Chapter 26 - Xiumin

Keabadian yang Rapuh

“Oh. Lara. Kau sudah bangun?” ucap Xiumin yang terlihat berada di lorong, berjalan menuju kamarnya.

   “Ya. Kenapa kau tidak membangunkanku sewaktu aku tertidur di sofa?” ujar Lara masih merasa kesal dan berusaha meminta tanggung jawab semua cowok-cowok EXO yang ia temui karena meninggalkannya.

   “O..oh. Maaf ya, aku sebenarnya tidak ingin meninggalkanmu. Aku dan yang lainnya khawatir kalau kami memindahkanmu, kau akan terbangun. Makanya kami tinggalkan kau di sana.” ucap Xiumin merasa bersalah.

   Melihat ekspresi Xiumin yang merasa sangat bersalah membuat Lara meredakan kekesalan nya dan menerima yang sudah terjadi.

   “Sudahlah, tidak apa. Xiumin, aku masih belum mengantuk karena tidur terlalu lama. Maukah kau menemaniku?” ucap Lara.

   “Oh, tentu saja. Aku juga sebenarnya belum bisa tidur makanya aku berkeliaran di lorong.” ujar Xiumin.

   “Bagaimana kalau kita ke teras sambil melihat pemandangan malam?” ujar Lara memberikan saran.

   “Oke, baiklah. Ayo.” ajak Xiumin.

   Mereka pun berjalan menuju teras yang berada di ujung lorong. Terasa semilir angin berhembus ke arah mereka saat mereka membuka pintu. Lara dan Xiumin pun duduk dan menikmati pemandangan malam.

   Lara mendongak ke arah langit dan menyandarkan kepalanya di kursi. Ia melihat banyak bintang-bintang menghiasi langit.

   “Xiumin, kau berasal dari Planet EXO kan? Di manakah letaknya?” tanya Lara.

   Xiumin pun secara spontan melihat ke arah langit juga. Ia tersenyum kemudian berkata, “Planet EXO ya..tidak terlalu jauh dari Mars dan Venus..kurasa.” jawabnya.

   “Hm, begitu ya..” ucap Lara.

   “Bagaiamanakah keadaan di sana? Bisakah aku pergi ke sana suatu saat nanti?” tanya Lara lagi.

   “Di sana tidak seperti di sini. Di sana sangat minim dengan bangunan, kau pasti tidak terbiasa jika ke sana.” ucap Xiumin.

   Tiba-tiba Xiumin merasa semilir angin yang cukup kencang menerpa mereka. Xiumin pun reflex menempatkan lengannya di sekeliling Lara dan menghalaunya dari angin tersebut.

   “Lara, kemarilah. Udaranya dingin. Jangan sampai kau masuk angin.” ujar Xiumin.

   Lara pun tersipu karena berdekatan dengan Xiumin. Tapi ia tidak menyangka, walaupun Xiumin memiliki kekuatan frost/ice, tidak terasa dingin sama sekali berada di dekatnya.

   “Aku kira akan merasa dingin jika berdekatan denganmu?” ucap Lara penasaran.

   “Begitu menurutmu? Jangan khawatir, aku hanya bisa mengendalikan frost/ice, bukan berarti aku terbuat dari es. Suhu tubuhku masih normal kok. Bahkan, aku bisa mengendalikan suhu dingin di sekitar kita untuk menjauh sehinga kita tidak kedinginan.” jelas Xiumin.

   “Oh, begitu ya..” ucap Lara mengerti.

   “Terima kasih.” ujar Lara lagi. Xiumin pun tersenyum.

   Melihat Xiumin tersenyum dari dekat, membuat pipi bulatnya menonjol dan tak sadar, Lara pun mencium pipinya. Xiumin pun tersipu dan tak henti-hentinya tersenyum setelah Lara mencium pipinya.

   “Xiumin, apa kau masih ingat yang kau katakan padaku?” tanya Lara lagi tiba-tiba, penasaran akan sesuatu.

   “Tentang apa itu?” ujar Xiumin mengingat-ingat hal apa saja yang pernah ia katakan kepada Lara.

   “Bahwa hal-hal yang natural akan terjadi jika aku berdekatan dengan kalian. Bahwa aku seharusnya jangan melawannya, dengan begitu akan lebih mudah untuk mendekatkan ikatan. Apakah memang seharusnya aku melakukan itu?” tanya Lara.

