Chapter 16 - Kai

Keabadian yang Rapuh

ZAP

   Terdengar bunyi sesuatu kemudian Kai muncul entah dari mana dibarengi kepulan kabut hitam.

   “Lara...!” Ia langsung mendekati Lara dan memeluknya.

   “Akhirnya tiba juga giliranku.” sahut nya lagi. Lara sedang bergerak bangun dari tempat tidur ketika Kai muncul.

   “Oh! Hai Kai...Kau mengagetkanku.” Ucap Lara kelihatan agak sungkan dengan tindakan Kai yang tiba-tiba memeluknya. Tapi Kai kelihatan tidak menggubrisnya dan memeluknya begitu saja.

   “Maaf, aku tidak bermaksud begitu. Aku sudah tidak sabar untuk bisa bersamamu.” Ujarnya.

   “Baiklah, apa yang ingin kau lakukan hari ini?” tanya Lara.

   Kai tersenyum dengan jahil, kemudian menggendong Lara di dekapannya, dan terdengar lagi bunyi ZAP dan mereka menghilang.

   “Hei, Kai. Apa yang kau lakukan?” seru Lara sekarang tidak bisa lagi memendam perasaan sungkan nya karena Kai menggendongnya tiba-tiba.

   ZAP

   Kai dan Lara tiba di suatu tempat.

   ‘Apa?! Apa yang baru saja terjadi?’ tanya Lara panik di dalam hatinya.

   “I..ini..! Menara Eiffel?” teriak Lara setelah sadar ia berada di mana kepada Kai.

   “Ya, aku baru saja menggunakan kekuatan Teleportasiku. Hari ini aku ingin mengajakmu melihat dunia.” ucap Kai tertawa kecil.

   “Apa kau yakin tidak mau kugendong? Tapi kurasa inilah cara yang paling efisien untuk mengajakmu berteleportasi denganku.” seru Kai lagi

   “Oh, baiklah.” ujar Lara pasrah.

   “Pegangan yang erat! Perjalanan baru saja di mulai.” ujar Kai.

ZAP

   Mereka hilang lagi dan kali ini muncul di Coast near Marsa Matruh, Egypt kemudian Iguazu Falls, Argentina, Skaftafell Ice Cave in Iceland, Santorini, Greece, Capilano Suspension Bridge, Vancouver, British Columbia.

   Lara merasa terkejut akibat perubahan suasana yang bertubi-tubi seiring dengan perpindahan teleportasi Kai. Semuanya merupakan tempat yang sangat indah.

   Lara hampir tidak mengerjapkan matanya saat Kai berteleportasi dari satu tempat ke tempat lain-nya.

Eilean Donan Castle, Scotland

   “Kira-kira seperti inilah keadaan dan suasana di Planet EXO tempat kami berasal.” ujar Kai saat mereka berada di Scotland.

ZAP

Kai berteleportasi lagi. Glacier National Park, Montana.

   “Kai, turunkan aku.” ujar Lara masih terkesiap dengan tempat baru yang didatanginya dan ingin melihat lebih dekat.

   “Tapi...” ucap Kai ragu-ragu.

   “Ayolah, sebentar saja.” ujar Lara sedikit memohon.

   “Baiklah...” seru Kai lalu menurunkan Lara dari gendongannya.

   Lara pun mulai maju perlahan sementara Kai berada di sampingnya.

   “It’s beautiful.” gumamnya.

   Kemudian ia meraih lengan Kai, menoleh padanya, tersenyum dan berkata, “Terima kasih Kai, sudah mengajakku ke tempat-tempat yang indah ini...” ujar Lara.

   Kai pun spontan tersenyum lalu merangkul pundak Lara, “Aku tahu kau akan suka...”

   “Ayo kutunjukkan tempat lainnya lagi.” seru Kai sambil memegang punggungnya dan mengangkat kaki Lara, menggendongnya lagi.

Machu Picchu, Peru

Mount Roraima – Venezuela


   ‘Kai. Kai? Kai?! Kai! Kau di man--?’  tiba-tiba Kai mendengar suara seseorang memanggil-manggil namanya, tapi tidak jelas. Dari suaranya itu merupakan suara Luhan.

