ucap Lara khawatir.

   “Tenang saja, kami akan berusaha semampu kami untuk mencegah hal itu terjadi.” ucap DO sambil tersenyum untuk menenangkan Lara.

   “Baiklah..” ujar Lara pasrah setelah menghela nafas panjang.


Note: Hello!!! It's been a while, right? I'm sorry for the late update. I've actually write the story but I still need to edit it. Enjoy the new chapter! Also, if you want to look back, I've changed some of the story about Kate.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
anmade #1
Chapter 43: Putri duyung! Wow! O.o
anmade #2
Chapter 42: Waaah~ lara ada kemajuan ^^ narasi combatnya enak dibaca kok. Penasaran sm lanjutannya :D
AnastasiaDea
#3
Chapter 41: Kyaaaaa Baby Thehun is so masculine... ^^
I would like to be catched by Hun oppa, but I think he is not strong enough to carry me...
anmade #4
Chapter 40: waaah hahaha ngebayangin pipi bakpaonya Xiumin bikin aku ikutan ketawa wkwk terimakasih utk updatenya~ kutunggu lanjutannya yaa ^_^
anmade #5
Chapter 39: hello~ aku suka ceritanya :) ditunggu lanjutannya ya~ hehe cerita ini bikin penasaran :D
AnastasiaDea
#6
Chapter 39: Sometimes I wonder how did you manage to update so often...
Good job!!!
AnastasiaDea
#7
Chapter 38: Kyaaaaaaaaa.... I am blushing so haard... glad that I didn't get any nose bleed... kamsahamnidaaaa author-niiiiiiiim.... kekeke... if I can give this story more than 1 upvote, I would like to give this story 50 upvotes... <3<3<3<3
AnastasiaDea
#8
Chapter 36: Kyaaaaaaaaaaaaaaa........
Finally an update.... ^^
AnastasiaDea
#9
Annyeong... ^^ New reader imnidaaaa.... *bow 90 degrees*
It's a beautiful story, the plot is very AMAZING *nose bleed*
Well, that's true, I got nose bleed when I read this story...
Awww... I hope that you'll update this story soon...
And maybe,,, some fluffy chapters with Suho oppa... *wink wink*
That's all from me.. thank yooooouuuu... *blowing kiss*
Ainizzamani #10
Chapter 34: What.... Why would Luhan do that? ;( I don't read manga so I don't know what's happening... Lara berubah jadi apa? Knp harus darah? Omg so many questions. But at least she kissed Lay lol xDD