Chapter 1

Keabadian yang Rapuh

Sebelum Lara menutup matanya karena terlalu terkejut dan takut saat musibah kebakaran menimpanya, satu-satunya yang bisa Lara ingat adalah api yang berkobar dan membakar habis kastil keluarga Clarence serta Kate yang membawanya menjauhi kastil yang terbakar. Sejak saat musibah yang menimpanya, Kate memberitahu Lara bahwa ia harus hidup normal layaknya orang biasa dan melupakan asal-usulnya yang dari keluarga bangsawan untuk menyelamatkan dirinya yang kemungkinan besar akan terancam bahaya lagi atas saran Kate. Lara pun setuju.

   Setelah itu, Lara kehilangan ingatan tentang kedua orangtua dan juga kenangan masa kecilnya. Mugkin karena trauma akan musibah yang menimpanya terus menerus sejak kepergian kedua orangtuanya.

   Tak lama setelah itu, ia mulai bermimpi mengenai kucing-kucing kecil yang lucu dan bertugas melindunginya. Seiring berjalannya waktu Lara pun melakukan kegiatan seperti yang dilakukan orang biasa pada umumnya, yaitu pergi ke sekolah.

   Tidak bisa sepenuhnya menghilangkan latar belakangannya yang mana dari keluarga bangsawan, Lara unggul hampir di semua bidang. Dengan paras cantik, mata berwarna merah gelap, bulu mata dan jari tangan yang lentik dan tubuh yang indah, membuat kehadirannya selalu jadi perhatian orang-orang di sekitarnya. Tetapi karena ia trauma dengan kenangan masa kecilnya dan tidak ingin mengekspos dirinya lebih banyak ke masyarakat umum, Lara memutuskan untuk membatasi hubungannya dengan orang lain agar tidak terlalu dekat.

   Lara tidak terlalu biasa berhubungan dengan orang lain. Bahkan dengan kepala pelayannya, Kate. Ia membatasi hubungannya dengan Kate walaupun Kate adalah orang yang menyelamatkannya dari kebakaran di Kastil keluarga Clarence. Mungkin karena ingatannya yang hilang akibat trauma, tapi ia tetap menghargai Kate sebagai kepala pelayannya.

   Umurnya 14 tahun sewaktu tiba-tiba ia menemukan tiga kucing imut di tempat tidur saat bangun dari tidurnya.

   Si kecil berbulu putih (Luhan) mengelus-elus pipi Lara, kucing berwarna coklat loreng yang kelihatan gembul (Xiumin) berada di bawah lengan Lara seolah-olah meminta Lara memeluk dirinya. Sementara kucing yang agak panjang (?) yang juga berbulu putih (Kris) menyatukan kedua tanganya dan menyandarkan kepalanya di punggung Lara seolah-olah melindunginya.

   Lara yang awalnya merasa nyaman karena ia merasakan sesuatu yang halus di tangannya masih tidur terlelap, sampai akhirnya ia merasakan bulu kucing yang lembut yang mengelus-elus pipinya, ia pun merasa bingung dan terbangun.

   ‘Benda apa ini yang sangat halus dan membelai-belai wajahku?’ tanyanya dalam hati.

   Menyadari Lara bangun dari tidurnya, kucing-kucing tersebut pun ikut terbangun dan mengamati tingkah Lara. Kenyataan bahwa ada tiga kucing lucu dan menggemaskan berada di tempat tidurnya, membuat Lara bingung dan terkejut namun detik berikutnya ia memeluk dan mengelus-elus ketiga kucing tersebut karena mereka terlihat sangat menggemaskan.

   Saat sarapan, Lara memberitahu Kate bahwa ia terkejut saat menemukan ketiga kucing tersebut di tempat tidurnya pagi tadi. Kate pun menjelaskan, mungkin kucing tersebut berasal dari hutan tak jauh dari mansion yang ditinggali Kate dan dirinya.

   Lara pun bergegas pamit kepada Kate untuk berangkat ke sekolah.

   “Jangan pulang terlalu larut dan hati-hati di jalan.” ujar Kate.

   “Aku mengerti.” sahut Lara.    

   Lara pun menyusuri jalan setapak yang mengarah keluar mansionnya. Ia menyukai bagaiman jalan tersebut terlihat sangat indah dengan bunga-bunga berwarna gelap menghiasi kedua sisi jalan.  Kemudian ia melewati sebuah palang dan memasuki jalan setapak yang agak besar dihiasi pepohonan lebat di kanan dan kiri jalan tersebut. Tak lama ia keluar jalan setapak tersebut dan memasuki sisi jalan raya yang besar. Tanpa ia sadari, sedari tadi kucing kecil berbulu putih (Luhan) mengikutinya diam-diam, sementara kucing panjang berbulu putih (Kris) mengawasinya dari perbatasan jalan setapak menuju palang dan kucing gembul berwarna coklat loreng mengawasinya pergi menjauh dari perbatasan jalan setapak menuju jalan raya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
anmade #1
Chapter 43: Putri duyung! Wow! O.o
anmade #2
Chapter 42: Waaah~ lara ada kemajuan ^^ narasi combatnya enak dibaca kok. Penasaran sm lanjutannya :D
AnastasiaDea
#3
Chapter 41: Kyaaaaa Baby Thehun is so masculine... ^^
I would like to be catched by Hun oppa, but I think he is not strong enough to carry me...
anmade #4
Chapter 40: waaah hahaha ngebayangin pipi bakpaonya Xiumin bikin aku ikutan ketawa wkwk terimakasih utk updatenya~ kutunggu lanjutannya yaa ^_^
anmade #5
Chapter 39: hello~ aku suka ceritanya :) ditunggu lanjutannya ya~ hehe cerita ini bikin penasaran :D
AnastasiaDea
#6
Chapter 39: Sometimes I wonder how did you manage to update so often...
Good job!!!
AnastasiaDea
#7
Chapter 38: Kyaaaaaaaaa.... I am blushing so haard... glad that I didn't get any nose bleed... kamsahamnidaaaa author-niiiiiiiim.... kekeke... if I can give this story more than 1 upvote, I would like to give this story 50 upvotes... <3<3<3<3
AnastasiaDea
#8
Chapter 36: Kyaaaaaaaaaaaaaaa........
Finally an update.... ^^
AnastasiaDea
#9
Annyeong... ^^ New reader imnidaaaa.... *bow 90 degrees*
It's a beautiful story, the plot is very AMAZING *nose bleed*
Well, that's true, I got nose bleed when I read this story...
Awww... I hope that you'll update this story soon...
And maybe,,, some fluffy chapters with Suho oppa... *wink wink*
That's all from me.. thank yooooouuuu... *blowing kiss*
Ainizzamani #10
Chapter 34: What.... Why would Luhan do that? ;( I don't read manga so I don't know what's happening... Lara berubah jadi apa? Knp harus darah? Omg so many questions. But at least she kissed Lay lol xDD