   ‘Apa? Ini kan suara Luhan hyung. Kenapa dia bisa bertelepati denganku dengan jarak sejauh ini?’ tanya Kai pada dirinya sendiri takjub bahwa Luhan bisa bertelepati dengannya yang sedang berada di antah berantah ini.

   Kai pun menjadi khawatir, ia dan Lara mungkin pergi terlalu lama sehingga yang lainnya mengkhawatirkannya.

   ‘Mungkin aku harus bergegas pulang.’ ujarnya lagi dalam hati,

   “Lara, maaf acara jalan-jalan nya kita sudahi sampai di sini dulu. Kita akan segera pulang.” ucap Kai seraya mengangkat Lara dan menggendongnya.

   Sebelum Lara sempat menjawab—ZAP. Mereka sudah hilang dari tempat mereka berada sebelumnya dan berada di halaman mansion keluarga Clarence.

   “Mereka sudah kembali!” sahut Kris yang sedang terbang di udara, kelihatan-nya sedang mengawasi—atau menunggu sesuatu.

   Sedetik kemudian semuanya mulai berkumpul dan Luhan yang pertama kali keluar dari mansion dengan terburu-buru dan menghampiri Lara. Lara bisa melihat sekilas di pergelangan tangan kanan Luhan muncul simbol yang sama yang ada di kalung Luhan lalu bersinar kilatan berwarna biru dari simbol tersebut.

   “Lara..Lara..!” teriaknya. “Kau baik-baik saja? Kau tidak apa-apa kan?” sahut Luhan. Sekarang setelah melihatnya dari dekat ia kelihatan cemas sekali. Kemudian Luhan bergegas memegang pipi Lara memutar balik badan-nya, memastikan bahwa ia tidak apa-apa.

   “Kami baik-baik saja, hyung.” ucap Kai sebaliknya, menjawab pertanyaan Luhan.

   Kemudian sedetik kemudian—SLAP. Terdengar suara tamparan.

   Luhan baru saja menampar Kai.

   Baik Kai dan Lara pun terkejut melihat kejadian itu. Cowok-cowok yang lainnya yang juga sedang menuju ke tempat Lara berada pun juga kaget.

   ‘Apa!? Kenapa Luhan menamparnya?’ batin Lara kaget.

   “Hyung! Apa yang kau lakukan?! Kenapa kau menamparku?” ujar Kai marah karena menerima perlakuan kasar tiba-tiba.

   “Apa kau tidak berpikir perbuatanmu itu bisa membahayakan nyawa Lara?!” teriak Luhan masih merasa marah.

   “Apa?!” Kai balas berteriak dan sekarang berusaha menerjang Luhan. Di pergelangan tangan Kai, sekarang juga muncul simbol dibarengi kilatan sinar berwarna biru.

   Tapi kemudian Chanyeol mencoba memegang Kai dari belakang dan mencegahnya menerjang Luhan. Gagal. Kai dengan mudahnya berteleportasi sehinggal lepas dari pegangan Chanyeol dan langsung menerjang Luhan. Mereka berdua pun jatuh di tanah.

   Dengan sikap defensif, Luhan pun menggunakan Telekinesis nya dan membuat Kai melayang dari tubuhnya. Kai pun berteleportasi lagi dan jatuh tak jauh dari tempatnya berada. Yang lainnya secara instingtif pun berusaha untuk menghentikan Luhan dan Kai bertengkar lebih lanjut.

   Suho mencoba menghadang Kai dengan menggerakkan Air tapi Kai berhasil berteleportasi, menerjang nya dan basah kuyup. Sehun berusaha mendorong Luhan agar menjauhi Kai dengan kekuatan Angin-nya.

   Melihat keadaan itu, kemudian Lara berteriak.

   “HENTIKAN!” kemudian terduduk lemas di tanah dan mulai menangis.

   Yang lainnya mendadak jadi diam dan menghampiri Lara.