   “Oh. Ya. Menurutku itu lah hal yang akan terjadi. Dan itu cara yang paling mudah untuk mendekatkan ikatan.” ujar Xiumin.

   “Tapi...kalau kau agak keberatan, tidak apa. Turuti saja keinginanmu. Tidak usah dipaksakan.” ujar Xiumin dengan lembut sambil tersenyum.

   ‘Ah, kenapa Xiumin sangat baik sekali sih? Tidak pernah memaksaku melakukan sesuatu yang aku enggan melakukannya.’ pikir Lara dalam hati.

   “Baiklah. Mulai sekarang, aku tidak akan melawannya.” ucap Lara.

   “Kalau itu memang keinginanmu, aku akan mendukungnya.” ujar Xiumin lagi.

   ‘Ah, cowok yang satu ini.’ pikir Lara dalam hati.

   Kemudian Lara pun mencium bibir Xiumin, untuk menghentikannya mengucapkan kata-kata yang membuat Lara tambah ingin menciumnya.

   Xiumin pun membeku. Dan beberapa detik kemudian muncul simbol di tangan kanan-ya diikuti sinar biru. Xiumin juga merasakan kekuatan-nya meningkat, bahwa ia bisa membekukan seluruh daratan. Tapi, ia bisa mengendalikan kekuatannya dan merasa sangat senang karena dicium Lara.

   “Maaf..” seru Lara merasakan keterkejutan di wajah Xiumin.

   “Kenapa minta maaf? Inilah hal wajar yang kaurasakan—yang juga kurasakan. Aku suka kok.” ucap Xiumin dengan senyum mengembang yang membuat pipinya semakin menggemaskan.

   ‘Kenapa tingkah laku-ku aneh sekali. Padahal baru saja aku mencium DO, tapi kenapa sekarang perasaanku berbunga-bunga dan ingin mencium Xiumin juga?’ tanya Lara dalam hati kebingungan akan perasaan yang dirasakannya.

   Ia pun memutuskan untuk membicarakan hal ini dengan Xiumin. Lara tahu Xiumin bisa diandalkan, dan hanya dengan Xiumin lah Lara bisa menanyakan pertanyaan-pertanyaan aneh yang ia sungkan untuk menanyakan nya kepada cowok lain.

   “Xiumin, aneh sekali. Tadi pun aku merasakan perasaan yang sama terhadap DO, dan juga menciumnya. Apakah hal ini wajar?” tanya Lara penasaran.

   ‘Oh, jadi Lara sudah mencium DO lebih dulu?’ ujar Xiumin agak cemburu.

   “Ya. Kau mungkin bingung ya? Kami semua saling berhubungan erat denganmu, Lara. Menurutku, skinship atau tindakan afeksi lainnya merupakan salah satu cara mendekatkan hubungan itu. Wajar kalau kau ingin selalu berdekatan dengan salah satu dari kami, karena kami masing-masing mempunyai energi yang berbeda-beda. Kaulah sumber utama kami, sebagai satu-satunya sumber energi, kaulah tumpuan kami satu-satunya..begitu kira-kira.” jelas Xiumin.

   “Hm, untuk ukuran orang normal, akan aneh jadinya kalau aku diharuskan mencium atau melakukan skinship lainnya dengan 12 cowok berbeda. Tapi kurasa karena kalian berbeda dan spesial, perkara ini menjadi lain.” ucap Lara.

   Xiumin pun tersenyum mendengar komentar Lara, membuat Lara terus ingin mencubit pipinya.

   Berada dalam dekapan Xiumin, merasa hangat karena udara dingin di halau oleh kekuatan Xiumin, membuat Lara merasa nyaman dan akhirnya Lara pun tertidur di dekapan Xiumin.

   Setelahnya Xiumin pun menggendong Lara ke kamar tidurnya. Menempatkannya di bawah selimut, supaya tidak kedinginan, mencium dahinya sekilas kemudian keluar dari kamar dan membiarkan Lara istirahat.

   Merasa kehilangan kehangatan yang didapatnya dari Xiumin, Lara pun terbangun.

   “Xiumin, kau mau ke mana?” tanya nya dengan suara parau karena masih mengantuk.

   “Aku akan keluar dan membiarkanmu istirahat. Tidurlah lagi.” ujar Xiumin.