   “Luhan, tenanglah dulu. Bicarakan masalah ini baik-baik.” ujar Xiumin.

   Luhan pun mulai kelihatan tenang karena melihat Lara menangis. Begitu juga dengan Kai. Kemudian keduanya diajak berbicara baik-baik setelah Luhan meminta maaf pada Kai.

   Sehun yang berada paling dekat dengan Lara pun langsung menggendong Lara dan membawanya menjauhi yang lain agar tenang. Chen berada di belakangnya.

   Sesampainya di kamar, Chen mengambil sapu tangan dan membersihkan kotoran yang ada di lutut Lara saat ia terduduk di tanah tadi sementara Sehun duduk di sampingnya. Menenangkan Lara dan menepuk-nepuk punggungnya.


   “Kai, aku minta maaf sebelumnya. Tapi aku hanya khawatir akan keselamatan Princess.” ucap Luhan memulai pembicaraan.

   “Tapi kenapa kau harus menamparku segala?! Kau kan bisa menanyakan nya baik-baik?!” ujar Kai setengah berteriak.

   “Maaf, tapi kau harus tahu. Musuh yang mengincar nyawa Lara sangat mengerikan dan berbahaya. Aku hanya tidak mau terjadi apa-apa pada kalian. Apa lagi kalian pergi ke beberapa tempat sekaligus.” ucap Luhan lagi.

   “Hyung, aku tidak bodoh. Mungkin kau meremehkanku karena aku salah satu yang termuda di sini. Tapi berhari-hari, jauh sebelum aku mengajak Princess berpergian hari ini, aku sudah mengawasi tempat-tempat itu dan memasang perimeter yang aman. Aku sudah berjaga-jaga. Itulah sebabnya kalian jarang melihatku di Mansion ini.” jelas Kai.

   Mendengarnya, Luhan terhenyak sebentar kemudian melanjutkan berbicara, “Aku minta maaf sekali lagi Kai. Tapi, aku mendengar hal-hal yang tidak disebutkan oleh pengawas kepada kita. Kekuatan musuh dan apa yang mereka bisa lakukan pada kita, sangat mengerikan. Aku hanya tidak ingin kita mengalami hal buruk.” jelas Luhan lagi.

   Setelahnya, Kai pun menjadi tenang sedikit kemudian akhirnya berkata, “Baiklah, hyung. Kau kumaafkan.” Kemudian Luhan pun menghampiri Kai dan memeluknya, “Aku benar-benar minta maaf.”


KNOCK KNOCK           

Terdengar suara ketukan di pintu kamar Lara dan Luhan muncul dibarengi Xiumin di belakangnya dari balik pintu.

‘Chen dan Sehun, tolong tinggalkan Lara, aku ingin berbicara dengan nya.’ sahut Luhan bertelepati kepada Chen dan Sehun yang sedang bersama Lara.           

   ‘Jangan khawatir, ada Xiumin bersamaku.’ ucap Luhan lagi saat melihat ekspresi tidak setuju untuk meninggalkan Lara terpancar dari muka Chen dan Sehun.

   Keduanya pun mengangguk diam dan kemudian pergi meninggalkan ruangan.

   Lara yang melihat kedatangan Luhan pun merasa sedikit takut dan cemas, mengingat kejadian yang dilakukan Luhan tadi.

   Ia merasa agak tenang mengetahui ada Xiumin di belakangnya.

   “Lara...” ucap Luhan mulai berbicara padanya.

   Tapi Lara menundukkan kepalanya, tak berani menatap mata Luhan.

   “Maaf aku membuatmu takut. Aku hanya khawatir terjadi apa-apa denganmu.” Luhan berhenti menghampiri Lara saat Lara mulai menggeser posisi duduknya agar berjauhan dengan Luhan.

   Xiumin pun berjalan menghampiri Lara, dan Lara langsung memegang Xiumin seolah-olah meminta perlindungan dan bersandar di lengannya.

   Melihatnya Luhan pun menghembuskan nafas dan mengatakan, “Aku sudah minta maaf pada Kai dan ia tidak apa-apa, Lay sudah memeriksanya. Aku harap kau bisa memaafkan tindakan yang kulakukan hari ini. Itu saja yang ingin kukatakan.” Luhan memutuskan untuk menyerah mencoba berbicara dengan Lara karena Lara masih saja menundukkan kepalanya dan tidak berani memandang matanya.

   ‘Xiumin, aku akan keluar. Tolong jaga Princess.’ ucap Luhan melalui telepati. Xiumin pun mengangguk setuju dan Luhan keluar dari kamar Lara.

   Setelah Luhan keluar, Xiumin beranjak dan duduk di samping Lara.

   Lara pun spontan menaruh kepalanya di pundak Xiumin, kemudian air matanya mulai mengalir lagi.

   Ketakutan? Tidak, Lara hanya bingung dengan apa yang baru saja terjadi sehingga membuat perasaan nya tak menentu.

   Xiumin pun menenangkannya sambil berkata, “Lara...kuharap kau jangan menilai Luhan sebagai orang jahat ya. Ia melakukan nya spontan hanya karena mengkhawatirkan keaadanmu. Ia memang salah satu yang tertua tapi temperamennya mudah marah.” Kemudian Xiumin mengambil tissue dan menghapus air mata Lara.

   “Dengan kekuatan Telepatinya, Luhan kadang mendengar hal-hal yang tidak diucapkan orang lain. Sebagai salah satu yang tertua, dia hanya membagi pikiran-nya denganku. Kau jangan menyalahkan nya karena bersikap terlalu over-protektif terhadapmu, ya...” ucap Xiumin lembut. Lara pun mengangguk mengerti.

   “Bagus, sekarang istirahatlah. Kau pasti lelah kan?” ujar Xiumin sambil menggiring Lara ke tempat tidur.

   Setelah menyelimuti Lara dan membelai kepalanya sekilas, Xiumin pun lalu keluar dari kamar tidur Lara.


   Lara sama sekali tidak bisa istirahat. Masih terbayang wajah seseorang yang dikhawatirkannya.

Kai.

Lara pun bergegas turun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar Kai. Ia mengetuk. Sekali, dua kali. Tidak ada jawaban. Ia pun memutuskan untuk membuka pintu dan melihat keadaan di kamar Kai. Sepi. Tidak terlihat ada siapa pun di sana.

   “Kai?” Lara mencoba memanggil Kai.

   Ketika Lara merasa tak ada jawaban, Lara pun duduk di sisi tempat tidur Kai dan menghembuskan nafas.

   ‘Kai. Ada di mana dia...?’ tanyanya dalam hati.

ZAP

   Lara mendengar suara itu lagi. Suara khas yang berasal dari Kai ketika ia melakukan teleportasi.

   Sedetik kemudian ia melihat Kai di hadapan nya dikelilingi kepulan kabut hitam tipis yang otomatis keluar setelah melakukan teleportasi.

   “Mencariku?” tanya Kai tersenyum jahil.

   “Kai...Apa kau tidak apa-apa?” tanya Lara seraya menghampiri Kai dan kemudian ia teringat lagi kejadian saat Luhan menampar pipi Kai. Lara pun menyentuh pipi Kai.

   “Ya, aku baik-baik saja.” Seru Kai sambil memeluk Lara.          

“Pertanyaan nya adalah apakah kau baik-baik saja?” ucap Kai balik bertanya.

   “Ya, aku baik-baik saja.” ucap Lara mengangguk.

   “Lalu kenapa tadi kau menangis?” tanya Kai bingung.

   “Aku hanya bingung. Perasaanku tak menentu. Aku merasa marah, sedih, terkejut, kecewa, khawatir. Tapi yang kutahu, perasaan itu tidak berasal dariku. Merasakan begitu banyak aliran perasaan di dalam tubuhku membuatku lemas dan air mataku mengalir begitu saja.” jelas Lara.

   “Maaf ya...Andai saja aku tidak mengajakmu berteleportasi ke sana-ke mari, tidak akan begini jadinya.” ucap Kai menyesal.