   “Apa? Xiumin, tidurlah di sini bersamaku. Aku kadang suka kesepian tidur sendirian di kamar yang luas begini.” ujar Lara spontan, mengatakan kekhawatiran nya yang tak pernah ia katakan pada siapa pun. Ia tidak ingin manja dan bisa mandiri. Tapi, kadang-kadang ia lelah terus-terusan berpura-pura kuat.

   ‘Aku yakin Xiumin tidak akan berbuat yang macam-macam.’ pikir Lara dalam hati.

   “Oh, begitu? Baiklah, aku akan tidur di sini kalau kau tidak keberatan.” ujar Xiumin agak malu-malu menerima ajakan Lara.

   Xiumin pun beranjak ke sofa yang ada di kamar tidur Lara dan tiduran di sana.

   “Xiumin, berhentilah main-main. Sini tidur di sebelahku.” ucap Lara.

   “Oh, apa kau yakin?” tanya Xiumin ragu-ragu.

   “Ya. Aku tahu kau tidak akan berbuat macam-macam.” ujar Lara lagi.

   Xiumin pun akhirnya beranjak dari sofa dan naik ke tempat tidur Lara.

   “Aku tidak akan macam-macam? Yakin?” seru Xiumin lagi tiba-tiba memasang muka jahil yang serius kemudian bergegas mendekati wajah Lara. Lara yang sudah terlentang di tempat tidur pun terkejut karena perubahan tindakan Xiumin yang tiba-tiba mendekatkan mukanya ke arah Lara dari atas.

   Saat Xiumin semakin dekat, Lara pun memejamkan matanya dan Xiumin hanya mencium dahi Lara.

   “Maaf, aku hanya bercanda.” ujar Xiumin tertawa.

   “Ah, Xiumin!!” erang Lara.

   “Hehehe. Ini sebagai pelajaran untukmu. Jangan sembarangan mengajak yang lainnya tidur bersamamu ya. Dan, tenang saja, kalau aku tidak akan macam-macam.” ujar Xiumin lagi.

   “Iya, aku mengerti.” ucap Lara.

   ‘Kenapa dia bisa yakin sekali kalau aku tidak akan melakukan hal yang macam-macam? Siapa yang bisa tahan tidur berdekatan dengan perempuan yang manis begini? Ah, tapi tetap saja. Aku tidak akan memaksakan kehendakku yang tidak dia sukai.’ ujar Xiumin dalam hati.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
anmade #1
Chapter 43: Putri duyung! Wow! O.o
anmade #2
Chapter 42: Waaah~ lara ada kemajuan ^^ narasi combatnya enak dibaca kok. Penasaran sm lanjutannya :D
AnastasiaDea
#3
Chapter 41: Kyaaaaa Baby Thehun is so masculine... ^^
I would like to be catched by Hun oppa, but I think he is not strong enough to carry me...
anmade #4
Chapter 40: waaah hahaha ngebayangin pipi bakpaonya Xiumin bikin aku ikutan ketawa wkwk terimakasih utk updatenya~ kutunggu lanjutannya yaa ^_^
anmade #5
Chapter 39: hello~ aku suka ceritanya :) ditunggu lanjutannya ya~ hehe cerita ini bikin penasaran :D
AnastasiaDea
#6
Chapter 39: Sometimes I wonder how did you manage to update so often...
Good job!!!
AnastasiaDea
#7
Chapter 38: Kyaaaaaaaaa.... I am blushing so haard... glad that I didn't get any nose bleed... kamsahamnidaaaa author-niiiiiiiim.... kekeke... if I can give this story more than 1 upvote, I would like to give this story 50 upvotes... <3<3<3<3
AnastasiaDea
#8
Chapter 36: Kyaaaaaaaaaaaaaaa........
Finally an update.... ^^
AnastasiaDea
#9
Annyeong... ^^ New reader imnidaaaa.... *bow 90 degrees*
It's a beautiful story, the plot is very AMAZING *nose bleed*
Well, that's true, I got nose bleed when I read this story...
Awww... I hope that you'll update this story soon...
And maybe,,, some fluffy chapters with Suho oppa... *wink wink*
That's all from me.. thank yooooouuuu... *blowing kiss*
Ainizzamani #10
Chapter 34: What.... Why would Luhan do that? ;( I don't read manga so I don't know what's happening... Lara berubah jadi apa? Knp harus darah? Omg so many questions. But at least she kissed Lay lol xDD