   “Tidak...kau bicara apa? Aku merasa senang sekali bisa melihat banyak pemandangan yang indah hari ini. Jujur saja, sejak kecil aku tidak pernah keluar selain untuk pergi ke sekolah dan tempat-tempat yang dekat dari sini.” ucap Lara

   “Kalau begitu aku minta imbalan.” ujar Kai jahil.

   “Apa?” Lara tidak percaya dengan apa saja yang baru dikatakan Kai tadi. ‘Dan hei, kenapa dia tiba-tiba bisa jadi seriang ini? Ah, sudahlah. Bagus kalau masalahnya sudah teratasi.’ batin Lara.

   “Aku minta ciuman di Pipi.” seru Kai sambil menunjuk pipinya.

   Awalnya Lara merasa ragu dan mengerutkan keningnya, ‘Apa yang baru saja dikatakan anak ini?’ pikirnya.

   “Ayo cepat! Di sini.” ujar Kai lagi sambil menunjuk pipinya.

Tapi karena melihat tingkahnya yang menggemaskan saat meminta pada Lara, akhirnya Lara menuruti keinginan Kai. Hitung-hitung sebagai rasa terima kasih Lara karena Kai sudah mengajaknya berteleportasi ke beberapa tempat indah hari ini.

CUP

Lara pun mencium pipi Kai. Lara bisa merasakan dirinya tersipu karena tindakan yang baru saja ia lakukan terhadap Kai,

   “Baiklaaaah, sekarang ayo kita tidur.” ucap Kai lagi kemudian menarik dan mendekap tubuh Lara ke tempat tidur.

   “Oh, hei..Kai! Apa yang kau lakukan?” ujar Lara terkejut.

   Tapi Kai kelihatan tidak menggubrisnya, dan malahan pura-pura sudah tertidur.

   Lara tidak punya pilihan lain. Ia pun mencoba tidur. 


Note: Aku ingin mencoba menyisipkan gambar-gambar pemandangan yang diperlihatkan Kai kepada Lara. Tapi masih belum tahu caranya! >< Kenapa Luhan bisa menampar Kai? OMG. Hihi

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
anmade #1
Chapter 43: Putri duyung! Wow! O.o
anmade #2
Chapter 42: Waaah~ lara ada kemajuan ^^ narasi combatnya enak dibaca kok. Penasaran sm lanjutannya :D
AnastasiaDea
#3
Chapter 41: Kyaaaaa Baby Thehun is so masculine... ^^
I would like to be catched by Hun oppa, but I think he is not strong enough to carry me...
anmade #4
Chapter 40: waaah hahaha ngebayangin pipi bakpaonya Xiumin bikin aku ikutan ketawa wkwk terimakasih utk updatenya~ kutunggu lanjutannya yaa ^_^
anmade #5
Chapter 39: hello~ aku suka ceritanya :) ditunggu lanjutannya ya~ hehe cerita ini bikin penasaran :D
AnastasiaDea
#6
Chapter 39: Sometimes I wonder how did you manage to update so often...
Good job!!!
AnastasiaDea
#7
Chapter 38: Kyaaaaaaaaa.... I am blushing so haard... glad that I didn't get any nose bleed... kamsahamnidaaaa author-niiiiiiiim.... kekeke... if I can give this story more than 1 upvote, I would like to give this story 50 upvotes... <3<3<3<3
AnastasiaDea
#8
Chapter 36: Kyaaaaaaaaaaaaaaa........
Finally an update.... ^^
AnastasiaDea
#9
Annyeong... ^^ New reader imnidaaaa.... *bow 90 degrees*
It's a beautiful story, the plot is very AMAZING *nose bleed*
Well, that's true, I got nose bleed when I read this story...
Awww... I hope that you'll update this story soon...
And maybe,,, some fluffy chapters with Suho oppa... *wink wink*
That's all from me.. thank yooooouuuu... *blowing kiss*
Ainizzamani #10
Chapter 34: What.... Why would Luhan do that? ;( I don't read manga so I don't know what's happening... Lara berubah jadi apa? Knp harus darah? Omg so many questions. But at least she kissed Lay lol xDD